Share

Ternyata, Aku Pelakor

Author: FitriElmu
last update Last Updated: 2022-06-17 09:42:16

"Mas, tolong jelasin. Apa maksud semua ini?" Aku menginterogasi mas Rendi setelah kami dikamar kami. Mas Rendi menghela napas.

Tadi hampir saja terjadi perang, bahkan wanita itu berhasil menampar pipiku, dan mengataiku 'pelakor', 'wanita sialan', dan kata kata berisi makian kotor lainnya, sebelum kemudian akhirnya mas Rendi mengalihkanku ke kamar. Sementara ibu dan wanita tadi berteriak teriak marah dan memaki maki dari luar. Aku sedikit banyak sudah dapat meraba apa yang terjadi. Mas Rendi sudah beristri. Jadi aku pelakor?

Aku memegang kepalaku yang mendadak terasa berat. Kejutan? hah! kamu sudah berhasil memberi kejutan untukku mas. Tapi aku harus mendengar langsung dari mulutmu langsung.

"Bukankah aku sudah bilang berkali kali Vi. Jangan kaget jika yang terjadi tidak sesuai dengan bayanganmu."

"Tapi kan gak gini juga mas,"

"Benar, bukan ini yang aku bayangkan. Khayalanku salah total. Aku kira aku akan mendapat sambutan hangat. Tapi nyatanya apa ...." Aku terisak. Sesak sekali dada ini mendapati fakta menyakitkan itu. Bagaimana bisa, mas Rendi membohongiku. Ya Tuhan ... Aku telah menjadi pelakor tanpa sadar.

"Aku? Aku istri kedua mas?" Aku menggeleng lemah. Tak percaya dengan yang aku lihat dan alami saat ini.

"Kenapa mas tega bohongin aku?" Derai air mata cukup menggambarkan rasa sakitku saat ini.

"Aku tidak berbohong, Via. Lagipula kamu memang pernah nanya apa statusku kan? Aku tidak salah." Aku menggeram. Tidak bersalah katanya?

"Lalu, waktu mas bilang orangtua mas gak bisa datang itu karena ini kan?" tekanku lagi. Ah, rasanya aku ingin mencakar-cakar wajahnya itu. Tapi, rasa cinta buta justru membuatku tak tega melihat wajahnya yang kini menunduk, mengangguk pelan.

"Mas, bahkan disituasi seperti ini mas gak mau minta maaf?" tanyaku getir. Apa yang aku harapkan? Jelas saja permintaan maafnya. Dia bersalah, telah membohongiku untuk menikah dengan dia yang telah berstatus.

"Sudahlah Vi. Lagipula aku nikahin kamu karena aku sayang sama kamu Vi."

Aku memejamkan mata, sakit sekali, sesak. Apalagi ini? Aku kecewa. Tak sadarkah kamu mas? apa dengan modal cinta kamu bisa menikahi wanita seenaknya. Bahkan aku sudah rela melepas semua untukmu. Kuliahku, kehidupan mudaku, orang tuaku yang jauh disana. Dan justru kamu balas dengan kenyatan pahit. Istri kedua? oh. Sama sekali aku gak pernah membayangkan dalam mimpi sekalipun.

"Kamu disini aja. Biar mas yang bicara sama mama," ujarnya, seraya bangkit meninggalkanku.

Aku terisak. Ingin rasanya aku pulang lagi kerumah orang tuaku disana. Tapi, bahkan jalan kearah sana pun tidak ada dalam bayanganku. Gelap. Meski nekat, tidak akan menjamin aku bisa kembali dengan aman.

"Brengsek kamu, Mas!" Aku menoleh samar. Itu suara wanita muda tadi, istri pertama mas Rendi.

"Jadi izin kerjamu itu buat nikah sama wanita lain." Samar samar aku mendengar teriakan istri mas Rendi. Aku memejamkan mata. Ah, bahkan sekedar mengasihi diriku sendiri saja aku tidak berhak. Posisinya, aku yang salah telah merusak pagar ayu rumah tangga orang lain.

Aku tahu perasaanmu mbak. Maafkan aku. Aku bahkan gagal menyadari bahwa dia pria beristri. Aku paham bagaimana kecewanya wanita yang dikhianati, apalagi setelah ada ikatan sakral pernikahan.

