Share

BAB : 8

Author: Soffia
last update Last Updated: 2025-05-19 21:56:49

Ya, Sean. Nama yang bahkan tak ingin Kiara ucapkan dan sebut, tapi akhirnya keluar juga dari mulutnya. Tak pernah ingin tahu apalagi mengingat, tapi tetap saja seolah terekam dalam ingatannya.

Sean mengulas senyuman puas atas apa yang barusan ia dengar. Yang tadinya hanya melingkarkan lengannya di badan Kiara, kini benar-benar membawa dia dalam dekapannya sepenuhnya.

“Aku belum pernah menyebut namaku padamu. Kenapa kamu bisa tahu, hem?”

Kiara bungkam. Karena apa? Karena nama itu samar-samar terdengar dan ada dalam ingatannya.

“Kamu mengingat adegan saat kita ...”

“Diam kamu!” sanggah Kiara menghentikan perkataan Sean.

Bukan hanya kesal dan emosi, ia berasa harga dirinya juga seolah diinjak oleh Sean kalau sampai dia berpikir ia memikirkannya. Ya bagaimana nggak kepikiran kan, kalau masalahnya sebesar itu.

“Kiara ... bagaimana perasaanmu? Lebih merasa aman di mana, saat bersamaku atau justru saat bersama dia, hem?”

“Kamu hanyalah orang asing dan aku nggak kenal! Sudah pasti kamu nggak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 11

    Tak banyak komentar, Viona beranjak dari posisi duduknya. “Bik, bawa Kiara ke sini,” perintahnya pada seorang asisten rumah tangga.“Tapi kamar Non kan Anda kunci, Bu.”Sean tersenyum sinis saat mendengar apa yang asisten rumah tangga itu katakan.“Kalian mengurungnya?!”Sean beranjak dari posisi duduknya. Berjalan dan berdiri dihadapan Viona, kemudian menengadahkan telapak tangannya. “Mana kunci kamarnya.”Ragu-ragu, bahkan raut takut pun sangat terlihat jelas di wajah Viona saat memberikan kunci kamar Kiara pada Sean.“Kalian semua memperlakukan dia dengan sangat buruk! Aku tak akan diam tentang masalah ini.”Setelah mengatakan hal itu, Sean beranjak dari sana dan berjalan menuju lantai dua rumah itu. Seorang asisten rumah tangga mengantarkannya menuju arah kamar Kiara.Membuka pintu yang terkunci, kemudian mendorong perlahan hingga terbuka. Tak melihat Kiara, tapi bisa mendengar suara dia yang menangis. Kembali menutup pintu dan berjalan perlahan menghampiri.Berjongkok dihadapan d

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 10

    Semalaman, menatap jauh ke luar jendela kamar. Dari suasana gelap gulita, hingga kini cahaya matahari mulai terlihat menerangi.Pintu dibuka dari arah luar, tapi tak membuat Kiara bergeming dan beringsut dari posisi duduknya di lantai dengan tatapan kosong.“Mama pikir kamu masih tidur.”“Mama pikir aku bisa tidur dengan masalah seperti ini? Aku rasanya mau mati saja,” gumamnya dengan tatapan lurus ke depan.“Nggak akan ada yang bisa mati dengan gampang jika memang belum waktunya. Ini hanya sebuah pernikahan, Kiara. Apa yang harus kamu takutkan, sih. Kamu akan jadi menantu satu-satunya dari keluarga Narendra.”Kiara kembali terisak. “Aku nggak mau nikah sama Dion, Ma. Tolong, jangan memaksaku. Ku mohon ...”Viona tak memberikan balasan apa-apa lagi. Ia hanya meletakkan beberapa barang di atas tempat tidur, kemudian menatap Livia yang memasang wajah sendu.“Kita butuh keluarga Dion, Kiara. Kamu jangan egois dan memikirkan perasaanmu sendiri. Sekarang bersihkan dirimu. Nanti akan ada be

