Share

Kegembiraan dan Kesedihan

Sepanjang sisa perjalanan mereka tidak mengisi kabin mobil dengan obrolan lagi, tetapi dengan kesunyian.

Hingga Revan menarik rem tangan saat sampai depan garasi indekos Venca.

Gadis itu menunggu beberapa saat sebelum dia turun, menghela napas beberapa kali sambil menatap Revan. Pria itu menanggapi, tanpa menoleh sedikit pun ke Venca.

Sebenarnya, dia juga ingin bertanya tetapi tak tega rasanya.

Hingga akhirnya mereka menggumam bersamaan. “Um …”

“Eh, sorry, Re. Kamu duluan,” ujar Venca.

“Jangan, Ca, kamu aja duluan, mungkin, segala pertanyaan aku, ada jawabannya.”

“Oke.” Venca gugup, dia meremat ujung kemeja birunya. “Ketika mendengar keputusan Tara kemarin, aku sedikit bahagia, Re. Meski, ini enggak ada benarnya. Masa, mau dicerai aku malah bahagia?”

Revan memutar badan, mereka saling berhadapan.

“Tapi, lama kelamaan, aku mengerti. Bahagia itu bukan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status