Rendy menunggang kuda dengan kecepatan tinggi, hatinya gelisah. Dia memikirkan istrinya. Ini merupakan pengalaman baru bagi Rendy, menunggang kuda bersama rombongan pengawal lainnya. Kehidupan di dunia lain memang tak seindah dunia manusia, dia seakan kembali ke zaman dahulu kala. Seingatnya kampung yang dilaluinya bagaikan kampung yang sering di tontonnya pada serial drama kolosal melalui layar televisi.Di dunia ini dia tak melihat layar televisi satupun, jika bukan karena putri Balqis dia tak ingin lagi tinggal di dunia yang menurutnya aneh ini."Sebentar lagi malam akan segera tiba tuan, sebaiknya kita istirahat di kampung yang terdekat dari sini," usul pengawal yang menunggang kuda di sebelahnya."Masih berapa kampung lagi yang harus kita lewati?" tanya Rendy."Sekitar lima kampung lagi tuan, jadi sebaiknya kita menginap di penginapan terdekat, besok pagi kita lanjutkan perjalanan menuju istana," jawab pengawal itu.Jantung Rendy semakin berdebar tidak karuan, mana di dunia ini t
Dirga menatap kepergian Putri dengan senyum menyeringai, dia adalah pria dewasa, baru saja dia melihat tabib Jorgi keluar dari pintu depan gedung putih, dan tak lama kemudian putri Balqis keluar dari pintu belakang."Jika kau mencari pelampiasan melalui pria tua itu, maka aku pun bisa memberikannya untukmu putri," gumam Dirga dalam hati.Setelah mengamati sekeliling Dirga menerobos masuk ke dalam kamar putri Balqis. Nampak olehnya sang putri sedang berbaring dan ujung bajunya tersingkap sehingga menunjukkan paha mulusnya. Bukan hanya sekali Dirga melihat tubuh putri, dia bahkan pernah melihat tubuh bugil sahabat masa kecilnya ini. Dia bersama Nathan diminta menonton permainan mesumnya dengan suaminya.Mendengar seseorang datang mendekat, putri Balqis yang belum bisa tidur segera membuka matanya."Kau! Untuk apa kau masuk ke kamarku tanpa izin?" Putri Balqis segera bangun dengan wajah garang."Maafkan hamba putri, hamba hanya ingin mengatakan jika tak ada yang tahu apa yang baru saja p
Penobatan selir Melati menjadi permaisuri tersebar sampai ke pelosok desa bahkan sampai ke kerajaan Goro. Hal ini menjadi pembicaraan serius antara Raja Goro dan Putera Mahkota Abilon."Informasi dari mata-mata kita yang di tempatkan di perbatasan, Raja Batista berhasil di sembuhkan oleh seorang tabib dari Utara tetapi nenek Kolona sampai sekarang masih dalam tahap penyembuhan, Selir Melati telah melahirkan seorang bayi laki-laki makanya itu dia akan di nobatkan sebagai permaisuri," ucap Abilon."Walau begitu kita tetap bersiaga, menurutmu Raja Batista di sembuhkan oleh tabib dari Utara, apakah tabib Jorgi?" tanya paduka Raja."Benar ayahanda, apakah paduka mengenalnya?" jawab Abilon lalu balik bertanya.Raja Goro terdiam, dia teringat kembali akan persahabatan mereka. Mereka bertiga bersama Raja Billu adalah sahabat baik, tetapi tabib Jorgi lebih cenderung ke kerajaan Billu saat tau kedua kerajaan itu bermusuhan."Harapanku satu-satunya hanya padamu Abilon, musuh yang kita hadapi san
Saat prosesi penobatan permaisuri akan di mulai, Rendy tiba di tempat. Dengan terburu-buru dia masuk ke kediamannya namun tak menemukan putri Balqis. Rendy segera mandi dan mengganti pakaian lalu segera bergegas ke Balairung istana.Rendy tiba tepat waktu, dia segera berdiri di samping isterinya dan memandang permaisuri Melati tak berkedip. "Bagaimana mungkin Melati tak memperhatikan diriku?" ucap Rendy di dalam hati.Dalam benak Rendy Melati adalah mantan kekasihnya di dunia manusia. Jangankan Rendy bahkan semua orang kecuali nenek Kolona dan Raja sekaligus permaisuri sendiri tak tahu jika yang saat ini dinobatkan sebagai permaisuri adalah dayang Nina.Putri Balqis melirik suaminya yang memandang permaisuri tak berkedip. "Apakah kau masih sulit melupakannya? Hati-hati jangan sampai Raja tahu kau mencintai permaisuri maka nyawamu tak akan tertolong," sindir putri Balqis."Apa-apaan kau ini, aku sangat lelah bukan disambut hangat malah kau tuduh yang bukan-bukan, dia hanyalah bagian
