Share

19. Tugas Mendesak

Author: Leva Lorich
last update Last Updated: 2025-11-23 09:07:03

Bita terbangun saat mendengar ketukan beberapa kali dari pintu kamar hotel. Cahaya pagi telah masuk melalui jendela besar, menunjukkan hari sudah cukup terang. Ia melihat jam digital di nakas. Pukul tujuh pagi.

Ia segera bangkit, merapikan pakaian tadi malam yang masih ia kenakan, dan beranjak untuk membuka pintu.

'Mas Gelar kenapa pagi sekali sih datangnya!' sungutnya, matanya masih mengantuk dan kurang fokus. Ia sudah menduga Gelar-lah yang datang untuk melanjutkan pembicaraan.

Namun, begitu pintu terbuka, ia tak melihat Gelar Aditama. Ia justru melihat Jerry, Manajer Hotel, berdiri dengan dua staf restoran yang membawa kereta dorong hidangan sarapan. Mereka semua tersenyum ramah dan membungkuk sedikit.

"Selamat pagi, Bu Sabita. Maafkan kami karena mengganggu istirahat Anda," ucap Jerry, suaranya dipenuhi rasa hormat. "Perkenankan kami menghidangkan menu terbaik restoran kami untuk makan pagi Anda sebagai bentuk permintaan maaf atas kejadian tad
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Hasrat Terlarang Pria Ibu Kota   36. Tampil Totalitas

    Bita memantapkan hati, menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menarik napas panjang, menguatkan diri. Ia tetap mengenakan daster satin pendek berwarna merah muda itu. Ia harus tampil totalitas, sesuai permintaan Gelar Aditama, demi kesepakatan yang sudah mereka buat.Bunyi deru mobil yang memasuki halaman vila tak lama kemudian mengagetkannya. 'Itu pasti Mas Gelar.“ Bita segera melangkah ke ruang tamu, jantungnya berdebar kencang. Ia mencoba bersikap senatural mungkin, seperti seorang istri yang menyambut suaminya pulang.Gelar tiba, membuka pintu, dan sejenak tertegun melihat penampilan Bita yang menawan. Daster satin itu terlihat sangat pas di tubuh ramping Bita, memancarkan aura kehangatan dan keindahan yang Gelar rindukan. Wajah Gelar yang tadinya tampak lelah karena pekerjaan, seketika berubah cerah."Mas," sapa Bita lembut, senyumnya sedikit dipaksakan namun terlihat tulus.Gelar melangkah mendekat, matanya tidak lepas dari Bita. Ia kemudian

  • Terjebak Hasrat Terlarang Pria Ibu Kota   35. Kegamangan Nurani

    Sudah beberapa hari Bita menempati vila seorang diri. Kehidupan di vila mewah itu terasa damai dan tenang, sangat kontras dengan segala keterbatasan di rumah kos atau tekanan dari Hendy. Namun, ada satu hal yang terasa janggal. Gelar, entah kenapa, menjadi jarang menghubungi dan belum pernah lagi datang ke vila sejak ia mengantarkan Bita.Bita sebagai 'istri-istrian' tetap berusaha profesional menjalankan tugasnya sesuai janji yang ia ukir di atas materai. Ia selalu mengirim pesan pada Gelar untuk menanyakan kesehatannya, pola makannya, dan perhatian-perhatian kecil lainnya yang menurut Bita belum pernah didapatkan Gelar dari Rima selama ini. Ia benar-benar mencoba menjadi sosok istri yang dibutuhkan Gelar."Mas, jangan lupa makan siang tepat waktu. Minum vitamin juga," atau "Mas, jangan lembur terlalu larut. Kesehatanmu lebih penting dari tumpukan pekerjaan," adalah contoh-contoh pesan yang rutin ia kirimkan.Sejauh ini komunikasi berkirim pesan hanya ber

  • Terjebak Hasrat Terlarang Pria Ibu Kota   34. Tak Tahu Diuntung

    Gelar Aditama tidak langsung pergi, melainkan malah melepas setelan jasnya, menyisakan kaus singlet dan celana pendek. Ia kemudian melangkah ke dapur, memeriksa kulkas, lalu ke berbagai ruangan lainnya sambil berkata pada Bita yang selalu mengekor di belakangnya."Aku harus pastikan semua keran air, lampu, dan peralatan lainnya berfungsi dengan baik dulu sebelum pergi. Aku khawatir nanti kamu kebingungan jika ada yang rusak," ujar Gelar.Bita hanya mengangguk pelan. Dalam hatinya ia menghangat mendapatkan perhatian begitu besar dari Gelar. Bahkan hanya untuk urusan lampu mati saja Gelar begitu mengontrolnya. Perhatian sekecil ini terasa sangat berharga bagi Bita.Dalam diamnya, Bita mengamati Gelar beraktivitas. 'Kalau lihat seperti ini, hanya pakai pakaian rumah, dia beda banget. Seperti suami siaga. Sayangnya dia suami orang. Kapan ya aku bisa punya suami seperti dia?' batinnya.Dalam pakaian Gelar seperti itu, Bita bisa melihat lebih jelas baga

