Share

Mendesah

last update Last Updated: 2025-07-21 21:19:37

“Ma–Martin, ahh! Kau ahh!” lenguh Lola.

Dia tanpa sadar menutup kedua pahanya.

Kepala Martin terjebak di sana.

Dia mencoba bangun, tapi tangan Martin menahan tubuhnya sehingga kedua pahanya malah perlahan terbuka.

Martin menyembulkan kepalanya, “Aku mau mencoba yang ini. Aku ingin merasakan juga melakukan semua!” cetus Martin dengan tatapan yang tidak boleh ditolak Lola.

“Kau gila. Kita kan sudah sepakat. Tidak berbuat yang aneh-aneh!” protesnya.

“Itu kan ucapanmu, bukan ucapanku!” sahut Martin kecut.

“Agh! Tidak mau!” Lola benar-benar duduk dan mendorong kepala Martin menjauh dari belahan bibir bawah nya.

Dia juga tidak ingin ikut gila karena sikap Martin.

“Aku kan sudah setuju menginap. Ini tidak sesuai perjanjian. Kau melanggarnya!” aksi protes Lola masih berlanjut, dia segera memalingkan tubuhnya.

Martin sigap kembali memeluknya. Perasaan tanggung dan dia sedang menikmati enak, segalanya sedang di uji.

Martin sempat berpikir, apakah dia juga harus bersikap seperti tuannya. Memaksa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan    Menempelnya

    “Kau tidak perlu mencemaskan itu. Aku tahu bagaimana caraku bersikap nanti. Asalkan kau tidak mencampuri lagi seperti yang barusan kau lakukan. Aku bisa jamin, kita bisa adil secara bersama-sama tanpa melukai dan membuatnya merasa bersalah.”Nathan sepertinya sudah bulat dengan keputusan yang akan dibuatnya. Meraih apa yang di hasratkan.“Bagaimanapun aku tetap tidak akan setuju, dia itu hanya bisa menjadi milikku. Sebaiknya lupakan angan-angan tidak nyata mu itu!”Max tetap bersikeras dengan apa yang diputuskan. Tadi sesaat dia sempat tergiur oleh tawaran gila Nathan. Max tidak akan tega melakukannya.Apalagi dia tahu kehidupan Maureen dulu bersama keluarganya. Orang tuanya saja rela menjualnya. Sekarang apakah pantas Max bersikap pengecut seperti mereka. Merelakan istrinya dibagi-bagi.Dia saja, makan sendirian tidak pernah cukup dan kenyang. Sekarang, makan pun harus dibagi dengan Nathan. Dia tidak akan rela.Nathan mengepalkan tangan. Dia merasa sedikit kesal karena provokasinya t

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan    Menyerah Sendiri

    Carlos sudah masuk kembali, “Cepat periksa, lukanya berdarah lagi!” ucap Maureen khawatir. Max terusik pun percuma. Dia sepertinya menyesali tindakannya.“Hah, sial. Rupanya dia benar-benar sudah memasang jebakan ini secara matang!” dengus Max di hati. Merasa dirinya kalah strategi.“Aku benar-benar salah perhitungan. Kalau seperti ini terus, dia pasti bisa merebut Maureen ku,” eratan giginya terdengar dan Max terus memperhatikan sikap Maureen yang begitu khawatir.Pertama kali dia melihat sikapnya saja sudah terasa nyess. Max bahkan belum sempat terluka seperti itu, meski dulu Maureen pernah menyelamatkannya, saat itu dia belum seperti sekarang ini.Penampilannya pun bukan seperti sosok sekarang. Agak pesimis, tapi dia tidak ingin mengakui dulu kekalahannya.“Aku sudah mengganti perban dan menambahkan obat. Ini seperti terkena tekanan jadi lukanya terbuka,” penjelasan Carlos hanya diterima dengan anggukan oleh Maureen.Maureen semakin merasa bersalah. Saat tadi dia membuka mata, Max

