Share

Kebangkitan yang Baru

Ku lihat mbak Helen bergegas masuk. Memeriksa bunyi yang membuatnya curiga tadi. Sembari menahan napas seiring jantung yang berdegup kencang.

"Meaow."

Langkah mbak Helen terhenti. Menatap galak kucing hitam yang mengeong.

Duagh!

Aku hampir memekik. Mbak Helen menendang kucing tak bersalah itu.

"Kucing sialan! Mengganggu saja. Minggir sana!"

Kucing malang itu lari terbirit-birit. Maafkan aku kucing, kamu menjadi korban padahal tidak melakukan apa-apa.

Mbak Helen masih mengomel. Jelas saja dia juga deg-degan mendengar suara benturan tadi. Kalau sampai yang tahu rencana liciknya itu mas Rendi, dia bisa habis. Kini wanita licik itu kembali ke kamarnya. Aku menyeringai miring. Ah, malang sekali nasib mas Rendi. Mempertahankan mbak Helen, padahal mbak Helen hanya mengincar hartanya saja.

Sepertinya permainan akan semakin seru.

.

.

Ku kembangkan usaha kue lebih maju lagi. Kami membeli ruko khusus di kota kecamatan dengan tema kue unik tradisional. Mengurusnya berempat pastinya. Kami sampai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status