Share

BAB 8 Perjodohan

***

"Jangan menatap ku seperti itu, aku sungguh tidak nyaman" senyuman terukir di wajah Christian. Isabella sedikit menunduk malu.

"Maaf, aku tak bisa," ungkap Christian menatap Isabella dalam. Dia seperti terpesona dengan kecantikan wajahnya.

"Aku sunggu tak nyaman, Criss!"

Mereka saling menatap, kemudian terdiam untuk beberapa saat, mereka hanya memuji keindahan paras mereka masing-masing dalam hati. Getaran-getaran itu seperti membangkitkan adrenalin.

"Aku lebih baik pergi," kata Isabella seraya bangkit dari duduknya.

Dengan cepat Christian menarik tangan Isabella, Sontak Isabella jatuh di pangkuan Christian, mata mereka beradu nafas mereka berhenti sejenak.

Nafas Isabela seketika jadi berat Dadanya naik turun dia tak bisa menolak pesona Christian tatap matanya membuat Isabella terhipnotis.

Christian Menyetuh bibir isabella dengan jarinya berlahan.

Isabella menelan ludahnya, kemudian Christian menciumnya dengan lembut, Isabella terdiam jatungnya berdebar. Christian tersenyum sambil membelai rambut Isabella.

"Ternyata benar!" Christian berbisik di telinga Isabella.

"Aku ciuman pertama mu, bukan ?" wajah Isabella seketika merah dia tak berani menatap mata Christian.

Christian menyetuh dagunya berlahan mengangkatnya kemudian mendekatkan bibirnya lalu menghisap bibir Isabella berlahan lahan, Isabella tampak menikmatinya. tiba-tiba Chiristian menghetikannya.

Isabella menatap Christian, Christian tersenyum melihat wajah Isabella yang tampak bersemu merah.

"Kau bisa mencium ku sekarang!"

kata-kata Christian membuat Isabella gelagapan mata Isabella kemudian tertuju ke arah bibir Christian, dengan perasaan berdebar Isabella mendekat, bibirnya mencium Christian berlahan.

Christian membalasnya memandu ciuman itu, Isabella mengikutinya secara naluri ciuman itu berlangsung sangat menggairahkan.

Christian mulai menyasar leher Isabella, kemudian Isabella mendorongnya.

"Ku mohon hentikan," Isabella sedikit menjauh.

Christian coba mendekapnya, dan menciumnya lagi, namun Isabella mendorongnya lagi, kali ini Christian mencoba menahan dirinya.

"Aku tak mau mendengar kata-kata penyesalan lagi," ungkap Isabella menohok.

Christian tak sanggup berkata-kata sampai saat ini pun dia masih ragu dengan perasaannya.

"Aku hanya mengikuti naluri ku," kata Christian dengan nada pelan.

"Apa setelah ini kau akan bilang, ini tidak ada artinya?" Christian tak menjawab dia hanya terdiam.

Kemudian Isabella beranjak dari situ tak mau hal ini berlanjut lebih jauh, dia tak mau mengembangkan perasaan yang lebih jauh, Christian hanya terpaku melihat kepergian Isabella.

***

Beberapa jam kemudian Isabella melamun di dalam kamarnya, dia terus berpikir keras kenapa dia selalu terjebak dalam situasi romantis saat beduaan dengan Christian, dia berusaha memakai logikanya untuk tak berurusan dengan perasaan untuk saat ini.

Di sela lamunannya yang pajang tiba-tiba Isabella di kagetkan dengan suara ketukan pintu, sepertinya dia sudah menduga siapa yang ada di balik pintu dengan sumringah kemudian dia buru-buru membuka pintu itu.

"Kakek!" Isabella langsung memeluk Kakeknya,

Isabella tampak meneteskan air mata suasana seketika berubah mengharukan, kakeknya kemudian menyeka air matanya.

"Kakek baik-baik saja, jangan menagis," ucap Kakeknya tersenyum ke arah Isabella.

"Ayo, masuk kek," kata Isabella. Berusah untuk tidak menangis. "kakek pasti lelah."

Kakeknya hanya tersenyum sambil masuk kedalam rungan itu, kemudian dia duduk di atas sofa di ikuti Isabella.

