Share

Honeymoon Time's

last update Huling Na-update: 2025-09-17 00:27:35

Pesawat yang mereka tumpangi akhirnya mendarat dengan mulus di bandara Ngurah Rai.

Hangatnya udara Bali segera menyambut begitu mereka keluar dari pintu kedatangan.

Sinar matahari sore merambat lembut di cakrawala, menciptakan gradasi jingga keemasan yang indah.

Evi menatap pemandangan itu dari balik kacamata hitam yang baru saja dipakaikan Liam padanya. “Indah sekali,” gumamnya lirih.

iam mengulas senyumnya lalu meraih tangan Evi dan menggenggamnya dengan erat.

“Ini baru permulaan, Sayang. Aku ingin bulan madu kita jadi momen yang paling tak terlupakan dalam hidupmu.”

“Serius?” tanya Evi.

“Ya. Tentu saja. Karena aku yakin, kamu pasti belum pernah liburan ke tempat indah ini,” goda Liam sambil mencubit gemas dagu istrinya itu.

Evi lantas mengerucutkan bibirnya mendengar ejekan Liam tadi. Meski sebenarnya benar, apa yang dikatakan oleh suaminya itu bahwa dia baru pertama kali menginjakkan kakinya di sana.

Sebuah mobil mewah sudah menunggu mereka. Sopir pribadi itu menyambut dengan ram
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
SumberÃrta
wooowww balii... ngga pernah menyangka ya viii bakalan bisa menjejakkan kaki di balli dan sekarang bersama Liam kebahagiaan itu hadir....
goodnovel comment avatar
Icha Qazara Putri
Ah emang ampun pengantin baru ini..
goodnovel comment avatar
Kania Putri
ya ampun Liam au au au bukan cuma kamu aja aq juga gak sabar hahaa
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Usianya sudah Lima Minggu

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi.Dan di pagi itu, cahaya matahari menerobos lembut melalui tirai kamar tidur mereka.Suasana rumah baru masih terasa segar, harum kayu furnitur baru bercampur dengan wangi sabun dari kamar mandi.Namun, ketenangan itu terusik oleh suara gaduh—suara muntah-muntah yang cukup keras dari dalam kamar mandi.Liam yang masih berbaring di ranjang segera bangkit. Wajahnya berubah cemas lalu dengan cepat dia melangkah menghampiri pintu kamar mandi.Dia mendorong pintu yang sedikit terbuka dan pandangannya langsung jatuh pada sosok Evi yang tengah berjongkok di depan wastafel dengan wajah pucat dan rambutnya agak berantakan.“Evi?” suara Liam terdengar panik. “Kamu baik-baik saja?” tanyanya.Evi menoleh pelan lalu senyum tipis dipaksakan di wajahnya. “Aku … baik-baik saja, Mas. Hanya … agak mual.”Dia lalu membasuh wajahnya dengan air dingin, berusaha untuk menenangkan diri.Namun Liam tidak percaya begitu saja. Dia melangkah masuk dan menepuk lembut punggun

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Ronde Kedua di Tempat yang Sama

    Tubuh Evi masih terkulai lemas di atas meja bahkan napasnya masih tersengal-sengal.Keringat menetes dari pelipis, dadanya naik-turun cepat, sementara bekas gigitan Liam tersebar di leher dan bahunya.Tapi pria itu belum selesai. Tatapannya masih liar seperti binatang buas yang belum puas mengoyak mangsanya.Dengan kasar, Liam menarik pinggang Evi. “Berdiri.”“Hah? Sekarang, Mas? Baru lima belas menit kita istirahat,” keluh Evi dengan lemas.Liam tersenyum miring, lalu tanpa ampun mengangkat tubuh Evi dan menyeretnya menuju sofa kulit hitam di sudut ruangan.Kertas, berkas, bahkan pena berjatuhan ke lantai sepanjang perjalanan.Ia mendorong tubuh Evi ke sofa hingga membuat wanita itu terhempas setengah telanjang dengan paha yang masih basah dengan sisa kenikmatan tadi.“Mas?” panggil Evi parau.Liam berlutut di depan sofa dan tangannya menahan lutut Evi agar terbuka lebar.&ldqu

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Tidak Puas Jika Hanya Sekali Main

