Share

Bab 7

Author: Leona Valeska
last update Last Updated: 2025-08-26 23:01:09

Raka terkekeh dengan suara beratnya. “Aku senang melihatmu memohon seperti ini,” bisiknya kemudian.

Aruna menelan ludahnya. Rasanya ingin sekali mengambil alih dan menyentuh pria itu. Namun, dia tahan. Dia sudah sangat hina di hadapan Raka.

Jika melakukan itu, Aruna akan semakin kehilangan harga dirinya di hadapan mantan suaminya itu.

Raka menjauh dari Aruna dan justru mengambil sebatang di rokok di atas nakas.

Aruna berdiri terpaku di dekat ranjang dan tubuhnya masih tegang meski kini Raka menjauh darinya.

Sementara Raka bersandar pada kusen pintu balkon dengan sebatang rokok di antara jemarinya meski tak kunjung dia nyalakan.

Keheningan itu terlalu panjang.

Hingga akhirnya, Raka bersuara lagi. “Katakan padaku, Aruna,” ucapnya dengan nada dinginnya.

“Siapa lelaki itu? Yang dulu kau sebut-sebut saat pergi dariku.”

Aruna tersentak. Dadanya berdegup kencang begitu Raka membuka topik pembicaraan itu lagi.

Ia menunduk dan menatap lantai marmer, tidak berani menatap Raka meski jarak mereka cukup jauh.

“Raka, aku … aku sudah bilang, aku tidak ingin membicarakan itu lagi,” ucapnya lirih.

Raka terkekeh getir. “Tidak ingin membicarakan? Setelah bertahun-tahun? Setelah kau merobek-robek hidupku dengan kata-kata itu?”

Dia berjalan perlahan mendekati Aruna lagi dengan langkah berat.

“Kau meninggalkanku dengan alasan mencintai pria lain. Kau hancurkan aku, Aruna. Dan sekarang kau berdiri di sini, seolah tidak pernah terjadi apa-apa?”

Aruna mengangkat wajahnya. Matanya berkaca-kaca menatap lirih wajah Raka yang mendesak penjelasan darinya.

“Aku tidak punya pilihan …,” bisiknya lemah.

Raka menatapnya lama, begitu dalam hingga Aruna merasa seluruh rahasianya telanjang di depan tatapan itu.

Senyum miring muncul di bibir pria itu, senyum yang lebih mirip luka ketimbang kebahagiaan.

“Tidak punya pilihan, katamu?” Raka mendesis pelan dan sorot matanya merendahkan. “Lihatlah dirimu sekarang, Aruna.”

Tangannya terangkat dan menunjuk wajah wanita itu dengan rokok yang masih belum menyala.

“Kau … yang dulu dengan bangga meninggalkanku demi laki-laki lain, kini berdiri di hadapanku seperti pengemis, merangkak hanya untuk sedikit belas kasihan.”

Aruna terdiam. Dadanya sakit. Kata-kata Raka bagai pisau yang mengiris perlahan, membuat luka lama yang nyaris mengering kembali menganga.

“Begitu murahnya kau, Aruna,” lanjut Raka dengan suara penuh sarkasme.

“Kau pikir aku lupa bagaimana caramu membunuh harga diriku? Kau lemparkan aku ke jurang dengan kalimat singkat: ‘Aku mencintai pria lain.’ Hanya itu. Hanya itu, Aruna. Kau buat aku seperti pria paling tak berharga di dunia.”

Aruna menutup bibirnya rapat dan mencoba menahan isak yang sudah mendesak keluar. Bahunya bergetar, namun dia tetap berdiri di sana.

Raka mendekat lagi, langkahnya teratur, berwibawa, dan menekan.

Ia berhenti tepat di hadapan Aruna, menunduk hingga wajahnya hanya beberapa inci dari wajah wanita itu.

Asap rokok yang belum menyala kini tercium samar dari batangnya, bercampur dengan aroma tubuh Raka yang masih familiar di indera Aruna.

“Dan lihat sekarang …,” bisik Raka dengan tatapan yang menusuk. “Kau kembali. Dengan wajah basah air mata, dengan tubuh gemetar, memohon padaku.”

Aruna menggigit bibirnya kuat-kuat, rasa asin darah hampir terasa di lidahnya. Hatinya benar-benar hancur. Ia ingin berteriak membela diri, namun suaranya mati di tenggorokan.

Raka memperhatikan reaksi itu dengan mata berkilat. “Kenapa diam, hm?” bisiknya dengan nada tajam.

“Bukankah itu sikap paling tepat untuk seorang wanita sepertimu? Diam, tunduk, dan menerima. Karena memang begitulah posisimu sekarang di hadapanku.”

Sejurus kemudian, Raka meletakkan batang rokok itu di nakas lagi, lalu mendekat lebih jauh.

Tubuhnya hampir menempel pada tubuh Aruna. Napas hangatnya menerpa wajah wanita itu.

Tangan besarnya terulur, mencengkeram dagu Aruna dengan lembut tapi menekan, memaksa wanita itu menatap matanya.

