Share

7. PESTA AIR MANCUR

Hari ini Clara dan Rama akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya. Rama memberikan gaun berwarna nude untuk dipakai Clara. Hari ini juga pertama kalinya Clara akan menghirup udara bebas di luar sana sejak dia masuk ke rumah Rama.

Wajah Clara sumringah. Dengan dandanan natural namun terlihat sangat cantik. Wajahnya yang tirus dengan mata bulat kecoklatan,hidung mancung dan bibir yang tipis kemerahan, membuat Clara nampak mempesona. Sebelumnya dia tidak pernah berdandan, hanya sekedar memakai skincare untuk kebutuhan sehari-hari.

Sejenak Rama terpana ketika melihat Clara keluar dari dalam rumah. Clara tersenyum dan menghampiri Rama yang bersandar pada mobil mewahnya.

"Saya sudah siap, tuan" masih dengan senyumannya sambil memegangi perutnya yang besar. Menggoyang-goyangkan gaunnya dengan manja.

"Masuk ke mobil!" Perintah Rama, tidak ingin Clara menyadari bahwa dia terpesona kali ini.

"Baik, tuan" Clara bergegas membuka pintu dan masuk ke dalam mobil. 

Sepanjang perjalanan Clara senyum-senyum sendiri sambil melihat pemandangan di luar dari balik jendela kaca mobil. Rama melirik dengan ujung matanya dengan sedikit tersenyum. Seperti anak kecil saja, batin Rama.

"Sudah lama saya tidak menikmati pemandangan di luar. Terimakasih tuan Rama sudah mengajak saya keluar" Clara menoleh ke arah Rama. Secepat kilat Rama mengalihkan pandanganya ke depan. Akan memalukan jika Clara tau bahwa dia sedang memperhatikannya.

"Ini karena kau yang tadi malam sangat ceroboh. Kalau tidak aku tidak akan membawamu keluar."

Clara cemberut.

"Alangkah baiknya kalau setiap hari saya ceroboh. Jadi setiap hari bisa keluar rumah"

"Coba saja kalau berani!" Bentak Rama.

Lihat saja, jika nanti ada kesempatan aku akan kabur, kata Clara dalam hati.

"Tuan Rama mengurungku dalam rumah seperti seorang tawanan. Aku memang tidak punya tempat tinggal. Tapi aku masih mempunyai seorang ayah. Bagaimana jika ayahku melaporkanmu ke polisi?" Clara berpikir dia ingin menakut-nakuti Rama.

Rama tertawa.

"Ayah? Orang yang tidak menganggapmu anak kau sebut dia ayah? Bahkan dia lebih memilih istri barunya ketimbang dirimu. Mungkin jika kau mati pun dia tidak peduli"

Clara kaget. Bagaimana dia tau? Ah, mungkin rama hanya menebak-nebak karena Rama berpikir selama ini tidak ada yang mencarinya.

"Tapi Tuan jangan lupa. Aku juga punya ayah dari bayi yang ku kandung ini" 

Rama semakin tertawa keras. Membuat Clara merasa ngeri.

"Maksudmu laki-laki bernama Satria itu? Laki-laki yang telah mencampakkanmu? Sungguh menyedihkan!!"

"Ba..bagaimana tuan Rama tau segalanya tentang saya?" Clara terkejut sungguh tidak menyangka Rama tau tentang kehidupannya selama ini. 

"Itu mudah saja bagiku. Aku tau semuanya tentangmu. Dan ingat! Jangan pernah sekali-sekali ingin kabur dariku. Atau kau akan menyesal menjadi gelandangan!" Rama menatap tajam Clara.

Clara bergidik. Rama seperti sudah membaca pikirannya bahwa dia berencana untuk kabur. Sungguh menakutkan, bahkan dalam pikirannya saja dia sudah bisa menebak.

Sampailah di rumah sakit. Setelah dokter melakukan usg memastikan bayinya baik-baik saja dan memberikan resep obat, mereka keluar.

"Tunggu di sini. Aku akan ambil obatnya" kata Rama pada Clara.

Clara berdiri menunggu di depan pintu rumah sakit. Melihat sekeliling. Ingin sekali dia kabur, tapi dia merasa takut dengan ancaman Rama tadi. Clara mengurungkan niatnya. Lagipula kehidupannya diluar sana belum tentu akan lebih baik. Selama Rama tidak pernah melakukan kekerasan padanya itu sudah bagus daripada menjadi gelandangan seperti yang dikatakan Rama.

Tidak lama Rama kembali membawa obat. Memberikan pada Clara dan menyuruhnya masuk ke mobil.

Sepanjang perjalanan semua membisu.

"Tuan, apa boleh aku meminta sesuatu sebelum kita kembali ke rumah?" Clara membuka percakapan. 

"Katakan " jawab Rama.

"Saya ingin melihat-lihat taman kota. Sebentar saja, tuan. Saya tidak akan lama-lama, saya janji" Clara mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Rama diam. Mengarahkan mobilnya menuju taman kota. Hari ini kebetulan ada pesta perayaan memperingati hari jadi kota. Ada pertunjukan air mancur dengan lampu yang berwarna warni. Setibanya di sana Clara segera turun. Dia sangat senang. Pergi ke sebuah bangku kosong dan duduk di sana. Melihat pancuran air setinggi 4 meter dengan lampu sorot beraneka warna yang seolah menari berlenggak-lenggok dengan indahnya.

Rama menghampiri dan duduk di dekat Clara.

"Lihatlah tuan Rama, ini indah sekali" kata Clara tanpa mengalihkan perhatiannya sedikit pun dari air mancur. Dia tertawa senang sekali.

Rama memandang Clara dengan menyembunyikan senyum yang tersungging di bibirnya. Wanita polos ini, sungguh bodoh bisa dijebak oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab.

"Terimakasih tuan Rama. Hari ini saya sangat bahagia" tanpa sadar Clara menggenggam tangan Rama dengan lembut saking bahagianya. Rama menatap kedua tanggan Clara, merasakan ada getaran di hatinya. 

"Saya janji mulai hari ini saya akan selalu patuh pada tuan, Rama. Tidak akan membuat masalah lagi" Clara tersenyum pada Rama.

Tak terasa hari semakin malam. Air yang terus menari-nari semakin membuat suasana semakin syahdu. Sangat cocok dinikmati bersama pasangan. Namun Clara dan Rama bukanlah pasangan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status