“Aku tidak mau tahu," seru Pak Johan dengan suara bergetar. "Karena kalian terlambat membayar utang dua ratus lima puluh juta itu, maka sekarang kalian harus membayar lima ratus juta!" teriak Pak Johan, sang rentenir desa.Pak Kusen, ayah Bita, memohon dengan sangat. Ia melipat kedua tangan di depan dada. "Tolong, Pak Johan. Beri kami keringanan waktu agar kami bisa membayarnya."Pak Johan merengut, senyum sinis tersungging di bibirnya. "Waktu? Kalian tidak memiliki jaminan apa pun. Atas dasar apa aku berani memberikan kalian kelonggaran waktu? Bahkan, meski diberikan waktu dua puluh tahun sekalipun, kalian tidak akan mampu membayarnya!"Bu Ita, ibu Bita, mulai menangis panik. "Kami akan berusaha, Pak. Saya mohon."Brak!Pak Johan menggebrak meja dengan keras, membuat seisi ruangan terhenyak. "Sudah kubilang, kan? Kalian itu tidak memiliki jaminan apa-apa. Jangan hanya bisa memberikan janji mimpi padaku!"Sabita hanya diam, menatap dingin, tanpa ada niatan untuk ikut campur urusan uta
Last Updated : 2025-10-31 Read more