Share

04. Keras Kepala

"Jump into the car right now, before this cold weather kills you."

Tubuh Chloe langsung gemetar begitu melihat sosok itu. Ya, pria yang telah menghancurkan masa depannya hanya dalam dalam waktu satu malam.

“Apa yang sedang kamu pikirkan?” teriak Mateo tidak sabar.

Chloe berdiri di sana dalam bimbang. Dia lebih rela mati kedinginan di luar sana dari pada masuk ke dalam perangkap pria itu. Tetapi, bukankah dia masih terlalu muda untuk mati saat ini?

“Kenapa lama sekali?! Cepat masuk. SEKARANG!!!”

Chloe mendelikkan matanya yang indah dengan galak ketika mendengar nada perintah dari pria bengis itu.

Dia paling anti dengan pria yang suka memerintah seenaknya. Sebagai balasannya, Chloe menunjukkan jari tengah dan berlalu dari hadapan pria itu.

Whatever!!! Kalau memang takdirnya dia akan mati karena suhu dingin, dia rela, asalkan pria itu berhenti mengusik hidupnya.

“Shit!!!” maki pria itu dengan kesal.

Dia paling anti dengan gadis-gadis yang keras kepala. Gadis-gadis yang seperti itu, dan yang tidak mendengar perintahnya, nama mereka tidak tercatat dalam daftar pilihannya.

Namun, ada yang berbeda kali ini. Kelakuan gadis itu seakan menantangnya untuk berusaha lebih keras lagi.

Dengan kasar dia membuka pintu mobil sportnya dan menutupnya dengan keras. Beberapa pasang mata menatapnya dengan terpana. Walaupun terlihat kejam, tapi dia sangat tampan dan tinggi.

Pria itu berlari dengan cepat ke arah Chloe, dan langsung menarik tangan Chloe.

“Apa yang kamu mau dariku, hah?!” sentak Chloe kaget, tubuhnya yang sudah menggigil kedinginan, langsung merespon sentuhan pria itu.

“Well, kamu akan masuk sendiri ke dalam mobil, atau aku gendong dan ditonton oleh orang banyak. Pilihan ada di tanganmu, Nona!” ancam pria itu dengan wajah serius.

Pandangan matanya yang terlihat galak, tidak membuat Chloe takut dan gentar, tetapi membuatnya terpana sesaat. Dada Chloe berdebar kencang.

Matanya yang berwarna biru, seperti perpaduan antara warna langit yang cerah dan birunya lautan yang tenang namun sanggup menenggelamkan siapa pun yang menatapnya.

“Baiklah, Nona. Jangan salahkan aku karena melakukan ini.”

Tanpa meminta izin, dengan entengnya pria itu memanggul Chloe di atas pundaknya bagaikan sekarung beras.

“Kurang ajar! Lepaskan aku!!” geram Chloe dengan suara tertahan. Dia tidak berani untuk berteriak kencang-kencang karena tidak ingin menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Sudah cukup jaket kebesaran dan dress mininya saja yang membuat orang-orang menatapnya dengan pandangan aneh.

“Hello semuanya! Don’t worry! Dia ini istriku! Sepertinya dia membutuhkan sedikit drama romatis dariku hari ini!” seru pria itu.

Tidak ada senyum di wajahnya yang macho. Dia terus berjalan ke arah mobilnya tanpa memperdulikan pandangan menyelidik dari orang-orang yang berlalu-lalang.

Ada beberapa pasang mata yang memandangnya dengan curiga. Mungkin mereka mengira dia sedang menculik gadis muda itu.

“Lepaskan aku, atau aku akan berteriak!” ancam Chloe emosi sambil meronta-ronta.

“Nikmati saja permainan ini, Nona. Kau yang memaksaku untuk melakukan hal ini.”

Chloe terdiam dan berhenti meronta saat dia merasa dress mininya semakin tertarik ke atas karena gendongan pria itu.

Namun, pria itu seperti membaca pikirannya. Dia mempergunakan kedua telapak tangannya untuk menutupi paha mulus Chloe yang terekspos.

Perhatian dari pria itu, membuat bulu roma Chloe berdiri. Kulitnya bisa merasakan hawa panas dari telapak tangan pria itu.

'No! Ingat Chloe Adams, sebentar lagi kamu akan menjadi istri Albert,' bentaknya kepada dirinya sendiri.

