Beranda / Romansa / Terjebak Cinta Tuan Arogan / Bab. 4 Berusaha Mendapatkanmu

Share

Bab. 4 Berusaha Mendapatkanmu

Penulis: Guzel Lili
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-22 22:18:18

Keesokan paginya, Andira bangun dengan perasaan yang tak menentu. Semalaman dia memikirkan perkataan Edgar yang menyatakan cinta padanya. Gadis cantik itu tidak habis pikir bagaimana mungkin seorang lelaki kaya raya seperti Edgar bisa jatuh cinta pada seorang gadis sederhana seperti dirinya sedangkan, di luar sana masih banyak wanita yang lebih segala-galanya dari dia.

“Dira, cepat bangun, Nak. Apa kamu mau terlambat bekerja hari ini?” teriak sang ibu dari dapur.

“Iya, Bu, Dira sudah bangun.” Gadis itu keluar dari kamar dan berjalan ke arah dapur, dia melihat apa yang sedang dimasak oleh ibunya. Gadis yang masih memakai baju tidur itu mengambil bakwan jagung dari piring dan memakannya. Sementara sang ibu menggelengkan kepala heran melihat tingkah anak gadisnya itu.

“Sudah siang cepat mandi sana lalu sarapan,” ucap Asih sambil mendorong tubuh anaknya ke kamar mandi agar segera membersihkan diri.

Gadis itu segera mandi dan kembali masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaian.

“Dira mana, Bu? Apa belum bangun juga dari tadi?” tanya lelaki paruh baya yang tak lain adalah Danu, ayah Andira. Lelaki paruh baya itu berjalan dari arah depan dengan membawa koran di tangannya. Dia duduk di kursi meja makan dan membuka koran yang ia bawa tadi.

“Sudah, Yah. Dia kembali ke kamar, mungkin sedang ganti baju,” jawab Asih sambil menata makanan di meja makan.

Tak berselang lama Andira keluar dari kamar dengan mengenakan seragam kerjanya. Dia duduk di kursi sebelah sang ayah.

“Ayah nggak ke toko? Tumben jam segini masih belum berangkat?” tanya Andira lelaki paruh baya yang masih tampak segar bugar tersebut.

“Ayah nanti berangkatnya agak siang karena mau ada keperluan sebentar,” jawabnya.

“Bagaimana perkembangan toko sekarang, Yah?” tanya Andira.

“Masih tetap sama, Nak. Sepertinya Ayah harus menawarkan kain-kain Ayah pada butik,”

Gadis itu pun menganggukkan kepala mendengar perkataan ayahnya. “Nanti Dira bantu menawarkan kain-kainnya kalau pas libur kerja.”

Danu hanya mengangguk menanggapi perkataan sang putri.

“Sudah, sudah jangan ngobrol terus. Ayo cepat dimakan, nanti keburu dingin makanannya,” tandas bu Asih.

Mereka makan dengan tenang. Selesai makan Andira membantu ibunya membersihkan meja makan dan mencuci piring lalu beranjak menuju kamarnya untuk mengambil tas yang akan dia bawa bekerja. Namun, langkahnya terhenti ketika tiba-tiba sang ayah menanyakan sesuatu yang selama ini mengganggu pikirannya.

“Nak, bagaimana hubunganmu dengan Randi sekarang? Apa kalian tidak punya rencana untuk menikah, mengingat hubungan kalian yang sudah berjalan bukan dalam waktu sebentar, ” tanya Danu pada sang putri. Walau bagaimanapun sebagai orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, dia ingin melihat sang putri bahagia dengan lelaki pilihannya. Akan tetapi, setelah sekian lama dia belum pernah mendengar sang putri mengatakan akan melanjutkan hubungan yang lebih serius dengan sang kekasih.

Andira menoleh dan tersenyum lembut, “Yah, kalau memang sudah saatnya Dira menikah, Dira pasti akan menikah. Ayah doakan saja yang terbaik untuk Dira,” ucapnya menenangkan sang ayah. Gadis itu mengerti kegelisahan sang ayah yang melihat dirinya belum berniat untuk menikah, dia hanya berpikir ingin membahagiakan orang tuanya dahulu sebelum kasih sayangnya akan terbagi dengan suaminya nanti.

