แชร์

2. BERTEMU LELAKI KAYA RAYA

ผู้เขียน: Ayra R Mahendra
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-01-15 13:09:53

Clara melangkahkan kakinya keluar dari tempat kost. Menyeret koper yang berisi pakaian dan perlengkapannya. Dia berjalan dengan linglung. Tiada tujuan karena dia hidup sebatang kara di dunia ini. ibunya meninggal karena kecelakaan. Ayahnya menikah lagi dan dia tidak tahan tinggal bersama ibu tiri yang setiap hari menyiksanya, memanfaatkannya melakukan semua pekerjaan rumah. Sampai akhirnya ia memutuskan pergi dari rumah. Bekerja part time untuk membiayai kuliahnya sendiri. Lebih menyakitkan lagi karena ayahnya lebih memilih ibu tirinya dari pada anaknya sendiri.

Clara duduk di sebuah halte. Hidupnya sudah hancur. Dia tidak bisa meneruskan kuliahnya dengan kondisinya yang sedang hamil saat ini, tidak ingin semua teman-temannya tau akan aibnya. Menyesal tapi semua sudah terjadi. Bagaimanapun hidup harus tetap berjalan. Harus menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Bus berhenti di depan Clara. Dia menaiki bus dan pergi ke luar kota.

Sudah hampir satu bulan Clara berada di kota B. Sulit sekali mencari pekerjaan apalagi dia belum lulus kuliah. Uang tabungannya sudah hampir habis. Dan dia tidak tau lagi harus bagaimana.

Clara berjalan dengan pikiran kacau dan tanpa sadar dia menyeberang jalan begitu saja tanpa memperhatikan kiri kanan. Tiba-tiba sebuah mobil melaju dan menabrak Clara.

Bruukk! Clara jatuh tersungkur. Koper yang dia seret terpental. Sedetik kemudian semua terasa begitu gelap.

Clara membuka matanya perlahan. Dia memegang kepalanya yang terasa pusing. Pandangannya beredar ke seluruh ruangan. Dia kini berada di sebuah kamar rumah sakit. Terakhir kali dia tertabrak sebuah mobil dan kemudian dia tidak ingat apa-apa lagi.

Sorang laki-laki dengan setelan jas hitam terlihat memandang keluar jendela. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Badannya yang tinggi dan tegap terlihat sangat berwibawa meski yang terlihat hanya punggungnya.

Clara beringsut berusaha duduk bersandar di atas tempat tidurnya sehingga menimbulkan suara. Lelaki itu menoleh. Wajahnya tampan, garis muka dan rahangnya yang besar semakin membuat penampilannya penuh kharisma, serta tatapannya yang tajam dan dingin.

"Akhirnya kau bangun juga" katanya dengan menatap dingin Clara.

"Sebenarnya kau punya mata atau tidak? Menyeberang jalan seenaknya. Menyusahkan orang!" Lanjutnya dengan kilatan mata yang menahan amarah.

Clara tertunduk ketakutan melihat tatapan tajam laki-laki itu. Dia menyadari itu memang kesalahannya.

"Ma..maafkan saya tuan" Clara berkata lirih.masih terus menundukkan kepalanya.

"Tunggu di sini! Aku panggil dokter agar urusan kita segera selesai" Lelaki itu pergi meninggalkan Clara yang masih ketakutan.

Tidak lama dokter datang bersamanya. Dokter mendekati Clara. Memeriksa detak jantung dan tekanan darah Clara.

"Dia sudah tidak apa-apa tuan. Sudah diperbolehkan pulang. Syukurlah bayi yang dikandungnya baik-baik saja." Kata dokter sambil membereskan peralatan yang dibawanya. Lelaki itu terkejut mendengar perkataan dokter.

"Hamil??" Tanyanya

"Iya tuan. Apa anda belum tau istri anda ini sedang hamil? Lain kali jagalah dia dengan baik. Hamil muda masih terlalu rentan."

"Baiklah kalau begitu saya pergi dulu" dokter meninggalkan mereka berdua.

"Terimakasih dokter" jawab lelaki itu sedikit membungkukkan badannya. Sedetik kemudian dia kembali menatap Clara dengan tajam.

"Bangun! Aku akan mengantarmu pulang!"

Clara perlahan bangun dari tempat tidurnya. Sekuat tenaga berdiri dan menahan rasa sakit di badannya.

Mereka berdua masuk ke dalam sebuah mobil mewah. Lelaki itu menyalakan mobilnya dan bergegas meninggalkan rumah sakit.

"Dimana rumahmu?" Tanyanya pada Clara.

"Saya...saya...tidak punya rumah" jawab Clara perlahan dengan pandangan tertunduk. Lelaki itu menoleh geram.

"Lalu kemana aku harus mengantarmu?" bentaknya

"Antarkan saja saya ke tempat tadi" jawab Clara.

Mobil melaju ke tempat di mana Clara tertabrak. Sesampainya di sana Clara turun dari mobil.

"Tunggu! Ambil ini untuk mengobati lukamu sampai sembuh" lelaki itu menyodorkan amplop coklat.

