Home / Romansa / Terjebak Gairah Sang Cassanova / MENGKHAWATIRKAN WANITA KU

Share

MENGKHAWATIRKAN WANITA KU

Author: Kak Upe
last update Last Updated: 2025-03-13 23:15:49
Kurama menatap Lunna dan Darren bergantian, wajahnya dipenuhi tawa ceria. “Hahaha, kalian sangat serasi! Sungguh!” katanya dengan suara lantang. “Nah, karena hatiku sangat senang hari ini, aku mengundang kalian berdua untuk makan siang denganku. Kalian tidak akan menolaknya, kan?”

Darren segera merespons dengan penuh keyakinan. “Tentu saja tidak. Iya kan, sayang?” Nada suaranya sengaja dibuat lebih dalam, seolah menginginkan Lunna menegaskan kesediaannya.

Lunna tersenyum, meski dalam hatinya ada sedikit keterpaksaan. “Ya! Tentu saja.”

**

Setelah makan siang usai, mereka akhirnya kembali ke mobil. Lunna duduk di kursi penumpang dengan tangan terlipat di dadanya, menatap Darren dengan tatapan yang penuh makna.

“Kau memang sangat ahli memanfaatkan situasi, Darren,” katanya dengan nada sinis.

Darren, yang tengah menyalakan mesin mobil, hanya tersenyum sambil melirik ke arah Lunna. “Tapi kau terlihat sangat menikmatinya, Bibi.” Ucapnya, lalu mengedipkan matanya dengan jenaka.

Lunna mendengu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   SUNGGUH BUKAN GADIS YANG PENURUT

    Lunna kini mulai memahami situasi yang tengah mereka hadapi. Pikirannya dipenuhi kewaspadaan, dan matanya menatap Darren dengan penuh tanda tanya."Lalu bagaimana sekarang?" tanyanya dengan nada khawatir.Darren tak langsung menjawab. Ia berjalan cepat ke meja kerjanya, menghidupkan laptop untuk mengecek rekaman CCTV yang tersebar di seluruh mansion. Namun, begitu melihat sesuatu di layar, wajahnya langsung menegang."Sial!" makinya seraya berdiri dengan tergesa-gesa. Ia berlari menuju lemari di sudut ruangan, menarik laci dengan kasar, dan mengambil dua pistol. Dengan cekatan, ia menyelipkan senjata itu ke pinggangnya.Melihat perubahan sikap Darren yang tiba-tiba menjadi panik, Lunna ikut merasa cemas. Ia segera meraih tangan Darren, menahannya sebelum lelaki itu melangkah pergi."Apa yang terjadi? Dan kau mau ke mana?" tanya Lunna dengan penuh kegelisahan.Darren menatap Lunna sejenak sebelum menjawab dengan nada tegas. "Paman dan nenek sedang disandera oleh para penjahat di lantai

    Last Updated : 2025-03-14
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   RIVAL TERSAYANG

    Giovani menarik tubuh ibunya ke belakangnya, tubuhnya menjadi tameng bagi wanita yang telah melahirkannya. Dua peluru yang bersarang di lengannya seolah bukan apa-apa baginya. Rasa sakit yang menjalar di otot dan tulangnya seolah tak cukup kuat untuk membuatnya mundur."Giovani?!" seru Diana, matanya berkaca-kaca saat melihat darah mengalir dari lengan putranya."Bu, tetaplah di belakangku! Putramu ini tidak akan roboh semudah itu!" ucap Giovani mantap, matanya tajam menatap sang penjahat di depannya.Diana mengangguk dengan penuh kepercayaan. "Ibu percaya, Nak."Di seberang ruangan, seorang pria bertopeng mengangkat pistolnya, seringai kejam tersungging di wajahnya. "Hah! Jangan banyak bicara! Kalian berdua akan segera aku kirim ke akhirat dengan cepat!" Tawanya meledak, merasa yakin bahwa dia dan komplotannya telah berhasil melumpuhkan semua orang di dalam mansion keluarga Smith.Giovani tetap menatap lurus ke arah penjahat itu. Otaknya bekerja cepat. Pria ini sendirian di ruangan in

    Last Updated : 2025-03-15
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   PRIA YANG SEDANG KOMA

