Share

03. Hati yang Tersakiti

"Apakah kamu tidak mendengarkan kata-kataku tadi? Keluar dari mobilku sekarang juga."

“Are you crazy? Di luar dingin sekali! Kamu tidak bisa membuangku di jalanan dengan begitu saja!” teriak Chloe gusar.

Dia sama sekali tidak mengerti jalan pikiran Albert sekarang.

“Jangan pernah berteriak seperti itu padaku!” bentak Albert dengan wajah memerah.

“Tapi kamu sudah keterlaluan!”

“Aku bersikap seperti ini, karena tingkahmu juga sudah keterlaluan!”

“Tidak pernah terlintas sedikitpun untuk mengkhianatimu, Albert.”

Albert memaki-maki dalam dalam hati. Niatnya awalnya adalah untuk menjebak Mateo, tapi semua malah berbalik menyerang dirinya. Rencananya menjadi boomerang baginya.

“Apakah kamu menikmati percintaan itu?” 

“Pertanyaan yang gila. Aku sedang dalam keadaan terangsang karena pengaruh obat sialan itu, jadi aku tidak sadar apa yang telah kulakukan.”

“Damn it! Aku tidak bisa memaafkanmu saat ini. Tolong keluar dari mobil ini sekarang.”

“Albert, please….”

“Itu tidak bisa diampuni. Dan tidak hanya itu, kamu juga berbohong dengan mengatakan bahwa kamu menginap bersama teman-temanmu. Masih adakah kebohongan lain tidak kamu katakan?” ucap Albert sarkas.

Albert marah karena geram dengan rencananya yang gagal, dan hal kedua adalah karena perbuatan Chloe telah melukai perasaannya dan mencabik-cabik harga dirinya sebagai seorang pria.

“Itu kesalahan satu kali, Albert. Aku minta maaf.”

“Satu kali atau seribu kali, itu tetap tidak bisa diterima. Kamu tahu betapa pentingnya ini bagiku,” balas Albert dengan suara bergetar.

Emosinya kembali memuncak.

“Aku di bawah pengaruh obat itu, Albert. Aku tidak tahu harus bagaimana. Ini tidak akan terulang lagi. Aku janji.”

Albert menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Ini bukan tentang sebuah alasan atau janji. Ini tentang kepercayaan, Chloe. Sekarang, aku merasa seperti telah kehilangan segalanya.”

Chloe belum menyerah dan tidak akan pernah menyerah. Dia akan terus berusaha merayu Albert.

“Aku mencintaimu. Aku tahu aku salah, dan aku bersedia melakukan apapun untuk memperbaikinya.”

Albert menatapnya dingin, sedingin temperatur di luar mobil. Suhu menunjukan angka tiga Celsius.

“Tapi bagaimana aku bisa yakin ini tidak akan terjadi lagi?"

Chloe menatapnya dengan penuh penyesalan.

“Aku janji, Albert. Aku akan berusaha keras untuk memperbaiki semuanya.”

“Kita akan menikah, dan kamu tahu bahwa aku sangat mencintaimu, Chloe. Aku mencintaimu lebih dari siapa pun. Tapi kamu sudah merusak semua itu.”

Chloe kembali menangis. Dia tidak tahu lagi cara untuk meluluhkan hati Albert yang sedang emosi.

“Chloe, cinta tidak cukup jika tidak ada kepercayaan. Tolong pergi dari hadapanku sekarang. Aku butuh waktu untuk menyembuhkan luka di hatiku.”

“Tapi, Albert. Please, jangan perlakukan aku seperti itu. Tolong maafkan aku.”

“Maaf, tapi aku tidak bisa. Ini adalah pengkhianatan yang tidak bisa aku terima."

“Ini tidak adil!” teriak Chloe dengan nada meninggi. Dia sudah minta maaf dan memohon, tapi Albert begitu keras kepala.

“Ini bukan masalah adil atau tidak adil. Ini masalah cinta dan kepercayaan. Aku berharap kamu menemukan kebahagiaanmu, tapi bukan dengan aku.”

“Tapi, bagaimana dengan pernikahan kita yang akan berlangsung seminggu lagi?”

“Itu akan aku pikirkan nanti,” ucap Albert dingin. Dia terlihat seperti monster yang tak punya perasaan.

“Apa yang akan kita katakan kepada orang tua kita masing-masing?”

“Katakan saja bahwa kita berubah pikiran dan menemukan ketidakcocokan dalam hubungan ini.”

“Mereka tidak akan mempercayai hal itu begitu saja.”

“Itu urusan mereka,” ketus Albert tak berperasaan.

“Tidak adakah sedikit kah ‘maaf’ untukku di hatimu, Albert?”

Albert terdiam. Jujur, dia sangat mencintai Chloe. Pernikahannya yang sebentar lagi akan segera diselenggarakan membuatnya begitu bersemangat menyambut mentari pagi. 

Bahkan dia dengan sabar untuk tidak melakukan sex bebas, walaupun di sini, di negara ini, hampir tidak ada lagi pasangan menjaga kesucian mereka.

Chloe adalah gadis yang berbeda. Dia meminta Albert untuk menunggu sampai mereka menikah. Hal itu tidak mudah baginya. Dia laki-laki normal, yang perlu tempat pelampiasan.

