Aku benar-benar merasa kehilangan Noni, tidak ada sama sekali komumikasi yang biasa aku lakukan sejak terakhir menerima pesan darinya. Aku sangat khawatir kalau penyakitnya kembali kambuh.
Di tengah penantianku menunggu khabar dari Noni, keponakan isteriku mengajakku untuk bertemu. Meski keponakan isteriku dia sangat dekat denganku, namanya Yosi. Yosi telepon aku saat aku sedang di kantor, “Om.. ada waktu gak? Yosi mau kenalin teman nih, mau gak?” Tanya Yosi. Aku berkata dalam Hati, “Apa lagi nih.. pasti Yosi mau kenalkan temannya ABG juga.” Ucapku dalam hati. Begitu istirahat makan siang aku ajak Yosi ketemuan di cafe yang ada di dekat kantor. Aku merasa aneh dengan diriku sendiri karena selalu dekat dengan ABG, seakan-akan takdirku selalu bertemu ABG. Singkat cerita, bertemulah aku dengan Yosi dan temannya yang ABG juga. Yosi perkenalkan temannya, “Om kenalin Maura temanku, masih ting ting lho om..” Ujar Yosi sambil senyum-senyum menatapku. AkuAkhirnya aku jawab pertanyaannya, “Maura.. sejak awal om kenal kamu, om sudah tertarik sama kamu, hanya saja om gak bisa ungkapkan, om sayang sama kamu kok.” Jawabku. Maura kembali mencecarku dengan pertanyaan, dia tanya kenapa aku tidak pernah mau menidurinya dan tidur berdua dengannya.Aku cuma bilang pada Maura kalau aku tidak ingin menambah penderitaannya. Maura tiba-tiba sedih dan berurai airmata, “Om tahu gak sih? Kalau Maura sangat ingin tidur sama Om, dan om peluk dengan penuh kasih sayang?” Tanya Maura sambil terus menangis.Karena saat itu kami ngobrolnya di sebuah Cafe, aku tidak berani untuk memeluk Maura. Aku takut ada yang menyaksikan pertemuanku dengan Maura. Untuk memenuhi keinginannya, akhirnya aku ajak Maura ke sebuah Hotel di daerah Jakarta Pusat. Aku check in terlebih dahulu, setelah itu Maura menyusul aku ke kamar.Tidak lama setelah aku berada di kamar Maura datang mengetuk pintu. Begitu pintu aku buka Maura langsung memelukku, aku se
Aku cerita tentang pengalamanku berhubungan dengan ABG yang Hyper, yang tidak ada capeknya dalam berhubungan intim. Dalam satu kali pertemuan bisa berhubungan sampai berkali-kali, sehingga sampai membuat mataku berkunang-kunang.Belum selesai semua ceritaku tangan Maura sudah beraksi. Rupanya mendengar ceritaku Maura langsung terpancing gairahnya, dia pun tidak lagi mendengar ceritaku. Secara atraktif tangannya menjamah lembah bawahku, sehingga aku pun terpancing untuk meresponnya.Maura rupanya sudah benar-benar tidak bisa menahan gairahnya, dia mengambil posisi ‘woman on top.' Posisi itu dianggapnya paling nyaman bagi dirinya yang sedang hamil. Aku membiarkan Maura memimpin permainan, dan aku lebih kepada menerima. Dengan begitu aku bisa lebih hemat tenaga.Tidak lama setelah itu Maura mencapai pelepasan terlebih dahulu. Aku membalikkan posisinya berada di bawah agar aku bisa menuntaskan permainan dengan maksimal. Entah apa yang membuatku masih bisa bertahan,
Maura yang masih bermalas-malasan di tempat tidur tiba-tiba bilang, “Om.. sarapan pagi Yuk!!” Ujarnya. “Ya pesan aja Maura, tinggal pesan kok.” Jawabku dengan polosnya. Mendengar jawabanku Maura tertawa, “Hahaha.. Morning Sex maksudnya Om, bukan Morning Breakfast om!!” ujar Maura bercanda.“Kamu udah bersih-bersih belum?” tanyaku. Maura langsung turun dari tempat tidur, ditariknya tubuhku ke kamar mandi. Aku buru-buru melepaskan pakaian dan segera mengikuti keinginan Maura. Sebelum menghidupkan shower Maura sikat gigi terlebih dahulu.Begitu selesai sikat gigi dipeluknya tubuhku dibawanya ke bawah shower. Di bawah kucuran air yang keluar dari shower kami berpagut mesra dan saling mencumbu. Pelan-pelan Maura mencumbu tubuhku, mulai dari leher turun ke dada. Maura terus melancarkan aksinya sampai turun ke bagian bawahku.Segera aku angkat tubuhnya sejajar dengan tubuhku. Aku mendominasi Maura agar dia tidak melakukan yang
