Share

Bab 2 - Walk Out

Author: Kennie Re
last update Huling Na-update: 2025-07-24 06:53:39

Abby mematut tubuh di depan cermin yang ada di ruangannya. Dia memutuskan untuk tidak pulang, melainkan langsung bersiap di kantor karena tak ingin membuang waktu. Dia tak boleh terlambat karena rencananya dimulai dari acara ini.

Dia melangkah dengan gemulai memasuki ballroom. Ratusan tamu undangan telah berada di sana, berbaur dan percakapan mereka pastilah tak jauh dari bisnis. Abby bosan membicarakan bisnis di acara pesta. Kecuali hari ini. Karena dia akan menebar jaring mulai dari sini.

Jika suasana hatinya sedang bagus, mungkin tak masalah jika dia berbincang dengan beberapa orang. Hanya beberapa orang penting saja. Lainnya tidak.

Akan tetapi, tiba-tiba dia tidak ingin berbaur dengan siapa pun. Kecuali putra mahkota keluarga Emerson. Dia lantas memilih tempat di sudut ruangan, sengaja agar tak terlihat karena dia tidak suka jika orang-orang dengan otak bisnis yang kotor lantas mendekat padanya.

Siapa yang tidak mengenalnya? Seorang pebisnis wanita yang menjadi salah satu kandidat pebisnis muda paling sukses.

“Kau di sini rupanya,” ujar seorang pria paruh baya dengan wajah dan hidung memerah, mendekat padanya. “Mengapa kau selalu bersembunyi, hm?”

Abby menoleh ke kanan dan kiri, memastikan lelaki itu tengah berbicara dengannya. Namun, tak ada orang selain dirinya, yang sialnya, sedang tidak berbaur dengan tamu lain.

“Kau bicara denganku?” tanya Abby lantas dikejutkan oleh tindakan pria itu yang langsung mencengkeram pergelangan tangannya.

“Jangan sok jual mahal, Nona. Aku tahu kau sering tidur dengan para pebisnis sukses yang membuatmu melenggang nyaman di posisimu sekarang.” Pria itu mendekat dan Abby bisa menghidu aroma alkohol dari mulutnya. “Ikut denganku. Mereka memiliki beberapa kamar VIP di tempat ini.”

“Jaga bicara dan sikap Anda, Tuan. Jika Anda mengenalku, sayangnya aku tidak mengenal Anda.”

Abby berusaha melepaskan cengkeraman pria mabuk itu, tetapi dirinya tak berhasil. Dia mulai menyesali kenakalannya ketika remaja yang selalu membolos setiap kelas taekwondo. Jika tidak, saat ini juga dia dengan mudah melepaskan diri.

Pria itu makin dekat dan nyaris mengecup bibir Abby yang membuatnya merasa mual karena aroma tak sedap yang menguar dari mulut pria itu.

Dia tak ingin membuat keributan dengan berteriak lantang, tetapi bagaimana lagi? Abby mendesah sebelum kemudian memekik sembari tetap berusaha melepaskan diri.

“Lepaskan aku!”

“Ayolah, Nona. Aku janji hanya satu malam dan aku tidak akan bermain kasar.”

“Hey, lepaskan dia!”

Abby dan pria itu seketika menoleh kala mendengar suara bariton yang terdengar berat dan berhasil mengecoh pria mabuk itu sehingga Abby bisa menggeser tubuh dan berdiri di belakang pria muda yang baru saja datang dan menjadi pangeran berkuda putihnya.

“Apa yang kau lakukan di sini? Kau seharusnya tidak datang.” Pria mabuk itu bertanya sembari berpegangan pada dinding untuk menopang tubuhnya yang sempoyongan.

“Ck! Kau yang seharusnya tidak datang. Kau sama sekali tidak diundang.”

“Bedebah! Kau sama seperti ayahmu, Zac! Kau menghancurkan kebahagiaan orang lain dan mengacaukan segalanya! Kau seharusnya tidak kembali.”

Zac? Apakah Abby tidak salah dengar? Apakah lelaki ini adalah Zachary Emerson? Jika benar, sungguh, pucuk dicinta ulam pun tiba.

Pria muda itu tampak tenang seolah tak ada sesuatu yang bisa mengusiknya.

