Share

Bab 150. Saya Bersedia

Penulis: Romero Un
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-25 22:43:59

“Apa ini cukup untuk menjadikannya tersangka?”

Raffael menyerahkan sebuah rekaman pada kenalan pihak berwajib. Pria bertubuh kurus tinggi dengan hiasan bintang 1 di bahunya.

“Cukup, Pak Raffael. Ini suara milik siapa kalau saya boleh tahu?”

“Seria Indradjaya dan Catherine Soreim.”

Mendengar nama keluarga Soreim, kelihatan sekali bahwa pria itu tidak berniat mencari perkara dengan mereka.

“Baik, Pak Raffael. Saya akan minta anak buah saya mengaturnya.”

Raffael pamit segera dan menyerahkan kasus selanjutnya pada pihak berwajib. Reinhart juga berjanji akan membantu mengurus hal itu.

Seria dan Catherine tidak akan menduga bahwa Reinhart menempatkan pengintai di kediaman utama Indradjaya.

Dan mereka berhasil merekam pembicaraan dua wanita itu saat sedang merencanakan untuk mencelakai Manda.

“Kau tenang-tenang urus pernikahanmu, Raff. Aku akan minta anak buahku mengawasi.” Reinhart mengulang janjinya sebelum Raffael benar-benar pergi dari sana.

Raffael mengangguk. “Manda nggak perlu t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 151. Kebahagiaan vs Kesengsaraan

    “Hon, kalau lelah, kita bisa minta MC tutup jalan dulu.” Raffael berbisik melihat Manda terlihat lemas di sebelahnya. Sudah satu jam sejak dimulainya resepsi pernikahan mereka malam hari. Dan baru kali ini Manda melihat lautan manusia dengan berbagai bahasa.Ruangan dengan kapasitas 2000 orang itu benar-benar hampir penuh. Kemungkinan yang datang lebih dari 2000.Ia sadar, kalau suaminya tidak hanya punya kenalan di Indonesia. Ada yang berbahasa Inggris, ada juga yang dari Jepang. Tak sedikit yang berparas Italia.“Ide bagus. Aku mau ngemil aja, Raff.”Sekejap, Chang sudah datang membawakan puding dan beberapa potong buah segar. Sang bodyguard bahkan membawakan porsi untuk bridesmaid yang sedang merajuk.“Aku nggak punya job! Semua pekerjaanku diambil Chang dan Regan,” keluh Yuike.Manda terkekeh. “Seenggaknya kau duduk di pelaminan. Kali aja ada yang ngelirik kamu.”Yuike mendengus. “Ha! Kalau cowok Italia bisa bahasa Indonesia, aku mau deh!” Tidak berapa lama setelah Yuike berkata

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 152. Que Sera, Sera!

    “Bro! Stay dulu dong!”Beberapa tamu Raffael dari luar negeri tak mengizinkannya kembali ke kamar. Padahal acara resepsi sudah selesai. Ia bahkan meminta Yuike untuk menemani Manda dulu ke kamar karena masih banyak tamu yang jauh-jauh datang ingin bertemu dengannya. “Hey! Ini sudah lebih dari satu jam saya menemani kalian. Benar-benar. Kalian dan minuman keras selalu saja menyusahkan!” ledek Raffael menggunakan bahasa inggris. Mereka tergelak, tapi tak juga melepaskan Raffael.Sementara itu, Manda yang sudah tiba lebih dulu di kamar bersama Yuike mulai menyadari bahwa pernikahan itu akan membawanya menuju malam pertama. “Ke. Apa yang dilakukan orang saat malam pertama?”Yuike melirik sahabatnya dengan wajah super datar. “Main catur.”“Serius! Maksudku, apa aku harus mandi dulu atau aku—”“Kalian kan sudah pernah! Begituan!” tukas Yuike memotong ucapan Manda.Manda mendesis kesal. “Ish! Itu kan saat aku mabuk! Mana tahu apa yang kulakukan. Aku nggak ingat. Bisa jadi aku dalam kondi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 153. (Bukan) Malam Pertama (18+)

