Share

Itu yang Aku Inginkan

last update Last Updated: 2025-08-25 20:59:19

Ardi tersentak mendengarnya dan langsung menoleh cepat ke arah sang adik. "Apa-apaan sih kamu, Sa?"

Alysa mengangkat alisnya lalu senyumnya penuh arti. "Aku cuma nanya. Soalnya dari tadi Mas liatin pintu kamarnya terus, kayak … ada sesuatu yang nggak berani Mas katakan ke dia."

Ardi menghela napas berat tengah berusaha menyembunyikan riak di dadanya. "Udah ah, jangan ngaco. Tidur sana, udah malam."

Alysa tak berhenti tersenyum lalu berbalik sambil berkata, "Ya udah, tapi aku ingetinnya sekarang: jangan sampai baper, Mas. Nanti ribet urusannya. Apalagi yang kamu baperin calon istri sahabat sendiri.”

Ardi memejamkan matanya sejenak, membiarkan kata-kata adiknya menggantung di udara.

Saat Alysa masuk ke kamarnya, Ardi masih berdiri diam dan menatap hampa.

Hatinya tahu, yang Alysa katakan barusan bukan sekadar lelucon. Dia lantas menggeleng-gelengkan kepalanya lalu berdecak pelan.

“Ada-ada si Alysa itu. Mana mungkin aku suka sama calon istri dari sahabatku sendiri. Aku cuman kasihan sama
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kania Putri
jangan sampai jadi boomerang ya kamu suka sama evi awas aja bisa di amuk Liam. deh Nala drama aja kamu lu kira hakim bisa di kibulin
goodnovel comment avatar
Icha Qazara Putri
Mau drama apapun terserah kau Nala, kau akan kalah karena kau nggak punya bukti apa" sedangkan Liam banyak bukti. jadi stop berdrama nggak akan laku..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Sayangnya, Bukan itu yang akan Dilakukan

    Langkah sepatu berhak tinggi Sarah berderap di sepanjang koridor kantor keluarga besar itu.Wajahnya dingin, meski matanya berkilat seperti sedang menahan emosi. Begitu ia melihat Rafael yang baru saja keluar dari ruang rapat dengan jas yang masih rapi, Sarah langsung mempercepat langkahnya.“Rafael!” panggilnya kemudian.Rafael menghentikan langkahnya lalu menoleh. Alisnya terangkat tipis, melihat istrinya menghampiri dengan wajah yang jelas menyimpan pertanyaan besar.Sarah berhenti tepat di depannya dan menatap lekat wajah sang suami. “Benarkah?” tanyanya tanpa basa-basi.“Benarkah Nala dan Liam sudah resmi bercerai?”Rafael menatap lekat-lekat wajah Sarah lalu mengangguk sekali. Ekspresinya tidak menunjukkan keterkejutan, seolah dia sudah menduga pertanyaan itu akan keluar dari mulut Sarah.“Ya. Putusan sudah diketuk hakim. Mereka sudah resmi berpisah.”Sarah menghela napasnya dengan panjang namun ekspresinya masih tetap datar sembari menatap kosong ke depan.Rafael menambahkan de

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Sudahi Dramamu itu

    Suasana halaman depan pengadilan masih ramai setelah putusan sidang cerai Liam dan Nala resmi diketuk palu.Para pengunjung sidang, wartawan, dan bahkan orang-orang yang hanya ingin tahu, masih memenuhi pelataran.Udara terasa tegang, penuh bisik-bisik tentang drama besar yang baru saja diputuskan di ruang sidang.Ardi menghampiri Liam dan menepuk bahu lelaki itu dengan wajah puas. Senyum tipis terukir di bibirnya, seolah ingin mengucapkan sesuatu yang sejak lama terpendam.“Selamat, Liam,” ucap Ardi dengan suara mantap. “Akhirnya selesai juga semua kekacauan ini. Aku salut banget sama kamu, Liam. Sabarmu itu udah di luar batas manusia. Kalau aku jadi kamu, mungkin dari sidang pertama aku udah naik darah. Nala itu drama nggak ada habisnya. Aku sampai tidak bisa bernapas karena mendengarkan drama Nala.”Liam menarik napas dalam, matanya sedikit menerawang seolah mengulang kembali semua momen yang sudah dilewati. Raut wajahnya tetap datar, tapi jelas ada letih yang sulit disembunyikan o