Ditambah lagi dengan ruang lingkup kerjanya, yang dipenuhi oleh gadis-gadis cantik, bertubuh langsing dan berkaki jenjang.

Tiap hari, Albert dikelilingi oleh model-model cantik yang bekerja di bawah agency modelnya yang sangat terkenal.

“Tatap aku, Albert. Katakan bahwa kau tidak mencintaiku lagi, maka aku akan pergi selamanya dari hidupmu.”

“Aku…”

Albert tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Kalau dia berkata bahwa dia tidak mencintai Chloe lagi, maka dia sedang membohongi hati nuraninya sendiri.

“Jawab Albert. Aku hanya ingin kejujuran yang keluar langsung dari bibirmu.”

Albert terdiam. Dia menarik napas panjang. Dipandanginya jalanan di luar sana. Pepohonan di sebelah kiri jalanan terlihat mulai gundul karena daun-daunnya sudah mulai berguguran sejak pertengahan musim gugur.

Bahkan daun yang tersisa pun, sudah berwarna coklat karena matahari hanya bersinar beberapa jam saja dalam sehari.

“Aku butuh waktu untuk menjawab pertanyaanmu.”

Chloe terlihat sangat kecewa. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi.

“Bisakah kamu keluar dari mobilku sekarang juga?” pinta Albert dengan suara lirih.

“Albert, di luar sangat dingin, dan kamu tahu sendirikan, sekarang musim gugur, hari-hari menjadi lebih pendek dan kegelapan cepat sekali datang.”

“Aku akan menurunkanmu di stasiun kereta terdekat.”

“Tapi, aku tidak punya uang, Albert.”

“Aku akan membayar ongkos kereta untukmu. Atau kamu mau naik taxi saja?”

“Aku tidak mau apa-apa. Aku hanya ingin mendapat satu kesempatan darimu.”

“Jangan memaksaku, Chloe. Aku tidak mau tergesa-gesa menjawabnya. Aku butuh waktu.”

“Baik, kalau itu memang maumu. Kamu tidak perlu mengantarkanku ke stasiun terdekat.”

“Terus, kamu mau aku memesan taxi untukmu?”

“Tidak perlu,” tolak Chloe dengan wajah mengeras.

“Lalu apa yang kamu mau?”

“Aku akan pergi sekarang juga. Semoga kamu bisa menemukan jawaban yang kamu cari. Dan semoga jawaban itu tidak datang terlambat.”

“Tunggu…”

Chloe tidak mendengar lagi teriakan terakhir dari Albert. Satu-satunya yang ingin dia lakukan saat ini adalah pergi dari hadapan pria berhati batu itu. 

Albert memandang kepergian Chloe.

"Hah, sudah cukup permainan dramaku hari ini," cetusnya.

Bibirnya terangkat sendiri dan menampakkan sebuah senyum licik.

Chloe terus berjalan. Sudah cukup dia meminta maaf atas kesalahan yang sebenarnya dia lakukan tanpa dia sadari. Kesalahan yang tidak perlu terjadi kalau saja teman-temannya tidak melakukan tindakan bodoh yang berakhir fatal.

Air mata Chloe tumpahlah sudah. Dia berjalan tanpa arah dan tujuan di atas trotoar. Angin dingin menyergapnya seketika itu juga, apalagi dengan pakaiannya yang sangat tidak memadai. Dia menggigil kedinginan dan mempercepat langkah kakinya.

Orang-orang yang berlalu lalang menatapnya dengan pandangan aneh. Seorang gadis cantik berjalan dengan dress mini dan jaket yang kebesaran. Namun, dia tidak peduli dengan pandangan aneh dari orang-orang tersebut.

‘Semoga ada restoran atau rumah makan kecil di sekitar sini. Aku bisa meminjam telepon dari mereka untuk menelpon Freya.’

Beep, beep…

Terdengar suara klakson mobil dari arah jalanan. Chloe terus berjalan. 

Beep, beep…

Sekali lagi bunyi klakson mobil itu memecah kesunyian suasana di sana.

'Brengsek, siapa sih yang kurang kerjaan?' rutuk Chloe. Dia berjalan semakin cepat, bahkan terlihat hampir berlari.

Beep, beep, beeep…

Kali ini, suara klakson itu begitu keras dan panjang, seolah-olah itu memang ditujukan untuk Chloe, sehingga memaksa gadis itu untuk menoleh ke arah sumber bunyi tersebut.

Mateo menghentikan mobilnya ketika berhasil mendapatkan perhatian Chloe.

Dengan seringai dingin di kedua sudut bibirnya, dia berkata dengan suara beratnya.

"Jump into the car right now, before this cold weather kills you."

Bersambung…

MyMelody

“Kejujuran adalah modal utama dari semua kesuksesan yang telah dicapai” - Chloe Adams -

| 72
Comments (81)
goodnovel comment avatar
Rostini 216319
wah ada yang aneh nih sama si albert waktu chloe keluar dari mobil dia sampai tersenyum licik
goodnovel comment avatar
Dessy Chandra
kayak nya albert bakalan jebak mateo dan cloe
goodnovel comment avatar
Riema Wati
gemes banget sama c Albert rasanya pengen jitak tuh orang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status