    Bunyi monitor kecil berdenging pelan di dalam ruangan, menciptakan ritme monoton yang bercampur dengan suara tarikan napas lemah dari ventilator. Darren terbaring diam di ranjang rumah sakit, wajahnya pucat, tubuhnya nyaris tak bergerak selain naik-turun halus di bawah pengaruh alat bantu napas. Delapan jam operasi telah berlalu sejak peluru yang hampir menyentuh jantungnya dikeluarkan. Namun, kesadarannya masih belum kembali.Mona berdiri di samping Giovani, matanya menatap Darren yang terbaring tak berdaya di balik dinding kaca ICU. Suaranya berbisik ketika akhirnya ia bertanya, "Apa Darren akan sadar?"Giovani tidak mengalihkan tatapannya dari Darren. Rahangnya mengeras, matanya tajam seakan berusaha menembus tabir ketidakpastian yang menyelimuti sahabatnya. "Dia harus sadar," jawabnya lirih, tetapi penuh keyakinan.Mona melirik Giovani dari sudut matanya, mengamati ekspresi pria itu dengan hati-hati. Ia menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan, berusaha menekan kekesalan y

    Last Updated : 2025-03-16
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   WANITA DI BALIK BAYANG

    Ruangan itu terasa begitu sunyi, hanya menyisakan dua orang di dalamnya—Giovani dan Lunna.Keheningan yang menggantung di udara membuat Lunna merasa tak nyaman. Ia sadar, tak ada orang lain di sana selain dirinya dan pria itu."Kalau kupikir-pikir, selama ini kita bahkan belum pernah bicara berdua saja, kan, Luna?" suara Giovani memecah kesunyian.Pria itu yang tadinya berdiri di dekat pintu perlahan melangkah mendekat ke arah Lunna yang duduk di sofa. Tatapannya penuh makna, seolah ingin mengungkapkan sesuatu yang lebih dari sekadar percakapan biasa."Maafkan aku," lanjut Giovani, suaranya terdengar tulus. "Pekerjaan di kantor sedang sangat banyak. Ditambah lagi, ada beberapa janji yang sudah terlanjur terjadwal dan tidak bisa aku batalkan. Semua itu membuatku tak punya cukup waktu untuk dihabiskan bersamamu. Padahal, seharusnya kita berdua lebih sering bersama. Tapi lihatlah, karena diriku, kau jadi merasa kesepian."Giovani akhirnya duduk di samping Lunna, namun bukannya menjaga jar

    Last Updated : 2025-03-17
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   APAKAH DIA BERUBAH?

    Tidak banyak yang terjadi malam itu. Giovani dan Lunna hanya mengobrol santai sambil terus mengamati perkembangan Darren.Sehari...Dua hari ...Tiga hari pun berlalu. Darren yang telah sadar pada hari kedua perawatannya di rumah sakit akhirnya diizinkan pulang.Saat itu, Darren sempat merasa heran karena tidak melihat Luna barang sehari pun sejak ia terjaga. Ingin rasanya ia bertanya kepada Giovani tentang keberadaan gadis itu. Apakah Luna memang tidak datang sama sekali untuk melihat keadaannya? Namun, tentu saja Darren tidak bisa menanyakan hal tersebut. Atas dasar apa ia harus menanyakan Luna pada Giovani pula?? Bukankah kalau ada orang yang harus dia tanya, itu adalah Mona?***Satu jam setelah Giovani dan Darren tiba di mansion keluarga Smith, mereka disambut oleh Diana Smith dan Mona yang sudah menunggu di depan pintu. Namun, sekali lagi, Darren tidak melihat Luna. Di mana gadis itu? Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya.Karena masih belum diperbolehkan dokter untuk banyak

    Last Updated : 2025-03-18
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   Rencana yang berubah

    "Apa kau sudah tahu, pernikahan Pamanmu dan wanita itu dipercepat?" celoteh Mona saat berduaan dengan Darren di balkon kamar Darren. Darren yang kaget reflek menoleh pada Mona. Ketidakhadiran Luna di rumah sakit saja sudah membuat hati Darren derita tak terkatakan. Kini datang pula kabar mengejutkan yang membuatnya rasa akan jatuh koma sekali lagi. "Dari mana kau mendapatkan info ini? Kau jangan bicara sembarangan, Mona. Pernikahan bukanlah sebuah hal kecil yang bisa diputuskan dalam waktu singkat. Apalagi paman dan Luna baru saja saling mengenal. Mereka butuh waktu untuk bisa saling menerima dan jatuh cinta." Ucap Darren kemudian mengalihkan pandangannya pada hamparan bunga yang terbentang luas di bawah sana. Darren tidak kuasa menahan rasa sesak yang mencekik dirinya dari dalam saat membayangkan Luna dan Giovani menikah. Dia tidak yakin dia siap untuk menerima kenyataan itu.Ya!! Memang Darren salah! Dia salah karena ingin bermain-main dengan calon istri pamannya. Tapi semua itu D

    Last Updated : 2025-05-03
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   PENGHIANAT

