Share

Bab 3 - Knock Down

Author: Kennie Re
last update Huling Na-update: 2025-07-24 06:54:42

Abby masih memusatkan konsentrasi di depan layar besar di mana tampak tampilan diagram dan grafik yang menunjukkan jumlah dan besaran saham yang sudah terdaftar dalam bursa saham.

Dia tak akan melewatkan kesempatan untuk memperluas kekuasaannya di dunia bisnis dan hal itu harus dia lakukan dengan komitmen yang kuat. Terlebih saat ini, dia memiliki rival baru.

Sementara itu, pegawai lainnya akan secara bersamaan melakukan hal yang sama dan ketika nantinya ada salah satu saham yang memiliki prospek bagus, mereka akan dengan segera menghubungi Abby dan melakukan pembelian setelah mendapat persetujuannya.

Kali ini, musuhnya bukanlah generasi tua Emerson yang bahkan sudah tak mampu mengangkat kaki tanpa bantuan tongkat, melainkan sang putra mahkota. Zachary Emerson. Meski baginya, Zachary tergolong baru di bidang saham, tetapi Abby tak boleh meremehkannya.

“Nona Genovhia, saham di bidang pertambangan telah dimunculkan. Perusahaan mana yang kau incar?” tanya salah satu pegawai melalui saluran telepon. “Menurutku kandidat yang kuyakini akan meroket dalam dua tahun adalah XYZ Company dan Crakz.”

“Yang mana yang lebih memungkinkan?”

“Keduanya.”

“Salah satu saja. Aku mengalokasikan dana untuk dua atau tiga perusahaan dengan bidang yang variatif. Aku tidak ingin hanya di satu bidang usaha saja.”

Tak terdengar suara di seberang, yang membuat konsentrasi Abby menjadi terpecah karena menunggu jawaban. Namun, tak berapa lama, pegawainya itu memberikan jawaban.

“Crakz. Aku meminta pendapat beberapa pegawai dan menurut pegawai lain, Crakz lebih prospektif.”

“Baiklah, bersiap untuk melakukan pembelian dan aku akan segera menyiapkan dana.”

Abby kembali memusatkan perhatian, dan menemukan nama perusahaan keluarga Emerson di dalamnya. Tanpa banyak pertimbangan dia membuka dan memeriksa profile perusahaan dan benar saja, saham yang cukup besar tersebut adalah milik Zacamers, perusahaan baru sekaligus anak cabang Emers Corp yang kini dipimpin oleh Zachary Emerson.

“Mengapa dia menjual sahamnya? Meski hanya sedikit, tetapi untuk sebuah perusahaan baru, nilai tersebut terbilang cukup besar.” Abby bergumam sembari kemudian berpindah ke layar lain dan memulai penelusuran di laman pencarian.

Abby ingin tahu seperti apa cara kerja sang putra mahkota keluarga Emerson ini sehingga dengan sangat berani dan gegabah mengorbankan sahamnya yang bisa dia katakan masih seujung kuku dari miliknya.

“Apa rencanamu sebenarnya, Zachary Emerson?”

Tanpa berpikir panjang, Abby meng-klik saham milik Zacamers dan kemudian melakukan pembelian keseluruhan. Senyum puas terkembang di wajahnya.

“Nona Genovhia, apakah Anda baru saja melakukan pembelian saham Zacamers?” tanya sang asisten yang langsung dia jawab dengan gumaman. “Apakah kau yakin melakukan itu? Tidakkah kau akan merugi? Zacamers tergolong perusahaan baru.”

“Aku sudah mempelajari profil mereka dan mereka sudah memiliki perusahaan besar di Saint Orleans, hanya saja mereka melebarkan sayap sampai ke negara tetangga demi untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. Kau tak perlu cemas. Aku sudah mempertimbangkan beberapa hal. Jika pun kita merugi, aku masih memiliki segudang rencana cadangan.”

Sang asisten hanya mengangguk, karena tak bisa menyanggah. Bagaimana pun kemampuan Abby dalam hal bisnis tak perlu diragukan. Tak mungkin Bizmags akan memasukkannya ke dalam daftar salah satu pebisnis muda sukses jika dia tidak memiliki kualifikasi yang mumpuni.

