Share

CIEE! ISTRIKU!

Author: Kak Upe
last update Huling Na-update: 2025-08-07 21:20:55
Zane merogoh saku celana nya untuk mengambil ponsel nya yang bergetar yang tak henti-henti nya bergetar dari tadi.

"Apa ini?" ujar Zane saat melihat ternyata ponsel nya bergetar karena notif grup perusahaan yang tak henti-henti nya masuk ke ponsel Zane.

Zane membuka group chat itu dan matanya langsung membesar.

"Siapa yang memvideokan ini?" gumamnya sambil melihat video yang mencium Valerie dengan durasi yang sangat lama.

Zane langsung memijat-mijat kepala nya. Pasti ini tidak hanya sampai di group chat ini saja. Pasti ini sudah sampai di sosial media.

Zane menarik nafas pelan dan menelpon Belvan.

"Damn!! Kenapa ponsel nya Belvan sibuk di saat begini sih!" umpat Zane lalu memasukan ponselnya ke saku.

Tapi baru saja ponsel itu mendarat di saku celananya, ponsel itu itu kembali bergetar.

Dengan cepat Zane meraihnya, mengira itu dari Belvan tapi ternyata..

"Zane!! Video apa ini!!" seru Anita dari ujung telpon itu.

Zane sungguh malas mendengar celotehan Anita saat ini. "Akan aku telpon na
Kak Upe

SALTING PAK BOS? UDAH UNGKAPKAN AJA MAH KATA KAK UPE! PERLU KAK UPE PINJAMI TOA MESJID???

| Like
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 152

    Zane yang diusir oleh Valerie bukannya pergi tapi malah mendekati Valerie dari belakang. Langkahnya senyap, bayangannya jatuh menutupi cahaya lampu meja yang menerangi sketsa Valerie. Daripada menyerah, dia memilih strategi yang berbeda: menyelundupkan godaan melalui pintu nasihat profesional.Dia membungkuk, tubuhnya hampir menempel pada punggung Valerie, dan tangannya yang panjang meraih meja, menunjuk ke sebuah bagian pada desain. "Seharusnya kau padukan warna itu dengan warna yang sedikit menyala, agar jiwa bebas yang ingin kau masukkan ke dalam rancanganmu ini dapat dirasakan oleh orang yang memandangnya," Ucap Zane sambil menunjuk ke arah rancangan Valerie dari arah belakang Valerie. Suaranya tiba-tiba berubah, menjadi dalam dan penuh wibawa, layaknya seorang direktur yang memberi masukan pada bawahannya. Namun, kedekatan fisiknya sama sekali tidak profesional."Deg..."Jantung Valerie berpacu cepat saat wajah Zane tepat berada di samping wajahnya. Nafasnya tertahan. Kehadiran Z

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 151

    Sinar senja mulai menyapu langit di luar jendela kantor, menandai berakhirnya hari yang panjang. Namun, bagi Valerie, hari itu belum berakhir. Di ruang desain yang sudah sepi, hanya terdengar suara gemerisik pensil di atas kertas. Zane sedari tadi terus memperhatikan istrinya yang asyik mendesain dari balik kaca dinding ruang kerjanya yang menghadap langsung ke area para desainer. Dia seharusnya menyelesaikan laporan keuangan, tetapi pemandangan Valerie yang begitu fokus justru menjadi magnet baginya.Akhirnya, tidak tahan lagi, dia meninggalkan mejanya yang mewah dan berjalan menuju ruang desain. Zane mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu — sebuah pesan untuk membatalkan rapat singkat yang seharusnya dia hadiri sepuluh menit lagi. Setelah itu, Zane pun mendekati Valerie. Langkah kakinya yang ringan tidak terdengar oleh Valerie yang sedang asyik di dunianya.Dia membelakanginya, melihat bahu Valerie yang tegang. "Kau sedang apa?" tanya Zane pada Valerie yang sedang sibuk menggam