    Manda terdiam di pinggir tempat tidur kamar hotel. Yuike baru saja pamit dengan alasan mengantuk. ‘Aku yakin dia pasti ketemuan sama Trevor,’ batin Manda dengan wajah cemberut. Kalau tidak ada Trevor, pasti Yuike tidak akan secepat ini meninggalkannya. Setengah jam lebih sedikit, sahabatnya itu di sana sebelum akhirnya pamit dengan gelisah.“Apa aku mandi saja ya?” keluh Manda. “Apa aku harus melakukan seperti yang dibilang Ike tadi?”Gaun nikah mewah yang dikenakannya tidak membuatnya tak nyaman. Ia bisa saja menggunakan baju itu sambil merebahkan diri. “Tapi aku kayak nungguin banget nggak sih kalau nggak ganti baju?” Lagi-lagi ia tak tahu mana yang harus dipilih.Frustasi, Manda akhirnya memilih untuk membuka gaunnya dan mandi. Namun, baru saja ia akan melepas gaun, kain penutup kepalanya tersangkut entah di mana, di belakang punggungnya.“Astaga! Kenapa sih aku tuh!” keluh Manda mencoba meraih bagian belakangnya. Tetapi ketika ia bergerak sedikit saja, terdengar suara sepert

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 154. Nikah Tanpa Bulan Madu?!

    “Mm ….”Raffael merasakan gerakan dalam dekapannya. Alih-alih membiarkan, pria yang terpuaskan semalam itu mengeratkan pelukannya. “Tidur lagi, Hon.”Suara berat Raffael membuat Manda tersadar. Kini mereka sudah sah menjadi suami dan istri. Dan semalam ia benar-benar dimanjakan oleh Raffael. Bahkan pria itu membersihkan tubuhnya. Tak seperti saat pertama kali mereka melakukannya dulu.“Apa kita nggak akan pulang hari ini? Kemungkinan ASI-ku sudah menipis di rumah.”Mendengar alasan itu, Raffael langsung terbangun. “Kau benar. Bintang masih butuh ASI.”Dengan segera, ia membantu Manda untuk memompa ASI lagi sebelum mereka bersiap pulang. “Ayo, Hon. Mandi.”Dahi Manda berkerut. “Eng … aku mandi sendiri kan maksudnya?”“Kenapa harus sendiri kalau sudah berdua?” Cengiran Raffael tetap tak bisa menutupi hasrat membara dalam matanya. Pria itu menghampirinya dengan senyuman terlebar yang pernah ia tunjukkan.Manda melipat bibirnya, menahan tawa. Semalam ia bisa merasakan kenikmatan palin

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 155. Determined

    “Kalian mau ngintip?” ledek Raffael yang terlihat lebih rileks sekarang ketika bicara dengan kakaknya. “What the— Damn!” pekik Camelia dari ujung sambungan telepon. “Siapa juga yang mau lihat kamu! Aku jagain Bintang! Kami rencana pergi liburan.”Raffael tergelak mendengar ocehan Camelia. Ia tak melihat ide yang ditawarkan sang kakak buruk.“Oke. Aku bicara sama Manda dulu.” Raffael menjauhkan ponselnya kemudian berkata dengan suara pelan pada Manda.“Hon, Camelia mau ikut bulan madu. Dia yang jagain Bintang. Gimana?”Manda cukup kaget mendengarnya. Ia menimbang beberapa saat kemudian menjawab, “Kalau 5 bulan lagi, bagaimana? Setidaknya, Bintang sudah mulai makan-makanan lain di samping ASI.”Raffael mengangguk. Ia kembali mendekatkan ponselnya dan memberitahu usulan dari Manda. “Sure. 5 bulan lagi.” Camelia setuju. Ia kemudian menambahkan, “Aku akan urus liburan kita. Kau tinggal tunggu detailnya saja nanti dari Lyn.”“Ha?” Raffael sedikit tak percaya kalau sang kakak berencana me

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 156. Masa Depan Toko Emas

    Manda terdiam di balik pintu rumah. Tak sengaja mendengar pembicaraan Raffael dan Diana. Tangannya mencengkeram baju bagian dadanya. Satu-satunya cela dalam pernikahannya adalah tak ada restu dari orangtua Raffael. Ia tahu, Raffael sudah melepaskan diri dari keluarga Indradjaya sebelum mereka menikah. Dan ia tahu seperti apa keluarga itu memperlakukan Raffael. Mungkin, kalau ia diberi kesempatan mengulang hidup, ia akan berjuang dari awal untuk menjadi setara dengan mereka, agar layak menjadi pendamping putranya.‘Tapi nggak berarti Raffael menyukainya, kalau mereka mengulang waktu,’ batin Manda sedih.Mendengar langkah kaki mendekat, Manda segera menuju sofa. Pura-pura membaca majalah.“Majalahmu terbalik, Nona.” Raffael meledek. Pria itu sekilas melihat bayangan di balik pintu rumah sebelum ia masuk tadi. Dan menemukan Manda di sofa, sudah menjadi jawaban siapa yang tadi mendengar pembicaraannya. Manda mengerucutkan bibirnya. Kesal karena diledek sang suami. “Ish!”Raffael terke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 157. Kehidupan Yang Meningkat