    "Ini uangnya." Wanita misterius itu melemparkan tas yang berisi penuh dengan uang ke hadapan Rose. Rose mengambil tas tersebut dengan perasaan enggan. Tapi bila dia tidak mengambil tas yang berisi uang tersebut maka taruhannya adalah nyawanya."Aku tidak mau tau Rose. Kau harus bisa mengetahui apa rencana yang akan dilakukan oleh Luna. Aku yakin dia pasti sedang memikirkan cara untuk menggagalkan pernikahannya dan Giovani." Sambung wanita misterius tersebut pada Rose."Aku akan mencari tahu rencana Luna, nyonya." jawab Rose, lalu memalingkan wajahnya. Dia sungguh merasa tercela karena telah mengkhianati Luna."Kau tidak perlu menampil ekspresi seperti itu di depanku Rose. Bukankah ini bukan pertama kalinya kau menghianati rekanmu? Kau masih ingat apa yang terjadi pada ayah Darren, bukan? Dia juga adalah rekanmu. Tapi demi uang kau mengkhianatinya. Jadi apa bedanya dengan kali ini? Jadi jangan pasang wajah sedih, dan bersalahmu di depan ku. Aku tidak suka itu." Tukas wanita misterius

    Last Updated : 2025-05-05
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   A MISSION

    Rose menatap Luna dengan tatapan tajam, penuh dengan keraguan yang tersirat di matanya. Dia menghela napas sejenak sebelum melontarkan pertanyaan yang sudah lama mengganjal di pikirannya.“Are you sure? Ini bukan misi sembarangan, Lun.” Peringatnya dengan nada serius.Namun, Luna, seperti biasa, menjawab dengan sikap santainya. Ia menyilangkan kakinya di ujung sofa, seolah percakapan ini bukan hal besar baginya. “Kalau aku jawab tidak yakin, apa kau sendiri yang akan menjalankan misi ini, Rose?” balasnya sambil menyunggingkan senyuman sinis.Rose hanya mengerlingkan matanya, sedikit kesal tetapi tak terlalu terkejut. Luna memang seringkali berbicara seenak jidatnya, belagu, dan itu! Terdengar seolah selalu meremehkan segalanya. Tapi Rose, sebagai teman baik sekaligus bos dalam bisnis rahasia ini, sudah terbiasa menghadapi karakter Luna yang lebih sering menyebalkan dari pada normalnya.“Ck… kau ini sedang meragukan kemampuanku?” tukas Rose, menatap Luna dengan ujung matanya.“Tidak! Ak

    Last Updated : 2025-01-28

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   PENGHIANAT

    "Ini uangnya." Wanita misterius itu melemparkan tas yang berisi penuh dengan uang ke hadapan Rose. Rose mengambil tas tersebut dengan perasaan enggan. Tapi bila dia tidak mengambil tas yang berisi uang tersebut maka taruhannya adalah nyawanya."Aku tidak mau tau Rose. Kau harus bisa mengetahui apa rencana yang akan dilakukan oleh Luna. Aku yakin dia pasti sedang memikirkan cara untuk menggagalkan pernikahannya dan Giovani." Sambung wanita misterius tersebut pada Rose."Aku akan mencari tahu rencana Luna, nyonya." jawab Rose, lalu memalingkan wajahnya. Dia sungguh merasa tercela karena telah mengkhianati Luna."Kau tidak perlu menampil ekspresi seperti itu di depanku Rose. Bukankah ini bukan pertama kalinya kau menghianati rekanmu? Kau masih ingat apa yang terjadi pada ayah Darren, bukan? Dia juga adalah rekanmu. Tapi demi uang kau mengkhianatinya. Jadi apa bedanya dengan kali ini? Jadi jangan pasang wajah sedih, dan bersalahmu di depan ku. Aku tidak suka itu." Tukas wanita misterius

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   Rencana yang berubah

    "Apa kau sudah tahu, pernikahan Pamanmu dan wanita itu dipercepat?" celoteh Mona saat berduaan dengan Darren di balkon kamar Darren. Darren yang kaget reflek menoleh pada Mona. Ketidakhadiran Luna di rumah sakit saja sudah membuat hati Darren derita tak terkatakan. Kini datang pula kabar mengejutkan yang membuatnya rasa akan jatuh koma sekali lagi. "Dari mana kau mendapatkan info ini? Kau jangan bicara sembarangan, Mona. Pernikahan bukanlah sebuah hal kecil yang bisa diputuskan dalam waktu singkat. Apalagi paman dan Luna baru saja saling mengenal. Mereka butuh waktu untuk bisa saling menerima dan jatuh cinta." Ucap Darren kemudian mengalihkan pandangannya pada hamparan bunga yang terbentang luas di bawah sana. Darren tidak kuasa menahan rasa sesak yang mencekik dirinya dari dalam saat membayangkan Luna dan Giovani menikah. Dia tidak yakin dia siap untuk menerima kenyataan itu.Ya!! Memang Darren salah! Dia salah karena ingin bermain-main dengan calon istri pamannya. Tapi semua itu D

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   APAKAH DIA BERUBAH?