“Kalau begitu aku akan memeriksa lainnya. Kami sudah berhasil mengakuisisi saham Crakz seperti yang Anda minta.”

“Bagus. Awasi saham lain seperti yang sebelumnya. Kau pasti tahu mana saja yang sedang kuincar, jadi usahakan kita memenangkan pembelian kali ini. Jangan sampai lepas karena kalian tidak fokus.”

“Baik, Nona.”

Sang asisten segera keluar dari ruangan dan baru saja Abby hendak memeriksa indeks saham dan keberhasilan mereka terhadap pembelian saham seperti yang biasa dia lakukan, data yang tertera di layar membuatnya tersedak.

“Zachary Emerson! Aku harus membuat perhitungan denganmu!” ujarnya sembari mengepalkan tangan dan wajahnya memerah dengan mata tertuju lurus pada layar.

***

Abby masih tak habis pikir dengan apa yang dia lihat beberapa jam lalu. Dia yang selama beberapa tahun selalu berhasil menempati urutan pertama untuk pembelian saham dari perusahaan besar, kini justru tergeser oleh seorang amatir. Anak lelaki yang baru lulus bangku perkuliahan dan tak memiliki pengalaman selain mengurus satu perusahaan.

Sehebat dan sekuat apa pun keluarganya membanggakannya, Abby tetap menganggap lelaki itu amatiran.

“Nona Genovhia, ada seseorang menghubungimu di line dua.” Sang asisten masuk dengan raut wajah panik.

“Apakah kau tidak lihat kita sedang menghadapi masalah? Jangan ganggu aku dengan apa pun. Katakan padanya—“

“Ini adalah Zachary Emerson dari Emers Corp.”

Abby seketika menghentikan luapan kekesalan yang nyaris dia ledakkan pada sang asisten. Pensil di tangan dia letakkan dan dia tegakkan tubuh demi mendengar apa yang asistennya katakan.

“Siapa katamu?”

“Zachary Emerson.”

“Aku akan menerimanya. Terima kasih.”

Abby tak bisa menunggu. Dia segera menerima panggilan yang tampaknya dengan sengaja lelaki itu tujukan padanya. Apa yang ingin dia bicarakan? Apakah mengenai saham? Apakah untuk mengejek kekalahannya? Jika iya, dia akan pastikan tak akan memberikan tanggapan.

Baginya, lelaki itu pasti hanya ingin show off.

“Halo, apakah ini Abigail Genovhia?” tanya sebuah suara di saluran seberang. Abby kenal betul suara itu. Tanpa perlu bertanya-tanya, dia menyingkirkan sejenak perasaan kesal dan menyambut mangsanya.

“Apa yang ingin kau bicarakan?”

“Mengapa kau kabur begitu saja dari pesta? Kau bahkan tidak mengucapkan terima kasih atau sekadar mengobrol. Bukan begitu cara mainnya, Nona.”

“Apakah hanya itu yang ingin kau katakan? Jika kau sudah selesai bicara, aku akan tutup teleponnya.”

“Tunggu! Aku belum selesai. Bisakah kita makan siang bersama? Aku mendengar banyak hal tentangmu serta sepak terjangmu dalam dunia bisnis dan kurasa aku ingin tahu lebih banyak. Anggap saja aku sebagai junior yang ingin mengambil ilmu dari seniornya, yaitu kau.”

“Apakah kau sedang mengejekku?”

“Apa?”

“Kau pikir aku tidak tahu? Kau telah dengan sengaja menjual sahammu agar aku lengah dan tidak memperhatikan pergerakanmu, kan? Lalu setelah memenangkan saham dari perusahaan besar yang kuincar, kau datang untuk memperolokku. Maaf, Tuan Muda Emerson, kurasa kau sudah salah mangsa.”

Abby mengakhiri panggilan dan mengetatkan rahang saking kesalnya.

Dia sadar telah salah bereaksi, tetapi semua sudah terlanjur. Jika dia sudah kalah, maka mereka akan menganggap kapabilitas Zachary dan perusahaannya akan meroket. Itu tentu saja akan menurunkan miliknya.

“Sialan!” Abby meremas erat squishy di tangannya sebagai bentuk pelampiasan amarah atas apa yang baru saja terjadi.

