Share

BAB 108

Author: Atdriani12
last update Last Updated: 2025-08-24 20:10:00

Jasmin berdiri di depan cermin. Pandangannya terjebak pada pantulan wajah sendiri yang seolah menatap balik dengan penuh tanya. Rambutnya jatuh sedikit berantakan di bahu, tapi ia tidak terganggu. Jemarinya menyentuh kaca, seakan mencoba meraih versi dirinya yang lebih berani di seberang sana.

Ponsel di meja bergetar. Ia menoleh, melihat nama Reyan menyala di layar. Butuh beberapa detik untuk mengangkatnya.

“Aku nggak tahu kenapa harus nunggu lebih lama,” suara Reyan terdengar dalam, nyaris seperti bisikan. “Kalau kamu mau, aku bisa jemput sekarang.”

Jasmin menutup mata. Kata-kata itu menghantam pertahanannya seperti ombak yang menghantam batu rapuh. “Kamu selalu bikin semua terasa gampang… padahal di kepala aku, semuanya rumit.”

“Aku nggak bisa bikin dunia ini lebih sederhana,” jawab Reyan, “tapi aku bisa bikin kita nggak harus jalan sendirian.”

Di seberang, Jasmin menghela napas. “Kalau aku balik, kamu yaki
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 116

    Langkah Jasmin terdengar pelan di lantai marmer, seakan setiap sentuhannya membawa gema ke seluruh ruangan. Tangannya masih menggenggam ujung selendang tipis yang menjuntai dari bahunya. Ruang keluarga itu terasa berbeda; udara di dalamnya padat, seolah menyimpan kata-kata yang belum sempat diucapkan. Sofa abu-abu di tengah ruangan menjadi pusat yang tak tersentuh, seperti garis batas tak kasatmata di antara mereka.Reyan berdiri di dekat rak buku, matanya mengikuti setiap gerakan Jasmin. Ia tak mengatakan apa-apa, hanya mengamati, seolah mencoba membaca pikiran yang tersembunyi di balik tatapan kosong gadis itu. Suara detik jam dinding terdengar begitu jelas di antara keheningan mereka.“Kau bahkan nggak berusaha memanggilku,” ucap Jasmin akhirnya, suaranya tenang tapi terasa seperti ujung pisau yang menembus lapisan udara. “Aku yang harus datang sendiri.”Reyan menarik napas pelan. “Aku takut kalau aku yang datang, kamu nggak mau melihat aku.”“

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 115

    Jasmin masih menunduk, merasakan detak jantungnya seperti mencoba menerobos keluar. Ucapan Reyan tadi belum hilang dari kepalanya—permintaan sederhana yang terasa seperti beban berat di dadanya.“Kamu masih nggak mau lihat aku?” suara Reyan memecah sunyi, nada suaranya tenang tapi membawa dorongan yang sulit diabaikan.Jasmin menarik napas perlahan, mencoba mengatur dirinya. “Aku cuma… butuh waktu.”Reyan tidak membantah. Ia bersandar sedikit, menyilangkan tangan di depan dada, tapi tatapannya tetap fokus pada wajah Jasmin. “Waktu itu ada, Jas. Tapi jangan pakai waktu itu buat kabur.”Jasmin mengangkat kepalanya, menatapnya sejenak. “Aku nggak kabur.”“Kalau bukan kabur, kenapa tiap kali aku deket, kamu selalu bikin jarak?”Ia terdiam, menimbang kata-kata. “Karena kalau aku terlalu dekat, aku takut nggak bisa pergi lagi.”Reyan tersenyum tipis, nyaris seperti senyum kemenangan, tapi tidak sombong. “Itu artinya aku nggak

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 114

    Tatapan Reyan masih terkunci padanya, seolah seluruh dunia berhenti bergerak. Jasmin mencoba memalingkan wajah, tapi genggaman itu menahan. Jari-jari Reyan membungkus tangannya erat, tidak menyakitkan, tapi cukup untuk mengirimkan pesan yang jelas: jangan pergi.“Kamu sadar nggak,” suara Reyan rendah dan berat, “setiap kali kamu berusaha menjauh, aku malah makin pengen deket?”Jasmin menelan ludah, mencoba menjaga suaranya tetap stabil. “Kamu nggak ngerti… kalau terus kayak gini, kita—”“Kita apa?” potong Reyan, nada suaranya tajam tapi tak meninggalkan kelembutan. “Takut? Aku tahu. Tapi aku lebih takut kalau harus pura-pura nggak ngerasain apa-apa.”Jasmin menggigit bibirnya. Ucapan itu seperti memukul sisi hatinya yang paling rapuh. Ia menghela napas, berusaha menyusun kalimat. “Ini bukan cuma tentang kita. Ada orang lain yang bakal tersakiti.”Reyan mengendurkan genggamannya, tapi matanya tetap menatap. “Kalau mereka harus sakit buat k

