Share

Bab 11. Rencana Terbaik

Aara duduk meringkuk di pojok ruangan dalam kamarnya. Dia memeluk erat dirinya sendiri, untuk menenangkan perasaannya setelah mendapat perlakuan yang begitu kasar dari Zayden semalam.

Dan baru saja, Zayden juga meninggalkan kamar ini dengan raut wajahnya yang masih menunjukkan kebencian dan amarah yang begitu besar padanya.

Air mata Aara seketika menetes, karena rasa sakit dalam hatinya yang tidak bisa dia tahan.

Tok tok!

Aara terperanjat, ketika mendengar suara ketukan dari luar kamarnya. Dengan refleks, dia langsung menyeka air matanya dan berusaha untuk tetap tenang.

Walaupun Zayden sudah menunjukkan sikap kasarnya padanya di hadapan para pelayan. Dia tetap tidak ingin terlihat lemah di depan mereka.

Dia akan berusaha keras untuk tetap terlihat baik-baik saja, walaupun sebenarnya hatinya sudah hancur berkeping-keping.

“Nyonya, ini saya Lucas. Apakah saya boleh masuk?”

“Masuklah kepala pelayan,” sahutnya dengan tangannya yang masih sibuk menyeka air matanya.

Tak lama kemu
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status