Seperti janijnya semalam, Lady Sina duduk di bawah pohon rindang, dia merubah dirinya menjadi daun kering yang jatuh tertiup angin di bawah pohon. Semilir angin sepoi-sepoi menambah suasana pagi ini begitu sejuknya."Aku di bawah pohon.""Puteri pergi ke tempat pemandian kan ? Aku mau duduk sebentar di bawah pohon itu, beri kode jika seseorang datang ya ?" Pesan Nathan pada Dirga.Nathan setengah berlari duduk di bawah pohon seakan hendak menghilangkan rasa lelah. Dia mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan Lady Sina."Lalu bagaimana dengan rencana puteri Balqis ?""Serahkan padaku, aku akan pergi ke kediaman Melati."Dirga terlambat memberitahu, tiba-tiba nenek Kolona berdiri di hadapan Nathan."Apa yang kau lakukan di sini ? Jika tak bisa jadi pengawal segera mengundurkan diri saja."Nathan pucat bukan karena takut di pecat, dia takut Lady Sina masih berada di sebelahnya. Lady Sina pun tak kalah terkejutnya. Nathan segera berdiri dan berusaha menutupi keberadaan daun kering
Keadaan istana pada malam hari sangat lengang, yang terlihat para prajurit sedang berpatroli. Dayang Nina membawa sebuah bingkisan untuk Nela. Karena hanya seorang dayang, pengawal membiarkannya masuk.Lady Sina menunggu dayang dari dapur istana melewati pohon. Seperti biasa dia akan masuk ke dalam tubuh dayang Kunti.Nenek Kolona mengamati semua pergerakan yang terjadi di gedung putih. Nathan berdiri di samping gedung dengan perasaan was-was. Dia terus berdoa di dalam hati agar rencana malam ini berhasil. Nela harus kembali ke dunia manusia. Nathan sudah memperkirakan jika di dunia sana pasti waktunya sudah berbulan-bulan. Kasihan adiknya tidak bisa melanjutkan kuliah karena masalah ini.Dayang Kunti membisikkan sesuatu, Nela masuk ke dalam kamar bersama dayang Nina sambil membawa makanannya ke dalam kamar. Pengawal wanita hanya mengangkat bahu, karena Nela sering membawa makanannya ke dalam kamar. Lady Sina keluar dari tubuh dayang Kunti dan masuk ke dalam makanan."Tutuplah mata ka
Di dunia manusia waktu sudah menjelang siang, seorang gadis dengan topeng tipis turun dari gunung dan masuk ke sebuah desa. Gadis itu melihat seorang wanita yang sedang bergegas."Maaf bu, boleh tau ini desa apa ?"Karena buru-buru ibu itu tak melihat lagi wajah gadis itu dan pakaian yang dia kenakan."Desa Bulan!""Terima kasih!"Gadis yang tak lain adalah Nela itu merasa lega. Kalau dia tidak salah ingat, desa Bulan adalah desanya Linda. Dia ingin bertemu dengan Linda, mau menelpon sayangnya dia tidak tahu nomor ponsel Linda. Jalan satu-satunya hanyalah bertanya dimana rumah Linda. Nela merasa sangat lapar, dia harus bisa bertemu Linda. Untuk keamanannya dia harus memakai topeng tipis ini. Topengnya tidak terlalu buruk, orang hanya akan mengira dirinya adalah gadis dusun.Nela melihat sebuah warung dan mendekatinya."Selamat siang bu, rumahnya Linda Pratiwi dimana ya bu ?""Anaknya ustad Thohir itu ya ?" ibu pemilik warung balik bertanya."Iya benar bu," Nela ingat jika Linda perna
Linda menatap Nela yang tidur dengan memakai topengnya, dia ingin tahu petualangan apa yang telah di alami sahabatnya ini. Melihat pakaian p00yang dikenakan Nela saat masuk ke rumahnya, membuatnya berpikir keras.Lalu terdengarlah salam, Linda sudah menduga itu paman Badar. Linda melongok dari pintu kamar. Terlihat paman Badar sudah duduk di temani ayahnya. Sepertinya mereka sudah saling kenal. Linda lalu keluar dari kamarnya dan menjabat tangan paman Badar."Apa itu temanmu Nela yang sering kau ceritakan ? Melihat wajahnya sangat kusut begitu dia harusnya butuh pendampingan." ucap Ustad Thohir.Linda menatap wajah paman Badar, dia lupa memberitahu jika ayahnya tak mengetahui Nela. Tapi semua sudah terjadi. Tak perlu ada yang di sembunyikan. Benar kata ayahnya, Nela butuh pendampingan psikologis.Sementara itu setelah memastikan Nela bertemu sahabatnya, Lady Sina kembali ke penginapan. Disana pasukan bayangan menunggunya sampai tertidur. Lady Sina membiarkan mereka tidur, dia lalu meng
