Share

Pulang Terlalu Larut

Penulis: Salwa Maulidya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-27 20:36:46

Jam dinding di ruang tamu apartemen terus berdetak, jarumnya sudah menunjuk ke angka dua belas malam.

Evi duduk di sofa dengan wajah yang tegang. Remote televisi hanya digenggamnya tanpa pernah benar-benar menyalakan layar.

Sesekali dia melirik ponsel yang tergeletak di meja, layar hitamnya tak menunjukkan apa-apa selain notifikasi lama.

Dia sudah mencoba menelepon Liam sejak pukul sepuluh malam tadi. Akan tetapi, nomornya tidak aktif.

Pesan yang dia kirim pun hanya centang satu. Tidak ada balasan, tidak ada kabar. Kecemasan perlahan merayap dan mengikat dada Evi begitu kuat.

“Mas Liam ke mana, sih?” gumamnya lirih sambil menggigit bibirnya.

“Astaga, Tuhan. Mas Liam tidak pernah pulang selarut ini bahkan masih bersama Bu Nala dulu. Paling lambatnya juga jam sebelas.” Evi menghela napasnya mencoba membuang semua pikiran negatifnya.

Baru saja dia hendak berdiri untuk mencoba menelepon sekali lagi, suara pintu apartemen terdengar berbunyi.

Bunyi khas keypad ditekan, diikuti suara kunci y
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Icha Qazara Putri
Liam belum tau kah kalau Sarah pengen dia jadi ceo karena dia menyukai Liam..
goodnovel comment avatar
Kania Putri
nah gitu Liam mang di sarah dan Vincent ini harus di kasih paham biar tau rasa ya kan . woi lah astaga abis pusing ngurusin kerjaan minta jatah ranjang mang dasar si Liam
goodnovel comment avatar
SumberÃrta
𝐧𝐚𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐠𝐮𝐬.. 𝐋𝐢𝐚𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐡𝐚𝐦𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐦𝐚𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞ka jadi kau ga mudah dimanfaatkan sama sarah dan. Vincent
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Pindahan Rumah Penuh dengan Canda Tawa

    Hari itu menjadi salah satu hari paling sibuk sekaligus paling berkesan bagi keluarga kecil Liam.Setelah seharian penuh mengemas barang-barang, akhirnya truk besar pengangkut barang sudah terparkir di depan apartemen mereka.Para pekerja sibuk mengangkat kardus dan perabotan, sementara Liam, Evi, Selly, dan Ardi mengatur mana yang harus dipindahkan lebih dulu.“Mas, pastikan kardus baju ditaruh paling atas, jangan sampai ketindih yang berat,” kata Evi sambil menunjuk ke arah dua kardus besar yang penuh dengan pakaian mereka.Liam mengangguk lalu memberi instruksi pada pekerja. “Iya, yang baju jangan dicampur dengan yang lain. Itu gampang penyok kalau ketindih.”Ardi, yang sejak tadi sibuk menempelkan kertas label di setiap kardus, mendadak menyeletuk dengan nada bercanda, “Kalau kardus isi baju penyok, yang kasihan kan bajunya. Nanti kemeja Liam jadi keriput permanen, kayak wajah orang tua. Sibuk banget ini orang tua.

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Menjadi Awal Baru

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi dan kini, apartemen milik Liam an Evi dipenuhi tumpukan kardus, koper, dan baju-baju yang sudah dilipat rapi.Evi kini tengah duduk bersila di lantai, sibuk memasukkan pakaian ke dalam koper besar.Sesekali dia menarik napas panjang, merasa sedikit kewalahan melihat betapa banyaknya barang yang harus dipindahkan ke rumah barunya nanti.Di sudut lain, Liam sedang melipat jas-jasnya dengan hati-hati. Lelaki itu tampak santai, meskipun wajahnya terlihat sedikit serius.Sementara itu, Selly, dengan rambut yang diikat asal-asalan, tengah mengemas koleksi bukunya dan dibantu oleh Ardi yang sibuk menutup kardus dengan lakban.Suasana pagi itu cukup ramai, bercampur antara obrolan kecil, suara kardus diseret, dan sesekali tawa kecil saat ada yang menemukan barang lama penuh kenangan.“Mas,” panggil Evi sambil menatap Liam dengan alis berkerut.“Kenapa Mas sama Ardi tidak ke kantor? Padah

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Masih ada Ronde Kedua, Ketiga ....

