Malam pun tiba, Kendrick sedang memandang dirinya di depan cermin. Hati dan pikirannya tidak bisa tenang. Bagaimana pun juga ini kali pertamanya dia berkunjung ke rumah perempuan.
"Kenapa aku deg-degan begini ya? Apa yang harus aku lakukan nanti?" Kendrick bertanya pada dirinya sendiri.
Ting! Suara ponsel Kendrick berbunyi.
"Kamu dimana?" tanya Karina lewat pesan.
"Aku masih di apartemen, ini baru mau berangkat."
"Oke, aku tunggu."
Kendrick menarik nafas dan menenangkan dirinya. Di tengah perjalanannya Kendrick berhenti sebentar di toko roti. Dia membeli beberapa roti untuk dia bawa ke rumah Karina sebagai buah tangan.
Setelah sampai di rumah Karina, satpam membukakan gerbang untuk Kendrick
biar bisa memasukkan mobilnya. Karina sudah berdiri menunggu kedatangan Kendrick di depan pintu rumahnya."Hai Ken," teriak Karina.
Kendrick melihat ke arah Karina. Dia terpesona dengan penampilan Karina malam ini. Karina sangat cantik dengan menggunakan dress warna dusty dengan rambutnya terurai.
"Cantik sekali kamu, Karin," gumam Kendrick dalam hati.
Begitupun dengan Karina, dia begitu terpesona dengan penampilan Kendrick malam ini. Mereka saling memandang dan tanpa berbicara sepatah kata pun.
"Karin, apa tamunya sudah datang?" Teriak nyonya Lisadari dalam membuat mereka tersadar dari lamunannya masing-masing.
"Ah iya mom, dia udah datang," balas Karina.
"Ayo Ken, kita masuk," ajak Karina.
"Tunggu, aku harus bagaimana ini Karin?" tanya Kendrick yang hatinya masih belum tenang.
"Sudah kamu tenang saja, semaunya akan baik-baik saja. Percayalah." Karina meyakinkan Kendrick.
Mereka pun masuk kedalam rumah. Tuan Bram, nyonya Lisa dan juga Anna sudah menunggu di ruang tamu. Saat melihat Kendrick datang, semuanya berdiri melihat ke arah Kendrick.
"Ya ampun, ini beneran pacarnya kak Karin? Ganteng banget .... " teriak Rania dalam hati.
"Ganteng juga pacarnya Karin," kata ibu dalam hati.
Sedangkan ayahnya hanya memberikan senyuman kepada Kendrick.
"Ayah, mom, kenalin dia namanya Kendrick. Ken, kenalin ini ibu aku, tapi aku suka panggil mom. Ini ayah aku, dan itu adik aku, namanya Rania." Karina memperkenalkan anggota keluarganya.
"Selamat malam om, tante, Rania," sapa Kendrick.
"Malam juga Ken," balas tuan Bram.
"Silahkan duduk Ken," kata nyonya Lisa.
"Boleh om tau riwayat hidup kamu. Nama asli, tempat tinggal, pendidikan terahir, dan juga pekerjaan?"
"Nama saya Kendrick Alfarensky, om. Kalau saya aslinya dari Yogyakarta, cuma sekarang tinggal di Jakarta bersama ibu saya."
"Lalu ayah kamu?" tanya tuan Bram.
"Ayah saya sudah meninggal dua tahun lalu," jawab Kendrick.
"Oh maaf ya Ken,"
"Tidak apa-apa tuan. Pendidikan terahir saya pascasarjana jurusan bisnis, sekarang kebetulan saya menjadi dosen di universitas Paradigma, Jakarta."
"Itu kan kampus tempat aku kuliah," kata Rania.
"Berarti kamu sering melihat Ken?" tanya tuan Bram.
"Tidak, aku tidak pernah melihat kak Ken," kata Rania.
"Iya om, kebetulan saya mengajar di bagian pascasarjana jurusan bisnis.""Pantesan saja, aku kan baru kuliah S1," sambung Rania.
"Oh iya ayah, Ken juga sama seperti aku lulusan terbaik universitas ternama di London. Awalnya kita juga kenalnya pas waktu kita kuliah di London, iyakan Ken?" Ken hanya menganggukkan kepala.