"Terimakasih tuan. Dalam hal ini saya yang salah jadi tidak berhak menerima ini. Maaf sudah merepotkan" Clara menepiskan amplop itu kemudian membungkukkan badannya. Berjalan sedikit pincang dan meninggalkan laki-laki bernama Rama itu.

Mobil Rama melaju melewati Clara. Namun beberapa saat kemudian mobil itu kembali dan berhenti di samping Clara. Kaca mobil terbuka perlahan.

"Masuk!" Kata Rama tanpa menoleh pada Clara.

"Ada apa tuan? Saya..." Clara bingung.

"Cepat masuk!" Bentak Rama kemudian menatap Clara dengan matanya yang tajam. Sepertinya dia bukan laki-laki biasa. Tampangnya berkharisma dan penuh wibawa. Setiap perkataannya siapa yang berani menolak. Setiap perintahnya seperti hipnotis yang memaksa lawan bicaranya untuk tunduk.

Clara membuka pintu mobil dengan ragu. 'Dia pasti orang baik' bisiknya dalam hati mencoba menenangkan diri. Duduk di sebelah Rama sembari melirik dengan sedikit takut.

Rama melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Sampailah mereka di sebuah rumah besar dan mewah bak istana. Seorang satpam membuka pintu gerbang yang begitu besar dan Kokoh.

"Selamat sore tuan!" Sapanya pada Rama.

Mobil memasuki halaman depan rumah yang begitu luas. Taman-taman membuat halaman itu terlihat sangat sejuk. Clara masih ternganga melihat pemandangan itu. Seumur hidup dia tidak pernah melihat rumah semewah itu.

"Selamat datang tuan" seorang wanita keluar rumah menyambut kedatangan Rama. Dia menoleh ke arah Clara dengan pandangan penasaran.

"Bi Imah, antarkan nona ini ke kamar tamu dan ambilkan dia makanan" Rama masuk ke dalam rumah dengan langkahnya yang tegap dan angkuh.

"Baik tuan! "

"Silahkan nona" Bi Imah mempersilahkan Clara masuk dan mengantarnya ke dalam sebuah kamar.

"Kalau mau membersihkan diri, di dalam ada kamar mandi lengkap dengan peralatannya. Nona bisa mandi dulu, saya akan kembali untuk ambilkan nona makanan" Mungkin Bi Imah melihat Clara yang terlihat lusuh dan kotor akibat terjatuh saat tertabrak mobil tadi sehingga mempersilahkan Clara untuk membersihkan diri.

"Terimakasih Bi" jawab Clara.

Clara masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Melihat sekeliling ruangan.

"Bahkan kamar yang aku tempati sebelumnya tidak ada yang seluas ini" gumamnya.

Dia segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Terjebak Dalam Cinta Buta   16. RAMA MABUK

    Claudia keluar dari kamar kedua. Dia melihat Clara sedang menggendong Bintang di ruangan depan. Claudia tertegun sejenak. Apakah itu anaknya Rama yang dimaksud bi Imah? Rama benar-benar sudah memiliki anak dengan Clara. Claudia sama sekali tidak menyangka.Claudia berjalan menghampiri Clara."Bagaimana mungkin Rama bisa menikahi mu? Dia mungkin sedang mabuk." Claudia menatap Clara dengan sinis."Nona Claudia, kau melupakan teh mu. Aku meletakkannya di dapur. Mungkin sudah dingin." Kata Clara seolah tidak peduli dengan ucapan Claudia."Meski kau sudah menikah dengannya, tapi aku tidak yakin Rama mencintaimu. Pasti ada sesuatu yang Rama sembunyikan dariku."Clara tercekat. Memang ada sesuatu dibalik pernikahannya. Rama memang tidak mencintainya. Tapi Clara berpikir itu tidak ada hubungannya dengan Claudia. Claudia sudah putus dengan Rama. Jadi terserah dia mau berpikir seperti apa. Yang terpenting saat ini dia adalah nyonya di rumah itu. Istri sahnya Rama."Claudia, jika urusanmu sudah

  • Terjebak Dalam Cinta Buta   15. CLARA CEMBURU

    "Jangan bercanda, Bi. Kapan Rama punya istri?""Bahkan Tuan Rama sudah memiliki seorang putra." lanjut bi Imah. Claudia semakin terbelalak. Namun sesaat kemudian dia tertawa."Bibi, ini tidak lucu! Hei, cepat buatkan aku minuman!" Claudia kembali menyuruh Clara."Biar aku yang buatkan, Nona." Sahut bi Imah."Aku ingin dia yang membuatkan untukku, Bi!" Claudia menunjuk Clara. "Sudah, Bi. Tidak apa-apa. Biar aku buatkan." Kata Clara saat bi Imah ingin menyela ucapan Claudia. Dia tidak ingin berdebat seperti waktu itu.Clara bergegas ke dapur diikuti oleh bi Imah."Nona Claudia itu terlalu angkuh. Bibi benar-benar tidak menyukainya." kata Bi Imah setelah mereka berada di dapur. Clara tersenyum mendengar keluhan bi Imah."Apa dia kekasih tuan Rama, Bi?" tanya Clara."Itu dulu, nona. Sebelumnya tuan Rama sudah bertunangan dengan nona Claudia."Clara tertarik dengan cerita bi Imah. "Lalu?" Dia mendengar bi imah dengan serius."Nona Claudia bersama laki-laki lain saat tuan Rama ada pekerja