Bagaimana dia bisa membalas dendam pada keluarga Emerson jika dalam bursa saham saja dia tergeser oleh anak bau kencur? Tak peduli berapa pun usia Zachary, tetap saja bagi Abby dia adalah seorang amatir.

Abby bangkit dan hendak meninggalkan kantor ketika asistennya masuk dan mengabarkan hal lain yang membuat kepalanya seolah berdenyut nyeri.

“Nona Genovhia, Tuan Emerson sudah berada di lobi dan dia ingin bertemu dengan Anda. Apakah Anda ingin menemuinya?”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak Cinta dalam Dendam (INDONESIA)   Bab 6 - Permainan Dimulai

    Abby dan pria berkumis tebal dengan jas kulit berwarna coklat membungkus tubuhnya, kini tengah duduk di tempat yang sama seperti beberapa hari sebelumnya. Pria itu tiba-tiba meminta untuk bertemu kembali, padahal baru dua hari lalu Abby menerima hasil kerjanya.Terlebih setelah kekalahan Abby dalam perang bisnis beberapa waktu lalu, pria itu kebetulan mengikuti juga perkembangan berita tersebut, membuatnya tak sabar untuk menyampaikan hasil investigasinya. Senyum terulas di sisi wajah Abby. Lipstik merah menyala yang terpoles di bibirnya menambah kesan dominan dan mungkin antagonis bagi sebagian besar orang yang tidak mengetahui latar belakang wanita itu. Pertemuan tak berlangsung lama, informasi yang dia dapat dari detektif itu cukup sebagai penunjuk arah baginya. Hanya tinggal menyusun rencana untuk langkah selanjutnya. Sepeninggal sang detektif, Abby mengambil ponsel, kemudian menekan sebaris nomor dan menunggu jawaban dari seberang. Dia membenarkan duduk, melipat kaki dengan

  • Terjebak Cinta dalam Dendam (INDONESIA)   Bab 5 - Kenangan dan Pembalasan

    Seorang wanita duduk di kursi kerjanya sejak pagi buta. Dia tak bisa memejamkan mata malam tadi. Berbagai pikiran berkecamuk mengganggunya. Dia masih berusaha mencari siapa pun yang menyebabkan seorang gadis kecil harus terpisah dari orang tuanya. Merenggut masa kecilnya yang terpaksa harus dia jalani tanpa kasih sayang orang tua. Abby hanya bisa mendesah pasrah setiap kali mengingat kehidupannya yang berubah jadi mimpi buruk sejak kedatangan wanita yang mengaku mengandung anak dari ayahnya. Dia masih ingat potongan kejadian kala itu. Dia masih berusia 12 tahun, bahagia menanti kehadiran adik yang akan meramaikan rumahnya. Dia gembira karena akan memiliki teman bermain. Akan tetapi, kebahagiaan itu seketika musnah ketika wanita yang mengaku kekasih gelap ayahnya datang dengan membawa kabar mengejutkan. Saat itu ibunya menangis histeris, memukul dada ayahnya yang berusaha menjelaskan dan menenangkan wanita itu. Suara benda jatuh, dan benda pecah berkeping-keping tak henti menjadi mu

  • Terjebak Cinta dalam Dendam (INDONESIA)   Bab 4 - Makan Malam Rival

    Abby berjalan keluar ruangan demi menemui Zachary yang katanya sudah menunggu di lobi. Dia tak ingin tergesa dan sengaja membiarkan lelaki itu menunggu. Itu hukuman atas sikapnya yang telah memperolok dirinya atas kekalahannya di bursa saham. Ketika tiba di hadapan Zac, lelaki itu seketika berdiri dan menatap Abby dengan tatapan yang tak mampu dia terjemahkan. Apakah itu salah satu bentuk pelecehan juga? Karena Abby tidak suka ditatap seperti itu. “Maaf jika membuatmu menunggu lama,” ujar Abby berusaha untuk tenang meski enggan berbasa-basi dengan lelaki itu. Tujuan utamanya adalah menghancurkan dengan menjadi musuh, bukan dengan menjadi teman apalagi menanggapi sikap genit lelaki player seperti Zac. “Apakah kau ingin kita bicara di ruanganku atau ...” “Tunggu. Apakah kau benar Abigail Genovhia yang berbicara denganku di telepon tadi?” “Menurutmu?” Zac tertawa pelan lalu merutuki kebodohan pertanyaannya. Tentu saja dia Abigail, siapa lagi? “Tidak, maksudku ... kau sangat berbed