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 9

    Seperti yang sudah direncanakan, Sean benar-benar mengantarkan Kiara pulang ke rumah orang tuanya tepat di saat jam menunjukkan pukul 10 malam. Jadi, siapa yang tak ketakutan kalau di jam segini baru pulang. Ditambah lagi tadi pergi bersama Dion, tapi pulangnya malah dengan Sean—cowok asing ini.“Stop!”Supir tak langsung melakukan apa yang Kiara perintahkan, tapi setelah Sean yang memerintah barulah supir itu menghentikan laju kendaraan tak jauh dari gerbang masuk rumah Kiara.Sean mengarahkan pandangannya pada Kiara. “Kenapa?”“Kamu masih tanya kenapa? Lihat jam kan? Kira-kira aku yang seorang gadis, pulang di jam segini apalagi diantar oleh cowok asing. Apakah orang tuaku akan berpikiran tenang?”“Justru kalau kamu pulang sendirian mereka akan berpikiran aneh-aneh,” balas Sean.Kiara menarik napasnya panjang, seakan dibuat migren oleh kelakuan Sean. Niatnya yang menganggap kejadian itu sebagai mimpi buruk, tapi malah sekarang dihadapkan lagi pada dia.“Terimakasih banyak sudah memb

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 8

    Ya, Sean. Nama yang bahkan tak ingin Kiara ucapkan dan sebut, tapi akhirnya keluar juga dari mulutnya. Tak pernah ingin tahu apalagi mengingat, tapi tetap saja seolah terekam dalam ingatannya. Sean mengulas senyuman puas atas apa yang barusan ia dengar. Yang tadinya hanya melingkarkan lengannya di badan Kiara, kini benar-benar membawa dia dalam dekapannya sepenuhnya.“Aku belum pernah menyebut namaku padamu. Kenapa kamu bisa tahu, hem?”Kiara bungkam. Karena apa? Karena nama itu samar-samar terdengar dan ada dalam ingatannya.“Kamu mengingat adegan saat kita ...”“Diam kamu!” sanggah Kiara menghentikan perkataan Sean.Bukan hanya kesal dan emosi, ia berasa harga dirinya juga seolah diinjak oleh Sean kalau sampai dia berpikir ia memikirkannya. Ya bagaimana nggak kepikiran kan, kalau masalahnya sebesar itu.“Kiara ... bagaimana perasaanmu? Lebih merasa aman di mana, saat bersamaku atau justru saat bersama dia, hem?”“Kamu hanyalah orang asing dan aku nggak kenal! Sudah pasti kamu nggak

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 7

    Sementara di tempat lain, di rumah keluarga Kiara malah pada bingung dan emosi. Karena nomer HP gadis itu juga tak aktif. Sedangkan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Menghubungi Juan juga sama. Bukan tak aktif, tapi dia malah mendiamkan begitu saja.“Heran banget. Dari kemarin terus saja bikin pusing. Sekarang apalagi alasan yang akan dia berikan saat sampai di rumah,” ujar Nadine terus mendumel.“Kamu ngoceh terus. Bantuin dong, Nadine. Ini adik kamu pergi sama Dion, tapi Dion aja ditelpon nggak nyahut-nyahut. Masa iya belum mau pulang,” ujar Viona terus mengoceh.Makin kesal lah Nadine. Sudah kesal gara-gara Dion mengajak Kiara pergi, sekarang saat mereka tak ada kabar malah dirinya yang ikut kena omel.Tak lama, terdengar suara deru mobil yang memasuki area pekarangan rumah. Ketiganya gegas menuju teras saat penasaran siapa yang datang. Ya, mobil Dion. Lega, saat rasa khawatir tadi akhirnya hilang.Pintu mobil terbuka, tapi ketiganya langsung kaget saat Dion turun dari

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 6

    Kiara mendorong Dion hingga tangan dia yang mencengkeram lehernya terlepas. Langsung terbatuk-batuk karena napasnya sesak dan lehernya sakit.Dion beranjak dari sana, kemudian mengambil satu gelas minuman dan menyodorkan pada Kiara."Untukmu.”"Aku nggak mau," tolak Kiara masih dengan rasa sakit di lehernya bekas cekikan tangan kasar Dion.Yang lain malah tertawa melihat adegan itu."Dion sepertinya benar. Kiara barang ori, dikasih minuman yang bikin melayang saja dia nolak.""Nggak tahu saja kalau udah nyobain rasanya bikin nagih," sahut seorang cewek.Juan tersenyum menatap Kiara. "Kamu dengar, kan. Ini hari untuk bersenang-senang, Sayang. Jadi aku tentu saja nggak akan menikmatinya sendirian. Ada kamu kekasihku yang tentunya akan ku ajak untuk menikmatinya bersama. Percayalah, jika kamu mencobanya akan membuatmu ketagihan.”"Aku nggak mau!" bentak Kiara.Dion memaksa Kiara untuk meneguk minuman yang ia siapkan, meskipun gadis itu bersikeras untuk menolak. Seolah jadi tontonan, yang