    Rowan terkejut mendengar ucapan menantunya. ‘Apa dia sedang membalas perbuatanku dulu?’ tebaknya dalam hati. ‘Tapi dari dulu aku juga tahu kalau dia kaya.’Rowan benar-benar tak bisa membayangkan, seorang pria muda yang sudah banyak ia tolak, kini menawarkan bantuannya. ‘Apa dia mau show off kalau dia orang kaya baik hati?!’ Lagi, Rowan menuduh tanpa dasar yang kuat.Ia tak sadar kalau dirinya sedang dalam fase rendah diri. Sejak kejadian yang menimpa Manda dan ia tak bisa berbuat apa-apa untuk membela putrinya, ia sudah merasa ada yang mulai tak beres dengan hati dan pikirannya. “Pa?” Suara Raffael kembali terdengar memanggilnya. Rowan melihat layarnya bergoyang. Sepertinya Raffael berpindah tempat.Ternyata Raffael ingin bicara berdua saja dengan Rowan. Terdengar suara pintu ditutup perlahan.Tak lama kemudian, wajah menantu laki-lakinya itu muncul lagi di layar. “Pa, apa papa ngira saya cuma memberi usulan? Ditambah saya baru sekarang tahu kejadian kemarin. Saya khawatir.”Net

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 158. Tidak Perlu Momen Khusus

    “Hey, Hon!” seru Manda sambil menerima tubuh istrinya dalam pelukan. Pria itu menghujani wajah Manda dengan kecupan-kecupan singkat yang menggelitik. Kemudian ia menghampiri Bintang yang tengah tengkurap tanpa pakaian selain popok bayi dan menciumi punggung hangatnya.“Kau nggak bilang kalau mau ke sini.”Raffael terkekeh sambil mengecup pipi ibu mertuanya, kemudian menjawab. “Surprise, Hon. Sekali-kali.”Tak lama kemudian, beberapa orang asing mulai memasuki halaman rumah mereka. Manda dan Diana langsung panik. “Maaf ini bukan jalan umum!” tegur Manda dengan dahi berkerut. ‘Padahal sudah ada pagar, kenapa mereka main masuk seenaknya saja!’ keluh Manda heran. Ia sempat kaget juga ketika kemarin secara tiba-tiba tanpa ada suara sedikitpun, seorang nenek yang tinggal di ujung gang tiba-tiba masuk dan duduk begitu saja di dalam rumah. Saat ditanya, katanya ia sedang main.“Ah … Manda. Ini staf yang akan membantu untuk hari ini.”“Halo, Nyonya!” Serempak mereka membungkuk dan menyap

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28

Bab terbaru

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Author's Note (Tamat)

    Hai! Romero Un menyapa!Novel ini akhirnya tamat ya ^_^Terima kasih buat para pembaca yang mendukung novel ini sampai selesai. Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah memberikan komentar dan hadiah. Sampai ketemu di novel selanjutnya ya!Sayonara!

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 260. Kebetulan, Aku Menikah Juga Hari Ini.

    “Bos, sudah keluar hasilnya.”Bintang mengangguk. Ia segera mengecek hasilnya dan menemukan komposisi larutan yang tertulis dapat menyebabkan kerusakan pada pita suara. Ia pun langsung memberitahu Dennis. “Segera suruh Luna menemui dokter Gilian. Kuharap belum terlambat memperbaiki pita suaranya.”“Black, tangkap Kanya dan 2 temannya. Bawa mereka ke kapten. Aku sudah malas mengurusi mereka.”“Baik, Bos!”Sepeninggalan Black, Bintang langsung menyandarkan kepala, sambil memijat-mijat dahinya yang mulai pusing. Dengan posisi tak berubah, ia mencoba meraih gagang telepon dan menghubungi Tiara. “Auntie, tolong ke ruanganku.”2 menit setelahnya, Tiara sudah duduk di hadapannya. “Ada apa, Pak Bintang?”“Aku mau keluarkan berita dan juga peraturan baru.”Sang sekretaris senior itu mengangguk.‘Apa ini masalah artis Luna itu? Kurasa memang sudah keterlaluan sekali Kanya itu.’ Tiara membatin, sementara tangannya membuka laptop di pangkuan.Dalam berita internal itu, Bintang menjelaskan perka

