Share

BAB 156

Author: Kak Upe
last update Last Updated: 2025-10-07 22:09:05

Suasana di dalam bis yang awalnya riuh rendah dengan obrolan santai tiba-tiba berubah menjadi gempar ketika seorang staff wanita yang duduk di dekat jendela menjerit kegirangan.

"Eh..Eh! Coba lihat! itu bukannya tuan Belvan?!" Seru cewek-cewek yang ada di dalam bis ketika melihat Belvan sedang membawa koper ke arah bis mereka. Sorot matanya berbinar, seolah melihat seorang idol yang turun dari panggung.

Jeritan itu bagai memicu reaksi berantai. Para wanita lainnya langsung berhamburan mendekati jendela, berebut untuk melihat.

"Wah.. jadi benar para petinggi akan naik bis juga!" seru yang lain, suaranya penuh dengan antisipasi dan kegembiraan. Isu yang beredar ternyata benar adanya.

"Wah.. tuan Belvan itu memang ganteng sekali ya!!" sahut yang lainnya, dengan suara mendesah. Kemeja putihnya yang sederhana dan celana chino-nya terlihat sempurna, menegaskan aura cool dan profesional yang melekat pada dirinya.

Belum selesai kekaguman mereka pada Belvan, sebuah teriakan yang lebih tinggi d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 157

    Dengan langkah pasti menuju bis nomor 2, Zane masih menyisakan keraguan kecil. Dia mengangkat ponselnya untuk konfirmasi terakhir. "Kalian yakin istriku ada di bis nomor 2?" Tanya Zane pada Jai dan Max, suaranya rendah namun penuh ancaman implisit."Sangat yakin, Tuan! Aku melihat dengan mata dan kepalaku sendiri!! Dan Max pun sampai sekarang masih mengawasi nyonya yang sedang asyik bicara dengan temannya," ungkap Jai dari ujung lain telepon, mencoba meyakinkan dengan segala kemampuan yang dia miliki.Zane tidak bermain-main. "Kalau sampai kalian salah seperti waktu itu, aku pastikan kalian akan berangkat ke cabang perusahaan kita yang ada di pulau terpencil sekarang juga!!" tegas Zane dan mematikan teleponnya. Ancaman itu bukan gurauan. Dia tidak ingin lagi terjadi kesalahan seperti saat mereka kehilangan jejak Valerie sebelumnya."Sudah ketemu?" Tanya Belvan pada Zane yang baru saja menutup telepon dengan wajah lega."Benar! Bis yang di depan," Jawab Zane lalu membiarkan Belvan yang

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 156

    Suasana di dalam bis yang awalnya riuh rendah dengan obrolan santai tiba-tiba berubah menjadi gempar ketika seorang staff wanita yang duduk di dekat jendela menjerit kegirangan."Eh..Eh! Coba lihat! itu bukannya tuan Belvan?!" Seru cewek-cewek yang ada di dalam bis ketika melihat Belvan sedang membawa koper ke arah bis mereka. Sorot matanya berbinar, seolah melihat seorang idol yang turun dari panggung.Jeritan itu bagai memicu reaksi berantai. Para wanita lainnya langsung berhamburan mendekati jendela, berebut untuk melihat."Wah.. jadi benar para petinggi akan naik bis juga!" seru yang lain, suaranya penuh dengan antisipasi dan kegembiraan. Isu yang beredar ternyata benar adanya."Wah.. tuan Belvan itu memang ganteng sekali ya!!" sahut yang lainnya, dengan suara mendesah. Kemeja putihnya yang sederhana dan celana chino-nya terlihat sempurna, menegaskan aura cool dan profesional yang melekat pada dirinya.Belum selesai kekaguman mereka pada Belvan, sebuah teriakan yang lebih tinggi d

