"Apa hubunganmu dengan pria itu?"
Mateo menatap Chloe dengan tajam sehingga membuat gadis itu semakin gugup. Ingin rasanya dia meremas-remas ujung jaket yang dia kenakan untuk mengusir kepanikan yang menyerangnya.
“Jawab!” desak Mateo dengan suara beratnya.Chloe memejamkan matanya, berusaha untuk tidak menatap wajah tampan yang diselimuti kemarahan itu.
“Dia tunanganku.”
Buk! Mateo memukul setir mobil di depannya berulang kaki. Pria itu menatap lurus ke depan.
‘Apakah mereka berdua telah bekerja sama untuk menjebakku? Awas saja! Kalau benar adanya, maka gadis ini akan menjadi tawananku. Tidak akan kubiarkan Albert memenangkan pertarungan ini.’
“Kami akan menikah seminggu lagi. Jadi aku mohon, lupakanlah peristiwa semalam.”
“Hmm,” guman Mateo menanggapi perkataan Chloe, seolah-olah gadis hanyalah seorang gadis kecil yang sedang merengek mencari perhatiannya.
Chloe kebingungan dengan respon Mateo yang singkat dan tidak jelas. Kesunyian yang mencekam dalam mobil itu membuat Chloe ingin kabur dari sana.
“Terima kasih sudah memberiku tumpangan, dan aku kira, aku lebih baik pergi sekarang juga.”
Chloe melepas sabuk pengaman dan hendak membuka pintu, tapi rupanya pintu mobil masih terkunci setelah balapan maut tadi.
“Tolong buka pintu mobilnya. Aku janji tidak akan mengganggu hidupmu lagi!” cicit Chloe tegang.
Berada satu mobil dengan pria bengis tapi seksi ini, benar-benar merupakan sebuah pilihan dan ide yang buruk.
“Please, aku harus pergi. Keluargaku pasti sedang mencariku sekarang.”
“Kau banyak bicara, Nona.”
Chloe tertegun.
‘Astaga! Apa yang telah membuat pria ini tiba-tiba berubah dingin, sedingin cuaca di luar sana? Tadi, waktu kepalaku terbentur atap mobil, dia masih memberikan secuil perhatian kepadaku.’
Mateo membuang napas kesal. Dia sedang menyusun suatu rencana dalam hatinya. Dia geram karena gadis di sampingnya adalah tunangan musuhnya.
“Buka pintu sialan ini!” teriak Chloe gusar.
“Pakai kembali sabuk pengamanmu sekarang juga!”
Dia tidak membentak, tapi suara bassnya begitu mendominasi, tegas dan menuntut.
Chloe menatapnya kebingungan.
‘Oh my! Terbuat dari apa sih hati manusia satu ini?’
Melihat Chloe yang hanya bengong, tanpa berkata apa-apa Mateo melepas sabuk pengamannya. Dia memajukan tubuhnya sehingga posisi wajahnya tepat di depan wajah Chloe.
Udara panas dari napasnya yang keluar masuk lewat rongga hidungnya menyembur di wajah Chloe membuat bulu kuduk gadis itu meremang.
“A-apa yang hendak kau lakukan?” pekik Chloe panik. Dia memalingkan wajahnya, berusaha untuk tidak bersentuhan dengan wajah Mateo yang hanya berjarak satu inci saja dari wajahnya. Saking tegangnya, dia harus mengingatkan dirinya untuk bernapas.
Mateo hanya terdiam, tapi tangannya bergerak ke arah samping tubuh Chloe, dan dengan percaya diri, dia memasang kembali sabuk pengaman Chloe.
“Aku tidak mau berada satu mobil denganmu!”
“Oh ya? Tapi rupanya kau memang tidak punya pilihan lain, Nona.”
Tubuh Chloe gemetar.
“Izinkan aku pergi, Tuan. Aku punya sedikit tabungan di bank, dan akan kuberikan kepadamu kalau kau melepasku. Semuanya! Ya, aku janji, akan kuberikan semuanya, asal kau melepa….”
“Sssttt!”
Mateo memandangnya lekat-lekat, sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir Chloe. Tubuh Chloe merespon sentuhan Mateo. Panas dingin rasanya. Namun, tindakan Mateo sukses membuat Chloe bungkam seribu bahasa.