Tapi, lagi-lagi aku sadar. Aku bisa apa, aku juga korban disini. Aku menelungkupkan tubuhku di ranjang. Menutup telinga dengan bantal. Menangis terisak. Meski diluar sana suara teriakan dan pertengkaran masih mampir ketelingaku.

Oh, aku ingin melupakan semua ini. Aku ingin berlari sejauh-jauhnya. Aku hanya bisa berharap bahwa ini mimpi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan Kedua   Kebangkitan yang Baru

    Ku lihat mbak Helen bergegas masuk. Memeriksa bunyi yang membuatnya curiga tadi. Sembari menahan napas seiring jantung yang berdegup kencang."Meaow."Langkah mbak Helen terhenti. Menatap galak kucing hitam yang mengeong. Duagh! Aku hampir memekik. Mbak Helen menendang kucing tak bersalah itu."Kucing sialan! Mengganggu saja. Minggir sana!"Kucing malang itu lari terbirit-birit. Maafkan aku kucing, kamu menjadi korban padahal tidak melakukan apa-apa.Mbak Helen masih mengomel. Jelas saja dia juga deg-degan mendengar suara benturan tadi. Kalau sampai yang tahu rencana liciknya itu mas Rendi, dia bisa habis. Kini wanita licik itu kembali ke kamarnya. Aku menyeringai miring. Ah, malang sekali nasib mas Rendi. Mempertahankan mbak Helen, padahal mbak Helen hanya mengincar hartanya saja.Sepertinya permainan akan semakin seru...Ku kembangkan usaha kue lebih maju lagi. Kami membeli ruko khusus di kota kecamatan dengan tema kue unik tradisional. Mengurusnya berempat pastinya. Kami sampai

  • Terjebak Pernikahan Kedua   Pria-nya Helen

    Sesuai yang disarankan bu Rita, aku harus memulai aksiku. Ku selesaikan pekerjaan wajib di rumah ini. Mama masih mendiamkanku. Mungkin dia masih kesal dengan kejadian uangnya yang hilang itu, yang membuat mbak Helen mengomelinya. Syukurlah, setidaknya aku terbebas beberapa saat dari omelannya."Awas kamu, perempuan sialan. Aku pasti akan membuktikan kalau kamu malingnya," sungut mama saat berpapasan denganku. Aku menggendikkan bahu, tak peduli. Lagipula, dengan cara apa mama akan membuktikannya? Kejadian itu sudah lumayan lama. Tidak ada cctv, atau kamera perekam lainnya. Dan lagi, aku juga tidak pernah mengambil uang mama lagi untuk belanja. Sudah ada mas Rendi yang mengurusnya. Dia yang bertanggung jawab atas nafkah keluarga."Mas Rendi tidak ke Tangerang lagi?" tanyaku memijit lengannya. "Kau ingin aku pergi, Vi?" tanyanya dengan raut kecewa."Em, bukan begitu. Tapi ..." aku sengaja menggantungkan kalimatku. Aku taksir, mas Rendi akan mengira aku pasti berkeinginan mengikuti dia k

  • Terjebak Pernikahan Kedua   Dekati Dia

    "Gimana, Vi? Belum bisa?"Wajah Via memucat. Sedari tadi dia memasukkan password-nya, tapi belum juga berhasil. Ya, dia meminjam ponsel bu Rita untuk membuka aplikasi biru tersebut. Satu-satunya jalan yang bisa dia lakukan. Karena untuk nomor, Via lupa semua. Meski dia sebenarnya sangsi Fadil akan membuka aplikasi biru tersebut. Karena aplikasi itu sekarang kurang diminati oleh kalangan anak muda-dewasa. Tapi mau bagaimana lagi? Hanya itu cara yang bisa dia coba. Sayangnya, sedari tadi dia memasukkan password, tetap saja belum bisa. Terhitung sudah hampir sepuluh kali, dan semuanya password salah."Arrh!" Via frustasi. Dadanya yang sesak karena gejolak emosinya, semakin menjadi. Perempuan itu menelungkupkan kedua telapak tangannya ke wajah. Menumpu ke paha. Menangis terisak.Rita yang paham, menyuruh anaknya untuk bermain dengan teman sebayanya di luar."Kenapa mas Rendi jahat padaku, bu? Aku salah apa padanya?" adunya disela isakan. Rita menepuk pundak Via. Mengela napas. Keluarga it