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 155

    "Zane.. kau serius mau berangkat dengan bis?" Tanya Belvan yang mengejar Zane dari belakang, suaranya terdengar campuran antara tak percaya dan khawatir. Baginya, ini adalah sebuah pelanggaran terhadap kodrat seorang Zane Hardata."Apa aku terlihat seperti bercanda?" jawab Zane, menarik satu sudut bibirnya, menunjukkan senyum sinis yang penuh keyakinan. Matanya yang tertutup kacamata hitam itu tetap tertuju pada bus di kejauhan tempat Valerie berada."Tapi kan seumur hidup kau belum pernah naik bis, Zane Hardata!!!!!" Gas Belvan, mencoba menyadarkan sepupunya akan 'kemurnian genetik' mereka yang tidak seharusnya tercampur dengan angkutan umum."Selalu ada yang pertama, Belvan! Lagi pula istriku ada di bis itu! Jadi aku harus ada di sana juga!!" Ujar Zane yakin. Alasannya sederhana, primitif, dan sama sekali tidak bisa dibantah: di mana Valerie berada, di situlah Zane harus berada."Ck, Kau sudah gila, Zane!" dengus Belvan yang juga menarik kopernya, seolah menyerah dan memutuskan untu

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 154

    Matahari pagi menyinari parkiran khusus direktur, memantulkan kilau dari mobil-mobil mewah yang tertata rapi. Namun, suasana tenang itu pecah oleh suara Zane yang bergegas menyusul Valerie, yang sedang berjalan menentukan menuju travel bag-nya."What!! Kau pasti bercanda kan, Valerie!!!" Berang Zane begitu mendengar kalau Valerie akan pergi bersama staff lainnya menggunakan bis. Wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan yang dicampur kekecewaan. Baginya, tidak masuk akal istrinya yang seorang Nyonya Hardata harus berdesak-desakan di dalam bus.Saat ini Valerie dan Zane berada di parkiran khusus Dirut perusahaan itu. Kontras antara Zane yang berdiri di antara mobil-mobil mewah dan Valerie yang bersikeras bergabung dengan karyawan lain terasa sangat jelas."Tentu saja aku harus pergi dengan bis! Semuanya naik bis, Zane!!" Seru Valerie, matanya bersinar dengan tekad. Bagi dia, ini adalah kesempatan untuk merasa menjadi bagian dari tim, bukan seorang yang istimewa."Tapi Johan dan Angela perg

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 153

    Mendengar pengumuman liburan kerja itu, Valerie memutuskan sambungan teleponnya. Dia memutar kursinya, menghadap sepenuhnya ke arah Zane, yang masih berdiri dengan ekspresi tak bersalah yang dibuat-buat. Sorot matanya tajam, penuh dengan kecurigaan yang diselingi rasa haru."Ini pasti ulahmu, kan?" Tanya Valerie penuh selidik, mencoba membaca setiap kedip mata Zane. Dia tahu betul siapa dalang di balik kebijakan 'kerja sambil liburan' yang tiba-tiba dan mewah ini.Zane tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia mendekat dan dengan lembut memeluk Valerie dari belakang dan menciumi Valerie. Ciuman itu dijatuhkan di puncak kepalanya, lalu di pelipisnya, sebuah bahasa tubuh yang menenangkan. "Percuma saja aku jadi pemilik perusahaan itu kalau sampai aku membiarkan istriku bekerja terlalu keras!" jawabnya, suaranya bergetar lembut di dekat telinga Valerie. Dalam pelukannya, ada sebuah perlindungan dan rasa bersalah karena telah membiarkan Valerie terjebak dalam tekanan kantor tanpa intervens

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 152

    Zane yang diusir oleh Valerie bukannya pergi tapi malah mendekati Valerie dari belakang. Langkahnya senyap, bayangannya jatuh menutupi cahaya lampu meja yang menerangi sketsa Valerie. Daripada menyerah, dia memilih strategi yang berbeda: menyelundupkan godaan melalui pintu nasihat profesional.Dia membungkuk, tubuhnya hampir menempel pada punggung Valerie, dan tangannya yang panjang meraih meja, menunjuk ke sebuah bagian pada desain. "Seharusnya kau padukan warna itu dengan warna yang sedikit menyala, agar jiwa bebas yang ingin kau masukkan ke dalam rancanganmu ini dapat dirasakan oleh orang yang memandangnya," Ucap Zane sambil menunjuk ke arah rancangan Valerie dari arah belakang Valerie. Suaranya tiba-tiba berubah, menjadi dalam dan penuh wibawa, layaknya seorang direktur yang memberi masukan pada bawahannya. Namun, kedekatan fisiknya sama sekali tidak profesional."Deg..."Jantung Valerie berpacu cepat saat wajah Zane tepat berada di samping wajahnya. Nafasnya tertahan. Kehadiran Z

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status