Ayu yang mendengar ucapan dari Kenzo itu, ia hanya mengucapkan istigfar dalam hatinya. Barusan tuannya ini memujinya karna pijatan nya enak, Setelah itu, malah ia? Ah... Sudahlah Ayu hanya mencoba tersenyum menanggapi tuannya ini.
"Tuan apa ki..ta tidur sekamar?" Dengan segala keberanian akhirnya Ayu mengucapkan apa yang ingin ia sampaikan.
"Kau ingin tidur denganku?" sahut Kenzo dengan pandangan seperti om-om hidung belang yang mengajak seorang wanita untuk menemani malamnya, pikir Ayu.
"A..ku bisa pergi ke kamar ku sekarang tuan." jawab Ayu, ia ingin sekali cepat keluar dari kamar terkutuk ini karna mereka hanya berdua di kamar ini yang membuat Ayu takut khilaf karna perut Kenzo yang masih terpampang jelas di depannya.
Ayu mulai terbangun dari duduknya, namun, suara itu yang membuat ia menghentikan gerakannya. "Aku tak keberatan jika harus berbagi tempat tidur denganmu." sahut Kenzo dengan ekspresi wajah datarnya.
Aku tidak berharap tidur denganmu! "Tidak tuan tidak usah, aku akan tidur di kamarku saja." tolak Ayu, ia belum siap jika harus melihat Kenzo setiap membuka mata.
"Kau menolak?" ucap Kenzo dan Ayu hanya menghela nafas kasar, ia tak punya pilihan selain menjawab iya.
"Tidak tu.an" sahut Ayu.
"Katakan" Kenzo sekarang benar-benar menyeramkan di mata Ayu.
"Aku akan tidur denganmu tuan" Hanya tidur kan ga lebih! "Aku tau pasti tidak akan ada perempuan yang menolak tidur denganku, termasuk kau kan?" Kenzo tersenyum miring ketika Ayu meng-iyakan ajakannya, lebih tepat ancaman.
"Hanya tidur kan tuan? tidak lebih?" Ayu tak dapat menutupi mulutnya itu, ia hanya ingin tau jawaban dari semua yang dipikirkan otaknya itu.
"Kau mau lebih? Aku sih mau-mau aja." balas Kenzo cepat.
Duh! Salah ngomong kan! Rara hanya menggelengkan kepalanya ketika mendengar jawaban dari Kenzo. Rena menatap kamar itu, ia memicingkan matanya ke arah kamar Kenzo yang sepertinya masih tertutup rapat. Mereka berdua ngapain di dalam kamar? Apa? Rena membuang pikiran itu jauh-jauh ia tak ingin sampai memiliki cucu dari anak yang berbeda level darinya. Rena pun menjauh dari kamar itu dan mendapati Lia sedang duduk di depan tv, ia pun mendekati Lia yang nampak sedang fokus dengan yang ada di depannya.
"Ehh mommy," ucap Lia saat melihat Momy nya itu duduk di sampingnya.
Lia hanya tersenyum menanggapi sapaan dari putrinya itu. "Mommy belum tidur?" lanjut Lia.
"Belum ngantuk, kamu ngapain disini? Gak capek emangnya?" tanya Rena.
"lya mom, belum ngantuk jadi kesini aja, gak capek dong mom malah aku seneng akhirnya punya kaka perempuan, hehe..." jawab Lia dengan senyum yang lebar, ia tak menyangka kakaknya akan menikah secepat ini.
Rena yang mendengar putrinya kegirangan hanya menekuk wajahnya, mengapa anak nya ini malah senang mendapati kakak ipar yang tak selevel dengan keluarga Rihandra? "Momy kok malah keliatan gak seneng gitu?" Lia menatap bingung ke arah mommy nya, bukannya biasanya kalo anak menikah itu ibunya senang ya karna pasti mereka akan cepat mendapatkan cucu?
kenapa malah momy nya ini menampilkan wajah tak sukanya? "Kaka ipar mu itu hanya mau memanfaatkan kan kekayaan Kenzo kakamu itu tahu" Rena melihat wajah kaget dari Anaknya ini.
"Ha? Masa sih mom? Aku liat Kak Ayu orang yang baik kok" bela Lia, ia memang melihat jika kaka iparnya ini baik dan juga sopan tak ada gerak-gerik seperti wanita matre atau sebagainya.
