Share

3

Author: Atdriani12
last update Last Updated: 2024-09-23 20:33:13

Namun, Wiliam tidak tahu bila jiwa asli istrinya tersebut digantikan dengan jiwa seorang gadis SMA penyuka segala makanan, apalagi seafood. Mata Gisella pun terlihat berbinar menatap makanan yang tersaji. Dengan cepat dia mengambil beberapa kerang dan udang pedas manis. Sudah lama dirinya tidak makan seafood. Gisella segera melahap makanan yang diambilnya. Meski kepalanya sedang pusing tujuh keliling sekarang, tapi dirinya tidak peduli. Dia juga mengabaikan tatapan tajam dari seseorang di jung sana.

"Ya ampun, ini enak sekali! Lain kali, suruh pelayan masak lagi, kalau bisa setiap hari!" cerca gadis itu

sambil menggoyangkan kepalanya karena keenakan.

Sementara itu, Wiliam menatap horor pemandanganyang tersaji di depannya. Sejak kapan gisella seperti ini? Tak hanya Wiliam, para pelayan juga menatap majikannya heran. Padahal, gisella sangat pemilih dalam hal makanan. Dia paling tidak suka bau kerang dan udang. Entah apa alasannya. Yang pasti, harusnya Gisella akan segera mual, bahkan muntah. Tapi, mengapa hal itu tidak terjadi?

"Sejak kapan kau suka seafood? Bukannya kau akan muntah bila memakannya?" tanya Wiliam menyelidik. Gisella pun menghentikan makannya. Kejadian itu memang diceritakan dalam novel.

Namun, Gisella melupakannya. Aduh, bagaimana ini? Pikirkan alasannya sekarang! Batinnya. Cukup lama gadis itu terdiam, sampai akhirnya dia pun berhasil membuka suaranya.

"Kau tahu tuan, kadang selera orang itu bisa berbeda-beda. Entahlah, sejak habis pingsan perutku tidak bisa diisi apa pun. Tetapi, karena kau menyuruh pelayan menyajikan semua makanan ini, mengapa aku menolaknya? Itu tidak baik!" jelas Gisella yang membuat Wiliam dan para pelayannya bungkam.

Tuan? Gisella memanggil William dengan tuan? Dunia fiksi sedang berduka saat ini. Biasanya,

Gisella akan memanggil Wiliam dengan sayang, baby, honey, sweety atau panggilan-panggilan yang memuakkan telinga. Namun, sekarang? Oh, ayolah!Kepala gadis tersebut habis terbentur di mana?

Wiliam tiba-tiba kehilangan selera makannya. Pria itu memith berdiri dari tempatnya duduk dan hendak meninggalkan meja makan. Namun belum beberapa langkah, sebuah suara berhasil menghentikannya.

"Kau tidak makan?" tanya Gisella yang mash sibuk dengan kerangnya. "Tidak! Makan saja sendiri!" jawab Wiliam ketus tanpa melihat ke arah lawan bicaranya. Gisella terlihat senang sampai berteriak, "aaaaa! Terima kasih, selamat beristirahat!" dan semoga cepatlah mati! Batinnya menambahi dalam hati.

Para pelayan merasa terkejut dengan tingkah laku gadis itu. Sejak kapan majikan mereka ini seperti remaja labil? Biasanya, jika Wliam meninggalkan ruang makan tanpa menghabiskan makanannya, Gisella juga ikut meninggalkan tempat tersebut dan menyusul suaminya. Namun, mengapa sekarang tidak? Sementara itu, mata hazel Gisella mengerjap karena melihat makanan bersisa banyak. Tidak mungkin dia menghabiskannya sendiri. "Kalian belum makan, kan? Lihatlah, ini sangat banyak! Tidak mungkin aku menghabiskannya sendiri, bantu aku makan, ya?!" kata Gisella dengan semangat. Mendengar itu, pelayan yang jumlahnya 10 orang tersebut saling memandang satu sama lain. Sejak kapan nyonya mereka menjadi baik dan tidak ketus?

"Ayolah! Tunggu apalagi? Sangat sayang jika tidak dihabiskan. Aku tidak suka makan sendirian dan

kalian hanya melihat saja!" ujar Gisella kesal sambil mencebikkan bibir bawah.

"Mohon maaf, Nyonya. Kami tidak berhak makan bersama Nyonya. Kami tidak pantas untuk duduk

bersama di kursi ini," salah satu pelayan akhirnya memberanikan diri untuk berbicara.

"Kalian memang terbiasa makan di mana?" tanya Gisella karena dalam novel tidak menceritakan

keadaan mansion ini secara rinci. "Kami biasanya makan di lantai bersama-sama, Nyonya," jawab Bertha.