Sekarang dia ketakutan dan merasa jiwanya terancam. Ditambah lagi pria ini benar-benar irit bicara.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Mateo menghidupkan mesin mobilnya dan kembali memasuki jalan utama. Dia akan membawa gadis ini ke mansionnya, istananya yang terletak di atas bukit.
‘Aku akan memancing kedatangan Albert ke istanaku dengan membawa gadis ini ke sana. Kalau si brengsek itu masih menginginkan gadis ini, dia pasti akan mencari cara untuk mendapatkannya kembali.’
*****
Albert membanting pintu mobilnya setelah selesai berurusan dengan polisi. Dia mendapat satu titik (cap) merah pada namanya di dalam sistem kepolisian karena sudah menyetir dengan kecepatan tinggi.
“Arrrggghh! Sial!” teriak Albert kesal.
Denda yang dia bayar tidak seberapa baginya, tapi cap merah itu sangat meresahkan. Dia sudah beberapa mendapatkan hal itu. Dan kalau dia sampai mendapat delapan cap merah, maka sim-nya akan dicabut selama setengah tahun.
Hati Albert panas, ditambah lagi dia tidak bisa menghubungi Chloe. Dia kembali menyetir di jalan utama. Setelah berpikir sebentar dia memutuskan untuk menelpon Mr. Steven, ayah dari Chloe. Dia ingin Chloe membayar semua pengkhianatannya itu.
“Siri, telepon Mr. Steven sekarang!” perintah Albert pada asisten virtual di gawai mahal miliknya.
“Alright! Calling Mr. Steven now.”
Terdengar nada panggilan yang tersambung.
“Hello, Nak Albert. Apa kabar?” sapa Mr. Steven dengan suara riang.
“Kabarku buruk.”
“Ada apa? Apakah ada yang bisa aku bantu?”
“Tanyakan sendiri pada Chloe saat dia pulang nanti. Well, itu pun kalau dia masih ingat untuk pulang.”
Hilang sudah sopan santun yang selama ini Albert punya untuk ayah mertuanya. Dia berubah menjadi ketus dan kasar.
“Apa maksudmu my boy? Ceritakan padaku. Jangan membuat jiwa tua ini mati penasaran.”
Mr. Steven mencoba untuk bercanda.
“Ini semua tentang Chloe, tentang anak Anda.”
“Apa yang telah Chloe lakukan? Kenapa kamu marah seperti itu?”
Albert membuang napas kesal. Dia sebenarnya sangat segan kepada bapak mertuanya itu, tapi karena marah pada Chloe, dia tidak bisa mengontrol emosinya sendiri.
Ditambah lagi, dia sendiri tidak tahu harus menceritakan bagian yang mana dulu. Tetapi yang pastinya, dia tidak akan menceritakan hal yang akan membuatnya terlihat bersalah. Dia akan menempatkan dirinya dalam posisi yang teraniaya.
"Albert? Hello? are you still there?"
“Mr. Steven, aku baru saja mengetahui kalau Chloe berselingkuh.”
Bersambung....