"Sudah dulu ya mengobrolnya, sekarang kita makan malam dulu yuk," ajak nyonya Lisa.
Mereka pun pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama. Walaupun rasa canggung masih terasa di diri Kendrick, tapi dia berusaha nyaman dalam situasi seperti ini. Makan malam berlangsung tanpa kendala.
Selesai makan malam Kendrick langsung pamit pulang. Dia di telpon ibunya untuk segera pulang karena tiba-tiba ibunya sakit kepala.
"Om, tante, maaf ya aku harus segera pulang," kata Kendrick.
"Yasudah Kendrick kamu harus segera pulang takut Ibumu kenapa-napa. Sampaikan salam kita untuk ibumu ya, Ken," ucap nyonya Lisa.
"Baik tante nanti saya sampai. Kalau gitu saya permisi dulu semuanya, assalamu'alaikum."
"Walaikumsalam," jawab semuanya.
Sejak kepulangan Kendrick, hati Karina tidak tenang. Dia memikirkan ibunya Kendrick. Saat hatinya sedang gelisah, Kendrick menelfon Karina.
"Halo Karin," sapa Kendrick.
"Halo Ken, bagaimana ibumu? Apa dia baik-baik saja?" tanya Karina panik.
"Ibu baik-baik saja Karin, tadi dia hanya sakit kepala biasa. Oh iya maaf ya tadi aku buru-buru pulang."
"Iya Ken gapapa aku ngerti kok. Justru aku yang terimakasih karena kamu sudah mau datang ke rumah ku," kata Karina.
"Iya sama-sama Karin."
"Ken udah dulu ya, Rania memanggilku," ucap Karina.
"Baiklah Karin," ujar Kendrick.
Huam! Karina menguap dengan tanpa membuka matanya. Dia merasakan nyaman sekali memeluk guling saat ini. "Kenapa gulingnya nyaman banget," ucap Karina dengan mata masih tertutup. Saat ingin bergeser tubuhnya seperti terkunci karena susah bergerak. Karina pun membuka matanya. Betapa terkejutnya saat melihat dirinya dan Ken saling berpelukan. "Ken!" teriak Karina karena kaget. Kendrick pun langsung terbangun karena kaget, "apa ada apa?" tanya Kendrick tanpa melepaskan pelukannya. Plak! Karina memukul tangan Kendrick. "Kenapa kamu malah memeluk ku? Kan aku udah bilang jangan tidur melewati batas!" protes Karina. "Yang tidur melewati batas itu aku atau kamu? Lihat sebelah sana masih luaskan dan kamu terus bergeser kesini," Kendrick menunjuk guling yang menjadi pembatas. &nbs
Malam ini sangat dingin sekali. Diluar hujan sangat deras sejak tadi sore. Suara petir nyaris terus terdengar diiringi turunnya air hujan. Suasana seperti ini membuat orang-orang tidak ingin bergerak dari tempat tidur. Menarik selimut dan menutup mata untuk tertidur. Tapi berbeda dengan dengan Karina. Dia sangat takut jika mendengar suara petir. Biasanya dia langsung menuju kamar Rania jika turun ujan. Tapi sekarang keadaannya berbeda, Karina sudah memiliki suami yang tidak mungkin dia tinggalkan sendiri di kamarnya. "Hujan deras sekali suara petir juga terus terdengar aku takut sekali," ucap lirih Karina. Dikamar Karina hanya sendrian. Kendrick sedang pergi ke dapur mengambil air minum. Karina berniat untuk pergi ke kamar Rania. Baru saja membuka pintu dia melihat Rania melewati kamarnya. "Loh kakak mau kemana?" tanya Rania. "Kakak mau ke kamar