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan    Rayuan Gombal

    Maureen benar-benar mengabaikan.Meskipun, hatinya sedikit merasa bersalah. Seharusnya dia tidak bersikap terlalu kejam pada Nathan. Namun, detik kemudian dia malah merasa ada seseorang yang mendekati.Maureen memejamkan mata, dia mencoba bernapas bebas agar tidak merasa dicurigai.Sebaiknya dia pura-pura sudah tidur.Dia merasakan tubuh seseorang duduk di pinggir sofa. Dan mendengar seperti seorang sedang mengetik pesan.Pesan masuk ke ponsel Maureen, dia tetap mengabaikan. Tapi, sepertinya usahanya tidak berakhir disana.Kembali dia mendengar ponselnya berbunyi. Tapi, tetap diabaikan. Lalu, akhirnya gangguan itu berhenti.Maureen baru bisa mengambil napasnya.Tiba-tiba saja matanya terbuka, tubuhnya mendadak melayang di udara.“Arghh!” jerit Maureen pelan dan berbalik, Nathan sedang mengangkat tubuhnya.“Ka–kau!” ingin rasanya Maureen melompat, dia benar-benar ketakutan. Perasaan tidak terkendali mulai keluar. Dia berpikir keras, apa yang akan dilakukan Nathan sebenarnya.Nathan mel

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan    Menikmatinya

    “Aku akan tidur di sofa!” Maureen berkata, Carlos menoleh, “mmm … tidak bisakah aku meminjam satu selimut lagi. Disini lumayan dingin,” Maureen menyadari dengan tubuhnya saat ini juga baju yang digunakan adalah kemeja Max.Meskipun bahannya tebal, tetap saja itu tidak setebal selimut.Dan dengan dirinya yang hanya memakai kemeja Max yang kebesaran dan celananya, itu tentu saja membuatnya risih.“Baiklah, aku akan mengambilnya untukmu,” Carlos menjawab dengan cepat saat dia melirik sesaat Nathan.Rasa canggung juga khawatir terbersit, apalagi sang suami pasti menunggunya dengan geram.Bagi Maureen ini hanya sebagai bentuk pertanggungjawaban dan juga janjinya. Dia tidak boleh ingkar, Nathan, bagaimanapun dia sudah menyelamatkannya.“Apa aku perlu menemani, Iren?” tiba-tiba saja, Lola berbicara dan lirikan tajam dari Martin seolah pertanda dia tidak setuju.“Boleh juga. Aku akan memberikanmu satu kartu hitam lagi,” Max merogoh jasnya dan mengeluarkan kartu hitam, “yang ini 10 Milyar,” ta

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan    Suntikan

    “Dasar Kau benar-benar licik!” dengus Max. Tangannya terkepal, eratan giginya terdengar.Meski mendengar dengusannya, Nathan seolah tidak peduli.Maureen mengambil piring berisi obat tadi, dia duduk kembali di pinggir ranjang. “Kita minum obatnya sekaligus ya,” Maureen menatap sesaat, tapi Nathan masih memalingkan wajahnya.Seperti orang yang takut untuk minum obat.Atau sebenarnya dia sedang mencari kesempatan untuk menggoyahkan hati Maureen.Sebisa mungkin Nathan akan melakukan segala cara agar hati gadis itu berubah.“Max, tolonglah keluar sebentar, aku janji, aku tidak akan macam-macam. Aku hanya membantunya minum obat,” sekali lagi Maureen meminta izin kerelaan suaminya.“Apanya yang tidak macam-macam hah!” Max berkacak pinggang tersulut kembali.“Max, aku mohon, tolonglah!” pintanya sekali lagi, melihat terus ke arah Max maupun Nathan, kedua laki-laki itu tidak ada mau yang mengalah.Nathan tidak ingin saat dia meminum obat terlihat oleh Max, itu seperti menyangkut harga diriny

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan    Membayar Kontan

    Maureen menoleh pada suami, pinggangnya sakit di cubit Max.Nathan menatap penampilan Maureen, dia bahkan bisa langsung mengenali kemeja yang dipakai Maureen milik siapa.Kemudian matanya menyipit pada leher yang terlihat bekas gigitan terlihat jelas. Itu sudah merupakan tanda kepemilikan.“Te—terima kasih banyak, Nath, kau lagi—lagi menolongku,” Maureen ingin sekali mendekat, tapi pinggangnya ditahan Max.Nathan hanya menatap situasi yang ambigu. Dia ingin sekali berdiri dan langsung menghajar Max, namun sekarang yang dia perlukan adalah satu janji yang harus Maureen tepati.Dengan adanya janji tersebut, Nathan merasa yakin apapun masih bisa diubahnya.“Uhuk uhuk shh!!” desis Nathan sambil memegangi dadanya.“Apa yang sakit? Dimana yang sakitnya?” Maureen menepis tangan suaminya, dia spontan duduk di tepi ranjang Nathan.Tangannya reflek mendekat dan ikutan menyentuh untuk mengetahui kondisi Nathan. Wajahnya cermin bahwa dia mencemaskan kondisinya.“Rupanya aku belum sepenuhnya kala

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status