Di rumah besar keluarga Louis, Elyana begitu sibuk mempersiapkan ini dan itu. Ia memberitahu beberapa pelayan untuk mengikuti permainannya. Walau para pelayan tidak mengerti dengan permainan yang akan dimainkan oleh Elyana, tapi mereka mencoba untuk menurut.
Ketika Elyana masih berada di belakang rumah untuk memastikan sesuatu, tepatnya di tempat para pelayan itu tinggal, terlihat seorang penjaga berlari ke arahnya.
Dia berkata dengan tergesa-gesa, "Nona, di depan, ada seseorang yang mencari Anda!"
"Siapa?" tanya Elyana dengan acuh. Saat ini, dirinya masih berbicara serius dengan beberapa pelayan, sama sekali tidak ingin diganggu.
"Namanya David!" jawab penjaga itu dengan cepat. "Dia mencari Anda. Saya sudah menyuruh dia untuk menunggu, namun pria itu tidak mendengar."
"Apa? David?" Elyana terkejut mendengar nama itu. "Lalu, sekarang dia ada di mana?"
"Dia masuk ke dalam rumah tanpa permisi, Nona!" jawab penjaga itu dengan takut.
Saat ini, suasana di ruang tamu rumah itu terasa hening. Saking heningnya, bunyi dari detak jarum jam yang tergantung di dinding sangat jelas terdengar. Elyana sangat gugup dengan keadaan ini, David terus memegang wajahnya dengan jarak yang sangat dekat."Diamlah!" ucap David pelan ketika Elyana mulai bergerak. Ia menunduk, meniupi dagu wanita itu setelah diolesi obat antiseptik olehnya."Awhh, perih!" Elyana meringis. Ia tidak tahu jika di dagunya ada luka cakar. Hanya sakit dan perih saja yang ia rasakan dari tadi."Tahan dulu. Sebentar lagi selesai!" David membuka plester kecil berwarna bening, lalu direkatkan di dagu Elyana."Sudah, selesai!" Ia merapikan kembali kotak obat itu, lalu disimpan di atas meja.Elyana meraba dagunya yang dipakaikan plester, seketika ia mengerutkan kening. "Apa ini?""Bukan apa-apa, biar tambah jelek saja di wajahmu ada plester. Hehe!" canda David pada Elyana.Itu membuat Elyana sangat kesal. "Apa kau s
Hari sudah semakin sore, Elyana sudah mulai gatal dengan tubuhnya yang memakai pakaian si tukang kebun. Ingin rasanya ia membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur yang nyaman. Namun, pria itu masih saja ada di rumahnya, lebih tepatnya, di rumah khusus untuk para pelayan. Elyana menjadikan tempat tinggal para pelayan itu sebagai rumah dirinya dan sang ibu. Dan bodohnya, pria itu percaya begitu saja dengan sandiwaranya.Sekarang, para pelayan itu terpaksa harus mengungsi ke dapur yang ada di rumah besar. Mereka berdesak-desakan tidur di salah satu kamar yang ada di sana sebelum David pergi dari rumah ini."David, sebaiknya kau menginap di hotel saja. Aku tidak enak pada Tuan Louis karena kau menginap di rumahnya!" ucap Elyana pada David. Mereka berdua sedang duduk di kursi kayu yang ada di depan rumah itu."Apa kau bilang? Tuan Louis???" tanya David tiba-tiba. Alisnya teringat, dengan sorot mata tajam menatap Elyana. "Bukankah tadi kau
Malam semakin larut. Elyana sudah membersihkan diri dan mengganti pakaian dengan pakaian tidur. Sampai ia ketiduran di sofa rumah pelayanan, karena menunggu David pergi. Pria itu tidak beranjak sedikitpun, masih setia menunggu kedatangan Edwin di sana.Setelah meminta izin sebelumnya pada Yuan Louis untuk mendaratkan jet pribadinya di halaman belakang rumah, tepat pukul 02:00, suara bising mulai terdengar di halaman belakang. Angin bertiup sangat kencang, hingga menerbangkan beberapa benda kecil di sekitar, dan merusak beberapa tanaman di sana.David segera keluar rumah. Ia melihat Edwin turun dari dalam pesawat, dan bergegas berjalan ke arahnya."Maaf, Tuan! Tadi, ada sedikit masalah ketika mencari titik sinyal dari Anda. Jadi, sedikit terlambat!" ucap Edwin dengan membungkuk hormat. Ia takut tuannya akan marah karena keterlambatannya."Sedikit apanya?" sergah David dengan tajam."Aku memintamu untuk datang dari jam tujuh malam, jam delapan aku su
Hari sudah semakin siang, hawa panas terus menyebar ke setiap sudut kamar itu dengan dua orang yang masih bergulat di atas tempat tidur. Keringat dari keduanya mulai bercucuran, dan suara desahan sangat jelas terdengar."David ... kita harus menyudahinya sekarang!" lirih Elyana dari bawah tubuh pria itu sambil mencengkeram rambutnya. Ia tak kuasa merasakan sensasi yang timbul dari permainan David yang semakin lama semakin menggila."Sebentar lagi, Sayang! Aku masih ingin melakukanya!""Tadi kau bilang hanya minta satu kali. Tapi, sekarang sudah yang ke—""Emmmhh!" Pria itu segera menutup mulut Elyana dengan ciuman penuh gairah. Lalu berbisik di telinga Elyana tanpa menghentikan gerakan pinggulnya, "Ya, itu karena juniorku ingin terus masuk ke bawahmu. Aku tidak biasa mengendalikannya.""Aahhhh!" Elyana semakin kuat mencengkeram rambut pria itu. Merasakan tubuhnya bergetar karena permainannya.Entah sampai kapan mereka melakukan hal itu
