Share

3. SALAH PAHAM

Pintu kamar diketuk dari luar. Clara bergegas keluar kamar mandi dengan mengenakan handuk yang terlilit ke tubuhnya yang ramping dan putih.

"Nona, saya mengantar makanan untuk nona" terdengar Bi Imah dari balik pintu.

"Oh iya bi... silahkan masuk. Pintunya tidak dikunci" jawab Clara. Bi Imah membuka pintu. Meletakkan nampan berisi makanan dan segelas air minum ke atas meja di dekat tempat tidur.

"Sebaiknya makanan ini nona habiskan. Kalau tidak akan jadi masalah. Saya pergi dulu" kata Bi Imah.

"Iya Bi... terimakasih "

Clara membuka koper dan sibuk mencari pakaian yang akan dia kenakan hingga tidak menyadari kalau pintu kamar belum ditutup oleh Bi Imah.

Tanpa sengaja Rama lewat di depan kamar tamu yang ditempati Clara. Rama tertegun melihat Clara yang hendak melepas handuk yang melilit ditubuhnya karena akan berganti pakaian. Spontan Rama bergegas ingin menutup pintu kamar itu. Mendengar suara langkah kaki Clara menoleh dan terkejut melihat Rama yang sudah memegang gagang pintu. Dengan gerakan refleks Clara memegang handuknya yang hampir terlepas. Dia memunggungi Rama dan tidak berani menoleh ke arahnya.

"Apa yang kau lakukan tuan Rama? Tutup pintunya!" Tanpa sadar Clara berteriak. Rama segera menutup pintu dengan kasar. Mendengar suara pintu sudah ditutup,Clara berlari ke arah pintu dan menguncinya dari dalam.

"Apa yang kau pikirkan??" Rama marah karena Clara berani meneriakinya.

"Dan ingat di rumah ini hanya aku yang berhak memerintah!! Lain kali tutup pintunya kalau mau bergantian pakaian!!" Suara Rama terdengar lantang dan dingin. Terdengar langkah kaki meninggalkan kamar.

Clara gemetar dan terduduk lemas. Secepat mungkin dia berganti pakaian. Perutnya sudah keroncongan karena seharian belum terisi apapun. Clara melihat makanan yang terhidang di meja. Ketika hendak mengambil makanan itu dia mengurungkan niatnya. 

Bagaimana jika makanan ini ada sesuatu? Bagaimana jika ada obat tidur? Dan saat dia tidak sadar Rama akan melakukan hal yang tidak senonoh kepadanya. Dia masih salah paham. Tapi perutnya sudah kelaparan dan tidak bisa ditahan.

Clara membuka pintu perlahan. Mengintip ke luar kamar. Rumah yang begitu besar tapi sepi sekali. Pelan-pelan dia keluar kamar. Mencoba mencari dapur barangkali dia akan menemukan makanan lain di sana. Tapi rumah itu luas sekali. Dia susah menemukan di mana dapurnya.

"Cari siapa nona?" Tiba-tiba Bi Imah muncul di belakang Clara. Clara terkejut.

"Bi, tolong saya. Apa saya boleh ke dapur?"

"Mau apa nona? Apa makanannya sudah dihabiskan?"

"Emm.. belum bi. Saya ingin makanan lain. Kalau perlu saya akan masak sendiri " Clara mengeluarkan jurus memelas.

"Siapa yang mengijinkanmu ke dapur dan memasak?" Clara menoleh karena terkejut. Rama sudah berada di belakang Clara.

"Jangan sembarangan melakukan hal sesukamu di rumah ini!" Lanjut Rama. Clara terdiam.

"Tidak ada apapun di makanan itu seperti yang kau pikirkan. Aku bukan orang yang licik. Habiskan makananmu yang sudah dihidangkan. Di sini semua orang tidak boleh membuang-buang makanan. Paham!!!" Ucapan Rama membuat Clara bergidik. Kenapa dia bisa tau apa yang ada di pikiran Clara. Apakah dia paranormal?

"Baik tuan" Clara patuh dan kembali masuk ke dalam kamar. Dengan ragu Clara mengambil makanannya. Karena perut yang sudah melilit dia terpaksa memakan makanan itu.

Beberapa saat kemudian Bi Imah ke kamar Clara untuk membereskan makanan.

"Bi, boleh saya bertanya sesuatu?" Clara memberanikan diri bertanya pada Bi Imah.

"Iya nona"

"Sebenarnya tuan Rama itu siapa? Dia kaya sekali. Oh ya panggil saja saya Clara bi"

"Tuan Rama adalah pemilik White Castle Group, nona Clara"

"White Castle Group perusahaan properti yang terkenal itu Bi?" Clara seolah  tak percaya dengan yang dia dengar. White Castle Group adalah perusahaan di bidang properti yang sukses menguasai pasar properti dibanyak kota-kota besar. Nama White Castle Group sudah terkenal seantero kota. Dan Clara tidak menyadari bahwa Rama yang membawanya adalah pemilik White Castle Group.

"Tuan Rama tidak suka keramaian di rumahnya. Semua harus tunduk dan patuh padanya. Jadi saya harap nona tidak sampai membuat masalah yang akan membuat tuan marah. Namun begitu, tuan Rama sebenarnya adalah orang yang baik. Nona adalah wanita kedua yang masuk rumah ini setelah saya, selain ibu Tuan Rama tentunya" Bi Imah menjelaskan panjang lebar.

Clara mengangguk-anggukkan kepalanya tetapi masih tidak mengerti mengapa Rama membawanya ke sini.

"Kenapa tuan Rama membawaku ke sini ya Bi? Kami tidak saling kenal sebelumnya" Clara bertanya.

"Saya tidak berani berasumsi nona. Tidak ada yang bisa menebak pikiran tuan Rama" 

"Baiklah nona. Sudah malam silahkan nona istirahat" Bi Imah mengambil peralatan makan di meja dan pergi meninggalkan Clara.

"Terimakasih Bi" Clara menatap kepergian Bi Imah. Melihat apakah Bi Imah lupa menutup pintu seperti kejadian baru saja.

Sesaat kemudian Clara mengantuk sekali dan tertidur dengan pulas.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status