แชร์

Bab 134. Bukan Anak Raffael?

ผู้เขียน: Romero Un
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-20 13:28:29

“Papa bilang gitu?” Diana menutup majalah yang sedang dibacanya dan memeluk Manda dari belakang.

Manda mengangguk. Tangannya ikut memeluk lengan sang ibu yang melingkar di dekat leher.

Tak ingin putrinya salah paham terhadap sikap sang ayah, Diana memutuskan untuk membocorkan isi hati Rowan.

“Papa itu hanya frustasi. Dia nggak bisa membelamu di depan keluarga Indradjaya. Dia juga frustasi karena dia seolah lebih memilih toko emas kita, ketimbang kebahagiaanmu, Nak.”

Manda pun tak bisa menahan air mata harunya.

“Seharusnya Papa nggak berpikiran begitu. Aku yang paling tahu seperti apa toko emas itu bagi hidup kita. Aku yang paling merasakan keuntungannya, bisa sekolah sampai lulus. Nggak pernah kekurangan.”

Pelukan Diana semakin erat. Ia bersyukur sekali punya putri yang sangat mengerti perjuangan orang tuanya. Dan dia selaku orang tua, pun ingin memberikan yang terbaik untuk anak satu-satunya itu.

“Iya, sayang. Jadi, kita biarin aja Papa tenang. Di satu titik dia pasti sadar, Raffae
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 135. Rumor

    Sementara itu, Raffael yang tengah mengurus beberapa hal terkait pengunduran dirinya, kedatangan Catherine di kantor Djaya Tambang. “Berani sekali muncul di hadapanku, wanita Soreim?!” sentak Raffael ketika ia tengah rapat dengan Elena. Elena pun tak kuasa menahan tekanan suasana di dalam ruangan itu dan memilih untuk keluar dari sana. “Aku ini hanya tak ingin kau dipermainkan wanita murahan itu, Raffael!” Catherine terdengar tak mau kalah. “Kudengar kalau bayi yang ia kandung bukanlah anakmu!”Raffael yang tadi sibuk menandatangani dokumen, tiba-tiba mematung di tempat. Catherine terlihat puas. Ia bisa melihat kalau Raffael pasti goyah saat mendapatkan kenyataan itu. Catherine pun mulai mengutarakan cerita yang dibuatnya sendiri. “Aku mencarimu dan tahu kau pergi ke Jogja kemarin. Tapi informanku malah menemukan wanitamu sedang bersama pria lain di dalam rumahnya. Menurut informasi yang kuterima, pria itu mengatakan soal bayi mereka.”Raffael semakin terlihat kaget. Kali ini, se

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-20
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 136. Terbongkar Rahasia Sang Presdir

    “Chang! Bereskan rumah orang itu. Saya nggak mau Manda stres karena ada bajingan gila di sebelah rumahnya.”Raffael menyerahkan ponsel itu lagi, seraya masuk ke mobil. Kali ini, Regan juga ikut di dalamnya.“Regan, bilang Elena, sampai rapat pemegang saham saya nggak akan datang lagi ke kantor. Kalau ada dokumen yang masih membutuhkan tanda tangan, dia bisa hubungi kamu.”Regan mengangguk paham. Ia segera mencari nomor ponsel Elena dan menghubunginya. “Tara, ke Jogja!”*** Sementara itu, di kediaman Indradjaya. Adam dan Seria nampak kacau. Mereka pikir setelah sebulan lebih, Raffael akan menyerah dan kembali pada Catherine. Mereka pikir semua pengunduran diri dan penghapusan nama keluarga hanya akan berlangsung sementara. Di mata Adam, Raffael tidak pernah bisa hidup tanpa harta keluarga Indradjaya. Saat dulu ia dikirim ke luar negeri, Raffael selalu meminta uang, uang dan uang. Menurut staf di sana, semua uang itu digunakan untuk berjudi dan main perempuan. “Bagaimana, Pa? Kita

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-21
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 137. Julius Tergusur

