공유

BAB 129

작가: Kak Upe
last update 최신 업데이트: 2025-09-19 23:57:28
Valerie benar-benar tidak habis pikir seperti apa sebenarnya kedekatan seluruh anggota keluarga Hardata ini. Rasanya mereka menganut azas keterbukaan yang ekstrem. Bahkan terlalu ekstrem.

Lihat saja bagaimana Zane bisa bicara begitu frontal dengan sang ibu. Pakai bawa-bawa istilah sperma dan ovum—perumpamaan yang sangat biologis dan, menurut Valerie, sangat tidak pantas diucapkan dalam konteks keluarga.

“Zane, kalau bicara sama ibu itu yang sopan dikit napa sih! Pakai bawa-bawa sperma dan ovum! Terlalu frontal tahu!” gerutu Valerie, masih kesal. Dalam pikirannya, sedekat apa pun Zane dengan ibu kandungnya, tetap saja ada batas. Valerie merasa Zane belum berubah, masih bicara seenak jidatnya.

“Frontal gimana? Maksud kau waktu aku bilang sperma dan ovum gitu? Itu yang nggak sopan?” Zane malah mengulang kata-kata itu dengan santai, seolah tidak ada beban.

Valerie hanya bisa melongo, menggeleng pelan. Bukannya menghindari, Zane malah mengulang kata-kata yang menurutnya tabu. Ia benar-benar
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 133

    Semua mata di ruangan itu kini tertuju pada satu sosok: Valerie. Suasana yang tadinya riuh mendadak lengang, seolah ada seseorang yang memberi komando tak terdengar agar semua diam berjamaah. Bahkan suara langkah pun terasa terlalu nyaring.Angela, yang berdiri di depan, langsung mengambil alih suasana. “Baiklah… perhatian semua!!” serunya sambil bertepuk tangan dua kali, memecah keheningan.“Gue akan kenalkan desainer baru HD.Design Company. Ini nona Valerie. Mulai saat ini, dia akan mengisi kursi kosongnya Lidya, desainer sebelumnya. Nona Valerie ini bisa kalian panggil dengan panggilan ‘Nona Valerie’ saja. Dia akan bertanggung jawab atas model kelas D,” jelas Angela dengan nada formal tapi tetap santai.Valerie berdiri tegak, berusaha tersenyum meski suasana terasa tidak bersahabat. Ia bisa merasakan tatapan-tatapan tajam yang menguliti dirinya dari ujung rambut sampai ujung sepatu.Tiba-tiba, seorang model berdiri dari barisan belakang. Wajahnya tegas, sorot matanya penuh tantanga

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 132

    “Jadi ini cewek yang manjatin ranjangnya Dirut sehingga bisa dapat promosi ke posisi desainer,” sindir Moon, salah satu desainer muda yang sudah duduk di ruang tim desain perusahaan Zane.Nada suaranya tajam, penuh sindiran, dan cukup nyaring untuk didengar semua orang di ruangan itu. Moon memang dikenal sebagai pribadi yang suka bicara tanpa filter, apalagi jika merasa posisinya terancam.Tidak terlalu baru sebenarnya. Moon sudah bergabung sejak musim peragaan tahun lalu. Tapi karena kariernya tidak kunjung naik, ia tetap menyandang gelar “anak baru”—gelar yang ia benci tapi tidak bisa ia tolak.Valerie, yang baru saja masuk ke ruangan itu, tetap melangkah dengan tenang. Ia tidak menghiraukan celotehan Moon yang meledak seperti petasan di tahun baru China. Ia tahu, membalas hanya akan memperkeruh suasana.“Beda ya, antara diterima karena bakat kayak kita-kita atau diterima karena ordal! Alias orang dalam,” tekan Moon lagi, kali ini dengan nada yang lebih menusuk.“Lo iri, Moon? Bilan