"Baiklah kalau begitu, aku minta tolong kalian angkat hidangan ini dan taruh di sana!" perintah gisella sambil menunjuk lantai kosong di sebelah meja makan. Lantai tersebut luas dan mungkin cukup untuk 20 orang.

Para pelayan tidak protes dan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Nyonya mereka. Namun,

detik selanjutnya mereka dibuat terkejut dengan apa yang dilakukan gisella Gadis itu dengan santainya duduk di lantai sambil membawa piringnya tadi. dihabiskan. Aku tidak suka makan sendirian dan kalian hanya melihat saja!" ujar Gisella kesal sambil mencebikkan bibir bawah.

"Mohon maaf, Nyonya. Kami tidak berhak makan bersama Nyonya. Kami tidak pantas untuk duduk

bersama di kursi ini," salah satu pelayan akhirnya memberanikan diri untuk berbicara.

"Kalian memang terbiasa makan di mana?" tanya Gisella karena dalam novel tidak menceritakan

keadaan mansion ini secara rinci.

"Kami biasanya makan di lantai bersama-sama, Nyonya," jawab Berti.

"Baiklah kalau begitu, aku minta tolong kalian angkat hidangan ini dan taruh di sana!" perintah gisella sambil menunjuk lantai kosong di sebelah meja makan. Lantai tersebut luas dan mungkin cukup untuk 20 orang. Para pelayan tidak protes dan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Nyonya mereka. Namun, detik selanjutnya mereka dibuat terkejut dengan apa yang dilakukan Gisella. Gadis itu dengan santainya duduk di lantai sambil membawa piringnya tadi.

"Nyo--nyonya?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak dalam Tubuh Istri CEO yang Tak Diinginkan   53 TAMAT

    Di sebuah tempat yang bahkan tidak tercatat dalam peta Swiss, seorang pria duduk di atas ranjang, mengenakan hoodie gelap dan syal tipis untuk menutupi sebagian wajahnya. Wajah itu sudah tidak asing, meskipun kini lebih kurus dan ada bekas luka samar di pipi kirinya.Wiliam.Ia tidak mati. Ia hanya disembunyikan, dijauhkan, agar para musuh yang masih tersisa percaya bahwa semuanya telah selesai. Tapi bagi Wiliam, semuanya belum berakhir. Masih ada satu hal yang belum ia lakukan: mengembalikan kebahagiaan Gisella dan membimbing Arxavie.Pintu kamar diketuk.“Masuk,” ucap Wiliam, tanpa menoleh.Suara langkah pelan terdengar. Dan detik kemudian, suara yang sudah lama ia rindukan akhirnya memecah udara.“Kalau kau ingin tetap menyamar, setidaknya jangan memakai parfum khasmu.”Wiliam membeku.Perlahan ia menoleh.Gisella berdiri di sana. Mengenakan mantel putih, rambutnya kini lebih panjang, dan matanya—mes

  • Terjebak dalam Tubuh Istri CEO yang Tak Diinginkan   52

    Kuil Valerium, 06:33 AMMatahari belum sepenuhnya terbit. Kabut dingin masih menggantung di antara pilar-pilar batu kuno Valerium.Namun di tengah aula utama, tiga sosok sudah berdiri: Wiliam, Gisella, dan Arxavie. Ketiganya menatap ke depan, pada dinding batu besar yang menjulang tinggi dengan ukiran aneh yang memancarkan cahaya keemasan samar.Itulah Pintu Eden.Bukan sembarang pintu. Tapi sebuah gerbang kuno yang hanya akan terbuka oleh “yang membawa darah dua dunia”—mereka yang lahir dari garis manusia dan keturunan purba.Arxavie berdiri di tengah, antara kedua orang tuanya. Ia menatap pintu besar itu, lalu menengadah pada ayah dan ibunya.“Apa... aku bisa?” bisiknya.Wiliam mengangguk pelan. “Kau anak kami, Arxavie. Kau lebih dari cukup.”Gisella menggenggam tangannya. “Apa pun yang terjadi nanti, kami bersamamu.”Arxavie menelan ludah. Kemudian, ia berjalan perlahan ke depan, mengikuti pola cahay