Isabella sangat bahagia bisa melihat kakeknya lagi begitupun sebaliknya, banyak pertanyaan muncul di benak Isabella tentang kejadian waktu itu.

"Kakek, apa yang terjadi?"

Kakeknya terdiam sejenak mencoba mengingat kejadian malam itu, gambaran kejadian malam itu tiba-tiba muncul.

***

Setelah kakeknya menutup pintu dan mengucinya, kemudian dia bergegas pergi menghampri orang-orang itu.

Tak jauh dari situ, Kakeknya melihat enam orang bersenjata memakai pakaian serba hitam dengan penutup kepala.

"Prof Jacob," kata salah seorang di antara mereka. Prof, Jacob hanya terdiam tak menjawab, kemudian dia melihat dua orang turun dari lantai dua.

Salah satu di antara mereka menggelengkan kepala memberikan isyarat tak ada siapapun di lantai dua.

"Dimana cucu anda?" kata seseorang menghampiri Prof Jacob sambil menodongkan pistol kek kepalanya, tapi Prof Jacob tetap diam tak menjawab.

BUK!

Darah terciprat dari hidung Prof Jacob, seketika kepalanya terasa pusing, dia berusaha menyeimbangkan tubuhnya yang sempoyongan.

"Apa kau tuli, pak tua!" seseorang yang lain menghapiri Prof Jacob.

Namun seketika Prof Jacob melihat titik merah di badan orang-orang itu seperti sorotan lampu kecil.

Orang-orang itu terjatuh hampir bersamaan, Cipratan darah tampak di mana-mana, Prof Jacob nampak syok melihat kejadian itu dia masih berdiri di tempat itu gemetar ketakutan.

Suara langkah kaki terdengar sangat jelas begitu ramai, Prof Jacob kini pasrah saja dia tak sanggup beranjak dari tempat itu, sampai Billy menghampiri Prof Jacob.

"Anda, tidak apa-apa Prof?" berlahan menghampiri Prof Jacob, Prof Jacob menoleh ke arah Billy."Prof anda tak mengenal saya?" Prof Jacob hanya melongo bingung matanya tampak kosong dia sangat syok.

"Saya pengawalnya Tuan Jones!" kemudian Prof Jacob meperhatikan wajah Billy dengan seksama.

"Asataga!, Billy, aku tak mengenali mu," ungkap Prof Jacob. Kali ini dia bisa bernafas lega.

"Ikut aku Prof, tuan sudah menunggu anda," ungkapnya kemudian.

"Oya, Billy!" Blly menoleh ke arah Prof Jacob sejenak. '"Aku harus mencari cucu ku Isabella," Billy tersenyum ke arah Prof Jacob.

"Soal itu, tuan muda sudah mengurusnya"

Prof Jacob tampak lega dia bisa tersenyum sekarang dia menatap Billy kemudian.

"Mari Prof." Prof Jacob hanya menggangguk sambil mengikuti Billy.

Hanya itu yang Prof Jacob ingat malam itu, selajutnya dia naik helikopter di sana tampak sahabatnya Tuan James Jones dia adalah Kakeknya Christian, Prof Jacob tak menduganya kalau sahabatnya sudah mengawasi kediamannya dengan menempatkan sniper di berbagai arah.

"Oh, James kau memang bisa di andalkan" Tuan James tersenyum ke arah sahabatnya seraya memeluknya.

"Hmm, Tentu saja kau harusnya bersyukur." sahutnya tersenyum bangga. "Sahabat mu sangat kaya." katanya lagi.

"Bhahahahha" tawa Prof Jacob mengiringi perjalanan dua sahabat yang sudah lawas itu.

***

Mata Isabella menatap Kakenya dengan sedikit tidak percaya, dia sedikit agak kesal kepada Christian karena tak meberi penjelasan untuk semua ini.

"kenapa Kakek tidak menghubungiku?" tanya Isabella sedikit kecewa.

"Kalau kita bersama mereka akan mudah mencari kita," ungkap Prof, Jacob tak menjelaskan lebih lanjut.

"Mereka siapa?

Kakeknya terdiam sejenak di tatapnya Isabella, dia ingin memberitahunya tapi saat ini waktunya belum tepat.