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 131

    Hari ini adalah hari pertama Valerie datang ke perusahaan Zane bukan sebagai sekretaris, melainkan sebagai desainer baru di tim desain perusahaan. Status barunya ini membawa nuansa berbeda, dan Valerie tahu betul bahwa langkah pertamanya harus dijaga dengan hati-hati.Ia sengaja tidak berangkat bersama Zane pagi itu. Gosip tentang insiden “nyosor” Zane di kantin masih segar di ingatan para karyawan. Valerie tidak ingin promosi posisinya dikaitkan dengan peristiwa itu. Ia ingin datang sebagai profesional, bukan sebagai istri bos yang naik jabatan karena urusan pribadi.Akhirnya, Valerie berangkat bersama Tama.“Itu wajah ditekuk mulu udah kayak setrikaan kusut!” ledek Valerie sambil melirik Tama yang menyetir dengan ekspresi jutek.“Gak ikhlas nih nganterin kakakmu ke kantor?” cicit Valerie, mencolek pinggang Tama dengan jahil.“Kenapa sih wanita-wanita sekarang pada agresif semua!” celetuk Tama, membuat Valerie terkejut.“Wow… abis makan cabe, Pak? Kenceng amat ngegasnya!” Valerie ter

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 130

    Hari sudah mulai malam. Setelah makan malam bersama seluruh anggota keluarga Hardata, Valerie kembali ke kamarnya dengan langkah pelan. Ia menarik napas panjang, mencoba mengurai kepenatan yang menumpuk sejak duduk di meja makan tadi.Valerie tidak bisa berlama-lama bersama ayah dan ibu mertuanya. Topik pembicaraan mereka selalu berputar di satu hal: penerus keluarga Hardata. Dan tentu saja, Valerie sangat memahami itu. Zane adalah anak pertama mereka, satu-satunya harapan besar yang mereka gantungkan. Apalagi ini adalah pernikahan kedua Zane, membuat ekspektasi mereka semakin tinggi.Untungnya malam itu Belvan tidak ikut acara makan malam bertema “cucu pertama keluarga Hardata.” Kalau saja Belvan hadir, Valerie tidak tahu harus menjawab seperti apa setiap pertanyaan yang diarahkan padanya oleh ayah dan ibu Zane. Ia bisa membayangkan betapa canggungnya suasana jika Belvan ikut duduk di meja makan.Sesampainya di kamar, Valerie merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Kamar itu kosong

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 129

    Valerie benar-benar tidak habis pikir seperti apa sebenarnya kedekatan seluruh anggota keluarga Hardata ini. Rasanya mereka menganut azas keterbukaan yang ekstrem. Bahkan terlalu ekstrem.Lihat saja bagaimana Zane bisa bicara begitu frontal dengan sang ibu. Pakai bawa-bawa istilah sperma dan ovum—perumpamaan yang sangat biologis dan, menurut Valerie, sangat tidak pantas diucapkan dalam konteks keluarga.“Zane, kalau bicara sama ibu itu yang sopan dikit napa sih! Pakai bawa-bawa sperma dan ovum! Terlalu frontal tahu!” gerutu Valerie, masih kesal. Dalam pikirannya, sedekat apa pun Zane dengan ibu kandungnya, tetap saja ada batas. Valerie merasa Zane belum berubah, masih bicara seenak jidatnya.“Frontal gimana? Maksud kau waktu aku bilang sperma dan ovum gitu? Itu yang nggak sopan?” Zane malah mengulang kata-kata itu dengan santai, seolah tidak ada beban.Valerie hanya bisa melongo, menggeleng pelan. Bukannya menghindari, Zane malah mengulang kata-kata yang menurutnya tabu. Ia benar-benar

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 128

    “Kau!!! Apa yang kau lakukan di dalam, Zane? Kau sengaja menunggu aku di ruang ganti itu untuk mengintip aku ganti baju, ya?” omel Valerie begitu keluar dari ruang ganti pakaian, wajahnya merah padam antara marah dan malu.Zane yang berdiri tak jauh dari pintu hanya mengangkat tangan pelan, mencoba menenangkan. “Valerie… dengarkan dulu penjelasanku. Aku tidak pernah berniat seperti itu. Tadi aku sedang mengecek apa saja yang aku butuhkan untuk tidur di dalam sana,” jawabnya, suaranya tenang dan tatapan yang teduh.Tatapan itu..?? Valerie mengenalnya. Sejak kejadian di villa, Zane sering menatapnya seperti itu—lembut, dalam, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang tak bisa diucapkan. Tidak seperti dulu, saat sorot mata Zane hanya berisi amarah dan kebencian. Valerie tahu, ada yang berubah. Tapi ia tidak ingin terlena. “Masih terlalu cepat,” bisiknya pada diri sendiri.Valerie melangkah menjauh, menuju tempat tidur. Hanya tempat itu yang cukup jauh untuk memberinya ruang dari Zane. Ia du

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status