"Assalamu'alaikum," ucap Kendrick dan Karina setelah menekan bel. "Waalaikumsalam," jawab bu Farah dari dalam. "Kalian udah sampai, ayo masuk." Ini adalah kunjungan pertama kali buat Karina. Ketika masuk Karina melihat suasana apartemen yang ditempati suami dan ibu mertuanya. Apartemennya bagus dan penataan setiap ruangannya juga baik. Karina kagum kepada Kendrick dan juga ibu mertuanya. "Ayo kalian duduk dulu biar ibu bikinin teh." "Tidak usah repot-repot, ibu. Biar aku saja yang buat," kata Karina. "Eh kamu ini apaan sih. Masa iya tamu yang harus menyajikan sendiri." Karina tersenyum, "aku bukan tamu ibu, aku menantu ibu. Aku gak mau ngerepotin ibu." Bu Farah sempat kaget mendengar Karina sudah menganggap dia sebagai ibu mertuanya. Bu Farah melirik ke arah Kendrick. Kendrick hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum. "Alhamdulillah nak Karin, ahirnya kamu menyebut mu sebagai menantu ku. Aku senang dengernya,
Acara lounching produk terbaru perusahaan yang di pimpin Karina sudah selesai. Saat ini Karina sedang duduk santai di sofa yang ada di ruangannya ditemani sekertaris nya,Anna. Dua gelas jus jeruk dan cemilan tersedia depannya. Karina menyandarkan kepalanya sambil melihat ke langit-langit ruangan. Dia memikirkan takdir yang sudah menimpa padanya. "Aku masih tidak percaya jika pada ahirnya aku menikah dengan sahabatku sendiri," ucap Karina tiba-tiba. Anna yang sedang sibuk berkutik dengan laptop melihat ke arah Karina. Dia tau apa yang sedang dirasakan oleh atasannya. Anna banyak sekali menyimpan rahasia Karina. Selain sebagai sekertaris nya, Anna juga berperan sebagai teman curhat dikala Karina sedang ada dalam masalah. "Apa Lady Queen menyesali itu semua?" tanya Anna memastikan. "Aku tidak menyesal menikah dengan Kendrick. Hanya saja aku belum bisa mencintai Kendrick, mungkin begitupun dengan Kendrick. Jujur, sebenarnya aku ingin menikah dengan orang
Cuti pernikahan sudah berakhir. Kini saatnya Karina dan Kendrick kembali ke aktivitas masing-masing. Kendrick kembali mulai menjalankan tugasnya sebagai dosen. Sedangkan Karina dia seorang pemimpin perusahaan cabang milik ayahnya. Saat sampai di kantor, para karyawan menyambut Karina dengan hangat. Tidak lupa mereka juga memberikan ucapan selamat atas pernikahan Karina dan Kendrick. Karina sendiri tergolong perempuan muda, tetapi dia memiliki jiwa pekerja keras. Rajin, jujur dan disiplin mampu membuat dia menjadi seorang CEO dari perusahaan milik ayahnya. Perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik adalah warisan dari ayahnya untuk Kirana. Sebagai seorang CEO, Karina memiliki sikap kepemimpinan yang sangat patut untuk di contoh. Karena kenapa? Karena Karina memiliki sikap tanggung jawab dan profesional yang sangat tinggi. Di samping itu, Karina memiliki wajah yang sangat cantik. Tak heran jika para kary
Sekarang Kendrick dan juga Karina sedang dalam perjalanan menuju rumah Karina. Ini adalah kedua kalinya Kendrick berkunjung ke rumah Karina. Namun saat ini status Kendrick sudah menjadi anggota keluarga Ibrani dan menantu dari tuan Bram dan juga Nyonya Lisa. Walaupun status Kendrick sudah menjadi menantu keluarga Ibrani, tetapi rasa canggung dan tidak bebas masih terasa didiri Kendrick. Bagaimanapun juga sebelum menikah Kendrick tidak diberi kesempatan untuk lebih dekat terlebih dahulu dengan anggota keluarga Ibrani. Sesampainya di rumah, sepasang pengantin baru ini disambut hangat oleh tuan Bram, nyonya Lisa dan juga Anna. "Selamat pagi pengantin baru, selamat datang di keluarga Ibrani untuk kakak ipar ku." Rania menyapa pengantin baru dengan hangat. "Ayo kita masuk, mom udah nyiapin sarapan untuk kita," ajak nyonya Lisa. Mereka pun masuk