"Kamu ini belum tahu aja gimana sifat aslinya." Rena pun sebenarnya belum tau bagaimana sifat dari menantunya tapi dilihat dari keluarganya saja Rena sudah menyimpulkan bahwa Ayu hanya ingin uang dari Kenzo.
Lia menatap curiga ke arah mommy nya itu, walau dia masih remaja, namun, ia tahu jika mommy nya ini pasti mempermasalahkan status kakak iparnya, ia tahu karna pernah mendengar momy nya ini membicarakan tentang keluarga dari Ayu di depan kakaknya Kenzo. "Kak Kenzo udah memilih pasangannya mom, Momy tahu kan setelah Kakak ditinggal perempuan gila itu, kak Kenzo jadi gimana waktu itu? Sudah lah mom, mungkin kebahagiaan Kak Kenzo ada di kak Ayu." Walaupun Lia sudah berbicara panjang lebar di depan Rena, namun, sepertinya Mommy ini tetap kekeh pada pendiriannya bahwa Ayu hanyalah seorang gadis matre dan ingin menguasai harta, tahta anaknya Kenzo.
"Ah seterah mom deh, aku mau ke kamar dulu." lanjut Lia dengan melangkahkan kakinya menuju kamar yang terletak diatas.
Rena masih menatap kepergian anaknya itu, ia tak mau jika anak pertamanya itu lebih dalam mencintai perempuan matre itu, Rena harus cepat untuk memisahkan mereka berdua tapi yang jadi pikirannya ia harus berbuat apa sekarang?
"Huh sudahlah akan ku pikirkan nanti saja." gumam Rena pelan, ia pun berdiri dan berjalan menuju ke kamarnya.
Lain halnya dengan kedua insan yang tadi masih berdebat tentang tidur, Kenzo menyuruh Ayu memilih tidur di kasur dengannya atau di sofa, sebelum Ayu memilih Kenzo berbicara terlebih dahulu. "Jangan salah kan aku jika tanganku tidak bisa diam saat kau tidur di sampingku," ucapan Kenzo itu yang membuat Ayu tidak ingin tidur bersama di kasur itu, ia takut Kenzo memanfaatkan situasi ini, entah Kenzo yang hanya menakutinya atau Ayu yang berpikir ke arah situ, yang jelas mereka sudah halal jadi suaminya itu pasti bebas buat sesuka hati, pikir Ayu.
Ayu tidur di atas sofa yang berada di dalam kamar tersebut, sedangkan Kenzo di kasur empuk itu. Seharusnya tuh istri yang tidur disitu, suami harus ngalah buat kenyaman istri ini malah disuruh tidur di sofa atau balkon, kalo istrinya kabur saja baru tahu rasa! Ya bagaimana pun Ayu ingin sekali kabur dari sini.
Namun, perjanjian sialan itu yang membuat nya takut jika keluar dari rumah ini atau pergi meninggalkan mesion ini tanpa seizin Kenzo. Ayu pun mulai memejamkan matanya agar tertidur, setelah hampir memasuki alam mimpinya ia mendengar samar-samar seseorang di telinganya.
"Goodnight My anggel"
***
Matahari sudah mulai terbit, namun, sepertinya kedua insan yang masih tertidur lelap di kasur, Kenzo yang terlebih dahulu membuka mata melihat pemandangan indah didepannya. Wanita nya, ia tersenyum manis melihat Ayu yang tidur di sampingnya, ia memiringkan badannya agar dapat melihat jelas wajah wanita yang sudah ia nikahi kemarin. Kenzo menatap wajah ini, Nyaman entah mengapa perasaan itu yang selalu muncul ketika berada di samping gadis ini. tangan Kenzo mulai merapihkan rambut yang menutupi wajah Ayu. Namun, sebelum ia melakukan itu tiba-tiba perempuan yang berada di depannya mengerjapkan matanya seperti akan terbangun.