    Jam sudah menunjukkan angka dua belas malam. Selly sudah masuk ke kamarnya dan Ardi pun sudah pulang ke rumahnya.Di kamar apartemen mereka, lilin kecil menyala di atas meja nakas dan memberi cahaya redup yang hangat.Aroma vanilla memenuhi udara bercampur dengan hawa malam kota yang masuk lewat jendela kaca besar. Dari luar, lampu-lampu gedung berkelip seakan ikut merayakan momen istimewa itu.Evi kini tengah berdiri di depan cermin mengenakan lingerie hitam transparan yang menempel sempurna di tubuhnya.Malam ini bukan hanya ulang tahunnya, tetapi juga malam terakhir dia dan Liam tidur di apartemen itu—tempat penuh kenangan, dari pertengkaran, tawa, hingga bercinta tanpa henti.Besok mereka akan pindah ke rumah baru. Malam ini harus jadi malam yang tak akan bisa terlupakan.Ketika pintu kamar terbuka, Liam masuk dengan setangkai mawar merah di tangan. Wajahnya tegang tapi lembut, seolah menyimpan banyak kata yang tak sempat dia ucapkan.“Selamat ulang tahun, istriku,” ucapnya serak

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Hadiah untuk Evi

    Malam semakin larut ketika mobil Ardi berhenti di pelataran parkir apartemen.Selly masih memeluk erat kotak kue di pangkuannya, seakan benda itu adalah barang paling berharga malam itu.Dia menarik napas lega begitu sampai, lalu menoleh pada Ardi dengan senyum kecil.“Akhirnya sampai juga. Aku takut kuenya rusak di jalan,” ucap Selly.Ardi terkekeh sambil mematikan mesin mobilnya. “Tenang saja. Dari tadi kamu lihatin mulu ke belakang. Dia juga jadi segan mau rusaknya.”Selly menjulurkan lidah pura-pura kesal, lalu keduanya turun dari mobil.Begitu mereka melangkah ke lobi apartemen, sosok Liam sudah berdiri menunggu di depan pintu masuk. Tubuh tegapnya tampak santai, tapi matanya berbinar penuh semangat.Ardi mengerutkan kening. “Kok nunggu di depan, Bro? Kenapa nggak masuk aja?” tanyanya bingung.Liam menyilangkan tangan di dada lalu bibirnya menyunggingkan senyum penuh rahasia. “Aku

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Persiapan Kejutan untuk Evi

    Siang itu kampus sudah mulai sepi ketika Selly melangkah keluar gerbang. Matahari condong ke barat, sinarnya temaram keemasan.Dia merapikan tas di pundaknya, bersiap berjalan ke halte bus seperti biasa.Namun langkahnya terhenti ketika sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya. Kaca jendela bagian pengemudi turun, memperlihatkan wajah Ardi dengan senyum hangat.“Selly, naiklah,” ucap Ardi singkat.Selly mengerjap melihat Ardi di hadapannya. “Tumben banget jemput. Biasanya kan cuma kasih kabar lewat chat.”Ardi terkekeh kecil sambil membuka pintu penumpang. “Hari ini spesial. Kita ada perintah. Makanya aku jemput kamu.”Selly menaikkan sebelah alisnya karena masih bingung. “Perintah? Dari siapa, Mas?”“Dari Liam,” jawab Ardi tenang sambil menunggu Selly masuk ke mobil.Selly makin bingung, tapi akhirnya masuk juga. “Kak Liam nyuruh apa sih? Kok tiba-tiba kayak operasi rahasia gini.”Mobil pun melaju meninggalkan area kampus. Sementara Ardi hanya tersenyum misterius usai mendengar

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Memilih untuk Mundur

    Waktu sudah hampir menjelang sore ketika Liam melangkah masuk dan seluruh ruangan seakan menahan napas menunggu apa yang akan terjadi.Ardi berada di sisinya sembari membawa map tebal yang berisi berkas-berkas penting.Semua tahu, pertemuan ini tidak akan berakhir dengan kata manis.Vincent, yang duduk di kursinya dengan santai, mendongak ketika Liam masuk.Tatapannya tajam, seperti biasa, namun kali ini ada sesuatu yang lebih gelap di balik sorot matanya.“Liam,” katanya pelan sambil meletakkan pena yang sedari tadi dia putar-putar di jari. “Akhirnya kamu datang. Ada hal penting yang mau kamu bicarakan, kan?”Liam menaruh map yang dibawanya ke meja, tepat di hadapan Vincent. Matanya menatap tajam ke arah Vincent yang tampak segar dari biasanya.“Aku ke sini untuk memberitahumu sesuatu, Vincent. Aku menolak tawaran Sarah. Aku tidak akan menjadi CEO di perusahaannya. Dan mulai hari ini juga, aku resmi mengundurkan diri sebagai General Manager di perusahaanmu.”Ruangan itu mendadak heni

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status