Share

#4

Ceklek....

Setelah beberapa kali mencoba memencet bel apartemen, akhirnya sang pemilik membukakan pintu untuk Dirga.

"Sayang," Dirga mendekat dan ingin memeluk tubuh kekasihnya karena merasa bersalah.

"Jangan sentuh aku! bukankah semalam kau sudah menghabiskan waktu berdua dengannya!" Ketus Ratih dengan wajah sembamnya. Wanita itu melepas kasar, pelukan Dirga. Lalu berjalan masuk, meninggalkan sang kekasih.

Dirga berjalan masuk apartemen kekasihnya, mengikuti langkah sang kekasih yang hendak meninggalkannya sendirian.

"Jangan berkata seperti itu sayang, aku bahkan sama sekali tak tertarik denganya! Karena kaulah wanitaku satu-satunya." Dirga menarik tubuh Ratih, lalu memeluknya dari belakang dan menaruh dagunya di pundak sang kekasih.

Kini rasa bersalah itu semakin menjadi, apalagi melihat bagaimana wajah sembam sang kekasih.

Ia yakin, semalam Ratih menangis karena membayangkan dirinya menghabiskan waktu berdua bersama wanita lain.

"Katakan padaku Dirga, bagaimana aku tidak berpikiran hal semacam itu? apalagi kalian sudah sah menjadi suami istri! sementara aku...." Ratih tak bisa melanjutkan kata-katanya, karena terlalu sakit untuk mengingatnya.

Bagaimana tidak? Selama hampir 5th, mereka berpacaran, ibu dari kekasihnya itu sama sekali tak menyukainya. Bahkan dia juga sudah berusaha untuk mengambil hati Gandari, namun semua itu sia-sia.

Gandari sama sekali tidak tertarik denganya untuk di jadikan menantu. Entah apa yang kurang darinya, sehingga mama dari sang kekasih sama sekali tak menyukainya.

Lebih parahnya lagi, wanita tua itu membawa seorang gadis yang bahkan umur mereka terpaut jauh dari Dirga.

Bayangkan saja, posisi yang selama ini di inginkan oleh Ratih untuk menjadi nyonya Dirgantara Prayoga di gantikan oleh gadis kampung yang usianya masih terlalu sangat muda baginya.

Dirinya harus bersaing dengan anak ingusan dan kini dirinya sudah kalah. Dirga sudah menjadi milik orang lain, sementara dirinya menangisi nasibnya yang di tinggal menikah oleh Dirga.

"Sayang bukankah kita sudah membicarakan hal ini? bukankah aku sudah bilang kalau, pernikahan yang aku jalani saat ini hanya sementara Sayang. Bahkan kau menyutujui hal itu."

Dirga menangkup wajah sang kekasih dan menatapnya dengan tatapan penuh cinta. Rasanya sungguh tak tega melihat kekasih hatinya bersedih seperti ini.

"Memang aku menyetujuinya Dirga, tapi rasanya aku tak rela bahkan bayang-bayang kau mencumbuinya selalu menghantui," ucap Ratih frustasi.

"Hei, tenanglah... Memang kami satu kamar, tapi aku sama sekali tak menyentuhnya. Bagaimana mungkin aku menyentuh wanita yang tak aku kenali apalagi tak aku cintai. Kau tahu, kalau cintaku hanya untukmu, jadi mana mungkin aku bisa menyentuh wanita lain?"

"Memang semalam kau tak menyentuhnya, tapi nanti, besok atau besoknya lagi! dengar Dirga, setahun bukan waktu yang sebentar. Dan setahun bisa lebih dari cukup untuk mengubah hatimu, merubah rasa cintamu untuknya dan aku akan kau campakan begitu saja!" Ratih histeris membayangkan hal itu terjadi, bahkan dia memukuli dada bidang kekasihnya.

Sungguh dia sangat kecewa, meskipun pernikahan Dirga dan wanita itu hanya berjalan selama satu tahun dan Dirga sudah meyakinkannya kalau Dirga tidak akan jatuh cinta kepadanya, Ratih benar-benar meragukan hal itu.

Apalagi, mereka akan sering berinteraksi dan itu pasti akan menjadi peluang untuk mereka saling jatuh cinta.

"Sssttt, tenanglah! Katakan apa yang harus aku lakukan untuk meyakinkanmu kalau aku tidak akan pernah jatuh cinta kepadanya?" tanya Dirga yang sudah mulai kehabisan kata untuk meyakinkan kekasihnya ini.

"Nikahi aku sekarang juga!"

"Apa? kau sedang tidak bercanda kan?" tanya Dirga tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Ratih.

"Tidak, aku bersungguh-sungguh! nikahi aku atau kita akhiri saja hubungan kita!" tegas Ratih.

"Tapi bagaimana dengan Laras? jika mama sampai tahu, maka mama tidak akan pernah memaafkanku. Kita bisa cari solusi yang lain," Dirga mencoba membujuk Ratih.

"Tidak Dirga, itu solusi satu-satunya. Jangan jadikan mamamu sebagai alasan! atau kau memang tak berniat untuk menikahiku?"