    “Memangnya kenapa?” ucap Liam dengan suara seraknya. Dia lalu beranjak dari duduknya dan berjalan mengitari meja hingga berdiri di depan Evi.“Ini rumah kita, milik kita. Tidak akan ada yang melarang mau bercinta di mana pun, Sayang,” ucapnya lagi.Evi menelan ludahnya berkali-kali ditambah kini Liam sudah mengekspsos tubuh kekarnya di mana kancing kemeja yang dia kenakan sudah terbuka semua.“Jangan gugup. Wajahmu jadi terlihat menggemaskan kalau sudah gugup seperti ini,” bisiknya tepat di telinga Evi.“M-Mas ….” Evi memanggil nama suaminya dengan suara serak.“Hm?” bisiknya lalu mencium tipis daun telinga wanita itu hingga membuat tubuh Evi meremang tak karuan.Dengan cekatan, dia maju dua langkah dan tangannya langsung menangkup wajah Evi, lalu tanpa aba-aba bibirnya menghantam bibir wanita itu dengan brutal.Ciumannya dalam, liar, penuh desakan seperti seseorang yang kelaparan.Evi sempat terkejut, tetapi detik berikutnya tubuhnya sudah melemas, menyerah pada cara Liam menelannya.

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Ajakan Liam yang Memabukkan

    Di kediaman baru Liam dan Evi.Ruang kerja Liam dipenuhi dengan tumpukan berkas, laptop terbuka, dan layar proyektor kecil yang masih menampilkan data-data klien.Beberapa kertas berserakan di meja menandakan betapa sibuknya dia sejak keluar dari perusahaan Vincent.Meski begitu, tatapan matanya tetap tajam, penuh konsentrasi saat menelaah dokumen yang ada di depannya.Di ambang pintu, Evi berdiri. Tubuhnya sedikit kaku dengan jari-jarinya meremas gaun sederhana yang dia kenakan.Ia ragu harus masuk atau tidak, namun akhirnya memberanikan diri melangkah ke dalam.“Mas Liam?” panggilnya dengan pelan.Liam mendongak dari balik meja kerjanya. Sejenak kelelahan di wajahnya sirna berganti dengan senyum tipis yang menenangkan. “Evi? Ada apa, hm?”Wanita itu berdiri tepat di depannya. “Aku tidak mengganggu kesibukanmu, kan?” tanyanya dengan hati-hati.Liam menggeleng dan masih dengan senyum t

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Debat Sengit

    Pintu besar yang terbuat dari kayu jati tiba-tiba terbuka dengan kasar. Sarah masuk dengan langkah cepat dan hak sepatunya mengetuk lantai marmer dingin, memecah kesunyian yang ada.Wajahnya merah padam dan matanya menyala penuh amarah.“Vincent!” serunya lantang hingga pria yang tengah duduk di balik meja kerja besar itu mendongak dengan terkejut.Vincent baru saja selesai menutup map biru yang berisi laporan keuangan perusahaan.Ia mengangkat alisnya menatap Sarah dengan sedikit keheranan. “Ada apa lagi sekarang? Kamu berteriak seakan kantor ini milikmu.”Sarah tak menggubris sindiran itu. Ia berjalan mendekat lalu tangannya menepuk keras permukaan meja.“Jangan membalikkan fakta! Aku ingin tahu, siapa yang memberimu keberanian untuk membocorkan rahasia kita?! Apa kamu tidak berpikir dulu sebelum bicara?”Vincent beringsut dari kursinya dan berdiri menghadapi Sarah meski wajahnya menegang. “

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Sesuatu yang Disembunyikan oleh Liam

    “Hah? Euh ….” Selly langsung gagap mendengar pertanyaan dari Ardi tadi.Jantungnya berdentum kencang, seakan-akan baru saja mendengar sesuatu yang benar-benar tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.Pipinya mendadak panas, darahnya berdesir deras hingga telapak tangannya ikut berkeringat. Dia tidak tahu apa yang harus dia jawab usai mendengarnya.Gadis itu buru-buru menunduk lalu menelan ludahnya berkali-kali, seolah-olah air liurnya bisa meredam kegugupan yang mulai menguasai tubuhnya.“Aku … aku nggak tahu, Mas. Kenapa Mas Ardi tiba-tiba ngajak pacaran?” tanyanya dengan suara gugup yang nyaris bergetar.Ardi, yang sejak tadi menatap Selly tanpa berkedip menghela napas kasar sambil bersandar ke kursi.Mata tajamnya sedikit melembut dan bibirnya melengkung tipis dengan ekspresi setengah kesal namun juga serius.“Supaya kamu nggak iri lagi kalau lihat kakak dan kakak iparmu bermesraan. Aku justru khawatir mereka kebablasan dan ciuman di hadapan kamu.”Mendengar alasan yang dilontarkan de

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status