  • Terjebak Pernikahan Kedua   Tidak Semudah Itu

    Aku meletakkan ponsel itu gugup."I-itu tadi, a-ada pesan, Mas."Mas Rendi menatapku tajam. Berjalan ke arahku. Kurasakan hawa menegangkan yang menakutkan. Meraih ponsel itu kasar."Kau tahu, aku tidak suka ada yang menyentuh barang pribadiku."Aku mengangguk samar. "M-maaf, Mas."Mas Rendi langsung memeriksa ponselnya. Untung saja pesan baru tadi belum kubuka. Semoga saja mas Rendi tidak curiga padaku. Untung juga aku sempat menekan tombol keluar, kembali ke halaman beranda.Pria berstatus suamiku itu menatapku menelisik. Sementara aku meremat jemari tanpa sadar. Gugup, juga takut. "M-maaf, mas. Aku tadi sedang tiduran. Dan, terasa ada yang bergetar di bawah bantal. Jadi, aku periksa. Ternyata, itu ponsel mas Rendi."Pria itu justru mendekatkan wajahnya ke arahku. Netranya menusuk tajam netraku. Posisi yang menambah kegugupanku semakin menjadi. Aku menunduk takut."Mas maafkan. Tapi lain kali jangan begitu ya?" Sebuah usapan lembut mendarat di puncak kepalaku. Aku terperangah, mena

  • Terjebak Pernikahan Kedua   Mengetahui Rencana Jahat Rendi

    Pintu terbuka. Sontak aku menoleh. Mas Rendi masuk dengan penampilan acak-acakan. Senyum lebar masih tersungging di bibirnya, bahkan dia kini bersiul-siul riang. Sepertinya dia belum sadar ada aku di kamar.Kuperhatikan pria yang beberapa bulan menjadikanku makmumnya itu. Sepertinya dia hendak mandi. Mengambil pakaian di lemari dengan sekali tarik. Akibatnya, pakaian yang semula tertata rapi itu kembali berantakan. Aku menahan napas. Antara kesal karena merasa terhianati, juga karena cara mengambil pakaian yang membuat berantakan itu."Bisa tolong lebih rapi mengambil pakaiannya, Mas."Mas Rendi terkejut. Handuk yang hendak dia sampirkan di bahu terjatuh. "Vi-Via ...." desisnya kaget. Aku tak menyahut. Menghampiri lemari, dan menata pakaian yang berantakan."Se-sejak kapan kamu pulang?" "Hmm. Sudah lumayan," sahutku datar. Mas Rendi melotot."Kapan?""Gak tahu. Gak lihat jam."Tak butuh lama untuk merapikan. Untung saja belum terlambat. Jadi aku bisa langsung membenahi kekacauan yang

  • Terjebak Pernikahan Kedua   Hati Yang Terbuka

    Aku terkejut dengan suara tamparan yang keras itu, wanita yang bernama Tinah itu apalagi. Bu Dita menabok mulutnya keras sekali. Wanita itu sampai mematung di tempat. Wajahnya merah padam, marah, juga tak menduga. Ucapan pedasnya terhenti begitu saja. Keterkejutanku buyar saat bu Dita menarik tanganku."Ayo, Vi. Cepat, pergi." Melangkahkan kakinya, menaiki motor. Aku mengikutinya gugup. Dengan gerakan cepat, bu Dita menyalakan motor dan menancap gas. Brum!Motor melaju kencang."Woy! Tunggu kalian, sialan!"Wanita bernama Tinah itu mencak-mencak. Jelas saja dia marah sekali. Mungkin kalau dia tidak sempat mematung tadi, kami sudah habis dihajarnya. Aku sempat menoleh, bu Tinah dikerubungi tetangganya yang tadi berkutat di dapur. Telunjuk bu Tinah menunjuk-nunjuk ke arah kami. Wajahnya merah padam.Kami sudah jauh. Aku mengembuskan napas. Antara lega, juga khawatir."Apa tidak apa-apa, Bu Dita? Bagaimana kalau ibu tadi melabrak kita?" tanyaku khawatir."Halah! Biarin saja. Emang dasar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status