Nawa SakitNawa seketika berpikir ulang keputusannya untuk memberikan nomor telepon Rasyid pada Jayid sebab dia khawatir jika pria itu akan merayu sang kakak agar mau menuruti keinginannya. Biar bagaimanapun, dua keluarga tidak mungkin bersama, dia tidak akan menikahi orang yang sudah terlibat dengan kematian kedua orang tuanya.Dasar licik! Pikir Nawa.“Tidak perlu!” sahut Nawa pada akhirnya.Dia memilih keluar kamar dan berniat melakukan pekerjaan yang bisa dia lakukan, di sana. Namun, beberapa saat lamanya dia hanya diam dan tidak melakukan apa-apa, lalu, berjalan berkeliling area apartemen untuk melihat-lihat.Setelah puas puas berkeliling, hal pertama yang dilakukan adalah pergi ke dapur melihat isi kulkas yang ternyata cukup penuh dengan segala macam bahan makanan di dalamnya dan, semua barang yang ada di sekitar ruangan itu pun tersusun dengan rapi dan bersih, membuat wanita itu bingung hendak memulai pekerjaannya dari mana.Tak lama dia mulai mengambil pakaian kotor dan m
Kebohongan Soyu“Kenapa harus curiga padaku?” Jayid balik bertanya dari kursi penumpang belakang.“Ya, karena Tuan mengaku tidak tahu rumahnya! Tapi sekarang, Anda ke sana.”“Biarkan saja, pikirkan satu alasan kalau begitu!”Rizal menarik napas dalam, karena dia sendiri yang harus memikirkan jawabannya tiba-tiba dia jadi menyesal mengapa dia harus bertanya.Sesampainya di rumah keluarga Nawa, Rizal mendapati pintu rumah tidak terkunci. Dia langsung mempersilahkan Jayid untuk masuk dengan perlahan dia mengikuti dari belakang dengan membiarkan pintu tetap terbuka lebar, untuk memasuki kamar Nawa.Betapa gelisah nya Jayid saat menyentuh kening Nawa yang tertidur dalam balutan selimut itu sangat panas.“Telepon rumah sakit, siapkan kamar perawatan sekarang juga!” kata Jayid sambil mengangkat tubuh Nawa dengan hati-hati ke dalam gendongannya. Lalu, berjalan keluar dengan segera.Rizal mematuhi perintah majikannya untuk menghubungi seseorang sambil membuka pintu mobil, setelah menutu
“Jay! Aku tidak mencoreng nama keluarga tapi, justru melindungi aset yang kita miliki dari rongrongan pihak luar! Aku sudah menutupinya selama ini dengan baik! Jangan rusak semua yang sudah aku usahakan!” Misella berkata dengan penuh penekanan.Dia tidak akan membiarkan adiknya merusak keadaan yang sudah kondusif demi keinginan, untuk mematahkan sumpah sang kakek, hanya bisa dilakukan dengan cara membuat kedua keluarga salah paham. Setidaknya dia pikir itu perbuatan yang paling aman.Namun, apabila sekarang Jayid menemukannya sebagai orang yang bersalah, itu adalah resikonya. Dahulu, Misella memang berniat untuk mencelakai kedua orang tua Rasyid yang tidak bosan-bosannya mendatangi serta membujuk, membuatnya kesal dan benci. Alasan kedua orang tua itu hanya karena janji pada kakek Deono untuk menikahkan Rasyid dengannya.Namun, siapa sangka jika kecelakaan itu terjadi bahkan sebelum Misella sempat berbuat sesuatu. Disaat itu, otak cerdasnya memikirkan cara, untuk membuat kesalahp
Sikap MisellaNamun setibanya di sana, Misella mendapati rumah itu kosong dan informasi yang dia terima dari orang-orang sekitar adalah, pemilik rumah itu, baru saja meninggal beberapa hari yang lalu. Dengan demikian, dia tidak bisa mengajukan permintaan agar tidak melibatkan namanyak, ketika seseorang meminta kesaksian darinya suatu saat nanti. Maksud Misella, seseorang itu adalah Jayid—adiknya.Tanpa Misella ketahui, Jayid sudah menyelidiki dan mendapatkan keterangan dari saksi mata itu jauh-jauh hari sebelumnya. Dari orang itulah, dia mengetahui jika kemungkinan kakaknya terlibat sebab saat kejadian walaupun, dia terluka parah, dia masih bisa melihat keadaan termasuk melihat Misella yang justru bersikap berbeda.Karena tidak ada orang di rumah itu, akhirnya Misella pulang dengan langkah lunglai karena usaha untuk menutupi kesalahan dengan cara membungkam saksi mata tidak berhasil. Namun, di lain sisi dia bisa bernapas lega setidaknya dia tidak perlu kuatir lagi kalau-kalau orang