    “Ha?! Julius?!” Diana berseru dengan wajah panik. “Mantan kamu, Nak?”Manda mengangguk. ‘Pantas perasaanku nggak enak dari tadi. Aku seharusnya lebih waspada. Kedatangan Raffael bikin aku terlalu rileks,’ batin Diana menyesal sudah membiarkan Manda yang membuka pintu tadi.“Dia mau apa, Manda?” tanya sang ibu khawatir. Manda tak tahu apakah ia harus mengatakan semua cerita Julius pada sang ibu. Ia tidak yakin, tapi mantan kekasihnya itu terlihat sangat berani bahkan mengajak untuk melakukan tes DNA pada sang bayi. “Dia bilang ini anaknya. Katanya di hari aku mabuk ….” Manda berhenti sesaat, kemudian melanjutkan dengan berat, “Dia melakukan itu padaku.”Diana mengerutkan dahinya. “Lalu, kamu bagaimana, Nak? Apa ada ingatan soal malam yang seperti itu?”Manda menggeleng. “Aku nggak ingat, Ma. Sama seperti waktu mabuk dan bertemu Raffael aku sama sekali nggak ingat bagaimana akhirnya.”Kebanyakan, Manda hanya ingat bagian awalnya. Dan ketika rasa mabuk semakin menguasai, ingatannya pu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-21
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 138. Rowan Datang!

    Manda mengangguk dalam diam. Ia membiarkan tubuhnya disetir oleh Raffael, duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu. Sementara itu, Diana masuk ke dapur, memberikan ruang bagi dua sejoli tersebut untuk bicara, tapi bukan berarti ia lepas tangan. Telinganya siap mendengarkan semua obrolan anak muda itu.“Kenapa kau nggak membela diri, Manda? Kau tahu kau nggak tidur dengannya, kan?”Manda tertunduk. Menyembunyikan rasa malu dan kebodohannya. Bodoh karena ia bahkan tidak tahu apa yang terjadi saat mabuk dulu. Terlebih, ia tidak yakin dengan dirinya sendiri, setelah melihat Julius begitu tegas mengklaim bahwa bayi itu adalah anaknya.“Hon ….” Raffael mengangkat dagu Manda dan tersenyum. “Aku yang pertama menyentuhmu. Itu anakku, Sayang.”Mendengar ucapan Raffael, Manda langsung memeluk pria itu erat-erat. “Kenapa kau baik banget sama aku? Aku akan tetap lakukan tes DNA untuk bayi ini, Raffa.”“Buat apa?” protes Raffael sambil terkekeh geli. “Aku tahu saat aku menyentuhmu, Manda.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-21
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 139. Cerita Di Balik Cheese Cake

    “Kalau dia laki-laki jahat seperti Julius, aku juga nggak akan menerimanya, Pa. Tapi Raffael nggak seperti itu.”Manda menepuk punggung tangan sang ayah, meminta perhatian untuk memikirkan lebih dalam.Rowan menghela napas. “Bukan soal dia, Nak. Papa nggak buta kalau Raffael adalah laki-laki baik. Hanya saja, sekelilingnya nggak mendukungmu. Kau nggak buta soal itu kan?”Kali ini Manda terdiam. Ia tidak tahu bagaimana merespon ketakutan sang ayah. Ia juga tidak tahu bagaimana meyakinkan bahwa lebih baik bersama Raffael dan menghadapinya bersama ketimbang hidup tenang tapi tanpa Raffael.“Bagaimana kalau suatu hari, orang tua atau saudaranya mencelakai kamu dan anak kamu?” Rowan menambahkan lagi. “Sebagai papa, semua itu bayangan yang membuatku was-was, Nak.”Manda tertunduk. Wajahnya semakin muram menahan air mata yang mulai membuat netranya panas. Ia tidak tahu harus berkata apa, karena semua yang dikatakan sang ayah benar. Semisal saja, Raffael berjanji akan menjaga Manda dengan n

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 140. Lamaran Ulang

    “Dia pindah ke rumah sebelah dengan niat mengganggu Manda, jadi saya membayar lebih untuk rumah itu dan meratakannya dengan tanah.”Wajah Raffael terlihat bahagia saat mengatakannya. Dan Rowan pun tak sadar ikut tertawa membayangkan seperti apa tampang Julius saat kejadian. “Apa kau ingin membangun sesuatu di lahan sebelah? Aku bisa mengurusnya, Pa.”Rowan terkejut mendengar tawaran itu. Ia tidak terpikir untuk membangun sesuatu untuk saat ini. “Biar Manda saja yang pikirkan. Mungkin dia lebih butuh daripada aku.”Raffael mengangguk setuju. Ia sudah memiliki beberapa pilihan desain untuk lahan di sebelah rumah itu, tapi ia tak bermaksud membangunnya untuk Manda. CEO RAFT entertainment itu berencana membawa mereka kembali ke Jakarta, setelah semua tenang. ‘Yeah, mungkin aku akan coba bicara bulan depan.’Untuk saat ini, ada hal lain yang harus dilakukan Raffael. Selesai menikmati kue yang dibawa Rowan, mereka berkumpul di ruang tengah. Raffael meraih tangan Manda sambil menatap dua

