Share

Kita harus Bercerai

Penulis: Salwa Maulidya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-25 16:13:21

Sudah hampir dua jam lamanya Evi menunggu kepulangan Liam. Meski suaminya bilang agar Evi tidur lebih dulu, Evi tidak melakukannya.

“Bagaimana aku bisa tidur, sementara Mas Liam masih di rumah ibunya,” gumamnya sambil menatap kosong ke depan.

Evi duduk di ruang tengah sendirian. Sesekali matanya melirik ke arah pintu, berharap pintu itu segera terbuka dan memperlihatkan sosok yang dirindukannya sejak siang tadi.

Ketika akhirnya bunyi seseorang tengah memasukkan kode di pintu, dada Evi berdegup lebih cepat.

“Itu pasti Mas Liam,” ucapnya dengan pelan.

Tak lama setelahnya, Liam masuk dengan wajah letih, namun begitu melihat senyum tulus Evi, raut kelam di wajahnya seketika luluh.

“Mas?” panggil Evi dengan pelan lalu bangkit dari duduknya.

Tanpa banyak kata, Liam segera menarik tubuh istrinya ke dalam pelukan yang hangat.

Dia memejamkan matanya membiarkan aroma lembut kulit Evi menenangkan batinnya yang sempat diguncang perdebatan keras dengan ibunya. Sejenak, semua beban terasa lenyap.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
SumberÃrta
ga usah dimasukin ke hati ya vi... yg penting Liam. masih mencintaimu masih mempertahankan kamu biarkan aja emaknya mau bilang apa kek
goodnovel comment avatar
Icha Qazara Putri
Jangan terpengaruh Vi, jangan insecure terus, kamu yang Liam pilih untuk masa depan nya jangan lupa kan itu.
goodnovel comment avatar
Chili Ruhenk
jngn sampai liam dan Evi cerai ya thor pliss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Sesuatu yang Disembunyikan oleh Liam

    “Hah? Euh ….” Selly langsung gagap mendengar pertanyaan dari Ardi tadi.Jantungnya berdentum kencang, seakan-akan baru saja mendengar sesuatu yang benar-benar tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.Pipinya mendadak panas, darahnya berdesir deras hingga telapak tangannya ikut berkeringat. Dia tidak tahu apa yang harus dia jawab usai mendengarnya.Gadis itu buru-buru menunduk lalu menelan ludahnya berkali-kali, seolah-olah air liurnya bisa meredam kegugupan yang mulai menguasai tubuhnya.“Aku … aku nggak tahu, Mas. Kenapa Mas Ardi tiba-tiba ngajak pacaran?” tanyanya dengan suara gugup yang nyaris bergetar.Ardi, yang sejak tadi menatap Selly tanpa berkedip menghela napas kasar sambil bersandar ke kursi.Mata tajamnya sedikit melembut dan bibirnya melengkung tipis dengan ekspresi setengah kesal namun juga serius.“Supaya kamu nggak iri lagi kalau lihat kakak dan kakak iparmu bermesraan. Aku justru khawatir mereka kebablasan dan ciuman di hadapan kamu.”Mendengar alasan yang dilontarkan de

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Pindahan Rumah Penuh dengan Canda Tawa

    Hari itu menjadi salah satu hari paling sibuk sekaligus paling berkesan bagi keluarga kecil Liam.Setelah seharian penuh mengemas barang-barang, akhirnya truk besar pengangkut barang sudah terparkir di depan apartemen mereka.Para pekerja sibuk mengangkat kardus dan perabotan, sementara Liam, Evi, Selly, dan Ardi mengatur mana yang harus dipindahkan lebih dulu.“Mas, pastikan kardus baju ditaruh paling atas, jangan sampai ketindih yang berat,” kata Evi sambil menunjuk ke arah dua kardus besar yang penuh dengan pakaian mereka.Liam mengangguk lalu memberi instruksi pada pekerja. “Iya, yang baju jangan dicampur dengan yang lain. Itu gampang penyok kalau ketindih.”Ardi, yang sejak tadi sibuk menempelkan kertas label di setiap kardus, mendadak menyeletuk dengan nada bercanda, “Kalau kardus isi baju penyok, yang kasihan kan bajunya. Nanti kemeja Liam jadi keriput permanen, kayak wajah orang tua. Sibuk banget ini orang tua.