"Berpikir dua kali dan tetap diam, adalah lebih baik dari pada ucapan yang menyakitkan hati." - Mateo Ryder -
“Aku baru saja mengetahui kalau Chloe berselingkuh,” ucap Albert pelan. “Apa? Berselingkuh? K-kamu yakin?” Mr. Steven terdengar begitu terkejut ketika mendengar perkataan calon anak menantunya itu. Dia mengenal anak perempuannya dengan baik. Tidak mungkin gadis yang selama ini memegang prinsip hidupnya dengan kuat, bisa melakukan perbuatan terlarang itu. “Albert, jawab pertanyaanku.” Albert mengangguk, tapi dia segera sadar kalau Mr. Steven tidak melihat anggukan kepalanya. “Benar, Chloe telah mengkhianatiku dan itu benar-benar menyakitiku.” “No, no, no… Ini tidak mungkin terjadi. Di mana Chloe sekarang? Daddy mau bicara langsung dengannya." “Tadi dia bersama denganku, tapi kami bertengkar. Lalu aku menurunkannya di tengah jalann. Aku marah saat dia mengakui hal itu ketika aku memintanya untuk bicara jujur.” “Apa? Kamu menurunkan putriku di jalanan dalam keadaan cuaca seperti ini?” “Aku marah karena mendengar pengakuannya,” dalih Albert. “Kamu sadar dengan apa yang sudah kamu
Setelah kepergian Mateo, Chloe berjalan mondar-mandir di dalam kamar yang berukuran sangat luas itu. “Aku harus mencari cara untuk pergi dari sini.” Dia mengedarkan pandangannya dan melihat sekeliling. Luas kamar itu lima kali lipat lebih luas dari ruang tamu apartemennya. Terdapat sebuah ranjang berukuran king. Walaupun dia lelah dan cacing-cacing di dalam perutnya sudah membunyikan genderang perang, tapi niatnya untuk melarikan diri dari sana lebih kuat. “Hmm, ada sebuah jendela yang sepertinya bisa aku pergunakan untuk kabur dari sini. Dan aku juga membutuhkan seutas tali.” Bergegas dia mendekati jendela-jendela tersebut. Tapi sialnya, jendela-jendela itu tertutup rapat dan hanya bisa dibuka dengan kunci khusus. “Arrgghh, ini benar-benar menyebalkan,” gerutu Chloe Dia mengerjap-ngerjapkan matanya. Air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya. Kenangan atas kejadian semalam kembali datang memenuhi pikirannya. 'Apa yang harus aku lakukan sekarang?‘ Gadis itu bersandar di de
Mateo mengepalkan tangannya. Tanpa sepatah kata, dia melancarkan serangan pertamanya. Buk! Pukulan itu untuk membalas serangan Albert yang tadi, dan tepat mengenai sasaran. Dia menghantam rahang bawah Albert sehingga wajah pria itu terdongak ke atas. Bunyi seperti tulang yang patah benar-benar membuat ngilu bagi siapa saja yang mendengarnya. “Brengsek!” maki Albert kasar. Dia merasakan rahangnya seperti lepas dari tempatnya. Pria itu meringis kesakitan dan memaki-maki dengan kata-kata kotor. Mateo tersenyum miring, dia mengambil ancang-ancang untuk memberikan pukulan selanjutnya. “Rasakan pembalasanku,” teriak Albert menggelegar. Dia melompat ke depan, menyerang dan melayangkan satu tendangan tepat di perut Mateo, tetapi dengan sigap, pria menangkis tendangan Albert. Mateo meringis karena kaki Albert menghantam tulang kering di daerah lengannya. Albert tersenyum senang melihat Mateo meringis kesakitan. Dia maju ke depan tanpa perhitungan, lalu kembali menyerang Mateo. Namun,
Begitu Mateo membuka pintu kamar itu, matanya terbelalak menatap pandangan di depannya. “Shiit!!!” teriaknya dengan keras dan panik. Chloe tergeletak di atas lantai dengan tubuh mengejang. Rupanya gadis itu memiliki alergi terhadap semua jenis makanan yang mengandung kacang-kacangan, apalagi kacang tanah. “Chloe!!!” teriak Mateo lagi. Dia mendekati Chloe dan mengangkat gadis itu ke atas ranjang. Untuk pertama kalinya, Mateo, seorang mafia yang dingin dan bengis, panik karena seorang gadis yang bahkan belum dikenalnya sama sekali. Albert yang menunggu di bawah segera berlari ke atas begitu mendengar teriakkan Mateo “What the heck!?” seru Albert sambil mendorong Mateo menjauh dari kekasihnya. “Cepat cari kan Epinefrin auto-injector!!!” perintah Albert dengan gugup. Dia sudah pernah melihat Chloe mengalami hal tersebut saat tanpa sengaja seorang karyawan hotel menggunakan pisau pengoles selai kacang pada selai strawberry kesukaan Chloe. Namun, saat itu kedua orang tua Chloe ada
