Share

BAB 6 Labirin part 2

***

"Diam, kalau tidak, aku akan ..." Christian tak meneruskan bicaranya dia hanya menatap wajah Isabella kemudian matanya berlahan menatap bibir isabella yang tampak menggoda.

"Atau apa?" teriak isabella.

Nafas mereka berembun saking dinginnya seperti mengeluarkan asap.

Christian mendekatkan bibirnya ke wajah Isabella,, dadanya naik turun dengan cepat, Isabella memalingkan wajahnya, tapi gerakannya kalah cepat bibir Christian mendarat pas di bibir Isabella.

Tubuh Isabella membeku dia tak bisa bergerak, Ciuman itu terasa hangat di bibirnya, dia seperti ingin menangis, ingin berteriak, tapi dia tak mampu melakukan apapun.

Isabella tak membalas ciuman itu, dia bingung harus melakukan apa, itu adalah ciuman pertamanya.

Sedang Christian terus mencium Isabella berkali kali berharap mendapat balasan ciuman yang menggairahkan, tapi harapannya sirna Isabella tak membalas ciumannya.

Christian menatap Wajah Isabella dengan heran, dia merasa di tolak, kemudian dia menghetikannya.

JGEER!

Spontan mereka berjongkok Isabella tampak ketakutan, Christian memeluk Isabella kemudian menarik lengan Isabella membantunya berdiri.

"Aku akan mengeluarkan mu, ikuti aku," kata Christian coba menenangkan Isabella.

Isabella sepertinya tak mendengar suara Christian, terlebih lagi dia sangat syok dengan ciuman yang barusan terjadi.

"Bella, kau dengar?" kata Christian sedikit menaikan nada suaranya. Tatapan mata Isabella tampak kosong. "Bella!" Christian masih meneriakinya.

Tak mau buang waktu Christian spontan menggendong Isabella, Isabella tampak kaget matanya menatap Cristian kemudian.

Wajahnya bersemu merah seketika, Christian pun tak menyangka dia akan melakukan hal senorak itu pikirnya.

"Aku akan mengelurkan mu dari sini" kata Christian sambil terus berjalan. "Jangan takut!" kata Christian lagi.

Tak bisa di bohongi jatung Isabella berdetak sangat cepat, dia merasakan kehangatan dalam pelukan Christian, wajah Christian tampak merah jatungnya berdebar sangat kencang hampir derdengar oleh Isabella.

'Apa aku sangat berat, wajah Christian sampai memerah' pikir Isabella dalam hati sambil menatap Christian.

Christian masih menggendongya sampai ada Buggy Car datang menjemput mereka.

"Bella, kau baik-baik saja?" Kata Christian Sambil mendudukan tubuh Isabella di buggy car itu. Isabella mengangguk pelan.

Kemudian Christian duduk di sebelah Isabella sambil mengambil kemudi dari Billy yang beranjak berpindah ke Buggy car yang lain.

"Eem, kau masih marah padaku?" Christian melirik ke arah Isabella. Isabella menggeleng pelan Christian tersenyum lega. "Soal Kakek mu," Christian berhenti sejenak."Dia dalam perjalanan, mungkin dalam beberapa hari dia akan tiba di sini," kata Christian lagi.

"Kakek!" Isabella tampak antusias wajah cantiknya berubah ceria.

Christian tersenyum sambil menjalankan Buggy car itu, sesekali dia menoleh ke arah Isabella.

"Terimakasih Christian!"

Christian hanya mengangguk sambil memperhatikan jalan yang ada di hadapannya, dia fokus mengendarai Buggy car itu.

Dan tak lama kemudian mereka tiba di kediaman itu. Christian mengantar Isabella sampai depan kamar.

Christian membantu membuka pintu, tak lupa Christian membantu memapah Isabella yang tampak lemas, pucat, dan kedinginan.

"Kamu harus istirahat" ucap Christian pelan."Segera ganti pakaian mu" kata Christian lagi.

Isabella menoleh ke arah Cristian kemudian menunduk malu, Christian menyadari akan hal itu.

"Eem, soal kakek ku apa kau serius?" tanya Isabella Christian tersenyum.

"Tentu saja" jawabnya lembut."Selama kau jadi gadis penurut, kau akan lebih cepat bertemu kakek mu," kata Christian lagi sambil tersenyum.

Kemudian Christian beranjak lalu pergi meninggalkan Isabella.