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 141. Definisi Seorang Ibu

    “Sepertinya harus operasi, Bu Manda, Pak Raffael.”Sang dokter akhirnya harus datang bertugas di hari liburnya, karena sampai pukul 11 malam bukaan jalan lahir Manda tak kunjung bertambah. “Kalau tidak operasi kenapa, Dok?” tanya Manda khawatir. Ini pertama kalinya ia melakukan tindakan besar seperti operasi. “Adik bayinya sungsang di dalam. Untuk membetulkan lagi, waktunya tidak akan keburu karena air ketubannya sudah banyak keluar. Akan berbahaya buat bayinya, Bu.” Dokter berusaha meyakinkan Manda bahwa operasi c-section adalah jalan terbaik. Melihat Manda keberatan dengan tindakan operasi, Raffael meminta waktu sebentar untuk bicara dengan Manda. Sang dokter memberi waktu setengah jam untuk memberikan keputusan. Raffael meraih tangan Manda dan mengecupnya pelan. “Honey, apa yang kamu takutkan? Tenang saja, dokter ini kenalan Chin Han, jadi nggak akan melakukan hal jahat.”Manda merajuk. “Kata orang, kalau lahirin anak cesar, nggak bakal bisa disebut seorang ‘ibu’. Aku mau ja

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 142. Nama

    “Raffael, apa kau sudah siapkan nama untuk putramu?” tanya Diana yang sedang mengusap layar ponselnya sejak tadi.Ia sedang membuka situs internet terkait nama-nama yang mungkin cocok bagi cucunya.“Rama? Raffael Manda.”Diana langsung berhenti menatap ponselnya dan memandang menantunya itu dengan tatapan tak setuju. “No! Cari nama lain!” Raffael menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal. Baru kali ini ia mencari nama untuk bayinya, tapi ia tidak tahu bagaimana mencarinya. Biasanya, ia akan minta Regan atau Chang untuk mencari tahu sesuatu.Melihat Raffael bingung, Diana menunjukkan layar ponselnya. “Buka ponselmu dan cari di internet, ‘nama bayi laki-laki’. Nah coba kamu cari di sana.”Mendengar itu Raffael langsung mengerjakan tugas pertamanya sebagai seorang ayah. “Bagaimana kalau Reinhard?” tanya Rowan penuh semangat. Wajah Raffael berubah jijik. “Jangan, Pa. Itu nama iparku yang licik.” “Licik?! Seperti apa?” tanya Rowan, bersiap kalau-kalau orang yang disebut Raffael bisa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23

บทล่าสุด

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Author's Note (Tamat)

    Hai! Romero Un menyapa!Novel ini akhirnya tamat ya ^_^Terima kasih buat para pembaca yang mendukung novel ini sampai selesai. Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah memberikan komentar dan hadiah. Sampai ketemu di novel selanjutnya ya!Sayonara!

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 260. Kebetulan, Aku Menikah Juga Hari Ini.

    “Bos, sudah keluar hasilnya.”Bintang mengangguk. Ia segera mengecek hasilnya dan menemukan komposisi larutan yang tertulis dapat menyebabkan kerusakan pada pita suara. Ia pun langsung memberitahu Dennis. “Segera suruh Luna menemui dokter Gilian. Kuharap belum terlambat memperbaiki pita suaranya.”“Black, tangkap Kanya dan 2 temannya. Bawa mereka ke kapten. Aku sudah malas mengurusi mereka.”“Baik, Bos!”Sepeninggalan Black, Bintang langsung menyandarkan kepala, sambil memijat-mijat dahinya yang mulai pusing. Dengan posisi tak berubah, ia mencoba meraih gagang telepon dan menghubungi Tiara. “Auntie, tolong ke ruanganku.”2 menit setelahnya, Tiara sudah duduk di hadapannya. “Ada apa, Pak Bintang?”“Aku mau keluarkan berita dan juga peraturan baru.”Sang sekretaris senior itu mengangguk.‘Apa ini masalah artis Luna itu? Kurasa memang sudah keterlaluan sekali Kanya itu.’ Tiara membatin, sementara tangannya membuka laptop di pangkuan.Dalam berita internal itu, Bintang menjelaskan perka

