Share

Bab 8 Mari hancur bersama.

Di sebuah kafe yang tak begitu jauh dari toko roti milik Lingga, lelaki tersebut mengeraskan rahang saat seorang gadis duduk di hadapan.

"Jangan mendekati masalah," ujarnya menahan amarah.

"Apakah salah, berteman dengan kawan lama?"

Lingga berdecak dengan senyum sinis, menatap Tyas yang berpura-pura terlihat polos.

"Jangan salahkan aku jika nanti, kamu yang terbakar sendiri," ucap Lingga datar.

Tyas nyaris saja tertawa kencang, tapi berusaha ia tahan.

"Terbakar sendiri? Semua ini karena kamu Lingga! Jika akhirnya aku terbakar maka kupastikan kamu menjadi abunya!" Melihat kedatangan Reva di kejauhan, suara Tyas terkesan berbisik.

"Apakah kalian sudah menunggu lama?" Tiba-tiba saja Reva duduk di antara Lingga dan Tyas. Melihat buku menu, gadis tersebut seolah tak menyadari ada kilat amarah yang terpancar dari sorot mata Lingga.

"Pesan apa saja yang kamu mau, aku yang traktir." Tyas tersenyum lembut, mengusap bahu Reva sedikit melirik ke arah Lingga. Seolah ia memperlihatkan kelebihannya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status