Share

9. Ingat, Siapa Musuhmu

Author: Lefayesme
last update Last Updated: 2025-07-01 15:43:56

Setelah ciuman itu, tak ada lagi yang dibicarakan oleh Kael dengan Aurora. Pria itu meninggalkannya begitu saja, setelah Aurora membentak dan mendorong tubuh tegapnya.

Lebih tepatnya, Kael menghilang begitu saja.

Aurora mencemaskannya diam-diam, tapi tak ada kata yang terucap. Semua terlihat dari gelagatnya yang berkali-kali menatap pintu kamar Kael dengan resah. Entah ia mengkhawatirkan keadaan Kael, atau justru ia resah karena tak ada jawaban dari pertanyaannya mengenai foto ibunya yang ada di ruangan itu.

Kini, ia mulai berpikir mungkin saja Kael telah mengetahui siapa sebenarnya dirinya, karena ia dengan frontal bertanya tentang siapa wanita yang ada di foto itu.

“Ah, bodoh!” Aurora memukul sendiri kepalanya.

Aurora mengambil gelas di dapur, menuang air dan meneguknya cepat. Ketenangan tak lagi menjadi miliknya, menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan besar.

***

“Anda masih belum pulang dari semalam?” Luther masuk ke ruangan kerja Kael, membawakan setelan jas baru—sesuai pes
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Misterius   25. Buktikan Ucapanmu

    Beberapa hari berada di villa membuat Aurora menjadi semakin kehilangan antusiasnya. Bahkan senja yang di awal mengubah pikirannya untuk tinggal di sini saja, sekarang mulai samar. Ditambah Kael yang melarangnya untuk keluar dari kawasan villa, merasa seakan sedang dipenjara dengan fasilitas mewah.Dan sekarang, ketika kael dengan terpaksa meninggalkannya untuk rapat direksi yang mewajibkannya pergi, akhirnya Aurora memiliki sedikit waktu untuk menjelajah kawasan itu. Perbatasan Vallmont dan Ravelle selalu menyediakan pesona yang tidak akan pernah didapatkan di Vallmont. Polusi dan kericuhan tiap langkah semakin memudar. Helaan napas pun berubah menjadi lebih… sehat? Aurora sedikit kesulitan untuk mendeskripsikannya. Tidak terlalu magis, tapi juga tidak sesak seperti Vallmont. Semua yang ada di perbatas ini terasa pas. “Kurasa Ravelle atau Ednoar akan lebih baik,” gumamnya.Menjelang malam, cahaya keemasan dari senja adalah salah satu favoritnya. Hangat dan romantis, mengingatkan sa

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Misterius   24. Jejak yang Tertinggal

    Kosong.Semua ruangan sunyi.Aurora terus membuka semua pintu villa dengan cepat. Tatapannya panik, gerakannya tergesa, tidak lucu jika Kael menghilang setelah mimpi buruk yang menyentaknya pagi ini.“Kael?” Hening.Napas Aurora semakin memburu ketika pintu terakhir dibuka. Tidak ada.“Kael!!!”Hanya suara deru angin dari pintu belakang yang terbuka. Helai rambut Aurora berantakan, tangannya menyibak pelan—tampak bergetar.“Kael….”Suara putus asa itu berganti dengan isak tangis pelan. Kakinya tak lagi kuat untuk melangkah. Ia terjatuh, lututnya membentur keras lantai kayu. Serat kayunya yang halus, tetap terlihat menjejak di kulitnya; dikelilingi memar memerah.“Kau bilang tidak akan pergi,” isaknya. “Tapi kenapa… kenapa?!”Angin berhenti berembus. Telinganya bahkan sampai berdenging berkat sunyi. Satu kelebat sontak membuat Aurora menoleh. Dan ketika itu, seorang pria dengan setelan hitam bertudung untuk menyembunyikan wajah berlari cepat, derapnya membuat Aurora tercekat. Dan saa

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Misterius   23. Melawan Dalam Diam

