Seorang gadis kini sedang asyik membaca novel di kamarnya. Namun, kenyamanan itu seketika sirna ketika seseorang meneriakkan namanya dari luar kamarnya.
"KEYSHA."
"Iya Ma, kenapa?" Balasnya malas-malasan.
Ceklek...
Orang yang tadi memanggilnya pun membuka pintu kamarnya, kemudian berdecak. "Ck, Keysha. Mama kan udah bilang, hari ini kamu fitting baju."
"Males ah Ma, Mama aja deh sana. Keysha terserah Mama kok, pilih aja yang mama suka." Balasnya.
"Yang mau nikah kan kamu, bukan Mama. Buruan Keysha atau Mam--"
"Iya Ma iya, Keysha siap-siap." Potongnya cepat, karena dia tau mamanya akan mengancamnya.
"Ya udah buruan."
Keysha pun segera mengganti pakaiannya. Dia mengenakan dress selutut berwarna hijau army dengan tali di bagian perut. Setelahnya Keysha keluar dari kamarnya kemudian menghampiri mamanya. "Yuk Ma, berangkat." Ucap Keysha, ketika berada didekat mamanya.
"Makan dulu, itu Mama udah siapin, dari pagi kamu belum makan loh."
Karena tak mau mamanya marah-marah dan mengecewakan mamanya, yang sudah susah payah membuatkan makanan untuknya, Keysha pun menurut.
"Sayang Mama pergi dulu ya, udah ditungguin temen arisannya Mama." Ucap Lisa, saat melihat anaknya sedang makan.
"Kok gitu sih Ma, Keysha gak tau loh, Ma. Bajunya yang bagus itu kayak gimana, entar kalau pilih sendiri malah salah, Mama ngomel - ngomel." Balas Keysha kesal.
"Udah dipilihin, kamu tinggal nyoba aja ngepasin ukurannya."
"Terus perginya naik apa, taksi? kan mobil Keysha papa sita, ATM juga. Keysha cuma dikasih uang seratus ribu mana cukup, sih, Ma."
"Entar ada yang jemput, udah ah Mama berangkat udah telat nih." Balas Lisa kemudian meninggalkan Keysha sendiri.
Keysha pun pasrah dan duduk di kursi teras rumahnya. Hingga tak lama kemudian ada mobil yang memasuki pekarangan rumahnya. Keysha mendekat ke mobil itu, kemudian langsung masuk ke dalam mobil dan duduk dibelakang. Membuat orang yang mengemudikan mobil itu pun terkejut.
"Jalan Pak!" Perintah Keysha.
Karena tidak mau berdebat, sang pengemudi pun langsung menuruti perintah Keysha, membelah jalanan yang lumayan ramai.
"Ehh, nanya boleh gak, Pak?" Ucap Keysha tiba-tiba, membuat sang pengemudi menoleh ke arahnya sambil mengangkat sebelah alisnya, karena kebetulan saat ini mereka sedang berada di lampu lalu lintas yang menunjukkan warna merah.
"Ehh maaf-maaf, Keysha manggilnya apa, ya? Bapak keknya gak setua itu, deh. Apa Keysha panggil Om, aja, ya? Gak apa-apa kan? Walaupun kelihatannya Om masih muda sih, tapi Keysha gak mau manggil mas soalnya...
panggilan itu cuma buat suami Keysha nantinya, gak apa-apa kan, Om?" Jelas Keysha panjang lebar.
"Nanya apa?" Balas si empu yang diajak bicara.
"Gini nih Om, Keysha tuh dijodohin sama bonyok. Sebenarnya Keysha emang pernah bilang sih kalau Keysha itu minta dijodohin aja timbang pacaran eh malah ternyata cuma jagain jodohnya orang.
Tapi masalahnya nih ya Om, Kesya itu baru aja mau masuk kuliah masa udah mau nikah sih. Kalau Om sendiri, kalau dijodohin mau gak Om?" Tanya Keysha.
"Enggak." Balas orang itu.
"Kenapa Om?"
"Enakan milih sendiri."
"Oh...gitu Om, kalau Keysha sih gak apa-apa, asal dijodohin sama yang seumuran."
"Kalau kamu ternyata dijodohinnya sama om-om gimana?" Tanya supir itu tiba-tiba.
"Ah..gak mungkin lah Om, mama pasti ngertiin selera Keysha kayak gimana. Soalnya Keysha pernah bilang kalau Keysha pengen punya suami yang seumuran."
"Kalau beneran om-om tapi dia itu ganteng banget tetep ditolak?"
"Ya iyalah Om, ganteng mah relatif, tinggal siapa yang lihat. Kalau yang ngeliat orang yang suka dia, sejelek apapun pasti dibilang ganteng. Tapi kalau yang ngeliatin itu musuhnya, seganteng apapun juga bakalan dibilang jelek. Keysha sih, yang penting tinggi aja, udah cukup."
"Kenapa gitu?"
"Om kok nanya terus, sih. Jangan keponan dong, Om jadi manusia."
Sang pengemudi pun akhirnya memilih untuk diam, tak berapa lama kemudian mereka telah sampai di sebuah butik ternama di kota itu.