Dir terdiam, ia menatap sang kekasih yang juga tengah menatapnya. Ia bisa melihat wajah Ratih yang penuh harap, agar dirinya mau menikahinya.

Sebenarnya, dia sangat ingin menikah dengan Ratih. Tetapi untuk sekarang, bukan waktu yang tepat. Jika ia memaksa menikah dengan Ratih sekarang, maka bisa dipastikan, mamanya pasti akan sangat marah dan tak ingin mengakuinya sebagai anak lagi.

"Bagaimana? atau kau memang tidak ingin menikah denganku?" tanya Ratih dengan nada sinis.

"Maaf Sayang, untuk hal itu aku tidak bisa!"

"Ternyata kau memang tidak berniat menikahi ku! kau hanya ingin mempermainkanku!" ucap Ratih dengan kecewa.

"Bukan, bukan begitu Sayang! dengarkan aku dulu!" Dirga mencekal pergelangan tangan Ratih yang hendak pergi!

"Lalu bagaimana? kau bahkan baru saja bertemu dengan gadis itu, tetapi dengan mudah kau menikahinya! lalu aku?"

"Sayang dengar dulu! aku bahkan sangat ingin menikah dengamu dan menghabiskan waktu bersama sampai kita tua nanti! tetapi tidak untuk sekarang, beri aku waktu!"

"Berapa lama lagi aku harus menunggumu?" tanya Ratih dengan frustasi. Sementara Dirga hanya diam saja dan tak tahu menjawab apa?

"Lihat, kau bahkan tidak bisa menjawab! sudahlah, lebih baik kita akhiri saja hubungan ini!"

"Tidak, aku tidak mau hubungan kita berakhir! baiklah, aku akan menikahi ku! tetapi, aku minta untuk sementara Mama tidak boleh tahu tentang pernikahan kita sampai pernikahanku dengan Laras berakhir!"

"Baiklah, tak masalah! yang penting kau harus menjadikanku prioritas mu!"

"Tentu, tentu saja! meskipun kita belum menikah, kau tetap prioritas utamaku!"

Ratih langsung memeluk kekasihnya dengan binar bahagia. Akhirnya dia bisa menikah dengan lelaki yang sangat dicintainya ini.

Meski hanya pernikahan siri dan harus disembunyikan, maka tidak masalah baginya. Yang terpenting, Dirga tidak boleh dekat-dekat dengan wanita itu dan Dirga selalu ada di sampingnya.

Gadis ingusan itu tidak boleh merebut Dirga darinya. Dirga hanya miliknya dan selamanya akan menjadi miliknya.

Dirga membalas memeluk erat tubuh Ratih. Kini hatinya ragu, apakah keputusanya untuk menikah dengan Ratih benar atau salah.

Bukan perasaan Laras yang menjadi beban pikiranya, melainkan perasaan mamanya. Jika mamanya sampai tahu, pasti beliau akan sangat kecewa denganya.

Tetapi di sisi lain, dia juga tidak ingin kehilangan Ratih. Walau bagaimana pun, Ratihlah yang selama ini ada di sampingnya saat dirinya senang atau sedih.

"Sayang, ayo kita bicarakan ini dengan ayah. Aku yakin, ayah akan sangat senang mendengar kabar ini." Ratih dengan semangat menarik Dirga dan segera berjalan keluar untuk menemui ayah Ratih.

Ya, Ratih memiliki seorang ayah dan ibunya sudah meninggal akibat kecelakaan beberapa tahun lalu.

Dan kini dia akan menikah dengan orang yang di cintainya, pasti ayahnya juga ikut senang mendengar kabar ini.

Apalagi, ayahnya sangat menyukai Abi, pasti ayahnya akan sangat mendukung jika hubungan mereka berlanjut sampai ke jenjang pernikahan.

_______

"Apa kau yakin ingin menikahi putri saya, di saat kamu sudah memiliki istri?" tanya Burhan, ayah Ratih.

Ya, sekarang mereka sudah berada di rumah Ratih dan baru saja meminta restu kepada Burhan.

"Y-ya Pak, saya yakin!" meski ragu, Dirga tetap mengatakan kalau dirinya yakin dengan keputusannya.

"Baiklah, jika begitu! saya akan menyetujui pernikahan kalian, asal kau harus berjanji akan selalu membahagiakan anakku dan memprioritaskan nya!"

"Iya pak, saya akan berusaha untuk membahagiakan Ratih dan selalu memprioritaskan Ratih."

"Jadi kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?"

"Secepatnya ayah," jawab Ratih dengan antusias, Dirga hanya mengangguk membenarkan ucapan Ratih.

"Baiklah, kapanpun itu, ayah akan selalu siap untuk menjadi wali Ratih. Dan ayah akan selalu berdoa untuk kalian, agar kalian selalu bahagia."

Ratih tersenyum bahagia, sementara Dirga tersenyum kaku. Sungguh, ia merasa ragu dengan keputusannya.

Tetapi dia berharap semoga keputusan yang diambilnya tidaklah salah dan dia akan hidup bahagia bersama Ratih untuk kedepannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status