    Langkah tegap Luther menjadi satu-satunya sumber suara saat melewati lorong kantor pusat Vireaux Group. Sepi, tak ada satu pun orang lagi di jam hampir tengah malam ini. Setelah kembali dari villa milik ibunya tadi, ia harus menyelesaikan pekerjaannya di ruangan Kael. Sebuah rahasia, yang harus dilakukannya dengan cepat.“Luther Osborn.”Satu suara menghentikan langkah orang kepercayaan Kael itu. Gerakannya tetap tenang, meski jujur saja, ia sedikit terkejut.“Tuan Vireaux,” sapa Luther setelah ia menoleh, menyapa pria tua yang kini menghampirinya perlahan.“Cukup aneh melihatmu berjalan sendiri tanpa Kael.” Bastien berhenti tepat di hadapan Luther. Senyum tipisnya jelas terlihat dipaksakan. “Di mana Tuanmu itu?”Luther tersenyum ramah, tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya sekarang. Tatapan matanya lurus mengarah pada pandangan Bastien, tapi dengan sorot lembut. “Tuan Kael sedang menikmati waktu yang sangat luar biasa dengan Nyonya Aurora.”“Oh, really?” Bastien menyentak satu al

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Misterius   22. Datang Padaku dan Duduk di Pangkuanku

    Sementara Kael dan Luther berusaha menjauhkan Aurora dari kekacauan, di tempat lain, seorang pria terengah dalam ruangan gelap tanpa penerangan. Cahaya malam yang menyusup melalui celah angin-angin menjadi satu-satunya yang mampu menampilkan lekuk samar wajahnya yang kini penuh memar dan lelehan merah pekat di pelipis, menjejak kental, menyebar bau anyir tipis.Napas terengah dan geraman menjadi suara yang mendominasi. Kali ini disertai dengan suara retakan nyaring dari rahang yang dihantam buku jari milik Bastien Vireaux. Sudut bibir pria itu pecah—darah menciprat, memercik para bidang kosong di tembok yang menghimpit.“Mereka… tahu ka-kau pelakunya… Tuan,” sengal pria itu. Rambutnya basah terkena peluh, menutup semua sisi wajahnya yang tertunduk.“Dan kau yang akan menanggung akibatnya karena pekerjaanmu yang tidak becus!” Pukulan demi pukulan semakin agresif. Pria muda itu tak lagi memiliki tenaga untuk berontak atau hanya sekedar meminta ampun. Kebas di tiap pukulan telah menggant

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Misterius   21. Saling terbuka di Bawah Senja

    Luther tidak berbohong dengan senja yang tidak seharusnya dilewatkan di halaman belakang villa tua peninggalan keluarganya. Semburat jingga dengan gradasi ungu pekat dan merah muda menyebar serentak—seakan sedang berada di dunia lain.“Aku tidak pernah menyangka Vallmont memiliki senja yang nyaris tanpa cela.” Mata Aurora tak lepas dari gradasi langit yang terus berubah sepersekian detiknya.Di sebelahnya, Kael duduk di kursi santai yang sama dengan Aurora. Tangan kanannya memegang cangkir kopi dan menyesapnya pelan. Hanya kopi sachet karena villa ini tidak memiliki mesin kopi canggih seperti di penthouse—tapi lucunya—rasanya terasa lebih nikmat.“Bisa d

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Misterius   20. Jarak yang Semakin Dekat

    “Aku tak pernah tahu kau memiliki tempat seperti ini.” Langkah Aurora pelan, sedikit gelisah ketika menjejakkan kaki di halaman basah yang penuh dengan rumput liar. Kakinya bahkan sampai berjinjit beberapa kali untuk menghindari genangan air. Kael di depannya tampak tak terpengaruh dengan hal itu, seakan ia telah seringkali datang ke tempat ini.“Aku tak pernah memilikinya.” Kael mendorong pintu kayu dengan banyak goresan di bagian bawah. Entah apa yang telah terjadi sebelumnya, sedangkan cat di bagian atas telah sedikit mengelupas. “Dan aku baru sekali ini datang ke tempat ini.”“Lalu?” Aurora mengerutkan kening, masih mengikuti Kael dengan penuh pertanyaan. “Kau menerobos masuk begitu saja? Aku tidak tahu kau memiliki attitude yang jelek, Husband.”Kael menyibak kain putih yang menutup seluruh perabot di dalam. Cukup mengejutkan ketika situasi di dalam lebih terlihat… manusiawi. “Dan aku sudah menyangka jika kau selalu protes dengan semua hal yang baru kau hadapi, My Dear.”Dengusa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status