“Baiklah, kalau memang itu yang kamu inginkan, tapi Ayah juga ingin melihat kamu bahagia, Nak,” ujarnya pada sang putri.

Andira hanya tersenyum menanggapi ucapan ayahnya. Dia melanjutkan langkahnya ke kamar dan mengambil tasnya. kemudian, dia berpamitan pada kedua orang tuanya lalu dia berjalan keluar rumah dan berniat memesan ojek langganannya. Namun, diurungkan karena di luar rumah dia melihat sebuah mobil porsche putih terparkir di depan pagar rumah.

Gadis berambut panjang sepunggung itu menautkan kedua alisnya, mencoba menerka siapa kira-kira yang sepagi ini memarkirkan mobil di depan pagar rumahnya. Padahal selama ini belum pernah ada yang melakukan hal itu, bahkan tetangganya pun tidak ada yang memiliki mobil. Lamunannya buyar ketika sang Ibu menepuk pundaknya dan berkata, “Dir, itu mobil siapa yang pagi-pagi begini ada di depan rumah? Apa itu teman kamu?” tanya sang Ibu.

Namun, sedetik kemudian gadis itu membulatkan mata saat melihat siapa yang turun dari mobil. Seorang lelaki tampan dengan kemeja putih lengkap dengan jas hitam itu berjalan ke arahnya.

“Selamat pagi, Dira, Bu,” sapa lelaki itu tersenyum ramah.

Bu Asih tersenyum menanggapi sapaan lelaki tersebut. Sedangkan, Andira menatap malas ke arah lelaki di depannya tersebut.

“Untuk apalagi dia datang kemari pagi-pagi begini,” batin Andira. Padahal dia sudah menolaknya mentah-mentah kemarin.

Bu Asih menatap putrinya seolah meminta penjelasan.

Tanpa peduli dengan tatapan sang ibu, gadis itu menarik tangan Edgar keluar dari halaman rumah dan menuju mobil lelaki itu. Mereka berhenti di samping mobil.

“Untuk apa, kamu datang kemari? Apa belum jelas yang saya katakan kemarin?” ketusnya jengkel dengan tindakan Edgar.

“Perkataan yang mana? Sepertinya saya belum mendengar jawaban apapun dari kamu,” balas Edgar tenang.

“Kau—.” Belum sempat Andira menjawab, lelaki itu mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada bibir Andira, hanya sekilas karena sedetik kemudian lelaki itu membuka pintu lalu mendorong pelan tubuh Andira untuk masuk ke dalam mobil. Andira yang masih terkejut dengan apa yang terjadi hanya diam dan mengikuti dorongan tangan Edgar masuk ke dalam mobil.

Edgar pun masuk dan duduk di kursi kemudi, dia mulai melajukan mobilnya menjauh dari rumah Andira. Lelaki itu menoleh dan mendapati kalau gadis di sebelahnya masih diam mematung sambil memegangi tasnya.

“Apakah aku lelaki pertama yang menciummu?” tanya Edgar dengan senyum mengejek.

Andira yang mendengar pertanyaan Edgar pun tersipu malu karena yang dikatakan Edgar memang benar bahwa ini pertama kali ada lelaki yang menciumnya. Selama dia menjalin hubungan dengan Randi, lelaki itu sangat menghargainya dan tidak pernah meminta hal di luar batas wajar. Mereka hanya pernah bergandengan tangan dan berpelukan, tidak lebih dari itu.

“Sepertinya benar, kalau aku laki-laki pertama yang menciummu. Lalu bagaimana dengan laki-laki yang kau bilang kekasihmu itu? Apa itu hanya kebohonganmu untuk menjauhiku?” tanya Edgar.

