Share

05. Sakit Hati

Ya itu adalah suamiku bersama seorang wanita. Aku tidak menyangka Mas Ariel telah menduakan aku dengan wanita itu.

Segera kututup wajah ini dengan masker.

"Pak Alex, ada Mas Ariel di sana!" ucapku dengan suara bergetar.

Beliau menoleh, dan benar saja mereka dengan asyik bersenda gurau sedangkan aku meratapi nasibku di ujung tanduk.

"Apakah itu yang namanya Lira, Pak? mantan kekasihnya Mas Ariel ?" tanyaku yang penasaran.

"Sepertinya bukan, Lira tidak memakai pakaian seperti itu, bahkan cenderung terbuka, aneh siapa dia?" tanya balik Pak Alex.

Wanita itu sangat feminim, dengan gamis berwarna senada dengan Mas Ariel ditambah khimar yang panjang, bahkan aku tidak mempunyai pakaian seindah itu.

Selama menikah dan mengarungi bahtera rumah tangga ini Mas Ariel jarang membelikan aku pakaian baru, mungkin masih bisa dihitung dengan jari, alasannya selalu katanya harus menghemat untuk masa depan anak kami ketika lahir, karena aku percaya dengan Mas Ariel, tidak lagi meminta sesuatu yang memang tidak diperlukan. 

Selang beberapa menit datang Ibu mertua dan Mbak Sukma dengan menggandeng seorang anak kecil yang sangat tampan, dan wajahnya sekilas mirip dengan Mas Ariel, siapa dia, apa hubungannya, apakah itu istri dan anaknya?" gumanku dalam hati.

"Tenang Arum, tarik napas dalam-dalam, santai jangan terpancing, aku harus selidiki semuanya," pikirku.

"Begini saja Nak Arum, lebih baik kita cari tahu dulu, soalnya Bapak belum bisa memastikan apakah itu Lira atau bukan, siapa tahu dia berubah penampilan," jawabnya yang masih ragu.

"Kalau begitu saya pamit dulu, oh ya lebih baik ponsel mu jangan memakai nama asli saya dan jangan sampai ponsel Nak Arum ada di tangan mereka, atau lebih baik memakai sandi, hanya untuk berjaga-jaga," nasehat Pak Alex dan segera keluar dari caffe.

"Iya Pak, terima kasih telah membantu saya untuk masalah ini," jawabku.

Setelah kepergian Pak Alex, aku masih duduk memandangi mereka yang sangat bahagia layaknya sebuah keluarga utuh yang sempurna.

Bahkan aku masih bisa mendengar samar-samar tertawa mereka, terlihat wanita itu sangat anggun, kulitnya putih dan bersih di tambah wajah yang cantik sedangkan aku jauh diatas rata-rata.

Sungguh malang nasibku. Aku pikir seiring waktu Mas Ariel akan mencintaiku seutuhnya, ternyata aku salah.

Aku hanya menjadi pembantu di rumah ku sendiri. Tidak menyadari semua ini, mereka menutupinya dengan sangat baik.

"Baiklah Mas Ariel, kamu bermain cantik selama 5 tahun ini sampai-sampai aku mempercayai semua kebusukan mu, kita lihat saja jika kamu tidak menangis darah jangan panggil aku Arumbi Lestari," batinku.

Aku pun meninggalkan kafe itu setelah mengabadikan kemesraan mereka di ponsel, dengan berbagai gaya dari berpegangan tangan, merangkul, memeluk sampai mencium kedua pipi wanita itu dengan tertawa lepas.

Ingin rasanya kumenangis, tapi apalah daya untuk beli tisu saja masih mikir, ngelap ingus di baju jadi kotor, lebih baik tunggu di rumah saja, toh yang aku tangisi lagi berbahagia.

Uang di dompet tinggal dua puluh ribu, mengapa sampai lupa untuk meminta uang kepada Mas Ariel. 

"Bodohnya aku ini, sampai-sampai uang pun harus mengemis dulu baru di kasih, secara aku adalah istri pemilik perusahaan terkenal, tapi hidup bagaikan di penjara," gerutuku dalam hati.

Hanya bermodalkan uang seadanya, aku langsung mencari angkot, walaupun dengan aroma yang bercampur aduk, sudah tidak dipedulikan, bagiku lebih nyengat bau pengkhianatan suami ketimbang bau badan orang.

Kutermenung sesaat ketika masih dalam balutan kasih sayang dan cintanya kepadaku, setiap kata yang terucap dari bibirnya membuatku selalu merasa akulah wanita satu-satunya, tetapi kenyataannya tidak semanis yang ku harapkan.

Bahkan setiap sholat berjamaah Mas Ariel selalu memberikan nasehat yang begitu menyentuh hatiku, tetapi itu semua bohong tidak sesuai dengan perilakunya kepadaku.

Sampai di rumah ibu langsung menghujani berbagai macam pertanyaan walau aku pun sendiri masih mencari jawabannya.

"Assalamualaikum!"

"Walaikumsalam ... gimana apa kata Pak Alex, jadi betulan suamimu punya selingkuh, terus sekarang apa yang akan kamu lakukan bercerai atau bertahan, tanya Ibu yang sedang bermain dengan Riana.

"Ya gitulah Bu, sulit di jelaskan dari mana, yang penting aku harus menemukan sesuatu yang bisa membuat mereka bungkam tidak berkutik di depanku, kalau perlu penjara langkah terakhir ku," terangku.

Sengaja aku tidak memberitahukan Ibu, kalau aku tadi bertemu dengan mereka. Rasa sakit ini belum hilang juga.

"Bu titip Riana dulu ya, setelah sholat Arum mau tidur sebentar, kepala Arum tiba-tiba pusing," jawabku.