  • Terjebak Dalam Cinta Buta   14. KEDATANGAN CLAUDIA

    Terdengar keributan di ruangan depan. Clara keluar dari kamar untuk mengetahui apa yang terjadi. "Lepaskan aku. Beraninya kalian!" Seorang wanita muda tengah berusaha melepaskan diri dari pegawai satpam Rama."Anda tidak boleh masuk, Nona." kata Satpam terus menghalangi wanita itu."Nona Claudia...?" Bi Imah keluar dari dapur karena mendengar keributan."Dimana Rama?" tanya Claudia terus berusaha melepaskan diri.Rama yang sedang berada di ruang kerja keluar."Kenapa membuat keributan?!" suara baritonnya menggema ke seluruh ruangan, dingin dan tegas. Satpam yang semula menghalangi Claudia segera membungkukkan badan ke arah Rama."Maafkan kami, Tuan. Nona Claudia tiba-tiba memaksa masuk dan kami tidak bisa mencegahnya." terang satpam. "Kalian pergilah." kata Rama kepada satpam. Merekapun meninggalkan tempat itu."Awas saja kalian. Aku akan buat kalian dipecat!" Claudia melirik satpam dengan kesal.Rama berdiri tanpa sepatah kata. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi sama sekali."Rama.

  • Terjebak Dalam Cinta Buta   13. KEMARAHAN RAMA

    Dokter keluar dari ruang perawatan."Bagaimana keadaan anak saya, Dokter?" Clara segera menghampirinya."Air susu masuk ke paru-parunya. Sebelumnya dia kesulitan bernapas. Untunglah segera ditangani." kata dokter."Sekarang bagaimana, Dokter?" tanya Clara dengan cemas."Sudah tidak apa-apa. Tidak perlu menjalani rawat inap. Tapi Nona, lain kali berhati-hatilah saat memberikan susu. Bayi mudah tersedak karena sistem pencernaannya belum sempurna." Dokter menjelaskan.Akhirnya Clara bisa merasa lega. Dia menyandarkan tubuhnya yang lunglai pada dinding dan menghela napas " Syukurlah.""Terimakasih, Dokter." Rama sedikit membungkukkan badan. Dokter membalasnya dan kemudian pergi meninggalkan mereka."Dasar ceroboh!!" Rama masih menahan marah.Clara sudah pasrah. Terserah Rama mau berbuat apa padanya. Yang terpenting saat ini dia bisa bernapas lega.Mereka keluar dari rumah sakit dan menaiki mobil. Sebelum menjalankan mobilnya Rama menatap Clara tajam."Ku peringatkan kau, lain kali jangan

  • Terjebak Dalam Cinta Buta   12. TERSEDAK

    "Apa ibu benar-benar mau pergi sekarang?" Rama masuk ke dalam kamar ibunya. Terlihat Nyonya triana sedang berkemas."Iya. Tuan Smith sudah meminta ibu segera kembali."Rama membuang muka acuh tak acuh. Nyonya Triana tersenyum menatap anaknya."Apa kamu masih ingin ditemani ibu seperti saat kamu masih berumur lima tahun?""Aku hanya tidak ingin ibu kenapa-napa. Jika ibu ada di dekatku, aku bisa menjaga dan melindungi ibu.""Rama, ibu bisa menjaga diri. Kamu tidak perlu khawatir.""Berhati-hatilah dengan tuan Smith." Rama mengingatkan ibunya."Kenapa kau selalu berpikiran buruk pada tuan Smith? Berhentilah membencinya, Rama.""Apa ibu begitu mencintainya?""Rama, kamu bukan anak kecil lagi. Bahkan sekarang kamu sudah berkeluarga. Seharusnya kamu tau apa itu tanggung jawab dalam keluarga. Baik suami maupun istri semuanya harus punya tanggung jawab." Nyonya Triana menggenggam tangan anaknya."Jika kamu ingin bertemu ibu, kamu bisa datang kapan saja. Ini bukan perpisahan selamanya." Lanjut

  • Terjebak Dalam Cinta Buta   Kata penulis

    Ini adalah novel Perdana saya. Berawal dari hobi menulis dan akhirnya mencoba untuk membuat novel di platform. Terimakasih kepada editor yang sudah memberi masukan dan sudah membantu saya. Saya masih butuh banyak belajar lagi. Mohon dukungannya untuk para pembaca yang Budiman. Jangan lupa untuk memberi masukan yang membangun untuk saya agar bisa berkarya lebih baik lagi. Kritik dan saran saya terima dengan senang hati. Saya berharap bisa menjadi penulis profesional seperti para senior-senior di sini. Terimakasih kepada para pembaca yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk membaca novel saya. Novel ini hanya fiksi semata. Jika ada kesamaan nama tokoh ataupun kejadian, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status