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Sidang Putusan

    Setelah jeda istirahat satu jam, para pihak kembali duduk di kursi masing-masing.Pengunjung sidang yang sejak tadi menunggu ikut menahan napas, seakan tahu bahwa inilah saat penentuan.Hakim memasuki ruang sidang dengan langkah mantap. Palu diketukkan tiga kali, suara kayu menghantam meja memantul keras di dinding ruangan.“Sidang dilanjutkan,” ucap hakim ketua, suaranya dalam dan menembus keheningan di dalam ruangan itu.Liam lantas duduk tegak, wajahnya tanpa ekspresi, meski jantungnya berdetak kencang.Di sampingnya, kuasa hukumnya tampak percaya diri, sementara di kursi seberang, Nala tampak gelisah.Mata wanita itu merah, entah karena tangis atau amarah, tetapi pandangannya terus tertuju pada Liam dengan tatapan penuh kebencian.Hakim mulai membacakan putusan dengan suara tegas.“Setelah melalui pemeriksaan bukti, keterangan saksi, serta fakta persidangan yang terungkap, majelis hakim menilai permohonan cerai dari pihak penggugat, Saudara Liam, memiliki alasan yang sah secara hu

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Fakta Tetaplah Fakta

    Waktu sudah menunjuk angka sepuluh pagi.Ruang sidang terasa lebih tegang dari biasanya. Bau kertas, tinta, dan keringat bercampur, mengisi udara pengap yang hanya dipecah oleh suara palu hakim ketika sidang dinyatakan dibuka kembali.Semua mata tertuju pada kursi terdakwa dan penggugat. Hari ini adalah sidang lanjutan, momen yang sudah Liam tunggu—hasil pemeriksaan bukti akan dibacakan.Hakim yang duduk di kursi tinggi itu mengatur kacamatanya. Tatapannya tajam, nada suaranya dingin, membuat semua orang otomatis menahan napas.“Setelah melalui pemeriksaan bukti yang diajukan kedua belah pihak ….”Hakim membuka berkas tebal yang penuh tanda dan coretan, “…pengadilan telah menemukan sejumlah fakta hukum yang relevan.”Nala, yang duduk di kursi tergugat dengan gaun putih sederhana meremas ujung roknya.Wajahnya pucat, tapi matanya berkilat penuh kebencian, seolah menunggu keajaiban yang bisa membalikkan keadaan.Di sisi lain, Liam duduk tegak dengan jas hitam rapi. Dingin, tak menunjukk

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Pegang Janjiku

    Pintu depan berderit pelan. Langkah kaki berat terdengar memasuki rumah.Ardi yang membuka pintu hanya memberi anggukan singkat, dan Liam masuk dengan ekspresi lelah namun tetap tegas.Jas hitamnya sudah dilepas, dasinya longgar, memperlihatkan kerah kemeja yang sedikit kusut.Begitu mata Evi menangkap sosok Liam, dadanya langsung berdesir.Ada rasa lega sekaligus gentar. Lelaki itu masih sama—dingin, penuh wibawa—namun kehadirannya selalu membawa rasa aman yang tak bisa dia jelaskan.“Mas Liam?” sapa Evi dengan senyum tipis di bibirnya.Liam menatapnya dengan sorot matanya teduh namun keras.Ia berjalan mendekatinya lalu duduk di sofa berseberangan. “Bagaimana keadaanmu?” tanyanya datar, tapi Evi bisa merasakan ketulusan di balik nada itu.Evi menelan ludahnya mencoba bersikap biasa saja. “Saya baik-baik saja, Mas.Senyumnya hambar, hanya formalitas yang dia perlihatkan agar Liam tidak bertanya banyak tentang kondisinya saat ini.“Mas Ardi dan Mbak Alysa menjaga dan menemani saya di

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Kenapa Aku Harus Jadi Korban?

    Kata “sandiwara” itu membuat Nala mendongak dengan wajah memerah karena tangis dan amarah.“Sandiwara? Jadi semua air mataku kamu anggap bohong? Semua rasa sakitku kamu bilang palsu? Liam! Aku ini istrimu!“Aku perempuan yang sudah menemanimu bertahun-tahun! Kenapa sekarang kamu membuangku seperti sampah?!”Sorot matanya penuh amarah bercampur putus asa. Ia meronta dari pelukan salah satu kerabat yang mencoba menenangkannya, lalu jatuh berlutut di lantai marmer lorong.Liam menatap pemandangan itu lama, wajahnya tetap keras. Dalam hatinya, ada perih yang dia sembunyikan rapat.Ia tahu Nala pandai memainkan peran, tapi menyaksikan wanita itu menangis meraung di depannya masih saja menusuk nurani.Meski begitu, harga diri dan kebenaran jauh lebih penting dari sekadar simpati semu.Raka menghampiri Liam dan berbisik padanya, “Pak, sebaiknya kita pergi saja dari sini. Ini hanya akan dimanfaatkan lebih jauh oleh Bu Nala.”Namun Liam tetap diam. Ia hanya menghela napasnya lalu berbalik tanp

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status