"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu? Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan lagi dariku?" tanya David sambil mengerutkan kening, tatapannya tajam menatap Elyana.Kebohongan Elyana kemarin yang berpura-pura menjadi anak dari Alex Danu, cukup membuat David terkejut. Apalagi mengetahui bahwa wanita ini hanya seorang pelayanan di rumah Alex. Kenyataan itu cukup berat bagi David.Jika orang tuanya sampai tahu ... mereka tidak akan setuju. Tapi, jauh dari Elyana, membuatnya tidak nyaman. Ia selalu gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak. Setiap detik dan menitnya selalu mengingat wanita ini. Jadi, ia memutuskan untuk memaafkan Elyana dan memintanya untuk kembali.Tapi, jika Elyana membohongi David lagi, akankah dia memaafkannya?"Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan, hemh?""Ti-tidak!" Elyana masih saja berkata tidak. Padahal, ia sudah lelah dengan kebohongan ini."Hanya saja ... aku takut, jika aku berbohong lagi, kau sungguh tidak akan memaa
Di malam hari, Elyana begitu gelisah terus memikirkan ucapan wanita muda yang menjadi ibu tiri David. Ia khawatir juga, jika nanti Darwis akan benar-benar melaporkan dirinya ke polisi. 'Bagaimana jika itu terjadi? Apa yang harus aku lakukan?' tanyanya dalam hati. Elyana yang saat ini sedang berbaring di tempat tidur, memunggungi David karena tidak ingin pria itu melihat kegalauannya. Ia tidak ingin membuat David bertengkar dengan ayahnya nanti, jika sampai dirinya menceritakan pertemuannya tadi dengan Lauren. Lebih baik, Elyana memendam hal ini sendiri. "Ada apa?" Tiba-tiba David memeluk Elyana dari belakang, menarik tubuh ramping itu agar mendekat ke arahnya. "Sejak aku pulang, kau begitu murung. Apa aku berbuat salah? Jika iya, coba katakan, sikapku yang mana yang membuatmu tidak nyaman?" David semakin menarik tubuh Elyana, agar wanita itu berbalik ke arahnya. "Sini, coba, katakan padaku apa yang membuatmu tidak nyaman?" goda David sambil terus mena
Pukul 01:00 dini hari, David dan Edwin baru tiba di kota Lyon, mereka segera menghentikan taksi, masuk ke dalamnya dan segera pergi ke rumah keluarga Louis. Di dalam mobil, Edwin masih belum mengerti, mengapa majikanya ini malah bertamu ke rumah orang lain jam satu pagi. Padahal, mereka berdua bisa tidur di hotel dulu, dan besok pagi, baru datang ke rumah keluarga Louis untuk mencari Elyana. Bukankah sekarang semua orang sudah tidur? Tidak mungkin pemilik rumah menerima tamu jam satu pagi. Itu sama saja dengan tidak sopan. "Maaf, Tuan! Bukankah lebih baik kita mencari hotel dulu untuk menginap? Besok pagi, baru kita ke rumah keluarga Louis untuk mencari Nona," ucap Edwin pada majikannya, yang saat ini sedang duduk di sampingnya. "Saya khawatir, kita akan sia-sia saja datang ke rumah Tuan Louis sekarang." Edwin sudah tahu semuanya dari David, bahwa, Elyana sebenarnya adalah adik dari wanita yang bernama Rosyana, cucu dari Tuan Yuan Louis. Bahkan, nama
"Kau tidak perlu tahu, nona kedua keluarga Louis pergi ke mana. Itu bukan urusanmu!" ucap Yuan Louis dengan tajam. Sama sekali tidak bersikap ramah seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya pada David. "Hah???" "O, iya ... Tuan David, kebetulan Anda datang kemari. Ada sesuatu hal yang ingin aku bicarakan denganmu," ucap Yuan Louis mengalihkan pembicaraan. Ia segera meletakkan alat makannya di piring, lanjut berkata, "Masalah kerjasama kita tentang proyek pembangunan gedung apartemen, pihakku akan segera membatalkannya. Kami akan membayar uang ganti rugi karena sudah memutus kontrak secara sepihak. Mungkin besok, Judis akan datang ke kota Paris untuk mengurus hal ini!" "Ta-tapi mengapa? Mengapa Anda ingin membatalkan kerjasama ini? Apa yang salah hingga pihak Anda ingin membatalkan proyek ini?" tanya David tidak mengerti. Belum selesai masalah Elyana, sekarang ada masalah baru lagi. Itu membuatnya semakin pusing. 'Aissshh, sial!' "Tidak