Isabella senyum-senyum sendiri, dia mengingat kejadian di taman labirin beberapa waktu yang lalu berlahan dia meraba bibirnya dengan jari-jarinya. kemudian dia bergegas menggati pakaiannnya yang basah kuyup, dia sedikit membasuh rambutnya, kemudian dia berbaring sejenak wajahnya berseri-seri.

"Dia mencium ku," ucap Isabella.

***

Sedang di ruang kerjanya Christian sedikit melamun, mengingat kejadian beberapa saat lalu, dia terus bertanya pada dirinya.

"Tidak, ini tidak benar" katanya pelan, Billy menoleh sejenak, kemudian pura-pura tak mendengar apapun.

"Billy, kepala ku sedikit agak pening aku mau beristirahat," ungkap Christian. Seraya menyuruh Billy untuk keluar, dia sedang tak bersemangat membahas urusan pekerjaan saat ini.

"Perlu saya panggilkan dokter Robert, Tuan muda," kata Billy. Christian menoleh sebentar.

"Tidak perlu, aku hanya perlu beristirahat" kata Christian lagi seraya beranjak dari ruang kerjanya.

***

Christian berjalan menuju kamarnya dia sedikit bingung dengan apa yang dia rasakan dia terus memikirkan gadis itu akhir-akhir ini, gadis itu selalu membuatnya kuatir, dia jadi sering berada di rumah, dia bahkan tak berkunjung ke apartemen pacarnya.

"Aku hanya terbawa suasana, dia cantik wajar saja kalau aku tertarik padanya." dia terus meyakinkan dirinya, "Iya, ini hanya naluri bukan perasaan yang istimewa," ungkapnya lagi. "Itu bukan apa-apa," katanya, Seraya menekan kode pintu.

Pintu itu terbuka Christian masuk kedalam kamar itu, dan alangkah kagetnya dia, di sana tampak Isabella yang sedang mengeringkan rambutnya, mata mereka beradu Christian terdiam membeku begitupun Isabella.

"Christian!"

Christian tampak salah tingkah dia menatap tak percaya dia masuk ke dalam kamar Isabella.

"Eem, itu ... aku mengudang mu makan bersama ku" kata Christian kemudian.

"Kenapa tak mengetuk pintu?" tanya Isabella heran. Christian tampak bingung menjawab pertanyaan Isabella.

"Apa kau keberatan, ini rumah ku," sahut Christian sedikit menaikan nada bicaranya.

"Maksud ku bukan begitu ... " Isabella agak heran melihat tingkah Christian.

"Aku beri waktu 5 menit untuk kau turun ke ruang makan" ungkap Christian sambil beranjak dari kamar itu. Dia sedikit agak malu jantungnya brdebar-debar melihat wajah gadis itu.

"Apa aku sudah gila," ungkapnya. Sambil bergegas pergi kekamarnya, Christian merasa gadis itu mulai menguasai dirinya, dia sampai tak sadar masuk ke kamar gadis itu.

"Aku harus menjauh dari gadis ini," ucapnya sambil membenamkan diri di tempat tidur.

***

Lima belas menit berlalu namun Christian belum tampak juga Isabella masih sabar menunggu sosok itu, Isabella menggerutu dalam hatinya.

'Dia yang menyuruh ku cepat, dia sendiri masih belum turun' ungkap Isabella dalam hati.

Namun tak lama kemudian Christian turun dia berjalan mendekat kemudian mengambil duduk agak jauh dari Isabella.

'Apa apaan ini, kalau ujung-ujungnya makan jauh-jauhan begini mending aku makan di kamar ku' gerutu Isabella dalam hati melirik Christian yang terhalang tiga kursi di sampingnya.

Seorang pelayan kemudian menghidangkan makanan di atas piring dan seglas air minum di hadapan mereka. Suasana di sana tampak hening tak ada suara yang terdengar di antara keduannya.

Isabella tampak tak menghabiskan makanannya, dia memutuskan untuk kembali saja kekamar nya, kemudian dia beranjak dari tempat duduknya.

"Mau kemana?" tanya Chtistian. suara itu menghentikan Isabella yang ingin pergi dari tempat itu.

"Kekamar ku," sahutnya sedikit kaget.

"Duduk ada yang mau akau bicarakan." kemudian Isabella duduk kembali di atas kursinya.

Mata Christian membelalak ke arah Isabella, dia merasa kesal kenapa gadis itu tidak mendekat, saat dia bilang ingin berbicara padanya.

"Kemari!" Isabella menoleh dia terdiam menatap Christian. "Iya, mendekatlah aku ingin bicara dengan mu" kemudian Isabella beranjak dari tempat duduknya mendekat ke arah Christian, Isabella mengambil duduk persis di hadapan Christian.