    Tidak banyak yang terjadi malam itu. Giovani dan Lunna hanya mengobrol santai sambil terus mengamati perkembangan Darren.Sehari...Dua hari ...Tiga hari pun berlalu. Darren yang telah sadar pada hari kedua perawatannya di rumah sakit akhirnya diizinkan pulang.Saat itu, Darren sempat merasa heran karena tidak melihat Luna barang sehari pun sejak ia terjaga. Ingin rasanya ia bertanya kepada Giovani tentang keberadaan gadis itu. Apakah Luna memang tidak datang sama sekali untuk melihat keadaannya? Namun, tentu saja Darren tidak bisa menanyakan hal tersebut. Atas dasar apa ia harus menanyakan Luna pada Giovani pula?? Bukankah kalau ada orang yang harus dia tanya, itu adalah Mona?***Satu jam setelah Giovani dan Darren tiba di mansion keluarga Smith, mereka disambut oleh Diana Smith dan Mona yang sudah menunggu di depan pintu. Namun, sekali lagi, Darren tidak melihat Luna. Di mana gadis itu? Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya.Karena masih belum diperbolehkan dokter untuk banyak

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   WANITA DI BALIK BAYANG

    Ruangan itu terasa begitu sunyi, hanya menyisakan dua orang di dalamnya—Giovani dan Lunna.Keheningan yang menggantung di udara membuat Lunna merasa tak nyaman. Ia sadar, tak ada orang lain di sana selain dirinya dan pria itu."Kalau kupikir-pikir, selama ini kita bahkan belum pernah bicara berdua saja, kan, Luna?" suara Giovani memecah kesunyian.Pria itu yang tadinya berdiri di dekat pintu perlahan melangkah mendekat ke arah Lunna yang duduk di sofa. Tatapannya penuh makna, seolah ingin mengungkapkan sesuatu yang lebih dari sekadar percakapan biasa."Maafkan aku," lanjut Giovani, suaranya terdengar tulus. "Pekerjaan di kantor sedang sangat banyak. Ditambah lagi, ada beberapa janji yang sudah terlanjur terjadwal dan tidak bisa aku batalkan. Semua itu membuatku tak punya cukup waktu untuk dihabiskan bersamamu. Padahal, seharusnya kita berdua lebih sering bersama. Tapi lihatlah, karena diriku, kau jadi merasa kesepian."Giovani akhirnya duduk di samping Lunna, namun bukannya menjaga jar

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   PRIA YANG SEDANG KOMA

    Bunyi monitor kecil berdenging pelan di dalam ruangan, menciptakan ritme monoton yang bercampur dengan suara tarikan napas lemah dari ventilator. Darren terbaring diam di ranjang rumah sakit, wajahnya pucat, tubuhnya nyaris tak bergerak selain naik-turun halus di bawah pengaruh alat bantu napas. Delapan jam operasi telah berlalu sejak peluru yang hampir menyentuh jantungnya dikeluarkan. Namun, kesadarannya masih belum kembali.Mona berdiri di samping Giovani, matanya menatap Darren yang terbaring tak berdaya di balik dinding kaca ICU. Suaranya berbisik ketika akhirnya ia bertanya, "Apa Darren akan sadar?"Giovani tidak mengalihkan tatapannya dari Darren. Rahangnya mengeras, matanya tajam seakan berusaha menembus tabir ketidakpastian yang menyelimuti sahabatnya. "Dia harus sadar," jawabnya lirih, tetapi penuh keyakinan.Mona melirik Giovani dari sudut matanya, mengamati ekspresi pria itu dengan hati-hati. Ia menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan, berusaha menekan kekesalan y