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 150

    Dengan perasaan lega sekaligus terbebani oleh rahasia besar yang kini dipikulnya, Zane memandangi Belvan. Janji yang baru saja diucapkannya terasa berat, namun dia bersungguh-sungguh. Keheningan sebentar menyelimuti ruangan itu sebelum Belvan memecahnya, mengalihkan pembicaraan ke masalah yang lebih praktis."Jadi sampai kapan kalian akan menutupi hubungan kalian? Aku lihat rekan-rekan kerja barunya tidak terlalu menghargainya," ucap Belvan kemudian. Sorot matanya menunjukkan keprihatinan yang tulus. Sebagai orang yang juga memperhatikan dinamika kantor, Belvan bisa melihat bagaimana Valerie, sebagai pendatang baru, diperlakukan.Zane menghela napas, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan tekad istrinya. "Valerie ingin merahasiakan ini sampai dia mendapat pengakuan dari teman-temannya akan bakat yang dia miliki. Dia memang wanita yang keras kepala," akunya, suaranya penuh dengan campuran rasa frustrasi dan kekaguman. "Berkali-kali aku menawarkan bantuanku tapi dia meno

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 149

    "Kau mengawasiku selama ini Belvan?" tanya Zane dengan wajah tidak percaya bahwa dia bisa dalam pengawasan seseorang. Perasaan jijik dan kemarahan bercampur jadi satu. Rasanya privasinya, ruang paling pribadinya, telah diinjak-injak.Belvan menggeleng sambil tersenyum mengejek, "Bukan hanya aku, ayah pun mengawasimu!" jawabnya sambil tersenyum. Pengakuan itu seperti tamparan kedua yang lebih keras. Bukan hanya sepupunya, tapi ayahnya sendiri yang menjadi 'mata-mata'."Whats??!!!" teriak Zane yang kembali terkejut. Zane bahkan sampai berdiri. Tubuhnya yang tinggi tegak bagai tersambar petir. Dia tidak menyangka Arka, ayahnya, juga terlibat dalam pengawasan ini.Dengan emosi yang meluap, Zane berkacak pinggang dan berkata dengan marah. "Tapi untuk apa kalian mengawasiku! Kalian berdua sungguh keterlaluan!!" sentak Zane tidak terima ada orang yang mengawasi gerak-geriknya, meskipun itu saudara dan ayahnya. Baginya, ini adalah bentuk ketidakpercayaan dan pelanggaran batas yang parah.Belv

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 148

    Kerutan di dahi Zane semakin dalam saat ia berjalan menyusuri koridor yang sepi. Biasanya pada pukul setengah tiga, kantornya masih ramai dengan aktivitas, namun hari ini sunyi. "Kenapa orang-orang pada pulang?" Zane bertanya-tanya dalam hati saat melihat orang-orang di perusahaannya pada pulang, padahal hari baru menunjukan pukul dua lebih tiga puluh menit. Sebuah keanehan yang langsung menyalakan instingnya bahwa ada sesuatu yang tidak beres.Zane berjalan sambil melihat jam dan memperhatikan sekitarnya. Langkahnya mulai tergesa, matanya menyapu setiap sudut yang kosong. Perasaan mulai tidak enak. Sebuah firasat buruk menggelitiknya. Zane yakin Belvan pasti sudah melakukan sesuatu untuk membalasnya yang tak kunjung datang padahal sudah berjanji akan segera bergabung di aula setelah meeting dengan pihak perusahaan Italia yang merupakan karangan Zane belaka. Rasa bersalah karena telah berbohong dan menelantarkan rapat besar mulai membayanginya.Dengan tekad yang bulat, Zane yang memp

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 147

    Belvan berdiri di podium, jari-jarinya tanpa sadar membelai permukaan jam tangannya. Detik demi detik terasa panjang dan berat. Kini sudah dua jam dia berbicara panjang lebar di depan semua orang di perusahaan ini. Suaranya yang biasanya lantang mulai menunjukkan kelelahan, dan materi presentasinya telah melenceng jauh dari agenda awal rapat.Bahkan Belvan benar-benar sudah kehabisan bahan pembicaraan. Pikirannya berputar-putar, mencari-cari topik apa lagi yang bisa dia tambahkan untuk mengulur waktu. Matanya sesekali melirik ke arah pintu, seolah menantikan sesuatu—atau seseorang—yang tak kunjung datang. Akhirnya, dengan napas dalam-dalam, dia memutuskan untuk mengakhiri sesi ini dengan sebuah kejutan. Hingga akhirnya dia berkata,"Dan yang terakhir yang aku ingin umumkan adalah untuk mengapresiasi kerja keras kalian semua dalam menyongsong peragaan busana musim depan, maka mulai besok pagi hingga weekend ini kita semua akan liburan bersama di HD Hotel." Ucap Belvan sambil membayangk

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status