“Pulanglah. Kekalahanmu bukanlah tanggung jawab siapa pun. Ayolah, ini dunia bisnis. Akan ada untung rugi dan itu bukan salahku. Kau yang seharusnya berhati-hati.”

“Dia juga!” Pria mabuk menunjuk ke arah Abby. “Jalang itu tak pernah membuatku tidur dengan nyenyak.”

Zachary menoleh ke arah yang pria itu tunjuk, tetapi dia tidak menemukan siapa pun di sana.

Ke mana perginya wanita itu? Mengapa dia pergi seperti siluman bahkan sebelum Zac sempat mengatakan sesuatu. Dia bahkan tak mengucapkan terima kasih setelah Zac menyelamatkannya.

Sungguh terlalu.

***

Seorang pria dengan penampilan perlente, mengenakan setelah jas berwarna silver dipadu kemeja hitam, terlihat menawan. Sorot mata tajam yang dihias bulu mata dan alis yang lebat, serta rambut kecoklatan yang disisir rapi melengkapi ketampanan dari pemilik rahang berpahat tegas itu.

Dia berdiri dan berbincang dengan lainnya di antara alunan musik jazz nan lembut, menanti sang empunya acara naik ke atas panggung dan memanggil namanya untuk maju ke podium.

Akan tetapi, dalam hatinya tengah bergemuruh sekarang. Dia masih terbayang-bayang akan wanita yang dia selamatkan dari pria mabuk yang nyaris mengacaukan pesta.

Tak ada ucapan terima kasih, tak ada salam perpisahan.

Jika dia pergi begitu saja, lantas apa tujuannya datang kemari? Dia pasti ingin menyaksikan pengangkatannya menjadi CEO sekaligus owner anak cabang Emers Corp.

Dia pasti bukan tamu biasa yang hanya datang karena iseng.

“Siapa wanita itu?” gumam Zac yang membuat beberapa kolega yang tengah berbincang dengannya, mengerutkan kening.

Zac tak mampu lagi bertahan dan pura-pura asyik dengan percakapan antara dirinya dan para tamu. Dia penasaran sampai nyaris gila. Wanita itu sempat menyita perhatiannya, terlebih pria mabuk tadi kelihatannya sangat tak suka padanya.

Pesta sedang berlangsung sebagaimana mestinya saat kemudian seseorang melangkah masuk ke dalam aula tempat dihelatnya acara tersebut.

Seorang wanita dengan gaun malam velvet yang membalut tubuh, masuk ke dalam hall. Bibir ranum dipoles lipstick berwarna pink muda, menambah pesona dan kecantikannya. Semua mata terpaku saat dia berjalan masuk, tak elak Zachary Emerson—sang putra mahkota Emers Corp. Dia bahkan tak ingin berkedip dan melewatkan kehadiran perempuan itu.

Jika saja dia tak mengingat dirinya sudah memiliki kekasih, maka sudah dia datangi sosok menawan di sana.. Di samping itu, jangan lupakan, perempuan itu berhutang terima kasih padanya.

Abby kini berada di antara para pebisnis dan sepertinya tak ingin beramah-tamah dengan tamu lain. Dia lagi-lagi memilih tempat yang agak jauh, mengedar pandangan dari sudut ruangan yang hiruk-pikuk dengan suara musik mendayu-dayu.

Dia tak lupakan tragedi pria mabuk yang nyaris membuatnya malu.

Dia memperhatikan saja bagaimana pesta berlangsung, dan seperti apa penampakan sang putra mahkota pemilik Emers Corp yang ramai diperbincangkan terlebih oleh kaum hawa. Mungkin saja dia bisa menjalin hubungan baik dalam hal bisnis.

Tak berapa lama, harapan Abby terwujud. Garry Emerson sebagai pemilik perusahaan Emers Corp naik ke atas panggung, memperkenalkan putranya yang akan menjabat sebagai CEO dari perusahaan miliknya sendiri sekaligus anak perusahaan Emers Corp.

“Aku akan perkenalkan pewaris gen-ku yang sangat membanggakan. Dia yang selama ini mengurus perusahaannya di Saint Orleans sembari menjalani pendidikan masternya, akhirnya mulai membuka pikiran untuk kembali dan menjaga ayahnya yang sudah tua ini.” Semua tamu riuh tertawa mendengar kelakar pria itu. “Kemarilah, Nak. Zachary Emerson. Dia putraku.”