Mr. Steven dan istri, Mrs. Kirana masih terus berkeliling mencari keberadaan Chloe. Mereka tidak putus-putusnya memanjatkan doa agar anak perempuan mereka satu-satunya berada dalam keadaan baik-baik saja. “Aku masih marah dengan perbuatan Albert yang sangat tidak bertanggung jawab,” gumam Mrs. Kirana sambil mencari-cari ponselnya di dalam tas kecil miliknya. Mr. Steven sudah menceritakan semua yang terjadi, tentang perselingkuhan Chloe. Tetapi menurut Mrs. Kirana, itu tidak bisa dijadikan alasan oleh Albert untuk menelantarkan anak mereka begitu saja. “Aku juga masih marah, tapi sekarang yang terpenting adalah, kita harus menemukan Chloe terlebih dahulu.” Mrs. Kirana mendengus kesal. Walaupun dia sangat menyayangi Albert, tapi perbuatannya tidak bisa dibiarkan begitu saja. “Kamu percaya kalau Chloe selingkuh, honey?” “No! Aku sama sekali tidak mempercayai ucapan pria itu. Tapi kita akan segera mendapatkan kebenarannya begitu kita menemukan Chloe.” “Hubby, mungkin sebaiknya aku m
Ting-tong! Terdengar bunyi bel dari pintu depan. “Akhirnya Celine, babysitter kamu datang juga! Sebentar ya, mommy mau buka pintu dulu untuk Celine,” ucap Freya lega. Dengan bergegas gadis itu membuka pintu depan. Begitu pintu terbuka, Freya berdiri mematung melihat sosok yang berdiri di depannya. “Selamat sore, Nona Freya!” Seorang polisi yang telah mengintrogasinya semalam, berdiri di depannya. Freya menemukan sosok mayat di Sky pub and hotel tempat mereka merayakan malam pesta lajang untuk sahabatnya, Chloe. “S-selamat sore, Mr. Magnus.. Ada yang bisa aku bantu?” Mr. Magnus menyerahkan sebuah amplop kepadanya, dan saat melihat tulisan pada amplop itu, Freya langsung tahu bahwa itu adalah surat pemanggilan interogasi. “Ini mengenai tragedi yang terjadi semalam. Kami ingin memanggil ulang Nona Freya untuk memberikan keterangan dan kesaksian.” Freya berusaha menahan kegundahannya. Masih teringat dengan jelas di benaknya peristiwa semalam. saat dia sibuk mencari Chloe. yang me
Mateo terus menonton rekaman itu, seakan tidak mengenal lelah untuk mencari tahu kebenarannya. Namun, kali ini dia duduk tertegun ketika melihat sosok Chloe yang berjalan sambil dipapah oleh seorang gadis lain menuju ke sebuah kamar hotel. Mateo menyipitkan matanya begitu melihat Chloe yang berjalan sempoyongan. “Apakah dia juga mabuk berat?” bisik Mateo. Mateo menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tidak tahu pasti, apakah itu akibat dari Chloe sedang mabuk atau karena ada hal lain. Mateo segera mencatat timeline dari rekaman itu. Tak lupa dia mengambil foto dari gadis yang bersama Chloe. Setelah berpikir sebentar, dia kembali menekan tombol play pada layar komputer. Sekarang kedua gadis itu berhenti di sebuah kamar yang bersebelahan dengan kamar yang ditempati oleh wanita yang berpakaian seksi tadi. “Itu kan bukan kamar yang Isac pesan untukku? Lalu kenapa aku bisa berakhir di kamar yang sama dengan gadis itu? Lalu, apakah itu suatu kebetulan mereka bersebelahan kamar dengan
Dokter itu menatap Chloe dan tersenyum lebar. “Cepat sembuh ya, Chloe. Kalau ada apa-apa, segera hubungi pihak rumah sakit.” “Terima kasih dokter.” “Oh ya, siapa yang menyuntikan EpiPen padamu?” Chloe terdiam karena dia sendiri tidak tahu dan tidak bisa mengingat dengan jelas peristiwa itu. Semua terjadi begitu cepat. Dia dalam keadaan setengah sadar, kejang dan sekarat saat itu terjadi. Namun, dari alam bawah sadarnya, dia seperti mendengar suara dua orang pria yang saling berteriak panik. “Albert, menantuku! Ya, dia yang telah memberikan suntikan itu,” jawab Mr. Steven sambil merangkul bahu Albert dengan hangat. "Tanpa pria ini, entah apa yang akan terjadi dengan anakku," lanjutnya. Chloe mengerutkan keningnya berusaha untuk memutar memori yang ada dalam pikirannya, tapi dia tidak mampu mengingatnya. “Albert, cara kamu menyuntikkan EpiPen pada Chloe, sangat benar dan tepat sasaran. Hal itu yang membuat tubuh Chloe merespon dengan cepat." Albert tersenyum lebar. "Kalau sa