Share

Terjebak Suami Bohongan
Terjebak Suami Bohongan
Penulis: El GeiysyaTin

1. Cinta Terlarang

Cinta Terlarang

“Nah, kamu sudah datang, sini cepat!” kata seorang gadis manis berkulit putih, saat Jayid berjalan ke arahnya.

Jayid melongo, karena heran kenapa gadis berkebaya pengantin itu, memanggil dan melambaikan tangan padanya. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari orang lain di sekitarnya.

Nawa Lawira, nama gadis itu yang biasa dipanggil Nawa melihat Jayid dengan takjub. Pria itu sangat luar biasa di matanya, begitu berkilau dalam balutan busana yang rapi dan sangat elegan.

Jayid pun tidak mengalihkan tatapan matanya pada gadis yang, tiba-tiba saja membuat jiwanya seperti tersengat lebah, karena wajahnya tampak memukau walau dengan riasan sederhana.

“Ini bayaranmu!” kata Nawa, sambil menyerahkan uang pada Jayid, dan berkata lagi, “Dan, lakukan dengan baik, seperti yang dikatakan Neti padamu, apa kau mengerti?”

Neti? Siapa dia? Melakukan apa maksudnya? Pikir Jayid, heran.

Saat itu dia tengah berada di dekat tempat parkir sebuah hotel mewah yang, sedang menyelenggarakan sebuah pesta pernikahan antara Marhan, tunangan Nawa dan Aida, sahabatnya sendiri.

Beberapa bulan yang lalu, Nawa dan Marhan, sudah merencanakan pesta pernikahan jauh-jauh hari, sebagai muara perjalanan cinta untuk memulai biduk baru yang lebih nyata. Namun, semua cita-cita indah itu kandas, setelah Nawa memergoki kekasih dan sahabatnya memadu kasih di depan matanya.

Lalu, dia bersama dengan Neti, teman sekaligus tetangganya, membuat rencana untuk merusak pesta pernikahan yang, seharusnya diperuntukkan bagi dirinya itu, bersama seorang pria yang dijanjikan untuk, menyukseskan rencana mereka.

“Acara apa?” kata Jayid heran karena kurang paham akan maksud gadis yang sama sekali tidak dikenalnya.

Dia baru saja menerima panggilan dari kolega bisnisnya, saat turun dari mobil dan, sengaja melewati tempat itu karena dia pikir akan lebih cepat.

Namun, ponsel di tangannya mengalihkan perhatian, hingga dia melangkah ke arah Nawa lalu, terjebak bersama gadis yang kini justru mengalihkan minatnya.

Jayid merasa harus meluruskan kesalahpahaman di antara mereka, apalagi gadis itu menyodorkan sejumlah uang sebagai bayaran. Tentu saja dia tidak terima. Namun, dia belum sempat berkata, gadis itu sudah menepuk bahu, membuatnya mengerutkan alisnya.

“Jangan pura-pura bodoh dan jangan banyak bertanya, lakukan saja sesuai rencana!” kata Nawa.

“Apa maksudmu?”

“Ini, cepat ambil!” kata Nawa, terkesan tidak peduli, sambil menyelipkan uang lima ratus ribu ke saku jas berwarna dark brow yang dikenakan Jayid.

Demi melihat gerakan tangan Nawa yang begitu kurang ajar padanya, Jayid sedikit mundur, dan berkata, “Uang apa ini?”

Walaupun kaget karena tidak pernah diperlakukan demikian, Jayid tetap tenang sambil menahan tangan Nawa.

“Ini bayaranmu, karena mau jadi calon suami bohonganku ... tapi, lakukan akting dengan benar seperti kesepakatan kita, oke?”

Ada seringai licik di sudut bibir Jayid saat mendengar ucapan Nawa, dia mulai memahami situasinya sambil melirik ke arah lobby hotel.

“Ini terlalu sedikit, aku biasa mendapatkan uang lebih banyak dari ini!” kata Jayid membuat Nawa melotot, ekspresi gadis yang lucu, membuat Jayid kembali tersenyum tipis.

“Apa kau bercanda? Rencana kita, tidak akan sampai satu jam, dan kau bilang sedikit! Kau gila!” Nawa berkata sambil meletakkan telunjuk secara miring di keningnya.

“Janji, tidak lebih dari satu jam! Waktuku sangat berharga!”

Mendengar ucapan Jayid, Nawa menelisik dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan tersenyum miring meremehkannya, dia pikir pria itu memang tampan dengan pakaian yang disewa.

“Berharga katamu? Mana ada pria sewaan sepertimu punya waktu berharga!”

“Ya! Kalau lebih dari satu jam, maka kau harus memberiku kompensasi!”

“Akh! Iya, iya, cerewet!” Nawa begitu yakin, karena dia pikir tidak akan menambah uang buat pria sewaan itu. Dia berkata lagi, “Ya sudah, ayo masuk!”

Meskipun Jayid tidak mengerti, dia tetap mengangguk dan berjalan mendampingi Nawa. Membiarkan gadis itu merangkul satu lengannya. Sementara satu tangan lain berada di saku celana.

Dia tetap tenang dan anggun, seperti biasanya, bahkan tampak begitu cantik dan tampan secara bersamaan, kala memasuki ruangan.

Tiba-tiba seorang pria mendekat dan berjalan di sisi Jayid dengan tatapan heran.

“Bos, apa Anda mendapatkan undangan dari acara pernikahan, siapa gadis ini?” tanya Rizal setengah berbisik, saat melihat Jayid berjalan memasuki ballroom dan bukannya memasuki ruang meeting yang sudah disepakati, bahkan bersama seorang wanita yang memakai pakaian pengantin.

“Beri aku waktu satu jam, katakan pada sekretaris Jin dan Pak Sander untuk menunggu, aku akan memberinya kompensasi lima ratus ribu!” Jayid menjawab dengan tersenyum simpul, membuat Rizal heran.

Bagaimana mungkin Bos memberi kompensasi serendah itu sedangkan kerja sama antara dirinya dan orang yang bernama Sander itu berjumlah miliaran? Pikir Rizal—asistennya.

Namun, pria itu tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya mengikuti sang bos, dia duduk di kursi paling pinggir di antara tamu undangan.

Saat Jayid berbisik dengan Rizal, Nawa berjalan memasuki ruangan ballroom hotel mewah itu, sambil mengirim pesan pada Neti—temannya, melalui telepon genggam.

“Neti! Makasih ya, udah ngirim cowok yang ganteng banget, buat balas Si Marhan Bengek itu! Dia cocok!”

Lalu mengetik emoticon tertawa lebar.

Setelah selesai, Nawa memasukkan telepon genggamnya ke dalam tas dan mengeluarkan sebuah pengeras suara. Dia berjalan memasuki ruangan di mana akad nikah baru saja selesai. Sontak saja kedatangannya menarik perhatian, karena dia memakai baju pengantin dan masuk dengan menggunakan pengeras suara, bersama seorang pria tampan.

❤️❤️❤️

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Capricornus
Hei, Nawa, kamu salah orang ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status