*Flashback On* Kenzo melihat jika Ayu sudah tertidur di sofa tersebut, ia sebenarnya tak tega melihat istrinya itu tidur disana namun Rara yang memilih tidur disitu, ia pun tidak ingin melarangnya. Kenzo berjalan kearah tepat dimana Ayu tertidur. "Good night My angel." Kenzo tersenyum melihat wajah damai dari wanitanya, Ketika sudah mendengar nafas Ayu yang teratur, ia pun inisiatif menggendong Ayu dan merebahkan badan wanita itu di kasurnya, Melihat tidak ada gerak-gerik seperti terusik di tubuh Ayu, akhirnya, Kenzo pun ikut tidur di samping gadis itu. Kenzo tersenyum saat menatap gadis di depannya, akhirnya, setelah sekian lama mencari ia bisa mendapatkan gadis ini. setelah itu Kenzo pun ikut tertidur dengan Ayu di sampingnya. *Flashback Off* Ayu sedikit membuka matanya ketika merasa ada cahaya yang masuk kedalam kamar ini. Setelah sadar dari tidurnya, ia pun bangkit duduk di kasur tersebut. Ayu menatap kamar ini, ia tersadar jika tadi malam
Kenzo menatap tajam menuju ke arah Ayu, bisa-bisa nya dia meninggalkan Kenzo di kamar sendirian, seharusnya Ayu menunggunya di depan pintu atau setidaknya mereka turun bersama-sama. Namun, Ayu sepertinya turun terlebih dahulu karna Kenzo juga melihat Lia di samping wanitanya. Ayu yang merasa ditatap seperti itu hanya mengalihkan pandangannya ke arah mana saja yang penting ia tak ingin menatap mata pria yang menikahinya. Mati aku "Lia, sini sayang duduk, kita sarapan," ucap Mommy kepada anaknya itu tanpa menyapa Ayu. "Kak, ayo sarapan," ucap Lia saat melihat mommy nya ini hanya menyapa nya tanpa menyapa kakak ipar. Mereka pun duduk dan menikmati sarapan masing-masing, tidak ada yang bersuara sedikit pun dimeja ini karna memang peraturannya masing-masing, tidak ada yang berkata sedikit pun di meja ini karna memang peraturannya jika sedang berada di meja makan tidak boleh berbincang atau mengobrol karna tidak sopan katanya. Ada rasa senang di hati terdalam Ayu karna ia
"Kembalian nya ambil aja ya, pak," ucap Ayu saat turun dari motor itu dan memberikan uang berwarna merah dari dalam tasnya. "Duh kebanyakan banget uang kembaliannya, dek," ucap laki-laki yang mungkin umurnya seperti ayahnya. "Iya sekalian saya bersedekah pak, makasih ya." Ayu berjalan memasuki Bangunan Butik besar yang ada di hadapannya. "Eh ada Ibu Ayu," ucap salah satu pegawai yang ber-tag Meli disaat melihat Ayu masuk ke dalam Butiknya. Ayu mengedarkan pandangan nya ke sekeliling Bangunan ini. "lya Mel, dimana yang lain kok terlihat sepi?" tanya Ayu yang menatap ke arah ke sekelilingnya. "Ada di belakang Bu, biasa masih bersih-bersih." jawab Meli sopan. "Oh, ya udah Mel, aku ke atas dulu ya." balas Ayu. "Iya mbak." jawab Meli dan ia menatap punggung Ayu yang ditutupi oleh hijab. Ayu berjalan menuju ke arah ruangannya yang terletak di lantai 2 gedung ini. sembari berjalan ia menatap hasil dari jerih payahnya selama in
Ayu bingung harus menjawab apa? Jika ia bilang yang sebenarnya, kemungkinan besar ibu-ibu ini akan menceritakan nya pada semua orang? Jujur saja, ia belum siap jika harus melihat wajah munafik dari orang-orang yang dulu selalu menatap ia rendah, Ayu nyaman dengan ini karna ia tau mana orang yang benar-benar tulus padanya dan mana orang yang memang benar-benar tak suka padanya. Drt! Drt! Ayu mengalihkan pandangannya menuju ke arah tas milik salah satu wanita itu dan wanita itu mengambil ponsel dari tas branded original pengeluaran terbaru. "Eh, suamiku sudah menjemputku. Ayo pulang bareng aku nanti aku kenalin anak gadis aku yang super cantik," ucap Versyah dan dibalas anggukan oleh Maudi. Mereka berdua pamit di hadapan Ayu dan Ayu menatap kepergian mereka yang kian menjauh. "Syukurlah, aku tidak bilang yang sebenarnya." kata Ayu dalam hati. *** Kenzo mendapatkan laporan dari bodyguard nya yang ia suruh mengikuti Ayu. Jika wanita itu pe
