Share

KEGUGURAN

“George! George!” teriak Olivia dari dalam kamar mandinya. Teriakan itu seketika mengagetkan George yang tengah tertidur pulas di tempat tidurnya, ia kemudian bergegas bangun dan menemui istrinya di dalam kamar mandi. Saat masuk ke kamar mandi, betapa terkejutnya ia saat melihat darah yang bercucuran di kaki Olivia. Tanpa basa-basi George langsung merangkul tubuh Olivia yang sedang pendarahan itu untuk dibawa ke rumah sakit. Dengan tergesa-gesa George menyetir mobilnya dan sesekali ia memastikan kondisi Olivia saat itu, ia juga mengambil ponselnya dan mengabari Shasha akan kondisi Olivia.****

Shasha yang masih tertidur pulas setelah bercinta semalam, tiba-tiba terkejut saat mendapat panggilan telepon dari George. Ia pun langsung mengangkat telepon itu dan betapa kagetnya dia saat mendengar ucapan George yang sudah tersengal-sengal. Shasha tanpa pikir panjang langsung turun dan pergi ke rumah sakit mengendarai mobilnya. Situasi saat itu benar-benar mengkhawatirkan bagi mereka bertiga, terutama Olivia yang semakin lama pendarahannya semakin hebat, George pun ikut cemas karena takut kondisi bayi yang dikandung Olivia tidak baik-baik saja.

Setelah perjalanan yang menguras rasa cemas dan air mata, tibalah mereka di sebuah rumah sakit modern di kawasan kota New York. George bergegas turun dari mobil dan mencari bantuan untuk Olivia. Para perawat pun segera menolong kondisi Olivia saat itu dan membawanya ke ruangan gawat darurat. Di tengah rasa cemasnya, George mendapati Shasha yang sudah sampai di rumah sakit dan langsung menghampirinya.

“Bagaimana Olivia? Apa dia baik-baik saja?” tanya Shasha cemas.

George menundukkan kepalanya sambil berjongkok di depan pintu ruangan Olivia.

“Dia berada di ruang gawat darurat, aku harap dia baik-baik saja,” jawab George dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

“Aku akan menemanimu di sini,” sahut Shasha sembari memegang pundak George.

Mereka berdua pun menunggu cukup lama di depan ruang gawat darurat. Besar harapan mereka untuk kondisi Olivia dan janinnya agar baik-baik saja.****

Setelah menunggu cukup lama, pintu ruangan gawat darurat itu akhirnya terbuka dan keluar seorang Dokter yang langsung memberitahukan kondisi Olivia saat itu.

“Bagaimana kondisinya, Dok?” tanya George cemas.

“Kondisi pasien kini sudah mulai membaik dan harus beristirahat yang cukup, namun, saya meminta maaf,” jawab Dokter itu sambil menundukkan kepalanya.

“Maaf apa? Jawab!” tanya Shasha dengan tegas.

“Bayi dalam kandungannya tidak bisa kami selamatkan, pasien mengalami pendarahan yang cukup hebat dan itu berpengaruh besar pada kondisi bayinya, sekali lagi saya meminta maaf,” sahut Dokter kepada Shasha dan George.

Mendengar ucapan dari Dokter, George bergegas masuk ke dalam ruangan untuk melihat kondisi Olivia. Saat di dalam ruangan, ia melihat Olivia yang tengah sedang terbaring namun dalam kondisi sadar.

“George! Kamu di sini,” ujar Olivia lemas.

George dengan berlinang air mata pun langsung memeluk kekasihnya itu dengan penuh rasa sedih.

“Ada apa? Kenapa kamu menangis? Dan apa bayi kita baik-baik saja? Apa yang dikatakan dokter?” tanya Olivia penasaran.

Dengan berat hati George memberitahu Olivia yang sebenarnya.

“Sayang, bayi kita tidak selamat karena pendarahan hebat yang kamu alami tadi,” ucap George lirih.

Seketika tangisan Olivia pecah dan membuat Shasha yang masih berada di luar ruangan akhirnya ikut masuk melihat kondisi sahabatnya itu. Shasha mendapati dua sejoli itu tengah menangis sambil berpelukan. Rasa sedih yang turut ia rasakan membuat Shasha juga meneteskan air matanya.

“Kenapa harus bayiku? Kenapa bukan aku saja yang tidak selamat?” tanya Olivia lirih sambil memukul dada George.

Shasha kemudian berusaha untuk menenangkan Olivia dengan sebisa mungkin.

“Aku tahu ini berat untukmu, tapi kami bersyukur jika kamu masih bisa selamat, anakmu sudah tenang,” ujar Shasha menenangkan Olivia.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status