Zachary Emerson yang disebutkan oleh pria bertubuh tambun itu kemudian maju ke depan, disambut sorak-sorai beberapa pemuda yang merupakan sahabatnya.

Lainnya mengiring langkah Zachary dengan tepuk tangan yang meriah. Namun, tidak dengan Abigail. Dia memutar tubuh dan melangkah keluar dari ruang pesta sebelum memastikan seperti apa penampakan seorang Zachary Emerson dari jarak dekat. Dia berubah pikiran dan memilih untuk hengkang dari acara itu.

Lagi pula, dia sudah sempat melihat Zac dari dekat beberapa jam lalu. Jadi, sudah cukup rasa penasarannya untuk hari ini.

Setidaknya dia sudah mengisi buku tamu dan membiarkan mereka mengetahui nomor yang mungkin bisa mereka hubungi nanti. Untuk saat ini dia ingin sendiri.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak Cinta dalam Dendam (INDONESIA)   Bab 6 - Permainan Dimulai

    Abby dan pria berkumis tebal dengan jas kulit berwarna coklat membungkus tubuhnya, kini tengah duduk di tempat yang sama seperti beberapa hari sebelumnya. Pria itu tiba-tiba meminta untuk bertemu kembali, padahal baru dua hari lalu Abby menerima hasil kerjanya.Terlebih setelah kekalahan Abby dalam perang bisnis beberapa waktu lalu, pria itu kebetulan mengikuti juga perkembangan berita tersebut, membuatnya tak sabar untuk menyampaikan hasil investigasinya. Senyum terulas di sisi wajah Abby. Lipstik merah menyala yang terpoles di bibirnya menambah kesan dominan dan mungkin antagonis bagi sebagian besar orang yang tidak mengetahui latar belakang wanita itu. Pertemuan tak berlangsung lama, informasi yang dia dapat dari detektif itu cukup sebagai penunjuk arah baginya. Hanya tinggal menyusun rencana untuk langkah selanjutnya. Sepeninggal sang detektif, Abby mengambil ponsel, kemudian menekan sebaris nomor dan menunggu jawaban dari seberang. Dia membenarkan duduk, melipat kaki dengan

  • Terjebak Cinta dalam Dendam (INDONESIA)   Bab 5 - Kenangan dan Pembalasan

    Seorang wanita duduk di kursi kerjanya sejak pagi buta. Dia tak bisa memejamkan mata malam tadi. Berbagai pikiran berkecamuk mengganggunya. Dia masih berusaha mencari siapa pun yang menyebabkan seorang gadis kecil harus terpisah dari orang tuanya. Merenggut masa kecilnya yang terpaksa harus dia jalani tanpa kasih sayang orang tua. Abby hanya bisa mendesah pasrah setiap kali mengingat kehidupannya yang berubah jadi mimpi buruk sejak kedatangan wanita yang mengaku mengandung anak dari ayahnya. Dia masih ingat potongan kejadian kala itu. Dia masih berusia 12 tahun, bahagia menanti kehadiran adik yang akan meramaikan rumahnya. Dia gembira karena akan memiliki teman bermain. Akan tetapi, kebahagiaan itu seketika musnah ketika wanita yang mengaku kekasih gelap ayahnya datang dengan membawa kabar mengejutkan. Saat itu ibunya menangis histeris, memukul dada ayahnya yang berusaha menjelaskan dan menenangkan wanita itu. Suara benda jatuh, dan benda pecah berkeping-keping tak henti menjadi mu

  • Terjebak Cinta dalam Dendam (INDONESIA)   Bab 4 - Makan Malam Rival

    Abby berjalan keluar ruangan demi menemui Zachary yang katanya sudah menunggu di lobi. Dia tak ingin tergesa dan sengaja membiarkan lelaki itu menunggu. Itu hukuman atas sikapnya yang telah memperolok dirinya atas kekalahannya di bursa saham. Ketika tiba di hadapan Zac, lelaki itu seketika berdiri dan menatap Abby dengan tatapan yang tak mampu dia terjemahkan. Apakah itu salah satu bentuk pelecehan juga? Karena Abby tidak suka ditatap seperti itu. “Maaf jika membuatmu menunggu lama,” ujar Abby berusaha untuk tenang meski enggan berbasa-basi dengan lelaki itu. Tujuan utamanya adalah menghancurkan dengan menjadi musuh, bukan dengan menjadi teman apalagi menanggapi sikap genit lelaki player seperti Zac. “Apakah kau ingin kita bicara di ruanganku atau ...” “Tunggu. Apakah kau benar Abigail Genovhia yang berbicara denganku di telepon tadi?” “Menurutmu?” Zac tertawa pelan lalu merutuki kebodohan pertanyaannya. Tentu saja dia Abigail, siapa lagi? “Tidak, maksudku ... kau sangat berbed