  • Terjebak Cinta dalam Dendam (INDONESIA)   Bab 3 - Knock Down

    Abby masih memusatkan konsentrasi di depan layar besar di mana tampak tampilan diagram dan grafik yang menunjukkan jumlah dan besaran saham yang sudah terdaftar dalam bursa saham. Dia tak akan melewatkan kesempatan untuk memperluas kekuasaannya di dunia bisnis dan hal itu harus dia lakukan dengan komitmen yang kuat. Terlebih saat ini, dia memiliki rival baru. Sementara itu, pegawai lainnya akan secara bersamaan melakukan hal yang sama dan ketika nantinya ada salah satu saham yang memiliki prospek bagus, mereka akan dengan segera menghubungi Abby dan melakukan pembelian setelah mendapat persetujuannya. Kali ini, musuhnya bukanlah generasi tua Emerson yang bahkan sudah tak mampu mengangkat kaki tanpa bantuan tongkat, melainkan sang putra mahkota. Zachary Emerson. Meski baginya, Zachary tergolong baru di bidang saham, tetapi Abby tak boleh meremehkannya. “Nona Genovhia, saham di bidang pertambangan telah dimunculkan. Perusahaan mana yang kau incar?” tanya salah satu pegawai melalui s

  • Terjebak Cinta dalam Dendam (INDONESIA)   Bab 2 - Walk Out

    Abby mematut tubuh di depan cermin yang ada di ruangannya. Dia memutuskan untuk tidak pulang, melainkan langsung bersiap di kantor karena tak ingin membuang waktu. Dia tak boleh terlambat karena rencananya dimulai dari acara ini. Dia melangkah dengan gemulai memasuki ballroom. Ratusan tamu undangan telah berada di sana, berbaur dan percakapan mereka pastilah tak jauh dari bisnis. Abby bosan membicarakan bisnis di acara pesta. Kecuali hari ini. Karena dia akan menebar jaring mulai dari sini. Jika suasana hatinya sedang bagus, mungkin tak masalah jika dia berbincang dengan beberapa orang. Hanya beberapa orang penting saja. Lainnya tidak. Akan tetapi, tiba-tiba dia tidak ingin berbaur dengan siapa pun. Kecuali putra mahkota keluarga Emerson. Dia lantas memilih tempat di sudut ruangan, sengaja agar tak terlihat karena dia tidak suka jika orang-orang dengan otak bisnis yang kotor lantas mendekat padanya. Siapa yang tidak mengenalnya? Seorang pebisnis wanita yang menjadi salah satu kand

  • Terjebak Cinta dalam Dendam (INDONESIA)   Bab 1 - Trigger

    Seorang pria berdiri di dalam ruangan, tatapannya tertuju pada wanita yang melangkah masuk. Dia tidak tahu apa yang membuat suaminya terlihat begitu buruk: rahang yang mengeras dan mata yang memerah menatapnya dengan seksama dengan lembar kertas di tangannya. "Apakah ini yang kau lakukan padaku selama ini, Abby?" Pertanyaan pria itu membuat wanita yang dipanggilnya Abby terbelalak. "A-apa yang kau bicarakan, Zac? Dan apa yang kau lakukan di kamarku?" "Jawab saja pertanyaanku!" "Zac, ada apa ini? Kita baik-baik saja, tidak ada yang terjadi pagi ini. Kita bahkan bercinta dan mencoba memperbaiki pernikahan kita. Lalu sekarang—apa yang terjadi, sayang?" Abby mengikis jarak antara dia dan Zac, mengelus rahangnya, dan menatap matanya. "Apakah ada seseorang yang mengatakan sesuatu padamu?" "Tidak ada yang memberitahuku tentang apa pun—bahkan kau. Aku baru saja mengetahui sendiri bahwa semua yang telah kita lalui hanyalah omong kosong bagimu. Kau menikah denganku untuk suatu tujuan." "A

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status