Share

BAB 7 Ruang kerja

Dorr! Dorr! Dorr!

Christian menembak sasarannya dengan membabi buta, dia teringat dengan kata-kata Isabella, dengan wajah sangar dia terus mebidik sasarannya, hal itu membuat Billy sedikit ngeri.

"Akh Sialan!" Billy mundur sedikit demi sedikit, namun usahanya sia-sia mata Christian menagkap sosoknya.

"Billy, lihat aku!" Billy kontan kaget mendengar kata-kata tuanya.

"Iya tuan ..."

"Apa aku terlihat tua?" Billy sedikit bingung sekaligus kaget mendengar hal itu.

Tentu saja tuannya terlihat sangat muda pikirnya, mungkin saja tuanya ingin mendapatkan jawaban yang lain, Billy berfikir untuk memberikan jawaban yang memuaskan.

"Anda terlihat lebih berwibawa dari usia anda," ucap Billy mantap. Christian tampak tak puas dengan jawaban Billy.

"Jadi aku terlihat tua?" kali ini Christian agak sedikit marah, Billy mulai bergidik dia tak berani menatap wajah tuannya.

"Ti-dak tuan masud ku, anda terlihat berwibawa, itu tidak mengurangi ketampanan anda." Billy cepat-cepat menjilat tuannya.

"Aku ingin mengganti style ku," ungkap Christian. "Coba hubungi fashion designer ku," ungkap Christian lagi. Billy tampak terkejut mendengar permintaan tuannya dia hanya diam mematung. "Billy aku serius buatkan jadwal untuk bertemu dengan fashion desaigner" kata Christian lagi membuyarkan lamunan Billy.

"Eh, baik Tuan"

Kemudian Christian memberikan senapanya kepada Billy, Billy membereksannya seperti biasa.

"Bagai mana, ada kabar dari kakek dan prof Jacob?" Billy memberikan perhatian lebih untuk pertanyaan Christian kali ini.

"Masih dalam perjalanan tuan, mungkin tiba sore ini."

"Apa dia sudah tau?" Billy bengong menatap tuannya.

"Maaf tuan, maksud anda Nona Bella?" Cristian melotot ke arah Billy, billy sedikit salah tingkah kemudian berusaha menjawab sebaik mungkin.

"Kalau soal Nona Bella, saya sudah memberi tahunya kemarin malam," sahut Billy. Hati-hati karena akhir-akhir ini tuannya sangat sensitif dengan semua yang berhubungan dengan Isabella.

Tak lama kemudian seseorang yang sedang mereka bicarakan datang menghampiri mereka, Christian nampak berusaha terlihat cuek walau matanya sesekali meperhatikannya.

"Billy bagamana penampilan ku?" lagi-lagi Billy heran melihat tingkah tuannya.

"Tampan seperti biasa tuan," sahut Billy meyakinkan.

Isabella sudah menunjukan wajah ceria dari kejauhan dia sangat bahagia mendengar kabar kakeknya akan datang menjemputnya malam ini, Christian menatapnya dari kejauhan gadis itu terlihat sangat menawan, tanpa Christian sadari dia menatap Isabella begitu dalam.

"Selamat pagi Paman," sapa Isabella. Di sana tampak Billy yang menahan tawanya dia menunduk sejenak.

Christian tampak tak menghiraukannya dia pura-pura sibuk memainkan senapan yang sudah Billy rampihkan, sepertinya Billy harus membereskan untuk yang kedua kalinya.

Isabella masih berdiri di hadapan Christian, dia berusaha untuk menggoda Christian kali ini dia tahu kalau Christian tidak senang di panggil dengan sebutan Paman.

"Kau bicara pada ku?" tanya Christian agak kesal.

"Iya, memangnya aku bicara pada siapa lagi," ungkap Isabella terdengar iseng.

"Berhenti memanggil ku paman," kata Christian tegas, menunjukan ketidak sukaannya dengan jelas.

Isabella hanya tersenyum sambil menatap wajah Christian yang terlihat sangat kesal, hal itu memberikan kepuasan untuk Isabella sebagai hukuman karena mempermainkan perasaannya.

"Aku sangat menghormati mu,"celetuk Isabella membuat perhatian Christian tertuju padanya.

"Oya, aku sangat tersanjung," sahut Christian.

"kau sudah ku anggap seperti paman ku," Ungkap Isabella. Christian terdiam kemudian menatap Isabella sambil mesem.

"Tidak ada paman yang berciuman dengan keponakannya," sahut Christian kemudian. Billy terperanjat kaget, kemudian dia menatap ke arah Isabella dan Christian.

Wajah Isabella memerah hal itu membuat Christian puas, Christian tersenyum ke arah Isabella, Isabella melirik ke sekeliling ada beberapa pengawal dan pelayan yang mendengarnya, Isabella merasa sangat malu.

"Kita tidak berciuman, kau yang mencium ku," kata Isabella dengan nada kesal.

"Sepertinya kau menikmatinya." mata Isabella membelalak ke arah Christian dia merasa di permalukan dengan kata-kata itu.

"Tentu saja tidak, itu hanya dari sisi mu," kata Isabella kali ini berusaha membalas kata-kata Christian.

"kenapa tidak menolak ku?"

"Aku menolak, hanya kau terus ... sudah lah ..." Isabella tak meneruskan bicaranya, kemudian dia beranjak dari hadapan Christian berlari menjauh dari situ.

Christian menatapnya gadis itu dari jauh, Christian tersenyum puas melihat gadis itu pergi dengan wajah yang malu, dia merasa menang mengalahkan Isabella.