"Om, bukain pintunya! Ngapain dikunci, sih."
"Om bukain pintunya! Ngapain dikunci sih." Ucap Keysha kesal, tapi tak mendapatkan sahutan dari orang yang diajaknya bicara, karena orang itu kini sedang menerima panggilan. "Om." Panggil Keysha lagi dan hasilnya tetep sama. Keysha yang sebal pun menolehkan kepalanya menghadap keluar jendela dengan bibir yang dimonyongkan. "Keysha." Mendengar namanya dipanggil Keysha pun menoleh. "Kok, Om, tau nama gue?" Tanya Keysha heran. "Tadi kan, kamu nyebutin nama kamu terus." Balas orang itu. "Ehh... Iya juga ya, kenapa lagi, Om? Bukain dong pintunya, bayarnya nanti minta mama aja, ya, Om, Keysha gak punya uang soalnya." "Maaf ya gak bisa nemenin, ada rapat dadakan." "Gak nyambung, Om." "Ya udah ntar disambungin." "Terserah Om lah, ngapain bilang sama Keysha." "Nanti pulangnya dijemput sopir saya." "Om ngomong apaan sih, Keysha gak ngerti. Udah deh Om, buruan bukain!" Pintu mobil pun terbuka dan Keysha buru-buru keluar dari mobil itu, lalu masuk kedalam butik itu. Seorang wanita pa
"Keysha!""Lo kok tau gue di sini, nguntitin gue ya, lo?" Tuduh Keysha."Enak aja, gue sunatin mulut lo baru tau rasa." Balas orang itu."Terus apa? Udah deh ngaku aja.""Gue gak sengaja lewat sini, eh...malah lihat gembel dipinggir jalan, kan kasihan gue.""Apa lo bilang? Gue gembel pingir jalan?" Tanyanya dengan marah."Ikut gue yuk!" Ucap orang itu tiba-tiba."Ogah ah, palingan lo ngajakin gue nemenin lo potong rambut.""Beneran gak mau? Entar lo nyesel, nangis-nangis gak bisa ketemu gue.""Emang lo mau kemana, alam kubur?""Mau gak nih, besok gue udah gak ada di sini loh?""Lo ngomong apa, sih?""Makannya ayo ikut gue." Ucapnya sambil menarik tangan Keysha, kemudian mendudukannya di kursi sebelah pengemudi.Tiga puluh menit membelah jalan, kini mereka sampai di salah satu cafe langganan mereka."Ohh...lo ngajakin gue nongkrong. Gue pesen minum aja kayak biasa, habis makan gue tadi di rumah." Ucap Keysha setelah mendudukkan bokongnya.Tak lama kemudian seorang pelayan menghampiri me
Keysha kini sedang makan malam bersama keluarganya. Karena dia sedang tidak nafsu makan, dia pun hanya mengaduk-aduk makanan yang ada di piringnya."Calon pengantin gak sabar amat mau nikah, sampe makan aja gak nafsu." Ledek Andre, Papa Keysha."Bukan itu, Pa." Balas Keysha kesal."Lha terus apaan?""Darrel mau lanjutin kuliahnya di Inggris.""Wahh...keren dong. Harusnya kamu bangga sahabat kamu ada yang kuliah di luar negeri.""Iya juga sih Pa, tapi keren lagi kalau Keysha juga ikutan kuliah di sana. Ya gak, Pa?" Tanya Keysha sambil menaik turunkan sebelah alisnya."Wahh...kalau itu jangan deh.""Gimana calon suami kamu, gantengkan?" Sahut Lisa, alias mamanya tiba-tiba."Mana Keysha tau, Mama aja gak nemuin Keysha sama dia. Main nerima-nerima aja lamarannya." Balas Keysha."Loh tadikan kamu dijemput sama dia.""WHAT." Teriak Keysha kaget."Mama bercandakan?" Ucapnya lanjut."Ngapain Mama bercanda buat hal seserius ini." Balas Lisa."Mama jodohin aku sama om-om, Keysha kan udah bilang,
Di Sebuah rumah mewah milik keluarga Pradipta, kini semua orang yang tinggal disana sedang berada di ruang makan.Sang tuan rumah yang sedang menikmati makanan mereka dan para ART yang sedang membereskan juga membersihkan bekas masakan yang mereka olah."Sepi banget ya, Yah. Gak ada si bungsu." Ucap Talia disela-sela menikmati makanannya."Kan masih ada Daffin, Bun." Jawab Daffin."Tapi tetep sepi, biasanya kalian kan selalu ribut, kalau ginikan rumah bakalan tentram banget. Kira-kira sekarang dia lagi ngapain ya?""Tidurlah Bun palingan, tuh anak kan kebo banget.""Ayah juga heran, kenapa dia tiba-tiba mau kuliah di Inggris. Padahal dulu dia ngotot banget, katanya pengen kuliah di Indonesia, biar barengan sama sahabatnya." Sahut Raka."Dapat hidayah kali, Yah." Balas Daffin."Sayang banget, Fin. Masa di nikahan kamu dia gak hadir. Padahal udah Ayah majuin minggu depan, tetep aja dia bilang pengen cepet-cepet ke Inggris. Ayah jemput juga gak mau.""Apa Yah, dimajuin minggu depan? Da...