Di saat aku sedang tidak ingin berkencan dengan ABG, tiba-tiba Ita mengajakku untuk bertemu. Aku tidak bisa menolaknya, karena pertemuanku dengan Ita baru sebatas perkenalan biasa. Aku mengajak Ita bertemu di sebuah hotel di bilangan Jakarta Selatan dekat dengan lokasi syutingnya.Seperti yang sudah-sudah aku check in terlebih dahulu, setelah itu baru Ita menyusul. Pada kencan kedua ini Ita sudah mempersiapkan 2 saset alat kontrasepsi, itu artinya dia ingin tidak Cuma sekali. Padahal dengan Noni dan Maura aku tidak pernah menggunakannya. Atas dasar itu aku meyakini kalau Ita sudah biasa melakukan hal itu.Ita memposisikan dirinya untuk melayaniku, jadi semua inisiatif dari Ita, aku tinggal membalas serangan yang dilakukannya. Dalam pandanganku Ita juga baik sikapnya, hanya saja sangat berbeda dengan Noni dan Maura. Ita sangat agresif, dia tahu bagaimana memancing gairahku.Mungkin karena responku tidak terlalu membuatnya puas, dia pun menarik tanganku ke a
Keesokan harinya Grace telepon aku, dia mengutarakan kesulitannya. “Om bisa bantu aku gak? Aku lagi kesulitan nih.. aku siap kok om mau apain juga.” Ujar Grace. Aku mulai berpikir dan aku sangat dilematis. Kalau tidak ditolong aku kasihan, karena Grace teman anakku. Kalau aku tolong, bisa-bisa aku jadi pamrih dengan peluang yang diberikannya.Aku bertemu dengan Grace hari itu juga. Tujuan ku menemuinya agar tahu apa yang menjadi kesulitannya, dan apa solusi yang akan kuberikan. Yang repotnya, dia minta ketemuannya di hotel. Alasannya tidak ingin ada yang mengetahui dan demi keamananku. Aku mulai tergoda lagi, dan aku memenuhi keinginannya.Singkat cerita aku pun check ini di sebuah hotel dan dia menyusul kemudian. Begitu sudah ketemuan malah bukan langsung cerita tentang kesulitannya, dia malah mengajak ngobrol sambil tiduran. “Busyet deh nih anak!!” Ucapku dalam hati. Grace tidak lagi seperti anak SMP seperti yang pernah aku kenal. 
Aku gak habis pikir dengan Grace, dalam usianya yang masih muda sekali sudah sangat profesional dalam teknik bercinta. Aku tanya sama Grace, “kamu aktivitas sehari-hari apa Grace?” Tanyaku. “Ya kuliah om.. Seperti Rani aja om, Cuma aja orang tuaku di daerah om.” Jawab Grace.Aku menduga kalau Grace ini gaya hidupnya melebihi kiriman orang tuanya, karena dari penampilannya sangat terlihat dari barang-barang dipakainya. Tapi, aku tidak ingin menanyakan itu lebih jauh. Setelah dari hotel aku diajaknya untuk melihat tempat kos yang ingin ditempatinya.Tempat kos itu berada di Jakarta Selatan tidak jauh dari kampusnya. Sebuah tempat kos yang eksklusif semi apartemen, dengan biaya sewa juga cukup lumayan. Grace sangat menginginkannya, dia ajak aku berhitung kalau sewa hotel kalau 4 kali check in menurutnya sudah bisa sewa apartemen. Secara kalkulasi memang benar dan sangat menguntungkan.“Gimana om? Okey gak kalau aku tinggal
Dalam keseharian aku selalu menanti dan menunggu kabar dari Noni, meskipun saat aku kencan dengan ABG lainnya. Kepada Maura aku lebih kepada rasa kasihan, tapi juga sangat aku rindukan. Terhadap Ita beda lagi rasa yang aku miliki, karena Ita lebih punya perhatian. Hanya saja Ita tidak kencan dengan satu lelaki, dia pun nyambi sebagai gadis panggilan.Setiap ABG yang aku kencani masing-masing punya keistimewaan dan memberikan kenangan yang berbeda. Hampir semuanya bercinta dengan rasa, bukan hanya sekadar bercinta. Pernah juga aku berkencan dengan ABG yang sifatnya hanya ‘Hit and Run’ tidak memakai rasa sama sekali, hanya membutuhkan pelepasan. Yang seperti ini biasanya minta bayaran secara terang-terangan.Beberapa ayam kampus yang pernah aku kencani, rata-rata mereka seperti pedagang. Take it or leave it, kalau suka silahkan, kalau gak kelaut aja. Seperti itulah istilah mereka, tidak ada acara bawa perasaan. Kecuali kalau kita berkantong tebal dan bisa menjami
Menjelang masa pensiun aku mengurangi petualanganku dengan ABG, secara stamina juga sudah sedikit menurun meskipun selalu fit. Ditambah lagi masa penantianku terhadap Noni belumlah berujung, karena kabar tentang Noni tak kunjung ada. Bagiku sekarang yang datang tetap diterima, yang pergi tidak perlu dicari.Suatu hari atasanku di kantor, yang merupakan pemilik perusahaan memanggilku ke ruangannya. Aku biasa memanggilnya pak Anggoro, usianya baru 40 tahun. Orangnya keren, lebih keren dari aku. Tapi sayangnya agak ‘kuper,’ jadi bergaulnya hanya sama orang tertentu. Sebagai seorang menerjer di perusahaannya, aku sangat dekat dengannya.Pak Anggoro memberi kabar gembira pad aku, “Pak Danu.. ini ada kabar gembira, harusnya tahun depan bapak pensiun ya?” Tanya pak Anggoro. “”Iya pak.. sekarang saya dalam masa Persiapan Pensiun. “ jawabku. Aku bertanya dalam hati, “kabar gembira apa yang ingin diberitahukan pak Anggoro?&