"Menurut mu kenapa dia diam saja saat aku menciumnya?" Billy terkejut, kemudian menatap tuannya tak percaya dia bertanya masalah pribadi kepadanya.

"Anda bertanya pada ku tuan?" Christian terlihat agak kesal melihat tanggapan Billy. Dia menatap billy lagi sorot matanya sangat mengerikan.

"Eh, Menurut pendapat ku, Nona tak pernah melakukannya sebelumnya" Christian terkejut mendengar pendapat Billy.

"Mustahil seorang gadis tak terpikat oleh anda," Kata Billy lagi,Christian Tersenyum sumringah mendengar jawaban dari Billy.

"Menurut mu seperti itu?" Billy tersenyum ke arah tuannya berusaha meyakinkannya.

"Iya tuan yang aku dengar Kakeknya tidak mengijinkan laki-laki manapun dekat dengannya, " ungkap Billy.Wajah Christian terlihat sumringah hidungnya mengembang.

"Kemungkinan dia dekat dengan seorang laki-laki sangat kecil," kata Billy lagi meyakin kan Christian.

Christian spontan meletakan senapannya yang entah mengapa dia harus memegangnya, kemudian dia beranjak meniggalkan Billy untuk mengejar Isabella, Billy hanya melongo melihat tuannya.

Dengan napas terengah-engah akhirnya Christian berhasil mengejar Isabella dia memperlambat jalannya. dan dia berjalan di samping Isabella, Isabella menoleh ke arah Christian kemudian Christian tersenyum menggoda Isabella.

Christian terus mengikuti Isabella sambil terus tersenyum ke arahnya, hal itu membuat Isabella tidak nyaman dan membuat moodnya sangat buruk.

"Kenapa kau, terus mengikuti ku?" Christian kemudian berdiri di hadapannya.

"Ada yang ingin aku tanyakan," sahut Christian. Isabella menghentikan langkahnya kemudian menatap Christian sambil menghela nafas.

"Silahkan tanyakan saja dan jangan mengikuti ku lagi."

"Kau suka membaca?" Isabella terkejut dia menatap Christian.

"Hah , itu yang ingin kau tanyakan?" Christian mengangguk menjawab pertanyaan Isabella.

"Iya, lumayan," sahut Isabella.

"Kalau begitu ikut aku," kata Christian semangat.

Isabella terdiam menatap curiga ke arah Christian, kemudian Christian menarik tangan Isabella, dengan sedikit terpaksa Isabella mengikuti Christian pergi.

Dan tak lama kemudian tiba lah Isabella di ruang kerja Christian, dia menujukan koleksi bukunya.rak-rak buku itu sangat tinggi.

"Bagamana?"

Isabella tersenyum takjub dia seperti berada di perpustakaan, senyuman manis terukir di wajahnya sesekali dia menatap Christian kemudian dia berjalan mengelilingi tempat itu.

"Luar biasa ini seperti perpustakaan," ungkap Isabella takjub.

"Kau bisa menghabiskan waktu mu di sini," kata Christian mencoba menarik perhatian Isabella. "Aku akan memberikan akses supaya kau bisa masuk kapan saja," kata Christian lagi Isabella tersenyum ke arah Christian.

"Ini sangat hebat, tapi sayang sekali aku lebih memilih untuk pulang."

Isabella merasa senang mengatakannya karena dia sangat ingin kembali pada rutinitasnya yang dulu, dia harus menunda kuliahnya karena gagal masuk fakultas kedokteran, dan selama 2 tahun ini dia terus belajar untuk mendapatkan impiannya.

"Kita tidak tau apa yang akan terjadi," ucap Christian membuat Isabella menoleh ke arahnya.

"Sepertinya kau senang sekali menahan ku di pulau ini." Christian tersenyum menatap Isabella sepertinya yang di ucapkan Isabella ada benarnya.

"Aku hanya, suka mengganggu mu," kata Christian tertawa kecil.

"Kau menculik ku dan kakek hanya untuk megganggu ku?" Christian terdiam sejenak mendengar pertanyaan dari Isabella.

"Secara teknis aku memang menculik mu, tapi bukan itu niat ku" ungkap Christian mencoba menjelaskan kepada Isabella.

"Mungkin, kau bisa tanyakan langsung kepada kakek mu nanti" Isabella menatap Christian sebetulnya ada banyak yang ingin dia tanyakan kepadanya, tapi menanyakan langsung kepada kakeknya merupakan ide yang cukup baik.

Isabella mulai melihat beberapa buku di sana, matanya tertuju pada buku yang ada di atas kepalanya, Isabella kesulitan untuk mengapainya kemudian dia mengjijitkan kakinya dan akhirnya dia berhasil menggapai buku itu, namun dia kehilangan ke seimbangannya dan hampir terjungkal ke belakang.

Dengan sigap Christian menanggkap tubuh Isabella Dia menahan tubuhnya, Isabella terkejut kemudian sedikit menjauh dari Christian, tanpa sengaja Cristian mendekapnya dari belakang.

"Kau tidak apa-apa?" kata Christian kemudian.

"Tidak, aku tidak apa apa." Isabela menoleh, Christian tersenyum wajah Isabella tampak bersemu merah.

"Di ruangan ini, ada seorang laki-laki yang cukup tinngi, kenapa tak minta tolong?" Isabella Tersenyum sambil beranjak meperhatikan buku itu.

"Maaf aku terlalu fokus pada bukunya."

Kemudian Isabella duduk di atas sofa sambil membaca buku itu, Christian tampak memperhatikan Isabella matanya terus menatap gadis itu, tak lama dia duduk di samping Isabella masih menatapnya, Isabella menyadari akan hal itu, kemudian Isabella menyimpan buku di pangkuannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status