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 259. Menciptakan Bukti

    “Oh! Lex, aku cari kamu. Ayo, ikut!”Bintang mengambil kesempatan untuk lepas dari Kanya. Ia segera pamit, menggeret adik perempuannya bersama. “Kau dikerjai si Kanya?” tanya Alexa setelah mereka cukup jauh dari target pembicaraan.Bintang menggeleng. “Sepertinya dia nggak suka dengan Lia dan membuat skandal untuk menghancurkan karir Lia sebelum debut.”Alexa mengerutkan dahi. “Kukira sasaran Kanya si Luna. Dia sering banget dipanggil Kanya sebelum latihan mulai. Dan pagi ini Luna kena marah karena suaranya tiba-tiba hilang.”Kali ini dahi Bintang yang berkerut tak mengerti. “Kenapa kau diam saja? Kanya sepertinya bukan perempuan yang baik, Lex. Hati-hati.”Alexa mendengus geli. “Siapa yang berani denganku?!”“Jadi, ini yang kemarin kakak tanyain ke aku? Skandal itu disengaja oleh Kanya?” Alexa kembali bertanya. Kepala Bintang bergerak naik-turun. “Kebetulan aku melihatnya.”Mereka terdiam sesaat, sebelum akhirnya Bintang memutuskan untuk pergi menemui Dennis. “Kau juga hati-hati. A

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 258. Curiga

    “Aku nggak peduli.” Bintang membalas pertanyaan Adelia dengan pernyataan keras kepala. “Kita bisa menyembunyikan pernikahan ini, untuk sementara.”“Buat apa?” tanya Adelia tak mengerti. “Kalau aku menikah, aku ingin bisa menceritakannya pada semua orang.”Mendengar itu Bintang tak bisa berkelit. Ia tak menyangkal. Mungkin dirinya yang paling sulit untuk menyembunyikan hubungan mereka. Bahkan sejak awal, dirinya lah yang tak bisa menahan diri untuk mengumbar kedekatannya dengan Adelia. “Tapi kalau tunangan, kurasa aman. Gimana?” usul Adelia yang merasa bersalah setelah pertanyaannya tadi. Bagaimanapun, saat ini, seorang CEO besar melamarnya. Dia, yang hanyalah seorang gadis biasa.Namun, Bintang menolak usulannya. “Aku ingin menikahimu karena aku mau semalam-malamnya kamu pulang, aku ada di rumah.”Wajah Adelia bersemu merah. Sebuah senyum tak sadar terbentuk di sana. “Hanya karena alasan itu?” gumamnya tak percaya.“Itu bukan ‘hanya’, My dear.” Bintang memeluk tubuh sang kekasih er

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 257. Mendadak

    “Bos, Regan mengitrogasiku. Sepertinya Bos Raffael mencari Anda.”Black melapor pada Bintang, tepat di saat ia yakin kalau Adelia sudah masuk ke kamar mandi hotel. Ini adalah hari kedua Bintang dan Adelia berada di hotel. Seharian kemarin mereka menikmati renang dan layanan spa dari hotel itu. Dan pagi ini, seperti yang sudah ia perkirakan akan terjadi. Foto dirinya melangkah keluar dari apartemen para artis RAFTEN sambil merangkul seorang perempuan tak dikenal, menghiasi halaman depan media berita artis ibukota.Tentu saja, Raffael dan Manda akan marah besar, mengira bahwa putranya berselingkuh di belakang Adelia. “Mereka pikir Anda membalas dendam atas skandal Nona Adelia.”“Ah ….” Bintang terkekeh geli dengan tebakan orang tuanya. “Aku mematikan ponselku. Kau saja yang beritahu mereka kalau foto itu adalah fotoku dengan Lia.”Black mengangguk. “Baik, Bos.”“Tapi, jangan kasih tahu kami di hotel ini,” tambah Bintang, mengingatkan. “Aku dan Lia sedang liburan.”“Siap, Bos!”Sege

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 256. Pengalihan Skandal

    Ha! Ha! Ha! “Pertanyaan dari mana itu?” Bintang tergelak mendengar kenyataan bahwa Adelia tak merasakan cintanya.CEO RAFTEN bahkan tak bisa menyalahkan siapapun kecuali dirinya, karena sudah membuat Adelia bertanya demikian. Cinta yang ia berikan sepertinya tidak nyata. Seperti apa kata sang ibunda. Hambar.“Kau nggak tahu saja, tiap malam aku datang ke sini. Tapi kau nggak pernah ada.”Netra Adelia membulat kaget. “Bohong! Aku nggak pernah ketemu kamu! Nggak pernah ada tanda-tanda kamu mengunjungi apartemenku.”Bintang mengecup bibir sang kekasih, singkat. Kemudian berkata, “Aku malas kalau harus mengakui perbuatanku. Jadi, terserah kamu percaya atau nggak. Aku nggak masalah, Lia.”Melihat Bintang tidak bersikeras membuktikan ucapannya, Adelia memutuskan untuk percaya. “Terus, kenapa kau ke apartemenku nggak bilang-bilang?” tanyanya heran. Bibir Bintang bergerak ke kanan lalu ke kiri, menimbang apa juga yang membuatnya datang ke apartemen Adelia.“Awalnya mau kasih kejutan. Tapi

