Share

56. Gala Dinner

Author: feynaa
last update Last Updated: 2025-06-03 22:06:05

Aroma manis yang bercampur aroma bunga segar menguar dari parfum menguar di dalam kamar Ella ketika Lorenzo memasuki kamar gadis itu. Ia memperhatikan penampilan Ella yang sedang berdiri di depan cermin, memunggunginya.

Wajahnya sudah dipoles dengan make up, rambut cokelatnya yang lurus dibuat bergelombang. Tubuh rampingnya dibalut dengan gaun merah ketat yang mengeskpos bahunya dan memiliki belahan setinggi paha yang mengekspos kaki jenjangnya.

Rahang Lorenzo mengetat, sisi posesifnya muncul. Ia melangkah mendekati gadis itu, tapi mata mengarah pada Jessica.

“Apaan ini, Jessica? Sudah kubilang, aku tidak ingin Ella memakai gaun yang terbuka.”

Jessica mengedikkan bahunya, ia tersenyum tipis. “Lorenzo, tapi gaun ini sangat sempurna di tubuh Ella, aku bahkan iri denganya,” aku Jessica disertai senyum puas.

Lorenzo mendengus, ia beralih menatap tajam Ella melalui pantulan cermin. “Ganti pakaianmu sekarang,” titah Lorenzo pada Ella.

Ella membalikkan tubuhnya dengan anggun.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   60. Aku Menang

    “Bagus sekali,” pujinya Lorenzo. Alih-alih marah karena ancaman Ella, Lorenzo justru tertawa kecil. Matanya berkilat dengan ketertarikan yang intens, seolah ada kepuasan tersendiri melihat Ella mampu bertindak melindungi diri dari Lorenzo. Logikanya berfungsi dengan baik meski dalam keadaan yang sulit. Caranya memgang senjata dengan tegas meski sedikit gemetar, tapi tatatapannya tidak menunjukkan keraguan. Gadis itu jauh lebih dari sekadar mampu untuk melindungi dirinya sendiri. “Itulah reaksi yang kuharapkan. Sekarang aku tahu kau bisa melindungi dirimu sendiri ketika diperlukan,” gumam Lorenzo. Dengan gerakan yang sangat cepat dan tegas, Lorenzo menangkap tangan Ella. . Dalam sekali hentakan ia memutar tubuh gadis itu kembali ke posisi semula—punggung Ella menempel pada dadanya, mengarahkan pistol di tangan Ella tepat ke arah target manekin kayu di ujung lapangan. Tangannya mengunci jemari gadis itu dalam genggaman yang protektif. Pandangan Lorenzo tidak pernah lepas dari waj

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   59. Sentuhan Panas

    Perjalanan menuju tempat yang tidak diketahui Ella ini berlangsung dalam keheningan yang mencekam. Ella duduk dengan tubuh kaku di kursi penumpang sambil menatap kosong ke luar jendela. Pemandangan keramaian pusang kota perlahan berganti menjadi area pinggiran kota yang lebih sepi.Lorenzo mengendarai mobilnya ketenangan yang membuat Ella ingin melompat keluar mobil saking ia tidak taha dengan keheniangan ini. Eajahnya tampak dingin, tidak terbaca. Rahangnya yang tegas, matanya menatap lurus ke jalan. Seperti pria iatu masih kesal dengan kejadian semalam.Ella merasakan gatal yang tak tertahankan di ujung lidahnya, ingin bertanya ingin bertanya, ingin berceloteh, ingin mengatakan apa saja yang membuat kesunyian mencengkram ini hilang. Namun, ia tahu Lorenzo tidak akan menjawab dan memerintahkannya untuk tutup mulut.Mobil akhirnya berhenti di depan sebuah bangunan yang tampak seperti gudang besar, mata Ella menyipit membaca papan kayu yang terpasang di atas pintu masuk.“Thunder Rang