***

Sedang di tempat yang lain, Tuan James Jones sedang berbicara dengan cucunya Christian, Christian tampak tagang karena tak seperti biasanya Kakeknya ingin bicara serius dengannya.

"Kau tau nak, setelah anak ku meninggal" tiba-tiba suara itu membuyarkan lamunan Christian.

Tuan James berhenti sejenak dia menghisap cerutunya kemudian menatap Christian yang tampak kurang fokus.

"Hanya kau harapan ku," katanya lagi sambil menepuk punggung Christian. "Berapa usia mu 26, atau 27?" tanya Tuna James menatap Christian haru.

"26 tahun!"

"Hmm, waktu cepat berlalu" katanya. "Aku sudah kehilangan putra ku satu-satunya,aku ingin mengamankan garis keterunan ku" Ungakap Tuan James menatap Christian penuh harap.

Christian agak tegang mendengar perkataan Kakeknya yang tampak serius.

"Aku ingin kau menikah" katanya lagi, membuat Christian kaget setengah mati.

"Haah, menikah!"

"Kenapa ada yang salah?"

Christian membelalak ke arah Kakeknya tak percaya dengan apa yang dia dengar, hal itu sangat membuat Christian kesal kebebasannya terancam sekarang.

"Em, Kakek aku tidak pernah memikirkan tentang pernikahan," kata-kata Christian membuat Kakenya sedikit menunjukan wajah tegas.

"Kau harus segera memiliki anak, untuk jadi pewarismu" ungkap tuan James mebuat Christian sedikit merinding panas dingin.

"Anak!" Kakenya menggangguk sambil menatap tajam ke arah Christian.

"Kalau Kakek menginginkan pewaris, aku bisa menghamili banyak wanita," ungkap Christian Membuat Kakeknya naik darah.

"Dasar bocah kurang ajar!" seketika tangannya melayang memukul kepala Christian.

"Baiklah, akan ku nikahi Rosaline Adams" Ucapnya lagi kali ini membuat kakenya semakin naik darah.

"Tidak! bukan Rosaline, tapi Isabella Dante!"

Cristian terkejut bukan main dia sedikit agak Syok, mendengar ucapan Kakeknya dia menatap Kakeknya untuk meyakinkan ucapannya barusan.

"Kakek dia seorang Dante, hubungan kita tidak pernah baik dengan Dante" Christian berbicara serius kali ini .

Cristian memberi pertimbangan mengingat Isabella adalah anak dari John Dante CEO dari DNT Group, Hubungan Jones dan Dante tidak pernah baik dari masa ke masa, semua karena persaingan bisnis yang terjadi beberapa generasi.

"Dia cucu dari Jacobs Walter sahabat ku, dan anak dari Alice walter putri angkat ku" ungkap Kakeknya memberikan alasan.

"Dia masih 19 tahun, Kakek!" nada saura Christian agak tinggi.

"Aku ingin wanita yang baik untuk cucu ku" kata kakeknya lembut sambil memegang bahu Christian.

"Rosaline adalah Putri dari Liam Adams," kata Christian meyakinkan kakeknya.

"Itu akan sangat menguntungkan untuk kita," katanya lagi.

"Christian ini pernikahan mu bukan soal bisnis." Kakenya menatap Christian dengan penuh kasih sayang.

"Aku sudah berpacaran dengannya selama 2 tahun."

"Apakah kau mencintainya?" Christian terdiam mendengar pertanyaan dari kakeknya dia memalingkan wajahnya dari kakeknya.

"Kalau kau mencintainya, kenapa kau masih bermain-main dengan banyak wanita?" tanya Tuan James.

"Aku muda dan kaya, itu hal yang biasa," jawab Christian singkat.

" Menikah lah, dengan Isabella."

"Aku tidak mau!"

"Baik lah kau akan kehilangan semua milik mu." nada suara Tuan James tidak terlalu tinggi, tapi membuat nyali Christian lumaya ciut.

"Kakek!"

Tuan James kemudian beranjak dari tempat duduknya seraya menatap Christian.

"Keputusan tak bisa di gangu gugat, kau akan segera bertunangan dengan Isabella."

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status