“Tuan, mereka hanya mengantarkan nona saja setelah itu mereka pergi mencari penumpang lainnya” ucap Jimmy berdiri di depan Kenzo. “kau membantah ku!” sahut Kenzo menatap tajam ke arah Jimmy. "Aku hanya menyelamatkan mu dari tingkah cerdas mu ini tuan." kata Jimmy yang tidak berani ia lontarkan secara langsung di depan tuannya. “Mereka tidak memiliki hubungan apa-apa selain mengantarkan lalu dibayar dan setelah itu selesai tuan.” jelas Jimmy. “Cih! Tapi kau liat ini berdekatan sekali, bagaimana jika Laki-laki itu memanfaatkan keadaan seperti mengerem mendadak atau menyuruh wanitaku ini berpegangan kepadanya,” ucap Kenzo. “Tuan, tukang ojek itu tidak mungkin seperti itu karna ada beberapa peraturan juga yang harus ditaati setiap ojek online, kalo memang ada pasti penumpang itu akan mengirim kan pesan kepada pihak aplikasinya agar bisa menegur ojek tersebut,” ucap Jimmy berusaha menjelaskan kembali. “Aku tidak ingin ada yang menyentuh wan
Ayu sudah muak dengan semua orang yang mengatainya murahan, Mengapa semua orang menyimpulkan bahwa dirinya rendahan? apa memang ia terlihat seperti itu? Ketika tersadar dari kelakuan nya pada tuan muda, ia menatap tangan yang masih mematung di samping wajah Kenzo. Kenzo yang menerima tamparan mendadak itu pun tidak bisa menghindar, ia hanya menatap Ayu dengan tangan yang memengang pipinya walau tamparan Ayu tidak ada rasa apa-apa baginya. “Beraninya kau! menantang ku rupanya ya?” Ayu menggelengkan kepalanya, matanya yang berkaca-kaca sudah tidak bisa dibendung, Ia langsung bergegas melangkah pergi dari kamar ini namun ada tangan yang menahannya sebelum Ayu membuka pintu ruangan ini. “Lepaskan” ucap Ayu sembari mencoba melepaskan tangannya dari tuan muda. “Tidak semudah itu baby, aku akan menghukum mu sebelum kau keluar dari kamar ini” Kenzo membalikan tubuh Ayu dan memojokkannya di tembok. Ayu yang merasa posisi ini tidak menge
Hari sudah menjelang sore, Ayu yang telah menyelesaikan ritual mandinya itu. Ia duduk di pinggiran kasur, sebentar lagi tuan mudanya pulang ia harus apa? Jujur saja, melihat wajah tuan Kenzo sekarang membuat ia takut.“Aku pura-pura pingsan aja kali ya?” gumam Ayu, ia memikirkan cara agar tidak bertemu dengan Kenzo sekarang namun ia belum cukup keberanian untuk melakukan itu."Apakah aku berpura-pura sakit? Berpura-pura tidur? Berpura-pura amnesia?" tanya Ayu dalam hati.Ayu pusing memikirkan bagaimana caranya untuk tidak bertemu dengan tuan mudanya.“Huh... Berpura-pura tidur saja,” Ayu kembali merebahkan tubuhnya. Jujur saja sebenarnya badannya masih sakit karna tadi malam tapi ia tahan, Ayu tidak mau ada yang tau jika ia sakit.Terdengar suara riuh dari bawah sepertinya tuan mudanya sebentar lagi akan sampai di mension ini, seperti biasanya ada yang mengetuk pintu kamar Ayu untuk memberitahu jika tuan muda sudah sam
Kepergian Kenzo ke luar kota untuk memantau bisnisnya, membuat Ayu merasa sedih. Semua keluarga Kenzo dan Ayu mengantarkan Kenzo dengan selamat tanpa tujuan. “Sayang, kamu hati-hati ya disana.” sahut Rena dengan memeluk Kenzo tanpa melepaskan genggamannya dari Ayu“Kakak hati-hati ya,” ucap Lia.“Kak Kenzo hati-hati ya,” ucap Nita yang merupakan sepupu jauh Kenzo yang baru 2 jam tiba di mension milik Kenzo.Kenzo dan Ayu melanjutkan langkahnya menuju ke arah mobil yang terparkir di halaman.“Kau jangan mencoba kabur ya karna aku tidak ada disini,” ucap Kenzo menatap tajam ke arah Ayu.Ayu mengangguk patuh. “Aku tidak mungkin kabur tuan.” sahut Ayu.“Awas saja sampai kau coba menghubungi selingkuhan mu itu.” balas Kenzo.Lagi-lagi Ayu mengangguk, terserah apa kata tuan mudanya yang jelas dia sudah jelaskan bahwa pria itu hanya tukang ojek bukan selingkuhannya.