“Tidak, itu tidak benar. Aku memang sudah memiliki kekasih dan kami saling mencintai,” tandas Andira berusaha meyakinkan lelaki di sampingnya.

Edgar hanya tersenyum sinis mendengar perkataan Andira dan kembali fokus mengemudikan mobilnya membelah jalanan ibukota. Namun, perhatiannya teralihkan saat melihat seorang lelaki paruh baya sedang menggandeng seorang wanita muda dan mengajaknya masuk ke sebuah mobil, Edgar menepikan mobil dan memperhatikan lelaki yang dilihatnya itu sampai naik ke dalam mobil. Dia tidak menduga, kalau dirinya harus melihat hal itu lagi setelah sekian lama berusaha melupakan kejadian yang sangat menyiksa batinnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 46 Dua Kejutan

    Edgar berlari menuju meja resepsionis. Lelaki itu terburu-buru menuju rumah sakit saat mendengar kabar Andira pingsan. “Sus, pasien atas nama Andira Hutama ada di mana?” tanya lelaki yang memiliki bibir tipis itu. Dia masih berusaha mengatur napas yang masih memburu setelah berlari. “Tunggu sebentar, Pak.” Suster melihat layar monitor di hadapannya. “Nyonya Andira Hutama masih di ruang IGD, Pak. Silakan lewat sebelah sana,” jelasnya menunjuk ke lorong yang terhubung dengan IGD. Edgar berlari melewati lorong tersebut menuju ke ruang IGD. Dia membuka satu persatu tirai mencari keberadaan sang istri. Saat melihat istrinya terbaring lemah, hatinya terasa sakit. Lelaki itu belum pernah melihat sang istri dalam keadaan selemah itu. Dia berjalan menghampiri wanita yang dicintainya. “Sayang ….” Tanpa terasa air mata menetes di pipi lelaki berambut hitam itu. Edgar menoleh pada asisten rumah tangganya yang saat ini berada di samping brankar sang istri. “Apa yang terjadi, Bi?”

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 45 Balasan Untuk Cindy

    Keesokan paginya, Edgar terbangun saat merasakan sentuhan di pipinya. Dia perlahan membuka mata, melihat sang istri menatapnya dengan raut khawatir tampak jelas di wajahnya. “Sudah bangun, Sayang. Apa yang kamu rasakan sekarang? Apa perlu memanggil dokter?” tanya Andira beruntun. Dia takut kalau sang suami masih merasa tidak nyaman pada tubuhnya. Edgar tersenyum melihat kekhawatiran sang istri. Dia tidak menyangka kalau wanita yang sempat membencinya ini bisa sekhawatir itu padanya. “Aku baik-baik saja, Sayang. Jangan terlalu khawatir, suamimu ini sangat kuat. Lihatlah otot yang melekat di perutku ini.” Edgar menarik tangan Andira dan menempelkan di bagian bawah perutnya. Andira membulatkan mata dengan kejahilan sang suami. Bagaimana bisa lelaki di depannya sesantai itu setelah apa yang dialaminya semalam. Andira mencubit otot liat di perut suaminya itu, dia kesal melihat tingkah kekanakan suaminya. Namun, tetap saja wanita cantik itu tidak bisa mengabaikan lelaki di

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 44 Bertemu Andro

    “Tuan, para tamu undangan sudah datang. Mereka sedang mencari Anda di luar,” ucap pria bertubuh ceking itu. Pria itu tak lain adalah asisten Roni, sebenarnya dari tadi dia sudah memperhatikan apa yang dilakukan atasannya itu. Akan tetapi, ragu untuk menghentikan tindakan mesum atasannya itu. Namun, saat dia melihat pria bertubuh tambun itu mulai melancarkan aksinya, hati kecilnya menjerit dan menuntunnya untuk menghentikan kelakuan mesum atasannya itu. “Sialan! Mereka mengganggu kesenanganku saja.” Roni menoleh ke arah Cindy. “Tunggu aku cantik, kita akan bersenang-senang nanti,” ucap pria itu sebelum dia pergi meninggalkan wanita cantik di depannya. Roni masih sempat mencuri ciuman di bibir wanita cantik di depannya. Cindy mengepalkan tangan, dia jijik karena sudah disentuh pria tua seperti Roni. Dia sama sekali tidak tertarik dengan pria tua bertubuh gemuk seperti pria mesum itu. Wanita bergidik ngeri membayangkan jika dirinya harus berhubungan intim dengan pria itu. Wani