Namun, sekeras apa pun dia mencoba untuk memperingati dirinya, tubuhnya bereaksi saat mengingat kejadian semalam. Chloe menutup matanya untuk menghindari tatapan dari orang-orang yang lalu-lalang.

Pria itu menurunkan Chloe dari bahunya, setelah dia membuka pintu mobilnya terlebih dahulu. Tindakannya seakan dia khawatir kalau-kalau Chloe akan kabur.

“Don’t touch me! Aku bisa masuk sendiri,” ketus Chloe sambil mendorong pria itu menjauh darinya.

“Tapi, aku hanya ingin mem….”

Buk!!! Alhasil kepala Chloe menghantam atap pintu mobil sport yang cukup pendek itu.

“Oucchhh,” ringis Chloe.

Benturan itu membuatnya pusing sebentar. Kepalanya berdenyut-denyut. Namun, rasa malunya lebih besar dari rasa sakit yang dia alami.

“Kenapa kamu tidak bilang kalau atap mobil ini pendek sekali?”

“Aku sudah berusaha memperingatkanmu, tapi sepertinya kamu sendiri yang ingin mencium atap mobil itu.”

Ucapan Mateo terdengar sangat sarkas dan dingin. Dia seperti manusia yang tidak punya hati nurani sama sekali.

“Minggir!” ketus Chloe dengan gusar.

Dia melindungi kepalanya dan segera memasuki mobil sport itu. Di dalamnya hanya terdapat dua seats, satu untuk penumpang dan satu untuk sopir.

“Buang-buang uang saja,” dengus Chloe begitu menghenyakkan bokong indahnya di jok mobil.

'Buat apa beli mobil mahal-mahal seperti ini, kalau penumpangnya cuma dua orang? Orang-orang kaya memang suka gila kadang-kadang.’

Pria itu memasuki mobil dan mulai menyalakan mesin. Dia menatap wanita itu sebentar dan raut wajahnya yang bengis terlihat khawatir sekarang.

“Kita akan cari pom bensin terdekat.”

“Untuk apa? Bukannya ini mobil listrik?”

“Pelipismu membengkak karena benturan tadi.”

“Hah, Really?”

Chloe yang tidak percaya dengan ucapan pria itu segera memeriksa pelipisnya, dan memang benar adanya, kulitnya memerah dan terasa sakit saat disentuh..

Tanpa berkata apa-apa, pria itu meraih sekotak tissue basah.

“Pakai ini! Mungkin tissue ini bisa membantumu mengurangi rasa sakit sebelum kita membeli krim pereda rasa sakit di pom bensin terdekat.”

“Thanks.”

“Kamu mau makan dulu?” tawar pria itu, sambil menjalankan mobilnya sesuai dengan angka batas kecepatan yang tertera di pinggir jalan.

“Thank you for thinking of me, but unfortunately I will have to pass.”

Kruk, kruk…

Terdengar bunyi dari perut Chloe yang cukup keras.

'Sialan! Kenapa tubuh ini selalu tidak bisa diajak kerja sama di saat keadaan darurat seperti ini?’

“Aku sudah mendapatkan jawaban dari bunyi itu.”

Walaupun ucapan pria itu terdengar seperti sedang bercanda, tapi tidak ada senyuman sedikit pun di wajahnya.

Chloe membuang mukanya sambil menggerutu dalam hati. Dia segera mengalihkan perhatiannya dan melihat keluar jendela.

Tiba-tiba tubuhnya tersentak kaget ketika melihat mobil Albert yang melaju dari samping kanan.

Albert memberinya tatapan tajam singkat yang membuat tubuh Chloe bergetar ketakutan. Tak lama kemudian bunyi klakson panjang terdengar dari mobil Albert yang memaksa Mateo untuk menghentikan mobilnya.

Bersambung….

MyMelody

“Cinta tidak cukup jika tidak ada kepercayaan. Seseorang butuh waktu untuk menyembuhkan hatinya.” - Chloe Adams -

| 71
Komen (70)
goodnovel comment avatar
Riema Wati
so sweet banget yaa Mateo ...
goodnovel comment avatar
Vimi Kurnia
mau apa si Albert tdi chloe disuruh turun sekarang giliran dikasih tumpangan mateo dia nongol
goodnovel comment avatar
Rini Rachmawati
wah mateo kau benar benar bisa menghadapi sikap Cleo yg keras kepala
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status