“Lihat aku, Aruna,” desisnya. “Tatap mataku. Rasakan betapa rendahnya dirimu saat ini di hadapanku.”

Aruna tidak kuasa menahan air matanya lagi. Bulir itu jatuh, menuruni pipinya, membasahi jemari kasar Raka yang masih menahan dagunya.

Raka terkekeh pelan. “Menangis? Kau kira air matamu masih punya harga? Tidak, Aruna. Air mata itu tidak akan mengubah kenyataan.”

Perlahan, tangannya bergeser dan menyusuri pipi Aruna, lalu turun ke lehernya. Jemarinya yang kokoh meraba kulit halus itu dengan penuh kuasa. Aruna gemetar. Tubuhnya kaku, tapi ia tak mampu menggerakkan diri sedikit pun.

Raka menundukkan kepalanya, bibirnya mendekati telinga Aruna, napasnya berat dan panas.

“Aku ingin melihatmu tersiksa dengan posisimu sekarang. Kau yang dulu meninggalkanku … kini harus rela berdiri di sini, dengan tubuh yang bergetar, menungguku mempermainkanmu.”

Tangan Raka kini melingkar di pinggang Aruna dan menarik tubuh wanita itu ke dalam dekapannya.

Aruna terperangkap di dadanya yang bidang, tubuhnya menegang, sementara Raka membiarkan hidungnya menghirup aroma rambut Aruna yang lembap.

Aruna mencoba menahan diri, matanya terpejam, jantungnya berdegup liar. Ia tidak berani mendorong, tidak juga berani melawan.

Raka menurunkan kepalanya, bibirnya menyentuh sudut bibir Aruna, sekilas saja, seperti sebuah provokasi yang membuat tubuh wanita itu tersentak. Ia terkekeh lagi, puas dengan reaksinya.

Dengan perlahan, Raka menelusuri garis rahang Aruna dengan bibirnya, turun ke leher, memberi ciuman singkat yang membuat wanita itu menahan napasnya dengan keras.

Sentuhan itu panas, membuat tubuhnya bergetar hebat.

Namun ….

Tok tok tok!

Sebuah ketukan kasar di pintu kamarnya membuat keduanya menoleh kompak. Mata Aruna membola dan menatap Raka dengan cemas.

“Siapa itu?” bisik Aruna tegang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Panas Mantan Suami   Bab 9

    Langkah Aruna terasa seperti berlari di tengah kabut tebal. Napasnya terengah, tubuhnya gemetar, seolah dunia menindih pundaknya.Begitu pintu ruang tunggu operasi terlihat, dia segera menghampiri sosok Maggie yang duduk gelisah di kursi panjang.“Maggie!” suara Aruna tercekat.Maggie sontak berdiri dan menoleh cepat ke arah Aruna. “Aruna … akhirnya kau datang.”Dia mengusap lengan Aruna dengan pelan. “Operasinya belum selesai. Nayla masih di dalam.”Aruna mengusap dadanya tengah mencoba meredam rasa panik yang kian menyesakkan.“Bagaimana? Apakah dokter bilang sesuatu? Apa ada harapan?” tanyanya dengan nada cemas.Maggie menggeleng lemah. “Belum ada kabar. Mereka masih berusaha sekuat tenaga. Aku hanya bisa berdoa, Aruna.”Aruna menelan ludahnya. Kakinya lemas dan akhirnya duduk di kursi tunggu.Kedua tangannya bergetar menutupi wajahnya. Air mata yang sudah kering itu kembali jatuh.“Semoga operasi anakku berjalan dengan lancar,” bisiknya lirih.Maggie memandanginya dengan tatapan c

  • Terjebak Gairah Panas Mantan Suami   Bab 8

    Begitu pintu terbuka, tampak seorang wanita muda dengan gaun malam elegan berdiri di depan sana.Wajahnya cantik, tapi kini terhalang oleh amarahnya. Mata tajamnya langsung menatap Raka dengan penuh tuntutan.“Raka!” suaranya nyaring. “Kenapa kau tidak menjawab panggilanku? Sudah berkali-kali aku telepon! Apa yang kau lakukan di dalam sini?!” teriaknya penuh dengan amarah.Raka berdiri santai lalu menyandarkan tubuhnya pada kusen pintu. “Aku sedang sibuk.”“Sibuk?!” Selina mendengus tak percaya.“Sibuk dengan siapa? Jangan bilang ada orang lain di dalam!” Ia mencoba mendorong pintu, namun Raka cepat-cepat menahan. Tubuhnya yang tegap menjadi penghalang sempurna.“Jangan pernah masuk ke kamarku tanpa izin,” ucapnya dengan nada dingin. “Tidak peduli siapa pun kau.”Selina terbelalak mendengar ucapan Raka. “Tidak peduli siapa pun? Aku ini tunanganmu, Raka! Tunanganmu! Apa kau sudah gila menolak aku masuk?!”Raka menajamkan tatapannya menatap sinis ke arah Selina. “Aku tidak peduli. Aku s