Kemudian Christian menyuruh pelayan membereskan meja itu, dengan sigap pelayan itu mengikuti perintah Christian, seketika meja itu sudah bersih, kemudian perhatian Christian tertuju ke arah Isabella.

"Apa ini soal kakek ku?" tanya Isabella.

"Bukan, ini tentang kita." jawab Christian. Isabella tampak terkejut mendengarnya.

"Kita!" ucap Isabella agak terbata-bata.

"Tak usah berpura-pura tidak terjadi apa-apa," ungkap Christian menatap Isabella tajam.

DEG!

'Apa dia akan menyatakan cinta pada ku,' pikir Isabella dalam hati.

"Kau tau kan, aku mencium mu?" tanya Christian ragu Isabella mengangguk, menunggu kata-kata yang romantis. "Itu di luar kendali ku, kau sangat cantik, kau tau, laki-laki manapun akan bereaksi sama seperti ku." Isabella menunduk tersenyum sedikit malu mendengar perkataan Christian.

'Ayolah langsung saja pada intinya,'seru Isabella dalam hati.

"Bella aku minta maaf untuk itu." Isabella serius mendengarkan di tatapnya wajah Christian. "Aku hanya terbawa suasana." Isabella mulai sedikit merasa tidak enak mendengar kata-kata dari Christian"Semua itu tak berarti apa-apa," Isabella tampak sangat terkejut tiba-tiba dia seperti di jatuhkan ke dasar jurang.

Isabella tercengang, dia merasa di permainkan oleh sosok yang ada di hadapannya. Isabella sedikit bergetar dia menahan rasa kecewa. Yang bergumul di pikiran dan hatinya.

"Aku memiliki kekasih, bisa di bilang beberapa kekasih hal seperti itu bukan hal yang serius untuk ku," ungkap Christian.

Kemudian Isabella tersenyum ke arah Christian mencoba bersikap sewajarnya, Christian sedikit terkejut melihat ekspresi Isabella yang tampak biasa-biasa saja.

"Christian, apa kau mengganggap itu serius?" tanya Isabella sambil menatap wajah Christian.

"Eh, apa?" Christian terkejut mendengar hal itu, dia agak sedikit malu sekarang, dia merasa sedikit di pencundangi.

"Aku tak membalas mu, kau tau bukan," kata Isabella dengan nada yang tegas. "Bukan kau yang harusnya berbicara seperti itu, tapi aku" kata Isabella lagi.

Christian tercengang 'apa ini' katanya dalam hati 'kenapa jadi begini' katanya lagi.

"Aku tidak merasa kau spesial, ciuman itu tak berarti apa-apa" ungkap Isabella, Christian terdiam menatap Isabella."Lagi pula kau terlalu tua untuk ku, aku lebih suka dengan cowok se usia ku"

Kali ini kata-kata Isabella menusuk jatungnya Christian mulai merasakan perasaan tidak nyaman.

"Aku tua?" kali Christian agak mulai kesal.

"Berapa usia mu paman?" tanya Isabella.

"Hah Paman!" Christian tak bisa menyembunyikan wajah kesalnya. "Aku tak setua itu, usia ku baru 25 tahun, dan kau tau banyak gadis seusia mu yang mengejar ku" Christian coba menaikan harga dirinya.

"Kau tampak tua, kau menggunakan stelan jas sepanjang hari, kau seperti paman ber usia 40 tahun" Ucap Isabella.

'Apa!' serunya dalam hati.

"Dan mencium gadis remaja se usia ku itu cabul" Christian membelalak matanya melotot ke arah Isabella.

"Kau bukan gadis remaja!"

"Hah, aku cabul?"

Wajah Christian tampak marah wajahnya seperti kepeting rebus, asap seperti keluar dari lubang hidung dan telinganya.

"Paman, aku mau beristirahat di kamar ku, dan jangan menggoda ku lagi" kata Isabella sambil beranjak dari tempat itu.

Christian masih mematung sambil menatap Isabella yang beranjak dari hadapannya.

"Apa apaan ini," gerutu Christian kesal. "Jangan memanggil ku paman," Christian berteriak ke arah Isabella. Isabella tampak tak menghirau kan ucapan Christian, dia terus berlalu dari hadapan Christian.

Christian sangat kesal melihat tinggkah Isabella, dia merasa baru kali ini dia di pencundangi seorang gadis.

"Apa dia baru bilang kalau dia tidak menyukai ku," ungkap Christian kesal.

"Tidak mungkin!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status