Keterangan Dari Neti“Kenapa harus Nawa yang menjadi asistenmu dalam satu ruangan di tempat ini? Aku tidak suka dia berada di sekitarku apalagi di sekitar suamiku!” Misella terlihat emosi dan dia berdiri kemudian melangkah meninggalkan kantor suaminya, sebelum sampai di pintu Dia kemudian berbalik dan berkata, “Awas ya, kalau kau macam-macam dengan perempuan lain, apalagi dengan perempuan seperti Nawa!”Setelah kepergian Misella, Jonu mengepalkan tangannya dengan geram, dia tidak berdaya untuk melawan adik iparnya itu karena selalu mengancam untuk memiskinkan keluarganya kalau dia berani melawan. Dia memang berasal dari keluarga sederhana, tapi dia memberanikan diri untuk melamar dan menjadi suami Misella karena begitu mencintainya.Jonu begitu tergila-gila dengan Michella apalagi gadis itu memiliki kekayaan yang banyak. Sebenarnya dia banyak melakukan manipulasi dan hanya mengandalkan ketampanan saja, agar terlihat menjadi orang yang kaya di depan istrinya demi bisa meraih hatinya
Membuka Masa LaluHari itu, perasaan Misella semakin kesal pada Jonu, dengan permintaan suaminya itu. Bisa-bisanya meminta Nawa menjadi asisten pribadinya padahal, dia tahu jika istrinya tidak menyukai gadis itu. Oleh karenanya, Misella membiarkan pekerjaan Jonu menumpuk dan diselesaikan sendiri, sebab tidak mungkin meminta Nawa untuk bekerja pada suaminya. Masih lebih baik jika anak dari keluarga Lawira itu menjadi asisten pribadi Jayid saja.Kini, hari-hari akan dilaluinya dengan selalu membawa seluruh perasaan kesal yang, menumpuk di benaknya. Namun, setidak-tidaknya, dia sedikit lega, meskipun tampan dan kaya suaminya bukan tipe pria pemain wanita seperti yang ditakutinya.Sementara itu di tempat yang berbeda, Rasyid yang baru saja menerima kabar dari Misella jika adiknya bekerja pada Jayid, merasa kesal dan gelisah. Dia tidak tahu harus melakukan apa agar Nawa menjauh dari pria itu. Dia terus saja berpikir buruk bahwa, sang adik sudah dibuat bertekuk lutut.Namun, Rasyid tid
Aku Sakit“Masa, Bu Na belum tahu, kalau Tuan Jay dan Tuan Rizal mengalami kecelakaan?” kata pegawai itu dengan sopan.“Kapan?” tanya Nawa penasaran.“Sepekan yang lalu! Makanya, Tuan tidak pernah ke kantor sejak hari itu!” “Oh! Di mana kecelakaan itu?”“Tidak jauh dari kantor ini, Bu!” Nawa tidak lantas tenang setelah selesai mencari informasi tentang Jayid, yang ternyata tidak sedang baik-baik saja. Dia segera mencari taxi dan pergi ke apartemennya. Hatinya dipenuhi dengan rasa bersalah, sebab dia sudah mendapatkan banyak pertolongan dari pria itu tapi, dia justru mengabaikan tugasnya.Gadis itu sudah tahu letak apartemen Jayid karena pernah bekerja di kediamannya dan, ketika tiba di sana, dia melihat pintu rumah yang sudah terbuka seolah memang sengaja menanti dirinya. Nawa masuk sambil mengucapkan kata permisi, kepalanya celingak-celinguk mencari sesesok manusia penghuninya. “Tuan Jay, apa Anda di dalam?” kata Nawa setengah berteriak dia pun memberanikan diri untuk mel
Kedua Orang Tua“Aku bukan pelakunya, dan aku menyayangimu, apa kau tidak percaya?” Jayid bertanya dengan dengan serius.“Maaf, aku tidak bisa! Walaupun, kedua kakek kita telah punya kesepakatan untuk menjodohkan salah satu keturunannya, demi mengenang persahabatan mereka!”“Jadi, kau sudah tahu?” Jayid kembali berkata dengan wajah yang bersinar, dia berharap setelah Nawa mengetahuinya maka, akan menerima perjodohan dari kakek mereka dengan senang hati dan lapang dada, terlepas dari apa pun kekurangan dan apa yang sudah terjadi di antara dua keluarga.“Ya! Aku tahu setelah kakakku mengatakan semuanya tapi, maaf aku tidak bisa menerima perjodohan itu ... mungkin, memang tidak ada yang harus terjadi selain persahabatan dari dua Kakek kita!”Jayid diam, tidak menanggapi ucapan Nawa yang jauh dari perkiraannya dan laki-laki itu kembali menelan rasa kecewa. Dalam hati dia berkata, kemungkinan tidak akan bisa mendapatkan seorang wanita sebagai pendamping hidupnya sampai kelak dia tiada.