Kedatangan Nathan dan Nela membuat istana heboh, Putera Mahkota yang di beritahu segera berlari menuju pintu gerbang menyongsong kedatangan Nathan.Raja yang sedang mengadakan pertemuan dengan para menteri ikut terkejut tatkala mendengar dayang membisikkan kedatangan Nathan pada Kasim yang berdiri tak jauh dari tempatnya duduk."Pertemuan hari ini kita akhiri sampai disini, semua menteri harap menjalankan tugasnya masing-masing, besok aku ingin mendengar hasilnya!" Raja mengakhiri pertemuannya."Baik paduka, semoga panjang umur!" ucap para menteri.Satu persatu meninggalkan ruang pertemuan kecuali panglima kerajaan, karena Raja tak mengijinkannya pergi."Panglima kerajaan harap untuk tetap berada di tempat!"Putera Mahkota datang bersama Nathan dan Nela menuju ruang pertemuan. Dia sengaja membawa kedua kakak beradik itu setelah melihat para menteri keluar bergerombol dari ruang pertemuan."Selamat datang pangeran," sapa para menteri.Nathan hanya mengangguk dan tersenyum sopan. Nela t
Terdengar bunyi terompet dibunyikan dengan nyaring, para dayang berjalan tergesa-gesa, Nela dan Nathan terbangun dan ikut melihat keluar jendela."Bersiap-siaplah dek, sepertinya akan ada perang. Lihatlah para prajurit berpencar di setiap sudut istana,' ucap Nathan."Apa yang harus aku lakukan kak?' Nela kebingungan.Terdengar ketukan di pintu kamar.Dewi muncul dengan perutnya yang terlihat membuncit."Pangeran di tunggu di pintu gerbang dan Nela segera ikut denganku menuju ke tempat berlindung!""Bagaimana aku bisa membantu prajurit yang terluka jika bersembunyi?" tolak Nela."Dengarkan Dewi dek, tempat berlindung yang dimaksud Dewi masih di dalam istana ini, kau akan bisa menyaksikan pertempuran tetapi musuh tak akan bisa melihat kalian yang berada di dalamnya!"Setelah di beri pengertian, akhirnya Nela menuruti kemauan Nathan. Dia mengikuti langkah Dewi tapi sebelumnya dia menarik koper yang berisi makanan kemasan dan obat-obatan.Seperti dugaan Raja Goro, kerajaan Billu menyerang
Sesuai perkiraan Putera Mahkota, musuh mulai menyusup ke istana. Untunglah pasukan elite dan panglima kerajaan selalu siap siaga.Nela Menyaksikan pertempuran itu dari balik tirai pelindung, dalam benaknya berkata anggaplah dia sedang menonton televisi.Nathan dan panglima kerajaan melindungi Raja, rupanya Raja Batista bersama tabib Jorgi berbaur bersama pasukan bayangan dan kini mereka berhadapan langsung dengan Raja Goro. Mereka yang sedang berada di Balairung terkejut."Hahaha, jangan bangga dulu Raja Goro, kalian terkecoh dengan mundurnya pasukanku di Medan laga, tapi lihatlah aku berada di hadapanmu sekarang!""Pengecut!" seru Nathan."Oh kau rupanya ada di sini juga, aku akan membuatmu tak bisa kembali lagi ke duniamu, serang mereka!"Raja Batista menyerang namun dia bukan menghadapi anak kecil, Raja Goro bahkan tak turun tangan, karena yang menghadapi Raja Batista dan tabib Jorgi adalah Nathan dan Panglima Kerajaan."Hadapi aku Raja Goro!" teriak tabib Jorgi sambil menangkis se
Nela teringat jika sebelumnya dia pernah menyelamatkan Raja yang menjelma menjadi kakaknya itu, makanya dia tidak gugup menyentuh tubuh Raja. Melihat kondisi Raja yang sekarat membuat mereka yang ada di ruangan itu tak lagi mempermasalahkan semua tindakan Nela.Sekarang Raja sudah di pindahkan ke kamar di istana utama."Kakak bantu aku membalurkan bubuk obatnya ke tubuh Raja!" pinta Nela.Nathan meminta permisi pada permaisuri dan kakek tua Sutan lalu mulai melakukan apa yang di minta Nela. Dia tahu adiknya menghargai Raja sebagai laki-laki.Semua mata terbelalak tatkala melihat tubuh Raja membiru, tabib istana sampai gemetar memberikan titik akupuntur di kaki Raja. Kakek Sutan memberikan aba-aba agar tabib istana tidak salah dalam menusukkan jarum akupuntur.Nela menemukan senjata beracun seperti jarum yang sangat kecil menempel di dada kiri Raja. Dia mengamatinya sesaat, dulu senjata beracun yang sama di temukan ya di tubuh Raja tetapi masih sedikit panjang."Kakak, temukan senjata