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 255. Komunikasi Yang Terputus

    ‘... dia nangis karena sudah lama nggak bisa ketemu kamu, Kak.’Ucapan Alexa tadi kembali terngiang di telinga Bintang, walau sambungan telepon sudah terputus sejak tadi. Senyuman lebar tak bisa ia tahan. ‘Kurasa aku terlalu percaya pada hubungan kami. Percaya bahwa kami mengerti satu sama lain, tanpa perlu banyak interaksi.’“Ternyata aku salah,” keluhnya menyimpulkan apa yang terjadi. Dengan cepat ia mengirim pesan pada Tiara, sekretarisnya. To Tiara:Besok saya libur satu minggu. Jangan cari saya!Pesan terkirim!Kemudian ia juga mengirim pesan yang sama pada Theo, tetapi terkait Adelia. To Theo:Besok Adelia libur 3 hari. Jangan cari dia!Pesan terkirim!Bintang mematikan ponselnya dan juga Adelia begitu saja dan mulai fokus mengurus sang kekasih. Ia menggulung lengan kemejanya dan mulai menyeka bagian tubuh Adelia yang terlihat. Malam itu ia memutuskan untuk menemani sang kekasih, tidur di ranjang yang sama.‘Ah … sebaiknya aku juga ganti saja itu!’*** Keesokan paginya, Ad

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 254. Di Balik Skandal

    ‘Kalau diingat-ingat … aku terakhir lihat Lia dari jendela pintu ruang latihan. 3 minggu lalu, kalau nggak salah.’Bintang menatap lurus tanpa berkedip. Pandangannya kosong, sementara ia menggenggam gelas wine di tangannya. Ia sedang duduk di sofa apartemen sang kekasih. Masih terdiam, pikirannya kembali mengingat hari itu. ‘Setelah itu, aku pergi dinas. Dennis bilang kalau Lia sangat bersemangat siap debut.’“Nggak ada yang salah dengan kami. Kurasa.”Pria yang tengah bingung dengan komentar ibu dan rekan kerjanya itu kembali menghela napas panjang. Ia tak tahu apa yang membuat hubungannya dicap hambar. Sejauh mereka belum menikah, jelas tidak ada yang bisa mereka lakukan selain pergi kencan. Sesekali berciuman atau tidur di kasur yang sama. “Apa aku harusnya menikahi Lia?” Lagi, ia berbicara dengan diri sendiri. “Tapi dia sedang bersiap debut. Bagaimana kalau langsung hamil dan merusak karirnya?”Sudah pukul 11 malam dan Adelia tak juga tiba di rumah. Mungkin penantian Bintang ma

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 253. Hubungan Yang Hambar

    “Dia tidur sambil berendam.”Bintang menggelengkan kepala, heran dengan kelakuan absurd sang kekasih kecilnya. Sekarang ia tidak tahu harus berbuat apa untuk mengangkat tubuh Adelia tanpa melihat. “Lia.” Bintang mencoba membangunkannya. “Adelia!”Dengkuran halus malah menjadi jawaban dari panggilan itu. Membuat Bintang mulai kehabisan akal setelah beberapa kali mencoba membangunkannya. Ia memutuskan untuk mengambil handuk dan menutupi tubuh gadis itu setelah berhasil mengangkatnya dengan menutup mata. Setelah bekerja keras, Bintang pun berhasil membaringkannya di tempat tidur. Namun, sampai di sana, Adelia malah terbangun. “Kenapa kau baru bangun sekarang, hm?” keluh Bintang. “Kau mengerjaiku ya?”Adelia mengerjapkan netranya beberapa kali, kemudian tersadar bahwa ia sudah ada di kasurnya, masih dengan tubuh yang basah. “Astaga! Apa aku ketiduran?”Melihat dari respon Adelia, Bintang tahu kalau gadis itu pasti kelelahan setelah beberapa minggu terus berlatih dan hanya bisa tidur 2

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status