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   RIVAL TERSAYANG

    Giovani menarik tubuh ibunya ke belakangnya, tubuhnya menjadi tameng bagi wanita yang telah melahirkannya. Dua peluru yang bersarang di lengannya seolah bukan apa-apa baginya. Rasa sakit yang menjalar di otot dan tulangnya seolah tak cukup kuat untuk membuatnya mundur."Giovani?!" seru Diana, matanya berkaca-kaca saat melihat darah mengalir dari lengan putranya."Bu, tetaplah di belakangku! Putramu ini tidak akan roboh semudah itu!" ucap Giovani mantap, matanya tajam menatap sang penjahat di depannya.Diana mengangguk dengan penuh kepercayaan. "Ibu percaya, Nak."Di seberang ruangan, seorang pria bertopeng mengangkat pistolnya, seringai kejam tersungging di wajahnya. "Hah! Jangan banyak bicara! Kalian berdua akan segera aku kirim ke akhirat dengan cepat!" Tawanya meledak, merasa yakin bahwa dia dan komplotannya telah berhasil melumpuhkan semua orang di dalam mansion keluarga Smith.Giovani tetap menatap lurus ke arah penjahat itu. Otaknya bekerja cepat. Pria ini sendirian di ruangan in

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   SUNGGUH BUKAN GADIS YANG PENURUT

    Lunna kini mulai memahami situasi yang tengah mereka hadapi. Pikirannya dipenuhi kewaspadaan, dan matanya menatap Darren dengan penuh tanda tanya."Lalu bagaimana sekarang?" tanyanya dengan nada khawatir.Darren tak langsung menjawab. Ia berjalan cepat ke meja kerjanya, menghidupkan laptop untuk mengecek rekaman CCTV yang tersebar di seluruh mansion. Namun, begitu melihat sesuatu di layar, wajahnya langsung menegang."Sial!" makinya seraya berdiri dengan tergesa-gesa. Ia berlari menuju lemari di sudut ruangan, menarik laci dengan kasar, dan mengambil dua pistol. Dengan cekatan, ia menyelipkan senjata itu ke pinggangnya.Melihat perubahan sikap Darren yang tiba-tiba menjadi panik, Lunna ikut merasa cemas. Ia segera meraih tangan Darren, menahannya sebelum lelaki itu melangkah pergi."Apa yang terjadi? Dan kau mau ke mana?" tanya Lunna dengan penuh kegelisahan.Darren menatap Lunna sejenak sebelum menjawab dengan nada tegas. "Paman dan nenek sedang disandera oleh para penjahat di lantai

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   MENGKHAWATIRKAN WANITA KU

    Kurama menatap Lunna dan Darren bergantian, wajahnya dipenuhi tawa ceria. “Hahaha, kalian sangat serasi! Sungguh!” katanya dengan suara lantang. “Nah, karena hatiku sangat senang hari ini, aku mengundang kalian berdua untuk makan siang denganku. Kalian tidak akan menolaknya, kan?”Darren segera merespons dengan penuh keyakinan. “Tentu saja tidak. Iya kan, sayang?” Nada suaranya sengaja dibuat lebih dalam, seolah menginginkan Lunna menegaskan kesediaannya.Lunna tersenyum, meski dalam hatinya ada sedikit keterpaksaan. “Ya! Tentu saja.”**Setelah makan siang usai, mereka akhirnya kembali ke mobil. Lunna duduk di kursi penumpang dengan tangan terlipat di dadanya, menatap Darren dengan tatapan yang penuh makna.“Kau memang sangat ahli memanfaatkan situasi, Darren,” katanya dengan nada sinis.Darren, yang tengah menyalakan mesin mobil, hanya tersenyum sambil melirik ke arah Lunna. “Tapi kau terlihat sangat menikmatinya, Bibi.” Ucapnya, lalu mengedipkan matanya dengan jenaka.Lunna mendengu

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   HUBUNGAN PALSU

    Meeting panjang bersama Kurama akhirnya selesai. Namun, di luar dugaan, tamu Darren ternyata adalah seorang pria Jepang yang fasih berbahasa Indonesia. Darren, yang awalnya mengandalkan Lunna untuk membantunya berkomunikasi dalam bahasa Jepang, justru menemukan bahwa Tetsuji Kurama sangat memahami Bahasa Indonesia. Bahkan, selain mengucapkan "Ohayou Gozaimasu! / おはようございます", tak ada lagi kalimat dalam bahasa Jepang yang keluar dari mulut mereka bertiga—Luna, Darren, dan Kurama.Selama rapat berlangsung, ketiganya berbicara dengan lancar dalam Bahasa Indonesia."Tuan Kurama, aku sangat berharap kerja sama ini dapat benar-benar terwujud antara perusahaan mu dan perusahaan kami," ucap Darren dengan penuh keyakinan."Aku pun demikian, Tuan Darren. Namun, sejujurnya, ini adalah pertama kalinya aku terlibat dalam bisnis real estate," ungkap Kurama dengan jujur. "Tuan Kurama, Anda tidak perlu khawatir. Saat ini, bisnis real estate memiliki potensi yang sangat besar karena merupakan bentuk usa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status