Share

Bab 42

Author: Leona Valeska
last update Last Updated: 2025-09-25 20:11:46

Aruna menunduk lama setelah mendengar permintaan polos putrinya.

Hatinya bergejolak, antara keinginan untuk menuruti keinginan Nayla dan ketakutan menghadapi konsekuensi yang akan terjadi.

Saat dia menoleh, Raka hanya menatapnya dengan tatapan tenang tapi penuh penekanan.

Akhirnya, Aruna menghela napas panjang. “Baiklah. Nayla boleh tidur di rumah Papa. Tapi…” tatapannya tegas pada Raka, “…aku ikut mengantar. Dan aku juga akan menunggui.”

Mata Nayla berbinar cerah, senyumnya mengembang, seolah beban di dadanya lenyap begitu saja. “Benarkah, Mama?” tanyanya dengan suara yang riang.

Aruna mengangguk meski senyumnya hambar. “Iya, Sayang. Tapi hanya untuk malam ini, ya.”

Nayla langsung menepuk-nepuk tangan papanya dengan semangat. Raka tersenyum kecil, senyum yang jarang sekali muncul belakangan ini.

Ia mengusap kepala anaknya, lalu melirik sekilas ke arah Aruna. Senyum itu seketika hilang, berganti dengan tatapan dalam yang membuat Aruna harus cepat-cepat berpaling.

“Kalau begitu, istira
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Panas Mantan Suami   Bab 44

    “Tentu saja,” ucap Aruna sambil membuang muka dari Raka. Dia tidak sanggup melihat tatapan Raka yang begitu intens padanya.“Kau punya segalanya yang dibutuhkan oleh Nayla. Sementara aku, belum bisa memberinya—"Belum selesai Aruna bicara, Raka sudah mencium bibir Aruna dan menggenggam tangan wanita itu dengan erat.“Aruna…” Raka menghentikan ciuman itu dan menatapnya dengan lekat. “Kau sendiri yang pergi dariku, Aruna.”Aruna menelan ludahnya seraya menundukkan kepalanya. Namun, Raka menarik dagu wanita itu agar menatapnya.“Lihat aku, Aruna.”Aruna menghela napas pendek dan tubuhnya sedikit menegang. “Raka, jangan…” bisiknya, namun tidak terdengar tegas.Raka tersenyum miring dengan jari masih menyentuh dagu Aruna, mengangkat wajahnya agar mata mereka bertemu.“Kau sungguh ingin aku berhenti?” tanyanya dengan suara rendah seperti racun yang manis, menusuk telinga Aruna.Detik itu, Raka mendekat lalu bibirnya menempel di sudut bibir Aruna.Satu kecupan singkat—seakan mencicipi. Aruna

  • Terjebak Gairah Panas Mantan Suami   Bab 43

    Malam itu, mobil hitam milik Raka berhenti mulus di pelataran rumah mewahnya.Lampu-lampu eksterior memantulkan cahaya kuning keemasan, membuat rumah itu terlihat semakin megah.Nayla yang baru pertama kali benar-benar memperhatikan rumah ayahnya terperangah.“Waaah… rumah Papa besar sekali!” serunya riang dan matanya berbinar. “Aku mau tinggal di sini saja, Ma! Rumahnya luas, Nayla bisa main lari-larian sepuasnya.”Raka tersenyum tipis melihat ekspresi polos putrinya. “Tentu saja boleh, Sayang. Rumah ini selalu terbuka untukmu.”Aruna yang berdiri di samping Nayla menegang. Senyum di wajahnya hilang, berganti dengan raut khawatir.Ia meraih tangan kecil putrinya. “Nayla, dengarkan Mama. Kita tidak bisa tinggal di sini. Rumah kita yang sederhana itu sudah cukup nyaman.”Nayla mengerucutkan bibirnya dan matanya mulai berkaca. “Tapi Nayla ingin tinggal di sini! Mauuuu!” rengeknya sambil menarik lengan papanya.Raka tak banyak bicara. Dengan gerakan cepat, ia menggendong Nayla ke dalam r