"Namanya Sonu Batista," Nela memulai ceritanya."Apa ?" Linda terkejut."Dia adalah teman sekolah kami, tak ada yang tau jika dia adalah makhluk astral berasal dari sebuah kerajaan di dunianya. Dia adalah Putera Mahkota kerajaan Bilu."Linda terlihat menganga, jika dia tak melihat Batista maka dia akan mengatakan jika Nela hanya berhalusinasi. Ayahnya menggerakkan tangannya agar dia tak bersuara dan membiarkan Nela melanjutkan ceritanya."Batista menikah dengan seorang wanita entah berasal dari mana, namanya Melati," saat menyebutkan nama Melati raut wajahnya terlihat sangat sedih."Dia itu manusia tapi sudah terjebak di sana. Aku di culik karena Batista ingin menjadikan aku permaisuri. Awalnya saat aku bangun kulihat semua itu hanyalah hutan belantara, aku sangat ketakutan. Namun kemudian Batista datang dan menyinari mataku dengan cahaya seperti senter kecil, setelah itu aku melihat jika tempat penyekapanku adalah sebuah gedung yang mereka namai gedung putih, terdapat sebuah kamar, ka
Nela sedang dalam proses terapi Ruqyah selama seminggu penuh, dia tak di izinkan keluar rumah, Badar selalu datang setiap waktu menjenguk Nela.Rumah Nela di Griya Mandiri untuk sementara di tempatii anak laki-lakinya karena Nita dan Giri sibuk mengurus rumah dan sawah milik Nathan. Lain lagi dengan Ningsih, selama enam bulan ini dia sibuk mempercantik diri, dia pelan-pelan mulai melupakan rencana aksi balas dendamnya, apalagi sudah enam bulan ini dia tak melihat Nela dan Nathan.Di dunia lain Nathan terbangun, dia dan Dirga bergantian tidur, rasanya dia ingin segera pergi dari sini."Sekarang giliranmu tidur," bisiknya pada Dirga. Penjaga yang lain melakukan hal yang sama seperti mereka, tidur bergantian. Jika prajurit yang berpatroli lewat, maka mereka akan berdiri melindungi temannya yang sedang tidur.Nathan mendengar suara Lady Sina, dia berdiri dan memandang sekeliling."Pangeran, hamba akan kembali ke kerajaan Goro, tugas hamba di sini telah selesai. Hamba akan membawa beberap
Kabar penobatan Putera Mahkota sebagai Raja tersebar di seantero negeri. Dan yang lebih menarik perhatian adalah luluhnya hati manusia untuk dijadikan permaisuri.Nathan tidak terkejut dengan semua itu, skenario yang di rancang Lady Sina berhasil. Penobatan Raja akan menjadi kesempatan bagi Nathan untuk keluar dari tempat ini selamanya. Baginya setelah memastikan semua rencana berjalan dengan mulus maka dia akan kembali ke dunia manusia. Namun sebelumnya dia harus kembali ke kerajaan Goro untuk pamitan dengan Raja dan meminta sebagian perhiasan untuk di bawanya pulang.Istana kelihatan sangat sibuk, para dayang dan prajurit bahu membahu mempersiapkan upacara penobatan. Nathan mendengar jika kemarin, Nela resmi menjadi isteri Batista. Sungguh dia tak bisa membayangkan apa yang terjadi jika itu adiknya.Agak sedikit di sayangkan bagaimana mungkin ada manusia yang mau hidup berdampingan dengan makhluk astral ini. Kira-kira bagaimana mereka jika kembali ke dunia manusia ? Bukankah mereka s
Penobatan Raja dan Permaisuri berjalan dengan hikmad, setelah upacaranya selesai, Nathan mundur ke belakang. Balqis melihatnya dan segera menyuruhnya mendekat. Betapa dongkolnya hati Nathan. Dia yang bersiap-siap hendak melarikan diri malah disuruh jangan jauh-jauh.Terpaksa Nathan dan Dirga hanya bisa mengikuti kemana kaki Puteri Balqis melangkah. Rendy masih tak mengikuti puteri Balqis, dia sibuk menatap Melati yang duduk menunduk di sebuah kursi berdekatan dengan permaisuri. Rendy merasa sangat kasihan, ingin rasanya dia membawa Melati keluar dari sini.Nela memperhatikan sikap Rendy, ternyata pria itu masih peduli padanya. Terpikir oleh Nela untuk memikat Rendy. Mereka pernah menjadi sepasang kekasih, walau wajahnya berubah pasti Rendy tak akan sanggup menolak pesonanya.Dirga datang menghampiri Rendy."Puteri Balqis mencari anda tuan."Rendy tersentak, matanya sempat bersirobok dengan tatapan Nela, tatapannya sempat membuat jantung Rendy berdebar. Dia lalu memalingkan wajahnya ke