Share

Pelangi Setelah Badai

Papa dan Tara masih berselisih tampaknya.

Anak itu tak tahu diri, melenggak keluar rumah. Paling tidak, begitu kata Papa, tidak tahu diri!

“Mamamu baru wafat saja, berani-beraninya kamu tidak menghadiri tahlilannya?” ujar Papa, matanya masih seperti orang kelelahan. Semalaman dia tidak tidur, sudah pasti. Kematian istrinya itu membuat dia syok tak terkira. Hampir saja mati juga kena serangan jantung.

Tara menatap Papa penuh dengan rasa hormat, perlahan dia paham, perkataan Papa tidak sepenuhnya salah dan juga, perasaannya tidak sepenuhnya benar.

“Maaf, Pa, apakah Papa mau Tara temani?”

Mata Papa yang tadinya galak, sekarang berubah menjadi sendu. Dia duduk di kursi malasnya dengan lemas. Matanya lurus menatap foto pernikahannya dengan pigura besar di atas televisi. Tetamu yang datang mulai menyurut, sejak pagi tadi tak berhenti, lelah rasanya.

“Pah,” Tara menyusul Papa yang duduk. “Paling enggak, kal

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status