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 259. Menciptakan Bukti

    “Oh! Lex, aku cari kamu. Ayo, ikut!”Bintang mengambil kesempatan untuk lepas dari Kanya. Ia segera pamit, menggeret adik perempuannya bersama. “Kau dikerjai si Kanya?” tanya Alexa setelah mereka cukup jauh dari target pembicaraan.Bintang menggeleng. “Sepertinya dia nggak suka dengan Lia dan membuat skandal untuk menghancurkan karir Lia sebelum debut.”Alexa mengerutkan dahi. “Kukira sasaran Kanya si Luna. Dia sering banget dipanggil Kanya sebelum latihan mulai. Dan pagi ini Luna kena marah karena suaranya tiba-tiba hilang.”Kali ini dahi Bintang yang berkerut tak mengerti. “Kenapa kau diam saja? Kanya sepertinya bukan perempuan yang baik, Lex. Hati-hati.”Alexa mendengus geli. “Siapa yang berani denganku?!”“Jadi, ini yang kemarin kakak tanyain ke aku? Skandal itu disengaja oleh Kanya?” Alexa kembali bertanya. Kepala Bintang bergerak naik-turun. “Kebetulan aku melihatnya.”Mereka terdiam sesaat, sebelum akhirnya Bintang memutuskan untuk pergi menemui Dennis. “Kau juga hati-hati. A

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 258. Curiga

    “Aku nggak peduli.” Bintang membalas pertanyaan Adelia dengan pernyataan keras kepala. “Kita bisa menyembunyikan pernikahan ini, untuk sementara.”“Buat apa?” tanya Adelia tak mengerti. “Kalau aku menikah, aku ingin bisa menceritakannya pada semua orang.”Mendengar itu Bintang tak bisa berkelit. Ia tak menyangkal. Mungkin dirinya yang paling sulit untuk menyembunyikan hubungan mereka. Bahkan sejak awal, dirinya lah yang tak bisa menahan diri untuk mengumbar kedekatannya dengan Adelia. “Tapi kalau tunangan, kurasa aman. Gimana?” usul Adelia yang merasa bersalah setelah pertanyaannya tadi. Bagaimanapun, saat ini, seorang CEO besar melamarnya. Dia, yang hanyalah seorang gadis biasa.Namun, Bintang menolak usulannya. “Aku ingin menikahimu karena aku mau semalam-malamnya kamu pulang, aku ada di rumah.”Wajah Adelia bersemu merah. Sebuah senyum tak sadar terbentuk di sana. “Hanya karena alasan itu?” gumamnya tak percaya.“Itu bukan ‘hanya’, My dear.” Bintang memeluk tubuh sang kekasih er

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 257. Mendadak

    “Bos, Regan mengitrogasiku. Sepertinya Bos Raffael mencari Anda.”Black melapor pada Bintang, tepat di saat ia yakin kalau Adelia sudah masuk ke kamar mandi hotel. Ini adalah hari kedua Bintang dan Adelia berada di hotel. Seharian kemarin mereka menikmati renang dan layanan spa dari hotel itu. Dan pagi ini, seperti yang sudah ia perkirakan akan terjadi. Foto dirinya melangkah keluar dari apartemen para artis RAFTEN sambil merangkul seorang perempuan tak dikenal, menghiasi halaman depan media berita artis ibukota.Tentu saja, Raffael dan Manda akan marah besar, mengira bahwa putranya berselingkuh di belakang Adelia. “Mereka pikir Anda membalas dendam atas skandal Nona Adelia.”“Ah ….” Bintang terkekeh geli dengan tebakan orang tuanya. “Aku mematikan ponselku. Kau saja yang beritahu mereka kalau foto itu adalah fotoku dengan Lia.”Black mengangguk. “Baik, Bos.”“Tapi, jangan kasih tahu kami di hotel ini,” tambah Bintang, mengingatkan. “Aku dan Lia sedang liburan.”“Siap, Bos!”Sege

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 256. Pengalihan Skandal

    Ha! Ha! Ha! “Pertanyaan dari mana itu?” Bintang tergelak mendengar kenyataan bahwa Adelia tak merasakan cintanya.CEO RAFTEN bahkan tak bisa menyalahkan siapapun kecuali dirinya, karena sudah membuat Adelia bertanya demikian. Cinta yang ia berikan sepertinya tidak nyata. Seperti apa kata sang ibunda. Hambar.“Kau nggak tahu saja, tiap malam aku datang ke sini. Tapi kau nggak pernah ada.”Netra Adelia membulat kaget. “Bohong! Aku nggak pernah ketemu kamu! Nggak pernah ada tanda-tanda kamu mengunjungi apartemenku.”Bintang mengecup bibir sang kekasih, singkat. Kemudian berkata, “Aku malas kalau harus mengakui perbuatanku. Jadi, terserah kamu percaya atau nggak. Aku nggak masalah, Lia.”Melihat Bintang tidak bersikeras membuktikan ucapannya, Adelia memutuskan untuk percaya. “Terus, kenapa kau ke apartemenku nggak bilang-bilang?” tanyanya heran. Bibir Bintang bergerak ke kanan lalu ke kiri, menimbang apa juga yang membuatnya datang ke apartemen Adelia.“Awalnya mau kasih kejutan. Tapi