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Menjadi Awal Baru

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi dan kini, apartemen milik Liam an Evi dipenuhi tumpukan kardus, koper, dan baju-baju yang sudah dilipat rapi.Evi kini tengah duduk bersila di lantai, sibuk memasukkan pakaian ke dalam koper besar.Sesekali dia menarik napas panjang, merasa sedikit kewalahan melihat betapa banyaknya barang yang harus dipindahkan ke rumah barunya nanti.Di sudut lain, Liam sedang melipat jas-jasnya dengan hati-hati. Lelaki itu tampak santai, meskipun wajahnya terlihat sedikit serius.Sementara itu, Selly, dengan rambut yang diikat asal-asalan, tengah mengemas koleksi bukunya dan dibantu oleh Ardi yang sibuk menutup kardus dengan lakban.Suasana pagi itu cukup ramai, bercampur antara obrolan kecil, suara kardus diseret, dan sesekali tawa kecil saat ada yang menemukan barang lama penuh kenangan.“Mas,” panggil Evi sambil menatap Liam dengan alis berkerut.“Kenapa Mas sama Ardi tidak ke kantor? Padah

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Masih ada Ronde Kedua, Ketiga ....

    Jam sudah menunjukkan angka dua belas malam. Selly sudah masuk ke kamarnya dan Ardi pun sudah pulang ke rumahnya.Di kamar apartemen mereka, lilin kecil menyala di atas meja nakas dan memberi cahaya redup yang hangat.Aroma vanilla memenuhi udara bercampur dengan hawa malam kota yang masuk lewat jendela kaca besar. Dari luar, lampu-lampu gedung berkelip seakan ikut merayakan momen istimewa itu.Evi kini tengah berdiri di depan cermin mengenakan lingerie hitam transparan yang menempel sempurna di tubuhnya.Malam ini bukan hanya ulang tahunnya, tetapi juga malam terakhir dia dan Liam tidur di apartemen itu—tempat penuh kenangan, dari pertengkaran, tawa, hingga bercinta tanpa henti.Besok mereka akan pindah ke rumah baru. Malam ini harus jadi malam yang tak akan bisa terlupakan.Ketika pintu kamar terbuka, Liam masuk dengan setangkai mawar merah di tangan. Wajahnya tegang tapi lembut, seolah menyimpan banyak kata yang tak sempat dia ucapkan.“Selamat ulang tahun, istriku,” ucapnya serak

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Hadiah untuk Evi

    Malam semakin larut ketika mobil Ardi berhenti di pelataran parkir apartemen.Selly masih memeluk erat kotak kue di pangkuannya, seakan benda itu adalah barang paling berharga malam itu.Dia menarik napas lega begitu sampai, lalu menoleh pada Ardi dengan senyum kecil.“Akhirnya sampai juga. Aku takut kuenya rusak di jalan,” ucap Selly.Ardi terkekeh sambil mematikan mesin mobilnya. “Tenang saja. Dari tadi kamu lihatin mulu ke belakang. Dia juga jadi segan mau rusaknya.”Selly menjulurkan lidah pura-pura kesal, lalu keduanya turun dari mobil.Begitu mereka melangkah ke lobi apartemen, sosok Liam sudah berdiri menunggu di depan pintu masuk. Tubuh tegapnya tampak santai, tapi matanya berbinar penuh semangat.Ardi mengerutkan kening. “Kok nunggu di depan, Bro? Kenapa nggak masuk aja?” tanyanya bingung.Liam menyilangkan tangan di dada lalu bibirnya menyunggingkan senyum penuh rahasia. “Aku

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Persiapan Kejutan untuk Evi

    Siang itu kampus sudah mulai sepi ketika Selly melangkah keluar gerbang. Matahari condong ke barat, sinarnya temaram keemasan.Dia merapikan tas di pundaknya, bersiap berjalan ke halte bus seperti biasa.Namun langkahnya terhenti ketika sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya. Kaca jendela bagian pengemudi turun, memperlihatkan wajah Ardi dengan senyum hangat.“Selly, naiklah,” ucap Ardi singkat.Selly mengerjap melihat Ardi di hadapannya. “Tumben banget jemput. Biasanya kan cuma kasih kabar lewat chat.”Ardi terkekeh kecil sambil membuka pintu penumpang. “Hari ini spesial. Kita ada perintah. Makanya aku jemput kamu.”Selly menaikkan sebelah alisnya karena masih bingung. “Perintah? Dari siapa, Mas?”“Dari Liam,” jawab Ardi tenang sambil menunggu Selly masuk ke mobil.Selly makin bingung, tapi akhirnya masuk juga. “Kak Liam nyuruh apa sih? Kok tiba-tiba kayak operasi rahasia gini.”Mobil pun melaju meninggalkan area kampus. Sementara Ardi hanya tersenyum misterius usai mendengar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status