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 113

    “Kalau gitu, jangan lakuin apa-apa. Biarkan aku yang ngatur.” Reyan mengangkat tangan mereka yang masih tergenggam, lalu menyentuh punggung jemari Jasmin dengan bibirnya. Ciuman ringan itu membuatnya meremang.Jasmin menarik napas panjang, berharap itu bisa menenangkan hatinya. Tapi yang ia rasakan justru sebaliknya—jantungnya berdetak makin cepat. “Rey…”“Ya?”“Kamu… bikin semua batas jadi nggak jelas.”Reyan tersenyum tipis, tapi sorot matanya tak mengendur. “Batas cuma ada kalau kita mau ngakuin. Kalau kita nggak mau, batas itu hilang.”Ucapannya menusuk. Jasmin tahu ada kebenaran di sana, tapi juga bahaya yang mengintai. Namun, justru itu yang membuatnya sulit berpaling.Reyan menggeser kursinya lebih dekat lagi, sampai lutut mereka benar-benar bersentuhan. “Aku mau deket sama kamu. Bukan cuma jarak, tapi semua yang kamu simpan di sini.” Ia menepuk lembut dada Jasmin.Ucapan itu membuatnya terdiam. Selama ini, ada be

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 112

    Jasmin tersenyum tipis, tapi senyum itu segera memudar ketika Reyan menggeser kursinya lebih dekat lagi, kali ini nyaris membuat lutut mereka saling bersentuhan di bawah meja. “Aku nggak mau cuma duduk di seberang kamu,” ujarnya. “Aku mau ngerasain kamu di sini.” Ucapan itu membuat jantung Jasmin berdetak lebih cepat. Ia bisa saja berdiri dan mengakhiri momen ini, tapi bagian dari dirinya—bagian yang sudah terlalu lama ia abaikan—ingin tahu apa yang akan terjadi jika ia membiarkan Reyan melangkah lebih jauh. Jasmin mencoba mengalihkan pandangan, menatap ke arah meja. “Kamu nggak takut kalau kita terlalu jauh?” “Takut,” jawab Reyan tanpa ragu. “Tapi aku lebih takut kehilangan kamu.” Kata-kata itu membuat napas Jasmin tercekat. Ia menatapnya lagi, mencoba membaca apakah ini hanya permainan atau sungguh-sungguh. Tapi tidak ada keraguan di mata Reyan—hanya keinginan yang nyaris terasa menyakitkan.

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 111

    Jasmin terdiam, merasakan getaran dalam suaranya. Ia tahu Reyan serius, tapi bagian dari dirinya masih mencoba mempertahankan benteng yang sudah retak. Tangannya secara refleks mengusap permukaan meja, menghindari tatapan pria itu.Namun Reyan menangkap pergerakan itu. Ia mengulurkan tangan, menutup jemari Jasmin di atas meja, menghentikan gerakan gelisahnya. “Jas, lihat aku.”Jasmin mengangkat wajahnya perlahan. Tatapan Reyan menusuk, tapi bukan dengan kemarahan—lebih seperti ingin meyakinkan bahwa ia akan tetap di sana, apa pun yang terjadi.“Aku nggak butuh kamu sempurna,” kata Reyan pelan. “Aku cuma mau kamu nggak pergi.”Satu kalimat itu cukup untuk membuat dada Jasmin terasa penuh. Ia menarik napas panjang, lalu mengembuskannya dalam diam. “Aku nggak janji apa-apa, Rey. Tapi aku di sini sekarang.”Reyan tersenyum tipis, seakan jawaban itu sudah cukup untuknya. “Itu yang aku butuhin.”Ia mengangkat tangan Jasmin, menciumnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status