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 5

    "Jam berapa?" tanya Kiara langsung. Malas banget memperpanjang urusan dan obrolan dengan dia."Sebentar lagi ku jemput.""Iya."Niat hati ingin tidur seharian demi menenangkan otaknya yang sedang stress, Dion malah ngajak jalan.Kalau bukan karena orang tuanya yang ngotot, sudah pasti ia menjauh dari manusia bernama Dion. Belum jadi suaminya saja sudah mode maksa dan ngatur, apalagi kalau sudah nikah. Bisa-bisa ia bundir karena stress.Kiara berjalan menuju arah lemari pakaian. Mengambil sebuah stelan rok selutut dan atasan senada, dengan bawahan sepatu kets. Mengenakan make-up tipis-tipis sebagai riasan.Turun menuju lantai bawah dan menghampiri mamanya yang ada di teras samping."Parah banget sih. Baru juga pulang, udah pergi lagi."Bukan Viona yang komentar, tapi justru Nadine. Kiara tak menghiraukan perkataan kakaknya itu. Agak kesal karena kejadian semalam."Ma, aku izin mau pergi sama Dion.""Bohong ya.""Apasih, Kak. Semua perkataanku kamu bilang bohong terus.""Nggak yakin aja

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 4

    Belum sempat Disa menyahut, tiba–tiba ponsel milik Kiara berdering. Tulisan “Mama” terpampang pada layar ponsel tersebut."Tenang-tenang. Sekarang lo jawab." Disa berbisik. “Tumbalin gue aja deh. Bilang aja lo di rumah gue. Anggap aja tadi gue bohong kasih jawaban."Melihat Kiara frustasi begitu, gimana Disa bisa tenang. Minimal bisa bantu biar nggak kena omel orang tuanya aja dulu udah aman sih."Halo, Ma.""Kamu benar-benar bikin mama emosi, ya! Dicariin ke mana-mana juga. Bilang, kamu dari mana dan ke mana?! Dari semalam nggak pulang-pulang!"Disa sampai ikutan ngeri mendengar omelan mamanya Kiara. Kayaknya beneran marah. Karena biasanya mode ngomel, tapi ini emosinya lebih wah."Cepetan pulang!""I-iya, Ma."Kiara langsung menutup percakapan dengan Viona, mamanya. Kemudian menarik napas panjang dan membuang perlahan."Rileks, Kiara. Lo tenang. Kalau muka lo tegang begitu, semua bakalan curiga,” ucap sahabatnya. Ia kemudian membantu menyamarkan tanda di kulit Kiara dengan foundatio

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 3

    Kiara langsung kaget. Karena tiba-tiba wanita itu muncul di hadapannya entah dari mana."Aku mau ..."Langsung, Kiara lari dengan begitu cepat keluar dari rumah itu saat melihat secercah cahaya harapan. Lebih tepatnya, ketika melihat pintu keluar. Rumah ini terlalu luas, hingga ia bingung mencari mana pintu utama. Bisa-bisa malah muter-muter doang di sini."Nona ... Anda jangan pergi!" panggil wanita itu langsung mengejar Kiara. Bahkan memancing beberapa orang lainnya yang sepertinya memang pekerja di rumah ini.Sampai di teras, dikira sudah aman. Malah makin rumit. Dua orang penjaga langsung menghadangnya."Nona, Anda mau ke mana?""Aku mau pulang.""Nona harus tunggu Tuan dulu.""Bodo amat sama Tuan kalian!"Kiara kembali mengecoh dua penjaga itu hingga berhasil lolos. Makin mempercepat langkah dan dengan cepat membuka pagar. Ini telat sedikit saja ia bisa langsung kembali ditangkap. Untungnya, keberuntungan seolah sedang berpihak padanya. Saat mereka semua mendapatkannya, Kiara su

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status