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   58. Ujian Hawa Nafsu

    Brak!Lorenzo menendang pintu kamar Ella hingga menimbulkan bunyi dentuman yang cukup keras dan bergema di seantero penthouse. Wajahnya terlihat kaku, helaan napasnya berat saat ia mencoba menenangkan sebelum benar-benar lepas kendali.Meskipun seluruh tubuhnya tegang dan rasa jengkelnay sudah mencapai batasnya, tapi gerakan Lorenzo tetap berhati-hati saat ia meletakkan tubuh Ella yang setengah sadar ke atas ranjang. Kemudian melepaskan heels Ella, saat ia hendak beranjak keluar kamar, tiba-tiba Ella meraih pergelangan tangannya.Gadis itu terduduk, pipinya kemerahan karena mabuk, matanya yang setengah tebuka menatap Lorenzo dengan tatapan yang lembut. Ia meraih tangan pria itu dan menggenggamnya.“Lorenzo, kau mau ke mana?” lirihnya dengan suara yang lembut.Lorenzo menghela napas dalam, kemudian menarik kasar tangannya dari Ella. “Istirahatlah,” katanya singkat, nadanya dingin.Namun sebelum kakinya melangkah, tangan Ella yang mencengkeram kerah kemejanya dengan kekuatan yang mengej

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   57. Tipsy

    Alonzo mengerutkan kening, kebingungan terlintas di wajahnya. Ia terkejut pada cara Ella yang bicara tidak sopan padanya, tapi ia lebih terkejut pada apa yang dikatakan Ella. “Bebas? James bebas?” pekik Alonzo. Ella berdecih, melipat kedua tangannya di depan dada. Dagunya terangkat angkuh. “Jangan pura-pura tidak tahu,” sambarnya. “Kau dan Lorenzo yang membebaskannya” Alonzo beralih menatap putranya, alisnya terangkat ketika melihat Lorenzo menggeleng lagi. “Sepertinya ada kesalahpahaman di sini,” katanya yang membuat Lorenzo mendengus karena Alonzo tidak mengerti kode yang ia berikan. Lorenzo berdehem, kemudian menarik Ella menghadapnya dan mendekat pada telinga gadis itu. “Ayahku akhir-akhir ini menunjukkan gejala demensia dini. Jadi, percuma saja kau membahas ini,” bisiknya berbohong. Alonzo menyipit menatap Lorenzo tajam, ia memiliki firasat burut mengenai apa yang dibisikkan Lorenzo kepada Ella karena setelahnya ia melihat gadis itu memandang keduanya bergantian

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   56. Gala Dinner

    Aroma manis yang bercampur aroma bunga segar menguar dari parfum menguar di dalam kamar Ella ketika Lorenzo memasuki kamar gadis itu. Ia memperhatikan penampilan Ella yang sedang berdiri di depan cermin, memunggunginya. Wajahnya sudah dipoles dengan make up, rambut cokelatnya yang lurus dibuat bergelombang. Tubuh rampingnya dibalut dengan gaun merah ketat yang mengeskpos bahunya dan memiliki belahan setinggi paha yang mengekspos kaki jenjangnya. Rahang Lorenzo mengetat, sisi posesifnya muncul. Ia melangkah mendekati gadis itu, tapi mata mengarah pada Jessica. “Apaan ini, Jessica? Sudah kubilang, aku tidak ingin Ella memakai gaun yang terbuka.” Jessica mengedikkan bahunya, ia tersenyum tipis. “Lorenzo, tapi gaun ini sangat sempurna di tubuh Ella, aku bahkan iri denganya,” aku Jessica disertai senyum puas. Lorenzo mendengus, ia beralih menatap tajam Ella melalui pantulan cermin. “Ganti pakaianmu sekarang,” titah Lorenzo pada Ella. Ella membalikkan tubuhnya dengan anggun.

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   55. Kehangatan Lorenzo

    Sinar matahari pagi yang menerobos masuk kamar Ella melalui tirai tipis itu dengan lembut menyapu wajahnya. Mata sembab dan bengkak gadis itu perlahan terbuka. Ia bergerak perlahan mengubah posisinya menjadi duduk. Tubuhnya terasa sangat lelah dan kaku. Ia mengusap wajahnya kemudian melangkah memasuki kamar mandi dengan langkah gontai, berdiri di depan wastafel. Cermin oval di hadapannya memantulkan sosoknya yang pucat dan lesu. Pandangannya tertuju pada pelipis kanannya, tepat pada luka yang ditutup dengan kassa dan plester. Tangannya tegerak membuka penutup luka itu. Hingga terlihat jelas sebuah luka gores yang panjang dengan warna kemerahan dan sedikit bengkak. Ingatan tentang kejadian kemarin menyeruak di ingatanya—kecelakan di mal, mimpi buruknya, pelukan Lorenzo semalam. Dadanya tiba-tiba terasa seperti ditekan oleh benda berat membuat merasa sesak. Tangannya mencengkram kuat pinggiran wastafel. Jantungnya berdetak dengan kencang hingga ia bisa mendengar suara jant

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status