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 255. Komunikasi Yang Terputus

    ‘... dia nangis karena sudah lama nggak bisa ketemu kamu, Kak.’Ucapan Alexa tadi kembali terngiang di telinga Bintang, walau sambungan telepon sudah terputus sejak tadi. Senyuman lebar tak bisa ia tahan. ‘Kurasa aku terlalu percaya pada hubungan kami. Percaya bahwa kami mengerti satu sama lain, tanpa perlu banyak interaksi.’“Ternyata aku salah,” keluhnya menyimpulkan apa yang terjadi. Dengan cepat ia mengirim pesan pada Tiara, sekretarisnya. To Tiara:Besok saya libur satu minggu. Jangan cari saya!Pesan terkirim!Kemudian ia juga mengirim pesan yang sama pada Theo, tetapi terkait Adelia. To Theo:Besok Adelia libur 3 hari. Jangan cari dia!Pesan terkirim!Bintang mematikan ponselnya dan juga Adelia begitu saja dan mulai fokus mengurus sang kekasih. Ia menggulung lengan kemejanya dan mulai menyeka bagian tubuh Adelia yang terlihat. Malam itu ia memutuskan untuk menemani sang kekasih, tidur di ranjang yang sama.‘Ah … sebaiknya aku juga ganti saja itu!’*** Keesokan paginya, Ad

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 254. Di Balik Skandal

    ‘Kalau diingat-ingat … aku terakhir lihat Lia dari jendela pintu ruang latihan. 3 minggu lalu, kalau nggak salah.’Bintang menatap lurus tanpa berkedip. Pandangannya kosong, sementara ia menggenggam gelas wine di tangannya. Ia sedang duduk di sofa apartemen sang kekasih. Masih terdiam, pikirannya kembali mengingat hari itu. ‘Setelah itu, aku pergi dinas. Dennis bilang kalau Lia sangat bersemangat siap debut.’“Nggak ada yang salah dengan kami. Kurasa.”Pria yang tengah bingung dengan komentar ibu dan rekan kerjanya itu kembali menghela napas panjang. Ia tak tahu apa yang membuat hubungannya dicap hambar. Sejauh mereka belum menikah, jelas tidak ada yang bisa mereka lakukan selain pergi kencan. Sesekali berciuman atau tidur di kasur yang sama. “Apa aku harusnya menikahi Lia?” Lagi, ia berbicara dengan diri sendiri. “Tapi dia sedang bersiap debut. Bagaimana kalau langsung hamil dan merusak karirnya?”Sudah pukul 11 malam dan Adelia tak juga tiba di rumah. Mungkin penantian Bintang ma

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 253. Hubungan Yang Hambar

    “Dia tidur sambil berendam.”Bintang menggelengkan kepala, heran dengan kelakuan absurd sang kekasih kecilnya. Sekarang ia tidak tahu harus berbuat apa untuk mengangkat tubuh Adelia tanpa melihat. “Lia.” Bintang mencoba membangunkannya. “Adelia!”Dengkuran halus malah menjadi jawaban dari panggilan itu. Membuat Bintang mulai kehabisan akal setelah beberapa kali mencoba membangunkannya. Ia memutuskan untuk mengambil handuk dan menutupi tubuh gadis itu setelah berhasil mengangkatnya dengan menutup mata. Setelah bekerja keras, Bintang pun berhasil membaringkannya di tempat tidur. Namun, sampai di sana, Adelia malah terbangun. “Kenapa kau baru bangun sekarang, hm?” keluh Bintang. “Kau mengerjaiku ya?”Adelia mengerjapkan netranya beberapa kali, kemudian tersadar bahwa ia sudah ada di kasurnya, masih dengan tubuh yang basah. “Astaga! Apa aku ketiduran?”Melihat dari respon Adelia, Bintang tahu kalau gadis itu pasti kelelahan setelah beberapa minggu terus berlatih dan hanya bisa tidur 2

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status