  • Terjebak Gairah Panas Mantan Suami   Bab 7

    Raka terkekeh dengan suara beratnya. “Aku senang melihatmu memohon seperti ini,” bisiknya kemudian.Aruna menelan ludahnya. Rasanya ingin sekali mengambil alih dan menyentuh pria itu. Namun, dia tahan. Dia sudah sangat hina di hadapan Raka.Jika melakukan itu, Aruna akan semakin kehilangan harga dirinya di hadapan mantan suaminya itu.Raka menjauh dari Aruna dan justru mengambil sebatang di rokok di atas nakas.Aruna berdiri terpaku di dekat ranjang dan tubuhnya masih tegang meski kini Raka menjauh darinya.Sementara Raka bersandar pada kusen pintu balkon dengan sebatang rokok di antara jemarinya meski tak kunjung dia nyalakan.Keheningan itu terlalu panjang.Hingga akhirnya, Raka bersuara lagi. “Katakan padaku, Aruna,” ucapnya dengan nada dinginnya.“Siapa lelaki itu? Yang dulu kau sebut-sebut saat pergi dariku.”Aruna tersentak. Dadanya berdegup kencang begitu Raka membuka topik pembicaraan itu lagi.Ia menunduk dan menatap lantai marmer, tidak berani menatap Raka meski jarak mereka

  • Terjebak Gairah Panas Mantan Suami   Bab 6

    “Kau … sudah menikah lagi? Tapi, kenapa kau membawaku kemari? Bagaimana perasaan istrimu kalau tahu kau membawa wanita lain ke rumah ini?”Banyak sekali pertanyaan yang Aruna lontarkan pada Raka karena panik dan cemas usai mendengar ucapan Raka tadi.“Aku belum menikah lagi,” katanya singkat.“Masuk,” katanya datar.Aruna menelan ludahnya dan berjalan memasuki rumah megah itu di belakang Raka.Begitu pintu utama terbuka, Aruna langsung terpukau melihat kemegahan rumah itu.Dulu, saat mereka masih menjadi suami-istri, rumah yang mereka tinggali memang cukup besar. Namun, rumah yang kini ditinggali Raka dua kali lipat lebih besar.Langkah kakinya bergema di lorong panjang berlantai marmer putih.Lampu gantung kristal berkilau di langit-langit, sementara dinding dihiasi lukisan-lukisan klasik yang tampak mahal.Aruna berjalan pelan mengikuti Raka yang berjalan beberapa langkah di depannya.Ia memandang sekeliling dengan hati bergetar.‘Pantas saja,’ batinnya berbisik getir. 'Ternyata per

  • Terjebak Gairah Panas Mantan Suami   Bab 5

    “Tidak di sini. Aku tidak akan mengotori tempat kerjaku hanya untuk menyentuh tubuhmu lagi!”Raka mengambil kunci mobilnya di meja kerjanya dan mengancingkan jas hitamnya.“Ikut aku!” ucapnya dan keluar dari ruangan itu.Aruna mengerutkan kening dan berjalan di belakang Raka. Entah mau dibawa ke mana dirinya, Aruna tidak ingin bertanya, tapi sebenarnya penasaran.“Masuk,” titah Raka begitu mereka tiba di basement.Aruna menoleh sebentar ke arah Raka sebelum masuk ke dalam mobil sedan hitam milik pria itu.Napas panjang dia tarik sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil tanpa banyak kata.Begitu pintu tertutup, suara mesinnya bergemuruh dan membawa mereka meluncur ke jalanan yang tampak sepi.Hening.Hanya suara ban melibas aspal basah dan dentuman halus musik klasik dari radio mobil. Raka menyetir dengan tatapan lurus ke depan, seolah Aruna tak ada di kursi sampingnya.Aruna menggenggam erat pangkuannya, jari-jarinya saling mengait. Perutnya terasa mual oleh gugup. Ia ingin bicara, tapi

  • Terjebak Gairah Panas Mantan Suami   Bab 4

    Aruna bergegas pergi ke bank untuk mencairkan uang yang sudah diberikan oleh Raka. Awalnya dia ingin menulis dua ratus juta, sebagian untuk biaya perawatan anaknya.Namun, dia urungkan. Aruna tetap menuliskan nominal sesuai dengan keperluannya saja.Setelah beberapa menit berlalu, uang sudah ada di tangannya. Dia bergegas kembali ke rumah sakit untuk segera membayar administrasi biaya operasi sang anak.Hanya membutuhkan waktu lima belas menit saja dia sudah sampai di sana. Aruna langsung membayar secara tunai uang yang diminta oleh pihak rumah sakit.“Tolong, segera atur jadwal operasi anak saya,” pinta Aruna dengan nada memohon.Pelayan rumah sakit langsung mengangguk dan segera mengurus segala berkas yang diperlukan.Aruna menunggu dengan cemas di kursi tunggu. Kedua tangannya menggenggam erat tas kecil yang kini terasa begitu berat, seolah menyimpan seluruh harapannya.Sesekali dia melirik ke arah ruang perawatan anaknya. Dari balik kaca, terlihat tubuh mungil yang masih terbaring

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status