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 43 Jebakan Cindy

    Satu jam sebelum pesta dimulai. Terlihat seorang wanita cantik mengenakan gaun berwarna merah, berjalan masuk ke sebuah rumah mewah di Taman Indah Kapuk daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Tempat itu memang terkenal dengan hiburan malamnya yang populer karena terletak di pesisir pantai. Banyak wisatawan yang mengunjungi tempat itu hanya untuk bisa menikmati suasana keindahan langit malam. Akan tetapi, niatnya kali ini bukanlah untuk menikmati keindahan malam di tempat itu, melainkan untuk menjalankan rencana yang sudah disusun dengan matang. Sayangnya, wanita itu tidak menyadari bahwa selama ini gerak-geriknya sudah diawasi. Wanita itu berjalan masuk ke dalam rumah mewah itu tanpa menimbulkan kecurigaan bagi orang-orang yang berlalu-lalang di sana. Dia menghampiri seorang pelayanan yang sedang sendirian dan sibuk meletakkan gelas di meja. “Maaf, apa kami bisa membantuku?” tanya wanita berambut pendek sebahu itu. Dia mengeluarkan sebuah amplop coklat tebal dari dalam tas

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 42 Libido yang Menyiksa

    “Aldi, bereskan semua kekacauan ini. Jangan biarkan seorang pun tahu masalah ini,” perintah Edgar pada asistennya. Aldi meminta para pengawal membawa pria yang sudah babak belur di lantai ke markas mereka. Dia yakin ini adalah ulah seseorang yang sengaja ingin merusak reputasi istri atasannya. Hanya satu orang yang saat ini Aldi curigai. “Saya permisi dulu, Tuan. Kami akan menunggu Anda di luar.” Aldi menundukkan badan, kemudian keluar dari tempat itu. “Sayang, ini aku. Buka matamu.” Edgar perlahan menurunkan tangan sang istri dari wajahnya. Dia melihat sang istri masih ketakutan dengan tubuh yang bergetar. Dia tidak akan melepaskan siapa pun yang sudah mengganggu sang istri. Bukan Edgar namanya jika dia tidak bisa menemukan pelaku utama yang mendalangi semua ini. Perlahan Andira membuka mata, melihat sang suami berada di hadapannya. Sontak wanita cantik itu langsung memeluk lelaki di hadapannya. Dia menangis tersedu di pelukan sang suami. “Ede, maaf. Pria jahat itu—,

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 41 Jebakan

    Edgar baru saja memasuki sebuah rumah mewah milik Roni Ankara, pemilik Ankara group. Pesta itu diadakan di rumah utama pemilik Ankara group itu. Pesta itu bernuansa outdoor, terletak di taman samping rumah mewah bergaya Eropa. Tampak sudah banyak para tamu undangan yang datang. Roni berjalan menghampiri Edgar yang terlihat baru datang bersama seorang wanita cantik dan asistennya. Lelaki bertubuh tambun itu terpana melihat kecantikan Andira. “Selamat datang Tuan Edgar. Rupanya Anda yang dikenal tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita, tiba-tiba bisa tertarik dengan wanita cantik ini.” Roni menjabat tangan Edgar, kemudian beralih pada Andira. Namun, saat tangannya berusaha menyentuh tangan Andira, Edgar buru-buru menepisnya. “Maaf, Tuan Roni. Wanita cantik ini adalah istri saya,” ucap Edgar singkat. Dia melingkarkan lengannya di pinggang Andira, ingin menunjukkan pada semua orang bahwa dirinya sudah memiliki istri. Semua itu dia lakukan agar para rekan bisnisn

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status