  • Terjebak Cinta dalam Dendam (INDONESIA)   Bab 3 - Knock Down

    Abby masih memusatkan konsentrasi di depan layar besar di mana tampak tampilan diagram dan grafik yang menunjukkan jumlah dan besaran saham yang sudah terdaftar dalam bursa saham. Dia tak akan melewatkan kesempatan untuk memperluas kekuasaannya di dunia bisnis dan hal itu harus dia lakukan dengan komitmen yang kuat. Terlebih saat ini, dia memiliki rival baru. Sementara itu, pegawai lainnya akan secara bersamaan melakukan hal yang sama dan ketika nantinya ada salah satu saham yang memiliki prospek bagus, mereka akan dengan segera menghubungi Abby dan melakukan pembelian setelah mendapat persetujuannya. Kali ini, musuhnya bukanlah generasi tua Emerson yang bahkan sudah tak mampu mengangkat kaki tanpa bantuan tongkat, melainkan sang putra mahkota. Zachary Emerson. Meski baginya, Zachary tergolong baru di bidang saham, tetapi Abby tak boleh meremehkannya. “Nona Genovhia, saham di bidang pertambangan telah dimunculkan. Perusahaan mana yang kau incar?” tanya salah satu pegawai melalui s

  • Terjebak Cinta dalam Dendam (INDONESIA)   Bab 2 - Walk Out

    Abby mematut tubuh di depan cermin yang ada di ruangannya. Dia memutuskan untuk tidak pulang, melainkan langsung bersiap di kantor karena tak ingin membuang waktu. Dia tak boleh terlambat karena rencananya dimulai dari acara ini. Dia melangkah dengan gemulai memasuki ballroom. Ratusan tamu undangan telah berada di sana, berbaur dan percakapan mereka pastilah tak jauh dari bisnis. Abby bosan membicarakan bisnis di acara pesta. Kecuali hari ini. Karena dia akan menebar jaring mulai dari sini. Jika suasana hatinya sedang bagus, mungkin tak masalah jika dia berbincang dengan beberapa orang. Hanya beberapa orang penting saja. Lainnya tidak. Akan tetapi, tiba-tiba dia tidak ingin berbaur dengan siapa pun. Kecuali putra mahkota keluarga Emerson. Dia lantas memilih tempat di sudut ruangan, sengaja agar tak terlihat karena dia tidak suka jika orang-orang dengan otak bisnis yang kotor lantas mendekat padanya. Siapa yang tidak mengenalnya? Seorang pebisnis wanita yang menjadi salah satu kand

  • Terjebak Cinta dalam Dendam (INDONESIA)   Bab 1 - Trigger

    Seorang pria berdiri di dalam ruangan, tatapannya tertuju pada wanita yang melangkah masuk. Dia tidak tahu apa yang membuat suaminya terlihat begitu buruk: rahang yang mengeras dan mata yang memerah menatapnya dengan seksama dengan lembar kertas di tangannya. "Apakah ini yang kau lakukan padaku selama ini, Abby?" Pertanyaan pria itu membuat wanita yang dipanggilnya Abby terbelalak. "A-apa yang kau bicarakan, Zac? Dan apa yang kau lakukan di kamarku?" "Jawab saja pertanyaanku!" "Zac, ada apa ini? Kita baik-baik saja, tidak ada yang terjadi pagi ini. Kita bahkan bercinta dan mencoba memperbaiki pernikahan kita. Lalu sekarang—apa yang terjadi, sayang?" Abby mengikis jarak antara dia dan Zac, mengelus rahangnya, dan menatap matanya. "Apakah ada seseorang yang mengatakan sesuatu padamu?" "Tidak ada yang memberitahuku tentang apa pun—bahkan kau. Aku baru saja mengetahui sendiri bahwa semua yang telah kita lalui hanyalah omong kosong bagimu. Kau menikah denganku untuk suatu tujuan." "A

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status