  • Terjebak dalam Tubuh Istri CEO yang Tak Diinginkan   51

    Wiliam duduk memandangi langit dari jendela kaca. Napasnya berat, dadanya sesak. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya—ia benar-benar merasa seperti ayah... dan gagal.Langkah kaki lembut terdengar dari belakang. Gisella masuk perlahan, tubuhnya dibalut jubah Valerium yang hangat, tapi matanya masih menyimpan banyak luka.Ia berdiri diam di dekat Wiliam.“Apa kau... masih akan tetap diam?” tanyanya pelan. Suaranya nyaris patah.Wiliam tidak langsung menjawab. Hanya memejamkan mata. Hanya suara detak jantungnya sendiri yang menggema dalam kepala.“Kalau aku mulai bicara... aku takut semuanya akan runtuh,” katanya akhirnya. “Kau. Aku. Arxavie. Dan semua yang sudah kita pertahankan selama ini.”Gisella tertawa kecil. Pahit.“Semuanya sudah runtuh sejak hari kau memilih menghilang dan membiarkanku menangis di depan makam kosong.”Ia duduk di kursi sebelahnya.“Kenapa, Wiliam? Kenapa kau lakukan itu? Kenapa k

  • Terjebak dalam Tubuh Istri CEO yang Tak Diinginkan   50

    Lokasi: Valerium, kota tersembunyi di bawah lapisan es abadi di Pegunungan Ural.Waktu: Hari ke-5 sejak Arxavie menghilang.❄️ Scene: Pintu Gerbang ValeriumUdara di sini membeku seperti kematian. Arxavie berjalan perlahan menuruni tangga batu yang dipahat dari dinding-dinding es ribuan tahun lalu. Gema langkah kakinya beradu dengan keheningan yang ganjil—sunyi, namun seolah banyak mata tak kasat mata yang memperhatikan.Di hadapannya, sebuah pintu raksasa dengan simbol bercahaya: sebuah mata dengan dua lingkaran dan satu panah menembus dari bawah."Yang membawa darah Cahaya Terakhir, hanya dia yang boleh masuk."Tangan Arxavie menyentuh permukaan pintu. Dan saat itu juga, pintu batu itu bergetar, lalu terbuka sendiri. Cahaya biru menyelimuti tubuh Arxavie sejenak, dan dunia berubah. Ia masuk ke dimensi lain—sebuah ruang antara waktu dan kenyataan.🌀 Scene: Kota Tanpa WaktuDi dalamnya, Arxavie melihat bangunan-bangunan transparan

  • Terjebak dalam Tubuh Istri CEO yang Tak Diinginkan   49

    Lokasi: Pegunungan Alpen, Swiss. 5 Tahun Setelah Insiden Prilly.Waktu: 06:00 PagiEmbun masih menggantung di dedaunan saat cahaya fajar menyusup dari balik kabut tebal. Di sebuah rumah kayu yang berdiri di ketinggian hampir 3.000 meter dari permukaan laut, suasana damai terasa mengisi udara. Di sinilah keluarga kecil itu tinggal—Gisella, Wiliam, dan Arxavie.Arxavie kini telah berusia 9 tahun. Tak lagi bocah lemah dan rapuh, kini ia tumbuh sebagai anak yang tenang, cerdas, dan... anehnya terlalu bijak untuk anak seusianya. Kadang, bahkan Wiliam merasa ia sedang berbicara dengan seseorang yang jauh lebih tua.Pagi itu, Wiliam tengah menyeduh kopi. Gisella berdiri di dekat jendela, melihat Arxavie yang duduk di tepi danau, bermeditasi. Mata anak itu tertutup, tangannya terbuka, dan udara di sekitarnya perlahan membentuk kristal es, meski matahari mulai naik.“Dia melakukannya lagi,” gumam Gisella, lirih.Wiliam ikut menatap. Lalu menar

  • Terjebak dalam Tubuh Istri CEO yang Tak Diinginkan   48

    Lokasi: Markas Cadangan Seraphim (bunker bawah tanah milik Wiliam) Waktu: Pukul 03:12 dini hari Gisella duduk di sisi tempat tidur Arxavie yang kini tertidur pulas setelah sempat mengalami kejang aneh. Di dalam tidur itu, tubuh anak itu tampak tenang… tetapi di balik kelopak matanya yang terpejam, matanya bergerak cepat—tanda mimpi yang terlalu dalam, terlalu jauh… terlalu nyata. Gisella meremas selimutnya kuat-kuat. Perasaannya gelisah sejak ledakan gudang tadi malam. Wiliam selamat. Tapi belum juga menghubungi langsung. Padahal... dia berjanji akan langsung datang. Tiba-tiba, lampu ruangan berkedip. Suara gemuruh lembut terdengar seperti getaran tanah jauh di bawah. Gisella menoleh ke monitor keamanan. Semua kamera di sektor D... padam. "Frey! Apa yang terjadi?" Gisella berteriak ke arah bodyguard wanita yang berjaga. Wanita itu segera meraih headset. "Ada gangguan sinyal. Seperti…

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status