Hari yang ditunggu-tunggu oleh kedua keluarga kini telah tiba, tapi tidak untuk sang kedua mempelai. Perjodohan yang mereka inginkan untuk dibatalkan, justru dipercepat.Disinilah Daffin berada, duduk diantara banyaknya tamu. Tubuhnya dilanda hawa panas dingin dengan keringat yang mengucur di pelipisnya."Mempelai pria sudah siap?" Tanya sang penghulu kepadanya."I...insyaallah siap." Jawabnya sedikit gugup."Baik kita mulai."Andre pun mengulurkan tangan kanannya dan langsung disambut oleh Daffin. "Saya nikahkan engkau Daffin Naufal Abiyyu bin Raka Pradipta dengan anak saya Keysha Aqilla Alfathunisa binti Andre Wijaya dengan mas kawin delapan milyar rupiah dibayar tunai." Ucap Andre."Saya terima nikahnya Keysha Aqilla Alfathunisa binti Andre Wijaya dengan mas kawin tersebut tunai."Sedangkan di sebuah ruangan yang telah disulap dengan berbagai bunga yang menghiasi, seorang gadis kini sedang terduduk di kursi riasnya. Memandang dirinya sendiri di pantulan cermin."Masa gue udah nikah
Ceklekk..... "Aaaaa... Om jangan masuk dulu, Keysha mau ganti baju." Jeritnya. Dengan terpaksa Daffin menutup pintunya kembali. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Pikirannya kembali terbang melayang-layang. "Perasaan tadi aku ngintip gak ada orang deh. Om itu tau aja kalau Keysha mau keluar ganti baju. Ish...Keysha kan malu jadinya, mana handuknya mini banget." Gumam seseorang di dalam kamar. Karena tidak mau sesuatu terjadi setelahnya, Keysha memakai piyama bergambar spongebob panjangnya dan bergegas ke ranjang tidur dengan cepat, menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Diluar kamar Daffin masih berdiri didepan pintu. Dia bingung, sudah sepuluh menit lebih Keysha tidak membukakan pintu, karena capek berdiri Daffin pun membuka sendiri pintunya. Ceklekkkk..... "Dimana dia?" Ucapnya dalam hati dengan melihat ke penjuru ruangan dan tak melihat istrinya berada. Dia mendekat ke arah ranjang. Baru saja duduk di bibir kasur, dengan cepat seseorang yang berada d
"Handphone Keysha." Ucapnya lirih, lalu memungut benda itu yang sudah retak di layarnya.Daffin yang melihat itu seketika merasa bersalah. "Nanti saya ganti." Ucapnya."Gak bakalan bisa, Om tau gak seberapa pentingnya isi dalam handphone ini? Gak tau kan Om." Marah Keysha yang berusaha menyalakan handphone itu."Om juga gak tau kan kalau handphone ini pemberian sahabat Keysha, waktu ultah kemarin. Masa baru beberapa bulan udah ganti aja. Nanti kalau ditanya Keysha jawab apa Om." Lanjutnya dengan mata berkaca-kaca dan keluar dari kamarnya."Keysha tunggu, maafin saya, saya gak sengaja. Nanti biar saya yang bilang sama sahabat kamu." Ucap Daffin menarik pergelangan tangan Keysha."Silahkan Om bilang sama sahabat Keysha, sekarang dia di Inggris. Lepasin tangan Keysha, Keysha pengen sendiri." Balas Keysha.Daffin pun melepas cekalannya dan membiarkan Keysha pergi sendiri sesuai keinginannya. Dia juga ikut keluar dari kamarnya, tapi bukan untuk menyusul Keysha, melainkan pergi ke suatu temp
"Kenapa harus malu punya suami setampan saya?""Itu menurut Om, menurut Keysha Om itu jelek malu-maluin, udah tua.""Umur saya baru 24 tahun, masa tua?""Ya iyalah, buktinya lebih tua dari umur Keysha."Karena tak mau berdebat lama-lama, akhirnya Daffin mengalah. "Ya sudah pilih kamar sesuai keinginan kamu." Ucap Daffin.Keysha pun segera keluar dari kamar itu. Melihat sekitarnya, kemudian pilihannya jatuh di sebelah kamar Daffin.Dia segera berjalan ke arah sana. Menata barang-barangnya. Satu jam kemudian dia telah menyelesaikannya. Dia pun merebahkan tubuhnya di ranjang kasur. Lelah sekali, pikirnya.Kryukkkkk.....Bunyi suara dalam perutnya seakan mengingatkannya, dia belum makan sedari pagi. Dengan terpaksa dia berjalan menuju kamar sebelahnya.Ceklekkk......"Aaaaaa...." Teriak Keysha ketika berhasil membuka pintu kamar itu."Kenapa?" Tanya datar orang yang berada di dalam kamar itu."O... Om kenapa gak pakai baju?" Ucapnya dengan wajah yang dia tutupi menggunakan jari tangannya.