  • Terjebak Hasrat Terlarang Pria Ibu Kota   33. Istri Bohongan Seorang CEO

    Bita memicingkan mata, penasaran, lalu melangkah lebih dekat dan mengambil beberapa pakaian yang memicu perhatiannya. Ia mengangkat satu per satu pakaian itu. Ia kini benar-benar semakin terkejut. Hampir separuh dari lemari berisi dengan aneka ragam pakaian seksi yang akan membuat mata pria mana pun melompat melihatnya."Mas, ini pakaian apa?" tanya Bita menatap ngeri, memegang salah satu babydoll transparan.Gelar terkekeh, senang dengan reaksinya. "Pakaian untuk istriku. Bukankah kamu ingin membuatku nyaman?"Bita tergagap. "Tapi—""Bukankah kau ingin membuatku nyaman, bahagia? Berpenampilan segar untuk menyambut suamimu datang?" potong Gelar lagi, suaranya tenang namun mengandung otoritas.Bita masih menanggapi. "Iya, tapi—""Itu masuk dalam klausal kesepakatan, Bita. Menjadi istri sepenuhnya bisa berupa banyak hal, termasuk pakaian."Bita tak jadi berucap. Matanya hanya nanar menatap lembar demi lembar pakaian yang m

  • Terjebak Hasrat Terlarang Pria Ibu Kota   32. Jangan Terus Membantah

    "Istriku, aku mau kesana sekarang." Isi pesan Gelar saat Bita membukanya.Bita mengerutkan kening. Ia segera membalas, merasa tindakan Gelar tidak bijak. "Mas kan sedang ada waktu untuk berduaan dengan istri. Manfaatkan itu, Mas."Beberapa saat kemudian balasan Gelar masuk. "Dia tidak pulang malam ini. Katanya ada launching desain pakaian baru di luar kota. Aku tadi pulang sampai sekarang juga tidak bertemu Rima."Bita menjawab, berusaha tetap logis. "Mas, ini sudah malam. Tolong jangan labil seperti anak kecil. Kalau Mas ke kamarku malam-malam begini, bagaimana pandangan para staf Mas di hotel? Ingat loh, Mas. Hotel ini milikmu sendiri. Jangan sampai namamu tercoreng, apalagi sampai terdengar ke telinga Mbak Rima.""Aku kesepian, Bita," jawab Gelar jujur, sebuah pengakuan yang menyentuh namun tetap harus ditolak Bita demi kebaikan bersama."Ya, dan Mas harus logis. Lihat waktu dan situasi. Sebaiknya Mas tunggu besok saja untuk bertemu,"

  • Terjebak Hasrat Terlarang Pria Ibu Kota   31. Selesai Juga

    Gelar benar-benar pulang, meskipun terlihat jelas ia enggan melakukannya. Ia melakukan itu hanya demi menuruti permintaan Bita, yang ingin Gelar mencoba memperbaiki rumah tangganya. Bita menatap pintu kamar yang kembali tertutup sesaat setelah Gelar Aditama pergi.'Aku berharap rumah tangga kalian bisa diselamatkan, Mas. Aku akan menjadi orang yang akan mengarahkanmu perlahan agar kau berhasil melewati ujian ini dan kembali ke dalam pelukan istrimu dengan bahagia,' ucap Bita bertekad dalam hati. Dalam hati kecil Bita, sebagai wanita, ia bisa merasakan sepinya dalam kesendirian. Ia berharap Gelar dan Rima tidak akan mengalami kesepian abadi itu.—Malam harinya, Bita membulatkan tekad untuk menghubungi Hendy. Ia tidak ingin menunda-nunda lagi. Ia ingin masalah utang dan ancaman yang membebani pikirannya segera selesai.Ia meraih ponselnya dan mencari kontak bertuliskan 'Pak Hendy'.Beberapa saat kemudian terdengar suara ringan dari seberan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status