  • Terjebak Gairah Panas Mantan Suami   Bab 42

    Aruna menunduk lama setelah mendengar permintaan polos putrinya.Hatinya bergejolak, antara keinginan untuk menuruti keinginan Nayla dan ketakutan menghadapi konsekuensi yang akan terjadi.Saat dia menoleh, Raka hanya menatapnya dengan tatapan tenang tapi penuh penekanan.Akhirnya, Aruna menghela napas panjang. “Baiklah. Nayla boleh tidur di rumah Papa. Tapi…” tatapannya tegas pada Raka, “…aku ikut mengantar. Dan aku juga akan menunggui.”Mata Nayla berbinar cerah, senyumnya mengembang, seolah beban di dadanya lenyap begitu saja. “Benarkah, Mama?” tanyanya dengan suara yang riang.Aruna mengangguk meski senyumnya hambar. “Iya, Sayang. Tapi hanya untuk malam ini, ya.”Nayla langsung menepuk-nepuk tangan papanya dengan semangat. Raka tersenyum kecil, senyum yang jarang sekali muncul belakangan ini.Ia mengusap kepala anaknya, lalu melirik sekilas ke arah Aruna. Senyum itu seketika hilang, berganti dengan tatapan dalam yang membuat Aruna harus cepat-cepat berpaling.“Kalau begitu, istira

  • Terjebak Gairah Panas Mantan Suami   Bab 41

    Nayla menoleh perlahan. Mata mungilnya yang jernih memandangi wajah kedua orang tuanya secara bergantian.Tiba-tiba, bibir kecil itu bergerak mengeluarkan pertanyaan yang membuat Aruna dan Raka seketika membeku.“Kenapa wajah Mama sama Papa merah semua?” tanyanya dengan polos.Aruna langsung tertegun, darahnya seolah berhenti mengalir mendengar pertanyaan dari anak semata wayangnya itu.Dia melirik Raka sekilas—pria itu tampak sama kagetnya. Lehernya menegang, bahkan napasnya sempat tertahan.“E … itu ….” Aruna berdeham canggung, lalu mencoba tersenyum.“Mama dan Papa merasa sangat bersalah karena membuatmu pingsan, Sayang. Jadi wajah kami kelihatan merah, karena malu dan takut.”Nayla mengerjap pelan, tidak sepenuhnya mengerti, tapi ia tetap menatap mamanya dengan serius.Aruna lalu menunduk dan menempelkan keningnya ke dahi putrinya. “Maaf ya, Sayang. Mama ceroboh sekali sampai membuatmu ketakutan. Mama benar-benar egois.”Nayla masih diam dan hanya menatap mamanya yang baru saja me

  • Terjebak Gairah Panas Mantan Suami   Bab 40

    “Aku sudah bilang, Raka,” ucap Aruna dengan suara lirihnya. “Aku tidak ingin membicarakan masa lalu.”Raka tidak menjauh, malah semakin mendesak. Jemarinya terulur, menyentuh lembut dagu Aruna, memaksa wajah itu menatapnya.“Kau bisa berbohong pada dunia, Aruna. Tapi jangan pernah coba berbohong di depanku. Aku bisa membaca matamu. Kau masih menyimpan sesuatu dariku.”Aruna mencoba menepis tangannya, namun Raka dengan cepat meraih kedua pergelangan tangan wanita itu lalu menekannya ringan ke dinding di belakangnya.Aruna menahan napasnya dan jantungnya berdegup kencang.“Raka … jangan lakukan ini. Kita sedang di rumah sakit,” bisiknya sambil berusaha terdengar tegas.Tapi Raka hanya menyunggingkan senyum miring seraya menatap Aruna.“Kau pikir aku peduli? Aku sudah bilang, kalau kau tidak jujur, aku akan melakukan hal gila padamu. Dan aku tidak main-main dengan kata-kataku barusan.”Tanpa memberi kesempatan pada Aruna, bibir Raka langsung menubruk bibir Aruna.Brutal, menuntut, seolah

  • Terjebak Gairah Panas Mantan Suami   Bab 39

    Kamar rawat inap itu redup, hanya ditemani cahaya lampu kecil di sudut ruangan.Suara mesin infus berdetak pelan, seirama dengan napas halus Nayla yang tertidur di ranjang rumah sakit.Tubuh kecilnya tampak rapuh, membuat siapa pun yang melihat akan merasa perih di dada.Raka duduk di kursi tepat di samping ranjang. Tubuhnya condong ke depan, kedua tangan besar itu menggenggam jemari mungil Nayla.Pandangannya tak lepas dari wajah putrinya, seolah takut kehilangan kesempatan hanya untuk melihatnya bernapas.Aruna berdiri beberapa langkah di belakang, menyandarkan tubuhnya pada dinding.Matanya bengkak setelah lama menangis. Meski ingin beristirahat, ia tak bisa memejamkan mata. Bayangan saat Nayla jatuh pingsan masih menghantui.“Aruna,” suara Raka tiba-tiba terdengar serak dan memecah keheningan.Aruna menoleh cepat, seakan takut dipanggil. “Apa?” ucapnya nyaris berbisik.Raka tidak menoleh karena matanya tetap terpaku pada Nayla. “Aku sudah bicara dengan Nayla tadi, di taman. Aku se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status