"Iya, sana pergi aja, istirahat dulu , tapi kalau lapar tinggal ambil sendiri di dapur ya," ucap ibu.

"Iya bu, makasih."

Untung Riana tidak rewel, anak sekecil itu tidak menyusahkan setiap di asuh oleh neneknya atau denganku, walaupun Riana bukanlah anak kandungku sendiri dan bukan cucu beliau tetapi tetap menyayanginya.

Mata ini tidak mau terpejam, suara canda tawa mereka masih terekam di otak ini. Entah apa yang akan dilakukan, aku masih bingung, tetapi karena untuk membuka semua rahasianya aku harus bertindak cepat sebelum surat perceraian itu datang kepadaku.

Aku mulai dengan mengganti kata sandi di ponselku dan nama kontak Pak Alex.

"Bagusnya di namai apa ya mungkin bersifat kewanitaan kali ya, tadi aja bertemu beliau menyamar menjadi wanita feminin ... hihihi...pikirku dalam hati.

"Andini, ya Andini nama yang bagus untuk Pak Alex. Segera ku ganti nama Pak Alex dengan nama Andini.

Masih belum bisa tidur, entah kenapa hati ini menyuruh untuk membuka media sosial, untuk menghilangkan kepenatan, tanda logo berwarna biru kutekan siapa tahu ada tips-tips masalah seputar rumah tangga atau berita lainnya.

Tanganku dengan lincah berselancar, dan tanpa sebab aku terhenti di salah satu akun temanku Shakira, dia adalah teman sekolahku dulu. Kulihat di berandanya banyak foto-foto pernikahan sepupunya. Sebenarnya aku diundang tetapi karena di luar kota aku tidak bisa ke sana.

Aku memberikan komentar di kolom itu dan menuliskan Selamat menempuh hidup baru buat sepupumu ya, maaf banget nggak bisa ke sana, cuma doa yang bisa aku kasih, hadiahnya menyusul ya kalau sudah datang kesini, tak lupa kuberi tanda emotion permintaan maaf dan hati, klik terkirim

Tak lama balasannya dikirim.

"Ya elah nggak apa-apa say, cukup dengan doa mu saja aku udah senang, btw kita ngobrol di WA aja ya, inbox ya say ...

"Ok lah ...

 Saat ingin memberikan tanda jempol ini lama-lama kuperhatikan di sekitar tamu undangan itu sepertinya aku kenal dengan baju batik yang pria itu pakai dan disamping menggandeng mesra tangan seorang wanita, tetapi bagian tubuh dan wajahnya terpotong, 

Mungkin hanya kebetulan saja sama persis, tetapi tidak dengan postur tubuhnya yang tinggi dan besar.

Kubuka lagi foto-foto berikutnya scroll ke bawah dan bawah hanya penampakan tubuhnya saja, eh tetapi aku tertuju lagi dengan pergelangan tangannya yang memakai arloji hampir sama dengan yang aku beri ketika Mas Ariel berulang tahun, setahun yang lalu.

"Ah mungkin perasaan aku saja, 'kan bukan dia saja yang mempunyai aroji mahal seperti itu," gumanku dalam hati.

Namun hati ini masih penasaran iseng-iseng ku bukan akun milik Mas Ariel, tidak ada yang aneh, ah pikirku sudah ke mana-mana.

Segera ku WA temanku tadi.

{"Assalamualaikum, Ra ini aku Arum lama ya kita nggak ke temuan, gimana kabarnya?" }

Ternyata Shakira temanku cepat sekali menanggapinya langsung terconteng dua garis biru.

{"Walaikumsalam, Rum. Alhamdulillah baik, jadi kangen, nantilah kalau aku cuti aku mampir ke rumahmu, sekarang aku lagi ada di Solo say, biasa aku buka cabang yang baru di Solo."}

{ Alhamdulillah, tambah besar aja butikmu say, selamat ya, aku doain semoga berkah dan tambah laris, diberikan rezeki yang berlimpah, Aamiin}

{Makasih loh doanya, doa yang sama untuk kamu juga ya say}

{ Berapa hari kamu di Solo say?}

{ Nggak tau juga sih mungkin sekitar 6 bulanan, soalnya baru di resmikan minggu lalu say jadi harus dikontrol dulu, kalau udah bisa di tinggal baru aku balik ke sana}

{ Oh gitu, btw gimana kabar pernikahan kalian, masih rukun 'kan?}

{ Iya Alhamdulillah}

{Kirimi dong foto-foto kalian, pasti seru cuma aku saja ya yang nggak datang}

{Iya nih, nggak asyik tau, secara teman-teman kita datang semua, cuma kamu saja yang nggak hadir, semuanya tanya in kamu loh termasuk itu.}

{ Itu siapa sih nggak jelas deh, ngomong yang lain aja, say}

{ Kenapa, masih ada hati ya sama dia, dia masih jomblo katanya tunggu kamu menjanda hahaha....}

{Hus, ngomong sembarangan, udah dulu ya say, aku mau mandi dulu, nanti kita sambung lagi ceritanya, tapi jangan lupa kirimkan dulu foto-fotonya.}

{ Iya say, dah}

"Hufh ... Shakira kenapa kamu ingatkan tentang si dia sih, tapi apakah betul apa yang dikatakannya? 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
Arumbi Lestari... ternyata bener2 oon ya. 5 thn gitu lho dibegoin sama kelg suami, dihina2 sama kk ipar kok ya nerima ajaaa. Gak peka, gak mikir atau gmn siiih... mauuuu aja diperlakukan sbg art plus baby sitter
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
katanya dikasih uang bulanan ngepres, tapi kok bisa ksh kado jam mahal buat suami ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status